Anda di halaman 1dari 24

KEPERAWATAN GERONTIK

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN


PPOM

KELOMPOK 2 :

1. Putri Aulia Pratiwi (G2A220001) 11.Refi Noor Indah (G2A220024)


2. Nailus Sa’adah (G2A220002) 12.Yuni Retno Santi(G2A220039)

3. Isti Chawari (G2A220003) 13.Nur Alifah (G2A220040)

4. Desti Amalia (G2A220004) 14.Iffa Nurus (G2A220041)

5. Genienda Indra E (G2A220005) 15.Mufida (G2A220042)

6. Nur Fattah Fardila (G2A220006) 16.Siti Zulaekhah (G2A220043)


7. Tarikhatun K. (G2A220011) 17.Dana Krismonika (G2A220044)
8. Efa Islamia (G2A220014) 18.Ari Mirza (G2A220045)

9. Satria Maulana (G2A220022) 19.Nungky Army(G2A220047)

10.Tri Wahyu Yulianti (G2A220023) 20.Astrit Firyal S. (G2A220048)


BAB I
PENDAHULUAN
Penyakit paru-paru obstruksi menahun merupakan suatu
istilah yang sering digunakan untuk sekelompok penyakit paru-
paru yang berlangsung lama dan ditandai oleh peningkatan
resistensi terhadap aliran udara. WHO memperkirakan tahun
2020 prevalensi PPOK sebagai penyebab kematian akan
meningkat dari posisi ke enam menjadi ke tiga. PPOM sering
menjadi simptomatik selama tahun-tahun tetapi insidennya
meningkat sejalan dengan peningkatan usia.
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. K O N S E P P E N Y A K I T P P O M P A D A L A N S I A

1. Pengertian PPOM
Penyakit Paru Obstruksi Menahun atau yang biasa disingkat
PPOM adalah klasifikasi luas dari gangguan, yang mencakup
bronchitis kronis, bronkiektasis, emfisema, dan empyema.
PPOM merupakan kondisi ireversibel yang berkaitan dengan
dispnea saat aktivitas penurunan aliran masuk dan keluar udara
paru-paru. Obstruksi jalan napas yang menyebabkan reduksi
aliran udara beragam tergantung pada penyakit.
2. Etiologi
a. Faktor paparan lingkungan : Merokok, Pekerjaan, Polusi
udara, Infeksi
b. Faktor risiko yang berasal dari host/pasiennya :Usia , Jenis
kelamin, Gangguan fungsi paru yang sudah terjadi,
Predisposisi genetik, yaitu defisiensi α1 antitripsin (AAT)
3. Manifestasi Klinis
Tanda gejala yg muncul : Batuk-batuk dan produksi dahak khususnya
yang muncul di pagi hari, nafas pendek sedang yang berkembang
menjadi nafas pendek, sesak nafas akut, frekuensi nafas yang cepat,
penggunaan otot bantu pernafasan dan ekspirasi lebih lama daripada
inspirasi.

4. Klasifikasi
Penyakit yang termasuk dalam kelompok PPOM adalah sebagai
berikut:
a. Bronchitis Kronis
b. Emfisema
c. Asthma Bronchiale
5. Patofisiologi
Adanya proses penuaan menyebabkan penurunan fungsi paru-paru.
Keadaan ini juga menyebabkan berkurangnya elastisitas jaringan
paru dan dinding dada sehingga terjadi penurunan kekuatan
kontraksi otot pernafasan dan menyebabkan sulit bernafas. Akibat
hilangnya elastisitas saluran udara dan kolapsnya alveolus, maka
ventilasi berkurang. Saluran udara kolaps terutama pada ekspirasi
karena ekspirasi normal terjadi akibat pengempisan ( recoil) paru
secara pasif setelah inspirasi. Apabila tidak terjadi recoil pasif,
maka udara akan terperangkap di dalam paru dan saluran udara
kolaps.

6. Komplikasi
Komplikasi yang dapat terjadi adalah gagal nafas kronik, gagal
nafas akut, infeksi berulang, dan kor pulmonal.
7. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang yang diperlukan adalah sebagai berikut :
a. Pemeriksaan radiologis
b. Pemeriksaan faal paru
c. Analisis gas darah
d. Pemeriksaan EKG
e. Kultur sputum, untuk mengetahui petogen penyebab infeksi.
f. Laboratorium darah lengkap
8. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan pada pasien dengan PPOM antara lain :
a. Edukasi
b. Terapi obat yaitu: bronkodilator, antibiotic, anti peradangan, anti oksidan, mukolitik
dan antitusif.
c. Terapi oksigen
d. Ventilasi mekanis
e. Nutrisi
f. Rehabilitasi
B. K O N S E P A S U H A N K E P E R A W A T A N L A N S I A P A D A P A S I E N P P O M

1. P E N G K A J I A N

Adapun yang perlu dikaji dalm kasus ini antara lain :


a. Identitas
b. Wawancara, meliputi :
 Keluhan utama
Keluhan utama yang timbul pada klien adalah dispnea (bisa sampai berhari- hari
atau berbulan-bulan),batuk,dan mengi (pada beberapa kasus lebih banyak
paroksismal).
 Riwayat kesehatan dahulu
Terdapat data yang menyatakan adanya faktor predisposisi timbulnya penyakit
ini, di antaranya riwayat alergi dan riwayat penyakit saluran napas bagian
bawah ( rhinitis, urtikaria, dan eksim).
 Riwayat kesehatan keluarga
Klien dengan asma bronkial sering kali di dapatkan adanya riwayat penyaakit
keturunan, tetapi pada beberapa klien lainnya tidak di temukan adanya penyakit
yang sama pada anggota keluarganya.
Lanjutan…

c. Pola Fungsi Gordon


1) Pola persepsi kesehatan-pemeliharaan kesehatan.
Kaji status riwayat kesehatan yang pernah dialami klien, apa upaya dan
dimana kliwen mendapat pertolongan kesehatan, lalu apa saja yang membuat
status kesehatan klien menurun.
2) Pola nutrisi metabolik.
Kaji selera makan berlebihan atau berkurang, kaji adanya mual muntah
ataupun adanyaterapi intravena, penggunaan selang enteric, timbang bb,
ukur tb, lila, serta hitung berat badan ideal klien untuk memperoleh
gambaran status nutrisi.
3) Pola eliminasi
kaji terhadap frekuensi,karakteristik,kesulitan atau masalah defekasi
dan juga pemakaian alat bantu atau intervensi dalam BAB.
4) Pola aktivitas dan latihan
Kaji kemampuan beraktivitas baik sebelum sakit atau keadaan sekarang
dan juga penggunaan alat bantu seperti tongkat, kursi roda dan lain-lain.
Adakah keluhanpada pernapasan, jantung seperti berdebar, nyeri dada, badan
lemah.
Lanjutan…

5) Pola Istirahat dan Tidur


Tanyakan kepada klien kebiasan tidur sehari-hari, Apakah klien memerlukan penghantar tidur
seperti mambaca, minum susu, menulis, memdengarkan musik, menonton televise. Bagaimana
suasana tidur klien apakah terang atau gelap. Sering bangun saat tidur dikarenakan oleh nyeri, gatal,
berkemih, sesak.
6) Pola persepsi kognitif
Tanyakan kepada klien apakah menggunakan alat bantu pengelihatan, pendengaran, Adakah
klien kesulitan mengingat sesuatu, bagaimana klien mengatasietidaknyamanan : nyeri. Adakah
gangguan persepsi sensori seperti pengelihatan kabur, pendengaran terganggu
7) Pola persepsi dan konsep diri
Kaji tingkah laku mengenai dirinya, apakah klien pernah mengalami putus
asa/frustasi/stress dan bagaimana menurut klien mengenai dirinya.
8) Pola peran hubungan dengan sesama
Apakah peran klien dimasyarakat dan keluarga, bagaimana hubungan klien di
masyarakat, keluarga dan teman bekerja
9) Pola produksi seksual
Tanyakan kepada klien tentang penggunaan kontrasepsi dan permasalahan yang
timbul. Berapa jumlah anak klien dan status pernikahan klien
Lanjutan…

10) Pola mekanisme koping dan toleransi terhadap stress


Kaji faktor yang membuat klien marah dan tidak dapat mengontrol
diri, tempat klien bertukar pendapat dan mekanisme koping yang
digunakan selama ini. Kaji keadaan klien saat ini terhadap
penyesuaian diri, ugkapan, penyangkalan/penolakan terhadap diri
sendiri.
11) Pola system kepercayaan
Kaji apakah klien sering beribadah, klien menganut agama apa.
Kaji apakah ada nilai-nilai tentang agama yang klien anut
bertentangan dengan kesehatan.
d. Pemeriksaan Fisik
1. Aktivitas dan Istirahat
Gejala :
a.Keletihan, kelelahan, malaise,
b.Ketidakmampuan untuk melakukan aktivitas sehari-hari karena sulit bernafas
c.Ketidakmampian untuk tidur, perlu tidur dalam posisi duduk tinggi
d.Dispnea pasa saat istirahat atau respon terhadap aktivitas atau latihan
Tanda :
e.Keletihan
f.Gelisah, insomnia
g.Kelemahan umum/kehilangan massa otot
2. Sirkulasi
Gejala :Pembengkakan pada ekstremitas bawah
Tanda :
h. Peningkatan tekanan darah
i. Peningkatan frekuensi jantung
j. Warna kulit/membrane mukosa : normal/abu-abu/sianosis; kuku tabuh dansianosis
perifer
k. Pucat dapat menunjukkan anemia
3. Integritas Ego
 Gejala :
a. Peningkatan factor resiko
b. Perubahan pola hidup
Tanda :
c. Ansietas, ketakutan, peka rangsang

4. Makanan/ cairan
Gejala :
d.Mual/muntah
e.Nafsu makan buruk/anoreksia (emfisema)
f.ketidakmampuan untuk makankarena distress pernafasan
g.Penurunan berat badan menetap (emfisema), peningkatan berat badan menunjukkan
edema (bronchitis)
Tanda :
h.Turgor kulit buruk
i.Edema dependen
j.Berkeringat
5. Hyegene
Gejala :
Penurunan kemampuan/peningkatan kebutuhan bantuan melakukan aktivitas sehari-hari
Tanda :
a.Kebersihan buruk, bau badan
6. Pernafasan
Gejala :
a.Nafas pendek (timbul tersembunyi dengan dispnea sebagai gejala menonjol pada
emfisema) khususnya pada kerja; cuaca atau episode berulangnyasulit nafas (asma); rasa
dada tertekan,m ketidakmampuan untuk bernafas(asma)
b.Batuk menetap dengan produksi sputum setiap hari (terutama pada saat
bangun) selama minimum 3 bulan berturut-turut tiap tahun sedikitnya 2tahun. Produksi
sputum (hijau, puith, atau kuning) dapat banyak sekali(bronchitis kronis)
c.Episode batuk hilang timbul, biasanya tidak produksi pada tahap dinimeskipun dapat
menjadi produktif (emfisema)
d.Riwayat pneumonia berulang, terpajan pada polusi kimia/iritan pernafasandalam
jangka panjang (mis. Rokok sigaret) atau debu/asap (mis.asbes, debu batubara, rami
katun, serbuk gergaji
e.Penggunaan oksigen pada malam hari secara terus-menerus.
LANJUTAN..

Tanda :
a. Pernafasan : biasanya cepat,dapat lambat; fase ekspresi memanjangdengan
mendengkur, nafas bibir (emfisema)
b. Penggunaaan otot bantu pernafasan, mis. Meninggikan bahu, melebarkan hidung.
c. Dada: gerakan diafragma minimal.
d. Bunyi nafas : mungkin redup dengan ekspirasi mengi (emfisema);menyebar, lembut
atau krekels lembab kasar (bronchitis); ronki, mengisepanjang area paru pada
ekspirasi dan kemungkinan selama inspirasi berlanjut sampai penurunan atau
tidak adanya bunyi nafas (asma)
e. Perkusi : Hiperesonan pada area paru (mis. Jebakan udara denganemfisema); bunyi
pekak pada area paru (mis. Konsolidasi, cairan, mukosa)
7. Keamanan
Gejala :
a. Riwayat reaksi alergi atau sensitive terhadap zat/faktor lingkungan
b. Adanya/berulang infeksi
c. Kemerahan/berkeringat (asma)
8. Seksualitas
Gejala : penurunan libido
9. Interaksi Sosial
Gejala :
a. Hubungan ketergantungan Kurang sistem penndukung
b. Kegagalan dukungan dari/terhadap pasangan/orang dekat
c. Penyakit lama atau ketidakmampuan membaik
Tanda :
d. Ketidakmampuan untuk membuat//mempertahankan suara
karena distress pernafasan
e. Keterbatasan mobilitas fisik
f. Kelalaian hubungan dengan anggota kelurga lain
DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Bersihan jalan nafas tak efektif b.d peningkatan produksi secret,


sekresi tertahan dan tebal. (D.0001)
2. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan ketidaksamaan
ventilasi-perfusi (D.0003)
3. Pola nafas tak efektif b.d nafas pendek, obstruksi jalan nafas.
(D.0005)
INTERVENSI KEPERAWATAN

NO DIAGNOSA STANDAR LUARAN KEPERAWATAN STANDAR INERVENSI KEERAWATAN


KEPERAWATAN INDONESIA INDONESIA
1. Bersihan jalan napas tidak Setelah dilakukan intervensi keperawatan Manajemen Jalan Napas (I.01011)
efektif selama 3X24 jam maka diharapkan Tindakan:
bersihan jalan napas membaik dengan Observasi:
kriteria hasil: a. Monitor pola napas (frekuensi,
a. Batuk efektif meningkat kedalaman, usaha napas)
b. Produksi sputum menurum b. Monitor bunyi napas tambahan (mis.
c. Wheezing menurun gurgling, mengi, wheezing, ronchi kering)
d. Dispnea menurun c. Monitor sputum (jumlah, warna, aroma)
e. Gelisah menurun Terapeutik:
f. Frekuensi napas membaik d. Pertahankan kepatenan jalan napas
g. Pola napas membaik dengan headtilt dan chin-lift (jawthrust
jika curiga trauma servical)
e. Posisikan semi-fowler atau fowler
f. Berikan minum hangat
g. Lakukan fisioterapi dada, jika perlu
h. Lakukan penghisapan lendir kurang dari
15 detik
i. Lakukan hiperoksigenasi sebelum
penghisapan endotrakeal
j. Keluarkan sumbatan benda pada
dengan forsep McGill ; Berikan oksigen,
jika perlu
NO DIAGNOSA KEPERAWATAN STANDAR LUARAN STANDAR LUARAN KEPERAWATAN INDONESIA
KEPERAWATAN INDONESIA

Edukasi:
1. Anjurkan asupan cairan 2000 ml/hari,
jika tidak kontraindikasi
2. Ajarkan tehnik batuk efektif Kolaborasi:
3. Kolaborasi pemberian bronkodilator,
ekspektoran, mukolitik, jika perlu
 
Pemantauan Respirasi (I.01014)
Tindakan:
Observasi:
4. Monitor frekuensi, irama, kedalam dan
upaya napas
5. Monitor pola napas
6. Monitor kemampuan batuk efektif
7. Monitor adanya produksi sputum
8. Monitor adanya sumbatan jalan napas
9. Palpasi kesimetrisan ekspansi paru
10. Auskultasi bunyi napas : Monitor saturasi
oksigen , Monitor AGD , Monitor x-ray
thoraks
Terapeutik:
11. Atur internal pemantau respirasi sesuai
kondisi pasien
12.Dokumentasikan hasil pemantauan
 Edukasi:
13.Jelaskan tujuan dan prosedur pemantauan
14. Informasikan hasil pemantauan, jika perlu
NO DIAGNOSA KEPERAWATAN STANDAR LUARAN STANDAR LUARAN KEPERAWATAN
KEPERAWATAN INDONESIA INDONESIA

2. Gangguan pertukaran gas SLKI L.01003 Pertukaran Gas SIKI I.01014


Definisi : oksigenasi atau eliminasi Pemantauan Respirasi Definisi :
karbondioksida pada membrane mengumpulkan dan menganalisis data
alveolus kapiler dalam batas untuk memastikan kepatenan jalan
normal. Kriteria Hasil : napas dan keefektifan pertukaran gas.
1. Dipnea menurun Observasi
2. Bunyi nafas tambahan menurun 1. Monitor frekuensi, irama, kedalaman
3. PCO2 membaik dan upaya napas
4. HCO2 membaik 2. Monitor pola napas
5. Takikardi membaik 3. Monitor kemampuan batuk efektif
6. PH arteri membaik 4. Monitor adanya sumbatan jalan napas
5. Monitor saturasi oksigen
Terapeutik
1. Atur intervensi pemantauan respirasi
sesuai kondisi pasien
2. Dokumentasikan hasil pemantauan
Edukasi
1. Jelaskan tujuan prosedur pemantauan
NO DIAGNOSA KEPERAWATAN STANDAR LUARAN STANDAR LUARAN KEPERAWATAN
KEPERAWATAN INDONESIA INDONESIA

3. Pola Napas Tidak Efektif Pola napas Setelah dilakukan A. PEMANTAUAN RESPIRASI (I.01014)
tindakan keperawatan selama jam Observasi
diharapkan inspirasi dan atau 1. Monitor frekuensi, irama, kedalaman
ekspirasi yang memberikan ventilasi dan upaya napas
adekuat membaik dengan kriteria 2. Monitor pola napas (seperti bradipnea,
hasil : takipnea,
a. Disspnea menurun hiperventilasi, Kussmaul, Cheyne-Stokes,
b. Penggunaan otot bantu napas Biot, ataksik0
menurun 3. Monitor kemampuan batuk efektif
c. Pemanjangan fase ekspirasi 4. Monitor adanya produksi sputum
menurun 5. Monitor adanya sumbatan jalan napas
d. Ortopnea menurun 6. Palpasi kesimetrisan ekspansi paru
e. Pernapasanpursed-lip menurun 7. Auskultasi bunyi napas
f. Pernapasan cuping hidung 8. Monitor saturasi oksigen
menurun 9. Monitor nilai AGD
g. Ventilasi semenit meningkat 10.Monitor hasil x-ray toraks
h. Kapasitas vital meningkat Terapeutik
i. Diameter thorax anterior 11.Atur interval waktu pemantauan
j. posterior meningkat respirasi sesuai kondisi pasien
k. Tekanan ekspirasi meningkat 12.Dokumentasikan hasil pemantauan
l. Tekanan inspirasi meningkat Edukasi
m. Frekuensinapas membaik 13.Jelaskan tujuan dan prosedur
n. Kedalaman napas membaik pemantauan
o. Ekskursi dada membaik 14.Informasikan hasil pemantauan, jika
perlu
NO DIAGNOSA KEPERAWATAN STANDAR LUARAN STANDAR LUARAN KEPERAWATAN
KEPERAWATAN INDONESIA INDONESIA

B. MENEJEMEN JALAN NAPAS (I.


01011)
Observasi
1. Monitor pola napas (frekuensi,
kedalaman, usaha napas)
2. Monitor bunyi napas tambahan (mis.
Gurgling, mengi, weezing, ronkhi
kering)
3. Monitor sputum (jumlah, warna,
aroma)
Terapeutik
4. Pertahankan kepatenan jalan napas
dengan head-tilt dan chin-lift (jaw-
thrust jika curiga trauma cervical)
5. Posisikan semi-Fowler atau Fowler
6. Berikan minum hangat
7. Lakukan fisioterapi dada, jika perlu
8. Lakukan penghisapan lendir kurang
dari 15 detik
9. Lakukan hiperoksigenasi sebelum
10.Penghisapan endotrakeal
11.Keluarkan sumbatan benda padat
dengan forsepMcGill
12.Berikan oksigen, jika perlu
Edukasi
13.Anjurkan asupan cairan 2000 ml/hari,
jika tidak kontraindikasi.
14.Ajarkan teknik batuk efektif
Kolaborasi
15.Kolaborasi pemberian bronkodilator,
ekspektoran, mukolitik, jika perlu
IMPLEMENTASI

Implementasi keperawatan merupakan sebuah fase dimana


perawat melaksanakan rencana atau intervensi yang sudah
dilaksanakan sebelumnya. implementasi terdiri atas
melakukan dan mendokumentasikan yang merupakan tindakan
khusus yang digunakan untuk melaksanakan intervensi.
EVALUASI

Evaluasi dapat berupa evaluasi struktur, proses dan hasil.


Evaluasi terdiri dari evaluasi formatif yaitu menghasilkan
umpan balik selama program berlangsung. Sedangkan evaluasi
sumatif dilakukan setelah program selesai dan mendapatkan
informasi efektivitas pengambilan keputusan. Evaluasi asuhan
keperawatan didokumentasikan dalam bentuk SOAP (subyektif,
obyektif, assessment, planing).
THANK YOU 

Anda mungkin juga menyukai