Anda di halaman 1dari 16

ASUHAN KEPERAWATAN LANSIA

DENGAN GANGGUAN TIDUR


KELOMPOK : 1

1. Putri Aulia Pratiwi (G2A220001) 10.Tri Wahyu Yulianti (G2A220023)


2. Nailus Sa’adah (G2A220002)
3. Isti Chawari (G2A220003) 11.Yuni Retno Santi(G2A220039)
4. Desti Amalia (G2A220004) 12.Nur Alifah (G2A220040)
5. Genienda Indra E (G2A220005)
6. Nur Fattah Fardila (G2A220006)
7. Tarikhatun K. (G2A220011)
8. Efa Islamia (G2A220014)
9. Satria Maulana (G2A220022)
Latar Belakang
• Salah satu akibat yang mengganggu lanjut usia karena
adanya perubahan fisiologis yaitu adanya gangguan pola
tidur. Gangguan pola tidur terjadi akibat adanya
perubahan biologis tertentu yang membuat tidur lebih
sulit seiring dengan bertambahnya usia, seperti hilangnya
kontrol irama sirkadian pada proses tidur
• Prevalensi gangguan tidur pada lanjut usia cukup tinggi,
berdasarkan data dari National Sleep Foundation tahun
2014 menemukan bahwa orang yang lebih tua sekitar
65 tahun ke atas dilaporkan 67dari1.508 lanjut usia
Tinjauan Teori
DEFINISI

Gangguan pola tidur adalah gangguan


kualitas dan kuantitas waktu tidur
akibat faktor ekternal akan
menyebabkan gangguan tidur malam
yang mengakibatkan munculnya salah
satu dari ketiga masalah tersebut:
insomnia, gerakan sensasi abnormal di
kala tidur atau ketika di tengah malam
atau merasa mengantuk yang
berlebihan di siang hari (Tim Pokja
SDKI DPP PPNI,2016).
TANDA DAN GEJALA

• Menurut Tim Pokja SDKI DPP PPNI ada 2 tanda yaitu :


a. Gejala dan tanda mayor
- Secara subjektif klien mengeluh sulit tidur, mengeluh sering terjaga,
mengeluh tidak puas tidur, mengeluh pola tidur berubah, dan mengeluh
istirahat tidak cukup.

- Secara objektif tidak ada gejala mayor dari gangguan pola tidur.

b. Gejala dan tanda minor

- Secara subjektif klien mengeluh kemampuan beraktivitas menurun.

- Secara objektif tidak ada gejala minor dari gangguan pola tidur.
ETIOLOGI

Penyebab dari gangguan pola tidur menurut SDKI DPP PPNI yaitu:

a) Hambatan lingkungan (misalnya : keseimbangan lingkungan sekitar, suhu


lingkungan, pencahayaan, kebisingan, bau tidak sedap, jadwal
pemantauan/pemeriksaan/tindakan)

b) Kurang control tidur


c) Kurang privasi
d) Retrain tfisik
e) Ketiadaan teman tidur
f) Tidak familiar dengan peralatan tidur
Tahapan Tidur

a) Tidur NREM (Non Rapid Eye Movement) Tidur NREM terdiridari 4 tahap, dimana setiap
tahapannya mempunyai ciri tersendiri:

- Tahap I, ini berlangsung 30 detik sampai 5 menit pertama dari siklus tidur

- TahapII, Seluruh tubuh kita seperti berada pada tahap tidur yang lebih dalam.

- Tahapan III, Pada tahapan ini kecepatan jantung dan pernapasan serta proses tubuh
berlanjut mengalai penurunan akibat dominasi sistem saraf parasimpatis.

- TahapIV, Tahap ini merupakan tahap tidur dalam yang ditandai dengan rekomendasi
gelombang delta yang lambat

b. Tidur REM (Rapid Eye Movement), Tahap tidur REM sangat berbeda dari tidur
NREM.Tidur REM adalah tahapan tidur yang sangat aktif.Pola napas dan denyut
jantung tidak teratur dan tidak terjadi pembentukan keringat
Faktor Yang Mempengaruhi Tidur
faktor-faktor yang mempengaruhi tidur yaitu sebagai berikut:

a. Penyakit

b. Lingkungan

c. Motivasi

d. Kelelahan

e. Kecemasan

f. Alkohol

g. Obat-obatan, beberapa jenis obat yang dapat menimbulkan gangguan tidur antara lain:

- Diuretic: menyebabkan insomnia

- Antidepresan: menyupresi REM

- Kafein: meningkatkan saraf simpatik

- Narkotika: menyupresi REM


Konsep Asuhan Keperawatan
A. PENGKAJIAN

a. Identitas

b. Riwayat Perawatan

c. Observasi dan Pemeriksaan Fisik

d. Pola Fungsi Kesehatan

e. Data penujang

f. Pemeriksaan fisik

g. Muskuloskeletal

h. Gastrointestinal

i. Neurologikal
LANJUTAN….
a. Pemeriksaan Fisik Umum

1) Kesadaran : klien dapat menunjukkan tingkat kesadaran baik (tidak ada kelainan
atau gangguan kesadaran).

2) Pengkajian status gizi :Terjadi malnutrisi

b. Pengkajian Fisik KhususPengkajian sistem perkemihan : Inkontinensia

1) Pengkajian sistem pernapasan : Perubahan pada saluran pernapasan atas, diameter


dinding dan dinding dada kaku.

2) Pengkajian sistem kulit/integumen : Pertumbuhan epidermis melambat (kulit kering,


epidermis menipis), berkurangnya vaskularisasi, juga melanosit dan kelenjar-kelenjar
pada kulit.
LANJUTAN…
a. Pengkajian pola tidur : susah tidur pulas, sering terbangun, serta
kualitas tidur yang rendah, lama ditempat tidur serta jumlah total
waktu tidur per hari yang berkurang.
b. Pengkajian status fungsional :

c. Pengkajian aspek spiritual

1) Perasaan individu tentang kehidupan keagamaannya

2) Melakukan kewajiban-kewajiban agar berkontemplasi tentang


kehidupan menurut agama dan kepercayaannya
Diagnosa keperawatan

a. Gangguan pola tidur berhubungan dengan rasa nyeri

b. Gangguan pola tidur berhubungan dengan


psikologis
Intervensi keperawatan
NO DIAGNOSA KEPERAWATAN STANDAR LUARAN KEPERAWATAN STANDAR INERVENSI KEERAWATAN
INDONESIA INDONESIA
1. Gangguan pola tidur Setelah dilakukan intervensi keperawatan 1. Biasakan dan Patuhi jam tidur setiap
berhubungan dengan rasa nyeri selama 3X24 jam maka diharapkan bersihan malam
jalan napas membaik dengan kriteria hasil: 2. Upaya memodifikasi faktor lingkungan,
1. Dapat meningkatkan rasa sehat dan tidur khususnya bagi lansia yang tinggal di
dengan optimal institusi.
2. Merasa tidur tidak terganggu dan nyeri 3. Pertahankan kondisi yang kondusif untuk
hilang tidur, yang mencakup perhatian pada
faktor-faktor lingkungan dan kegiatan
ritual menjelang tidur.
4. Bantu klien untuk rileks pada saat
menjelang tidur dengan memberikan
usapan punggung, masase kaki atau
kudapan tidur bila diinginkan. Latihan pasif
dan gerakan mengusap memberikan efek
yang menidurkan.
5. Memberikan posisi yang tepat,
menghilangkan nyeri, dan memberikan
kehangatan
6. Jangan membiarkan pasien meminum
kafein (kopi, teh, cokelat) di sore hari dan
malam hari.
7. Anjurkan tidur, namun tidur siang tidak
boleh lebih dari 2 jam.
8. Anjurkan latihan relaksasi.
NO DIAGNOSA KEPERAWATAN STANDAR LUARAN KEPERAWATAN STANDAR INERVENSI KEERAWATAN
INDONESIA INDONESIA
1. Setelah dilakukan intervensi keperawatan 1. Berikan kesempatan pasien untuk
Gangguan pola tidur
selama 3X24 jam maka diharapkan bersihan mendiskusikan keluhan yang
berhubungan dengan jalan napas membaik dengan kriteria hasil:
mungkin menghalangi tidur.
1. Dapat meningkatkan rasa sehat dan
psikologis
tidur dengan optimal 2. Rencanakan asuhan keperawatan
2. Merasa tidur tidak terganggu rutin yang memungkinkan pasien
tidur tanpa terganggu selama
beberapa jam.
3. Berikan kenyamaan tidur pasien,
seperti bantal, benda kesayangan dan
bahan bacaan.
4. Ciptakan lingkungan yang kondusif
untuk tidur.
5. Berikan pengobatan yang
diprogramkan untuk meningkatkan
pola tidur normal pasien.
6. Minta pasien setiap pagi menjelaskan
kualitas tidur malam sebelumnya.
7. Berikan pendidikan kesehatan kepada
pasien tentang tehnik relaksasi seperti
imajinasi terbimbing, relaksasi otot
progresif, dan meditasi.
Implementasi

Implementasi keperawatan merupakan sebuah fase


dimana perawat melaksanakan rencana atau intervensi
yang sudah dilaksanakan sebelumnya. implementasi terdiri
atas melakukan dan mendokumentasikan yang merupakan
tindakan khusus yang digunakan untuk melaksanakan
intervensi.
evaluasi

Evaluasi dapat berupa evaluasi struktur, proses dan hasil.


Evaluasi terdiri dari evaluasi formatif yaitu menghasilkan
umpan balik selama program berlangsung. Sedangkan
evaluasi sumatif dilakukan setelah program selesai dan
mendapatkan informasi efektivitas pengambilan
keputusan. Evaluasi asuhan keperawatan
didokumentasikan dalam bentuk SOAP (subyektif,
obyektif, assessment, planing).
THANK YOU 

Anda mungkin juga menyukai