A. Definisi
Anemia adalah penurunan kadar hemoglobin (Hb), hematokrit atau hitung lekosit
(red cell count) berakibat penurunan kapasitas pengangkutan ksigen oleh darah.
Kriteria anemia menurut WHO :
Kelompok Kriteria Anemia (Hb)
Laki-laki dewasa < 13g/dl
Wanita dewasa tidak hamil <12 g/dl
Wanita hamil < 11g/dl
B. Etiologi
1. Anemia karena gangguan pembentukan eritrosit
a. Kekurangan bahan esensial pembentukan eritrosit
- Anemia defisiensi besi
- Anemia defiensi asam folat
- Anemia defisiensi vitamin 12
b. Gangguan penggunaan (utilasi) besi
- Anemia akibat penyakit kronik
- Anemia sideroblastik
c. Kerusakan sumsun tulang
- Anemia aplastik
- Anemia mieloptisik
- Anemia pada keganasan hematologi
- Anemia diseritropoietik
- Anemia pada sindrom mielodisplastik
2. Anemia akibat kekurangan eritropoietin : anemia pada gagal ginjal kronik
3. Anemia akobat hemoragi
- Anemia pasca perdarahan akut
- Anemia akibat perdarahan kronik
4. Anemia hemolitik
- Anemia hemoltik intrakorpuskular
Gangguan membran eritrosit (membranopati)
Gangguan ensim eritrosit (enzimipati) : anemia akibat defisiensi G6PD
Gangguan hemoglobin (hemaglobinopati) : thalasemia,
hemoglobinopati stuktural
- Anemia hemolitik ekstrakorpuskular
Anemia hemolitik autoimun
Anemia hemolitik mikroangiopatik
Lain-lain
5. Anemia dengan penyebab tidak diketahui atau dengan patogenesi yang
komplek.
C. Manifestasi Klinis
1. Manifestasi klinis yang sering muncul :
- Pusing
- Berkunang-kunang
- Lesu
- Aktivitas kurang
- Mengantuk
- Susah konsentrasi
- Cepat lelah
- Prestasi kerja fifik/ pikiran menurun
2. Pemeriksaan fisik
- Tanda-tanda anemia umum : pucat, takhikardi, pulus celer, suara
pembuluh darah spontan, bising sistolik anorganik, perbesaran jantung.
D. Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan Laboratorium : Hemoglobin, Hitung lekosit, trombosit, laju endap
darah (LED)
E. Masalah yang timbul
1. Ketidakefektifan pola nafas b.d sindrom hipoventilasi, penurunan transfer
oksigen ke paru. (hal.393)
2. Ketidakefektifan perfusi jaringan perfer b.d penurunan konsentrasi Hb dan darah
, suplai oksigen berkurang (hal.392)
3. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuhb.d intake yang kurang,
anoreksia (hal.398)
4. Nyeri akut berhubungan dengan perubahan frekuensi jantung (hal.404)
5. Defisit perawatan diri b.d kelemahan fisik (hal.343,344,345,347
6. Resiko infeksi
7. Intoleransi aktifitas b.d ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan
oksigen, proses metabolisme yang terganggu
F. Discharge planing
1. Menjalankan diet dengan gizi seimbang.
2. Asupan zat besi yang berlebihan bisa membahayakan yang menyebabkan
sirosis, kardiomiopati, diabetes, dan kanker jenis tertentu. Suplemen zat besi
hanya boleh di minum atas anjuran dokter.
3. Makan-makanan yan tinggi asam folat dan vitamin B12, seperti ikan, produk
susu, daging, kacang-kacangan, sayuran berwarna hijau tua, jeruk dan
biji=bijian.
4. Batasi minum alkohol dan pada ibu hamil dianjurkan untuk mengkonsumsi
suplemen asam folat untuk mencegah terjadinya anemia defisiensi asam folat.
5. Pastikan untuk menggunakan sepatu dan sandal untuk menghindari resiko
kecacingan.
6. Hindari pemaparan berlebihan terhadap minyak, insektisida, zat kimia dan toksik
lainnya karena juga dapat menyebabkan anemia.
7. konsultsi kembali jika gejala anemia menetap dan untuk mengetahui faktor
penyebab.
8. Ajarkan kepada orang tua tentang cara-cara melindungi anak dari infeksi.
9. Kenali tanda-tanda komplikasi.
ASMA
A. Definisi
Asma adalah suatu keadaan dimana saluran pernapasan mengalami penyempitan
karena hiperaktivitas terhadap rangsangan tertentu, yang menyebabkan peradangan,
penyempitan ini bersifat berulang namun reversibel dan diantar episode penyempitan
bronkus tersebut terdapat keadaan ventilasi yang lebih normal.
B. Etiologi
Menurut berbagai peneltian patologi dan etiologi asma belum diketahui dengan pasti
penyebabnya. Sebagi pemicu timbulnya serangan-serangan dapt berupa infeksi
virus, iklim (perubahan sushu yang mendadak, tekanan udara), inhalan (debu, kapuk,
tungau, sisa-sisa serangga mati, bulu binatang, serbuk saru, bau asap, uap cat),
makanan (putih telur, susu sapi, kacang tanah, coklat, biji-bijian, tomat, obat (aspirin),
kegiatan fisik (olahraga berat, kecapaian, tertawa terbahak-bahak) dan emosi.
C. Manifestasi klinis
Tanda&Gejala ringan sedang berat
Dispnea Saat beraktifitas Saat berbicara Pada saat istirahat
Bicara Dalam kalimat Dalam frasa Dalam kata-kata
Posis tubuh Mampu berbarung Lebih suka duduk Tidak mampu
berbaring
Frekuensi meningkat meningkat Sering kali
pernapasan >30/menit
Penggunaan otot Biasanya tidak ada Umumnya ada Biasanya ada
bantu
pernapasan
Suara nafas Mengi sedang Mengi keras Mengi keras saat
pada pertengahan selama ekspirasi inspirasi dan
sampai akhir ekspirasi
ekspirasi
Frekuensi <100 100-120 >120
jantung
E. Discharge Planing
1. Kenali alergen yang muncul yang dapat menimbulkan asma.
2. Pelajari cara penangan pertama pada saat asma dan cara menggunakan obat-
obat asma (inhalasi)
3. Hindari faktor pemicu ; kebersihan lantai,rumah, debu-debu, karpet bulu binatang
dsb.
4. Keluarga perlu memahami tentang pengobatan, nama obat, dosis , efek samping
dan waktu pemberian.
5. Pelajari cara kontrol kecemasan, takut , stres.
6. Lakukan istirahat yang cukup dan latihan, termasuk latihan nafas.
7. Gunakan alat penyaring udara dan penyejuk ruangan (AC)
8. Bersihkan rumah sekurang-kurangnya sekali seminggu.
9. Gunakan obat asma secara teratur.
10. Hindari asap rokok dan berhenti merokok.
BRONKITIS
A. Definisi
Bronkitis adalah suatu infeksi saluran pernapasan yang menyebabkan inflamasi yang
mengenai trakea, bronkus utama dan menengah yang bermanifestasi sebagai
batuk.
B. Etiologi
1. Virus
2. Bakteri
C. Manifestasi klinis
1. Batuk. Pada bronkitis kronis batuk yang parah pada pagi hari dan pada kondisi
lembab.
2. Terdengar ronchi
3. Suara yang berat dan kasara
4. Wheezing
5. Demam
6. Produksi sputum. Produksi dahak bertambah banyak berwarna kuning atau hijau
pada bronkitis kronis.
7. Sesak nafas jika saluran tersumbat
A. Definisi
Demam dengue dan demam berdarah dengue adalah penyakit infeksi yang
disebabkan virus dengue. Pada DBD terjadi perembesan plasma yang ditandai
dengan hemokonsentrasi (peningkatan hematokrit) atau penumpukan cairan di
rongga tubuh.
B. Etiologi
Virus dengue
C. Manifestasi klinis
1. Demam dengue
Merupakan penyakit demam akut selama 2-7 hari, ditandai dengan dua atau lebih
manifestasi klinis sebagai berikut :
- Nyeri kepala
- Nyeri retro-orbitas
- Mialgia/ artragia
- Ruam kulit
- Manifestasi perdarahan (petekie atau uji bendung positif)
- Lekopenia
- Pemeriksaan serologi dengue positif atau ditemukan DD/ DBD yang sudah
dikonfirmasi pada lokasi yang sama.
2. Demam berdarah dengue
- Demam atau riwayat demam akut 2-7 hari
- Manifestasi perdarahan yang berua uji tourniquet positif, petekie,ekimosis atau
purpura, perdarahan mukosa (epistaksis, perdarahan gusi), hematemesis atau
melena.
- Trombositopenia<100.000/ul
- Kebocoran plasma yang ditandai dengan nilai hematokrit ≥20% setelah dari
nilai baku dan penurunan nilai hematokrit ≥20% setelah pemberian cairan
yang adekuat.
3. Sindrom syok dengue
Seluruh kriteri DBD diatas disertai dengan tanda gejala kegagaan sirkulasi yaitu :
- Penurunan kesadaran, gelisah
- Nadi cepat, lemah
- Hipotensi
- Tekanan darah turun ≤20 mmhg
- Perfusi perifer menurun
- Kulit lembab dingin
D. Pemeriksaan penunjang
A. Trombositopenia
B. HB dan PCV meningkat (20%)
C. Leukopeni (mungkin normal atau lekositosis)
E. Masalah yang lazim muncul
1. Ketidakefektifan pola nafas b.d jalan nafas terganggu akibat spasme otot-otot
pernapasan, nyeri, hipoventilasi.
2. Hipertermia b.d proses infeksi virus dengue
3. Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer b.d kebocoran spasma darah
4. Nyeri akut akut b.d agen cidera biologis (penekanan intra abdomen)
5. Kekurangan volume cairan b.d pindahnya cairan intravaskuler ke ekstravaskuler
6. Resiko syok (hipovolemik)
7. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan b.d intake nutrisi yang tidak
adekuat akibat mual dan nafsu makan yang menurun.
F. Discharge Planing
1. Minum yang cukup diselingi minum sari buah-buahan dan ukur jumlah cairan
keluar dan yang diminum.
2. Upayakan untuk makna dan istirahat yang cukup.
3. Gunakan obat anti nyamuk untuk perlindungan
4. Lakukan abatesasi di tempat penampungan air.
5. Pada pasien DBD tidak boleh diberikan asetosal, aspirin, anti inflamasi
nonsteroid karena potensial mendorong terjadinya perdarahan.
DEMAM TIFOID
A. Definisi
Merupakan suatu penyakit sistemik yan akut yang disebabkan oleh Salmonella type,
ditandai dengan panas berkepanjangan ditopang dengan bakterimia tanpa
keterlibatan struktur endhotelia atau endokardial dan invasi bakteri sekaligus
mulltiplikasi keadaan sel fagosit monocluer dari hati limpa, kelenjar limfe usus dan
peyer’s patch dan dapat menular pada orang lain melalui makanan atau air yang
terkontaminasi.
B. Etiologi
Bakteri Salmonella typi
C. Manifestasi klinis
1. Gejala pada anak : inkubasi antara 5-40 hari dengan rata-rata 10-14 hari
2. Demam meninggi sampai akhir minggu pertama
3. Demam turun pada minggu ke empat,kecuali demam tidak tertangani akan
menyebabkan syok, stupor,koma
4. Ruam mncul pada hari 7-10 dan bertahan selama 2-3 hari
5. Nyeri kepala, nyeri perut
6. Kembung, mual, muntah, diare, konstipasi
7. Pusing, btadikardi, nyeri otot
8. Batuk
9. Epistaksis
10. Lidah yang berselaput (kotor ditengah, ditepi dan ujung merah serta tremor)
11. Hepatomegali, splenomegali, meteroisme
12. Gangguan mentalberupa samnolen
13. Delirium atau psikosis
14. Dapat timbul dengan gejala tidak tipikal terutama pada bayi muda sebagai
penyakit demam akut dengan disertai syok dan hipotermia.
D. Pemeriksaan penunjang
1. Pemeriksaan darah perifer lengkap
Dapat ditemukan leukopeni, dapat pula leukositosis atau kadar lekosit normal.
2. Pemeriksaan uji widal
E. Masalah yang lazim muncul
1. Ketidakefektifan termoregulasi b.d fluktuasi suhu lingkungan , proses penyakit
2. Nyeri akut b.d proses peradangan
3. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d intake yang tidak
adekuat.
4. Resiko kekurangan volume cairan
5. Konstipasi b.d penurunan motilitas traktus gastrointestinal (penurunan motilasi
usus).
F. Discharge Planing
1. Hindari tempat yang tidak sehat
2. Cucilah tangan dengan sabun dan air bersih
3. Makan makanan bernutrisi lengkap dan seimbang dan masak/ panaskan
makanan sampai suhu 750C beberapa menit dan secara merata
4. Gunakan air matang untung minum dan sikat gigi
5. Minum es yang dibuat dengan air matang
6. Cegah lalat menghinggapi makanan dan minuman
7. Istirahat cukuo dan olahraga secara teratur
8. Buang sampah pada tempatnya.
DERMATITIS
A. Definisi
Dermatitis adalah peradangan kulit (epidermis dan dermis) sebagai respon
terhadap pengaruh faktoer eksogen dan endogen, menimbulkan kelainan klinis
berupa efloresensi polimorfik (eritema, edema, papul, vesikel, skuama, likenfikasi)
dan keluhan gatal.
B. Etiolagi
1. Eksogen : bahan kimia (detergen, asam, basa, oli, semen), fisik ( contoh : sinar,
suhu) , mikroorganisme (bakteri, jamur)
2. Endogen : dermatitis atopik
Klasifikasi dermatitis :
1. Dermatitis kontak : peradangan di kulit karena kontak dengan sesuatu yang
dianggap asing oleh tubuh. Terbagi menjadi dua : iritan dan alergi
2. Dermatitis atopik : peradangan kulit kronis residif disertai gatal yang umumnya
sering terjadi selama masa bayi dan anak.
3. Neurodermatitis sirkumskripta
4. Dermatitis numularis
5. Dermatitis statis
C. Manfestasi Klinis
1. Dermatitis kontak
a. Lesi kemerahan pada kulit yang terjadi kontak.
b. Pada dermatitis iritan terbagi dua akut dan kronis. Saat akut dapat terjadi
perubahan warna kulit menjadi kemerahan sampai terasa perih bahkan lecet.
Saat kronis gejala dimulai dengan kulit mengering dan sedikit meradang
yang akhirnya menjadi menebal.
c. Pada kasus berat dapat terjadi bula (vesikel) pada lesi kemerahan tersebut.
d. Kulit terasa gatal bahkan terasa terbakar.
2. Dermatitis atopik (DA)
Ada 3 fase DA :
a. DA infantil (2bln-2thn)
Lesi tampak di daerah muka berupa eritema, papul-vesikel pecah karena
garukan sehingga lesi menjadi eksudatif dan akhirnya menjadi krusta. Lesi
bisa meluas sampai ke kepala, leher, pergelangan tangan dan tungkai.
b. DA anak (2-10 thn)
Merupakan lanjutan bentuk DA infantil. Lokasi lesi di lipatan siku/ lutut,
bagian fleksor pergelangan tangan, kelopak mata dan leher. Ruam berupa
papul, sedikit skuama, erosi, hiperkeratosis dan mungkin infeksi sekunder.
c. DA pada remaja dan dewasa
Lokasi di lipatan siku/ lutut, samping leher, dahi, sekitar mata. Dapat pula
berlokasi di bibir (kering, pecah, bersisik), vulva, puting susu atau skalp.
3. Neurodermatitis sirkumskripta
a. Kulit sangat gatal
b. Muncul tunggal di daerah leher, pergelangan tangan, lengan bawah, paha
atau mata kaki, kadang di alat kelamin.
c. Gatal hilang timbul. Sering timbul saat santai atau sedang tidur.
d. Terjadi perubahan warna kulit, bersisik akibat garukan.
4. Dermatitis numularis
Lesi akut berupa vesikel, gatal hebat biasanya terdapat di tungkai bawah,
badan, lengan termasuk punggung tangan.
5. Dermatitis statis
a. Bercak berwarna merah bersisik
b. Bintik-bintik berwarna merah intens
c. Borok atau bisul pada kulit
d. Kulit yang tipis pada tangan dan kaki
e. Luka (lesi) kulit
f. Pembengkakan pada tungkai
g. Rasa gatal pada daerah yang terkena
h. Rasa kesemutan pada daerah yang terkena
D. Masalah yang lazim timbul
1. Ketidakefektifan pola nafas jalan nafas terganggu akibat spasme otot-otot
pernapasan, kerusakan neurologis
2. Kerusakan integritas kulit b.d dengan lesi dan reaksi inflamasi
3. Gangguan citra tubuh b.d perasaan malu terhadap penampakan diri dan
persepsi diri tentang ketidakbersihan
4. Nyeri akut b.d lesi
5. Resiko infeksi
E. Discharge planing
1. Gunakanlah kosmetik hipoalergi
2. Setelah mandi keringkan kulit dengan menepuk-nepuk bukan menggosok
3. Gunakan mild soap atau pengganti sabun
4. Jangan mandi terlalu lama karena akan membuat kulit kering
5. Gunakan pelembab
6. Hindari penggunaan wool atau pemaparan terhadap iritan seperti detergen dan
gunakan detergen yang tidak mengandung bahan pemutih.
7. Jangan menggaruk atau menggosok kulit
8. Penderita yang sedang menggunakan salep kortikosteroid atau krim sebaiknya
hanya mengoleskan pada bagian kulit yang membutuhkan lalu pijat secara
perlahan.
DIABETES MELLITUS
A. Definisi
Diabetes mellitus adalah gangguan metabolisme yang ditandai dengan hiperglikemi
yang berhubungan dengan abnormalitas metabolisme karbohidrat, lemak, dan
protein yang disebabkan oleh penurunan sekresi insulin atau penurunan sensitivitas
insulin atau keduanya dan menyebabkan komplikasi kronis mikrovaskuler,
makrovaskuler dan neuropati.
Klasifikasi DM :
1. Kalsifikasi klinis :
a. DM
1) DM tipe I : IDDM
2) DM tipe II : NIDDM
b. Dangguan toleransi gula
c. Diabetes kehamilan
2. Klasifikasi resiko statistik
a. Sebelumnya pernah menderita kelianan toleransi gula
b. Berpotensi menderita kelainan glukosa
B. Etiolagi
1. DM tipe I
Diabetes tergantung insulin ditandai dengan penghancuran sel-sel beta
pancreas yang disebabkan oelh faktor genetik, faktor imunologi, faktor
lingkungan (virus atau toksik tertentu)
2. DM tipe II
Disebakan oleh kegagalan relative sel beta dan resistensi insulin. Faktor resiko :
usia, obesitas, riwayat keluarga.
C. Manfestasi Klinis
1. Kadar glukosa puasa tidak normal
2. Poliuria, poldipsi
3. Polifagia, BB kurang
4. Lelah, mengantuk
5. Kesemutan, gatal, mata kabur, impotensi, peruritas vulva
D. Masalah yang lazim timbul
1. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d gangguan
keseimbangan insulin, makanan dan aktivitas jasmani
2. Kerusakan integritas jaringan b.d nekrosis kerusakan jaringan (nekrosis luka
gangren)
3. Resiko syok
4. Resiko infeksi
5. Retensi urine b.d inkomplit pengosongan kandung kemih, sfingter kuat dan
poliuri
6. Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer b.d penurunan sirkulasi darah ke perifer,
proses penyakit DM
7. Resiko ketidakseimbangan elektrolit
8. keletihan
E. Discharge planing
1. Lakukan olahraga secara rutin dan pertahankan BB ideal
2. Kurangi makanna mengandung gula dan karbohidrat
3. Jangan mengurangi jadwal makan atau menunda waktu makan karena dapat
menyebabkan fluktuasi/ ketidakseimabngan gula darah
4. Pelajari mencegah infeksi : kebersihan kaki, hindari perlukaan
5. Perbanyak makanan yang mengandung serat seperti sayuran dan sereal
6. Hindari makanan tingi lemak yang mengandung kolesterol dan LDL seperti
daging merah, produk susu, kuning telur, saus salad, mentega.
DIARE
A. Definisi
Diare akut adalah buang air besar (defekasi) dengan tinja berbentuk cair atau
setengah cair dengan kandungan air lebih banyak dari pada biasanya, buang air
besar encer > 3 kali/ hari.
B. Etiolagi
Virus, parasit, bakteri
C. Manfestasi Klinis
1. Diare akut
- Akan hilang dalam waktu 72 jam
- Onset tak terduga dari BAB encer, gas-gas dalam perut, rasa tidak enak,
nyeri perut
- Nyeri perut kuadran kanan bawah disertai kram dan bunyi perut
- dema
2. Diare kronik
- Serangan lebih sering selama 2-3 periode yang lebih panjang
- Penurunan BB dan nafsu makan
- Demam indikasi terjadi infeksi
- Dehidrasi dengan tanda-tanda hipotensi, takikardi, denyut lemah
D. Masalah yang lazim timbul
1. Gangguan pertukaran gas b.d perubahan membran alveolar kapiler
2. Diare b.d proses infeksi, inflamasi diusus
3. Kekurangan volume cairan b.d kehilangan cairan aktif
4. Kerusakan integritas kulit b.d keskresi / BAB sering
5. Ketidaseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d penurunan intake
makanan
6. Resiko syok (hipovolemi)
7. Ansietas b.d perubahan status kesehatan
E. Discharge planing
1. Ajarkan pada orangtua mengenai perawatan anak, pemberian makanan dan
minuman (oralit)
2. Ajarkan tanda-tanda dehidrasi (ubun-ubun dan mata cekung, turgor kulit tidak
elastis, membran mukosa kering) segera dibawa ke dokter
3. Jelaskan obat-obat yang diberikan dan efek samping
4. Asupan nutrisi harus diteruskan untuk mencegah atau meminimalkan gangguan
gizi yang terjadi
5. Banyak minum air putih
6. Hindari minuman bersoda/ minuman ringan yang banyak mengandung gula
karena dapat menyebabkan air terserap ke usus sehingga memperberat kondisi
diare
7. Biasakan cuci tangan pakai sabun dengan air mengalir
8. Hindari produk susu dan maknan berlemak, tinggi serat ata sangat manis hingga
gejala diare membaik.
A. Definisi
Faringitis Akut merupakan istilah yang digunakan untuk menunjukkan semua infeksi
akut pada faring, termasuk tonsilitis (tonsilofaringitis) yang berlangsung hingga 14
hari dan merupakan peradangan akut membran mukosa faring dan struktur lain
disekitarnya.
B. Etiolagi
Bakteri dan virus.
C. Manfestasi Klinis
Tanda dan gejala faringitis :
1. Awitan akut disertai mual dan muntah
2. Faring hiperemis
3. Tonsil bengkak dengan eksudasi
4. Kelenjar getah bening leher anterior bengkak dan nyeri
5. Uvula bengkak dan merah
6. Ekskoriasi hidung disertai lesi impetigo sekunder
7. Ruam skarlatina
8. Petekie palatinum mole
9. Nyeri tenggorok, nyeri menelan, sulit menelan, mulut berbau
10. Demam, tonsil hyperemia, otalgia (sakit telinga)
D. Masalah yang lazim timbul
1. Hipertermi b.d proses inflamasi pada tonsil
2. Nyeri akut b.d iritasi jalan nafas atas sekunder akibat infeksi
3. Hambatan komunikasi verbal b.d iritasi jalan nafas atas sekunder akibat infeksi
atau pembengkakan
4. Intoleransi aktifitas
5. Gangguan menelan b.d abnormalitas orofaring, gangguan neuro muskuler
(hilangnya reflek muntah)
E. Discharge planing
1. Menghindari makanan dan minuman yang bersifat dingin
2. Menghindari makanan yang memakai perasa dan bahan pengawet.
3. Memakai masker di kawasan yang berdebu dan berpolusi
4. Minum suplemen dan olahraga secara teratur untuk menjaga daya tahan tubuh
5. Berkumur-kumur dengan air garam minimal 3-4 kali sehari
6. Mengkompres dengan air hangatpada leher
7. Istirahat dan tidur yang cukup
FEBRIS
A. Definisi
Demam adalah meningkatnya temperatur suhu tubuh secara abnormal.
B. Etiolagi
Penyebab demam selain infeksi juga dapat disebabkan oleh keadaan toksemia,
keganasan atau reaksi terhadap pemakaian obat, juga pada gangguan pusat
regulasi suhu sentral (misalnya perdarahan otak, koma)
C. Manfestasi Klinis
1. Suhu tubuh 37,8 C-40 C
2. Kulit kemerahan
3. Hangat pada sentuhan
4. Peningkatan frekuensi pernapasan
5. Menggigil
6. Dehidrasi
7. Kehilangan nafsu makan
D. Masalah yang lazim timbul
1. Hipertermi b.d proses penyakit
2. Ketidakefektifan termoregulasi b.d proses penyakit, fluktuasi suhu lingkungan
3. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d intake yang kurang
dan diaporesis
4. Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer
5. Resiko cidera
6. Resiko keterlambatan perkembangan
E. Discharge planing
1. Ajarkan orangtua mengenal tanda-tanda kekambuhan
2. Instruksikan untuk memberikan pengobatan sesuai dengan dosis dan waktu
3. Ajarkan bagaimana cara mengukur suhu tubuh
4. Instruksikan untuk kontrol ulang
5. Jelaskan faktor penyebab demam dan hindari faktor pencetus.
HIPERTENSI
A. Definisi
Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah sistolik sedikitnya 140 mmHg atau
tekanan diastolik sedikitnya 90 mmHg.
B. Etiolagi
1. Hipertensi primer (esensial)
Disebut juga hipertensi idiopatik karena tidak diketahui penyebabnya. Faktor
yang mempengaruhi : genetik, lingkungan, hiperaktifitas saraf. Faktor risiko :
obesitas, merokok , alkohol dan polisitemia.
2. Hipertensi sekunder
Penyebabnya : penggunaan estrogen, penyakit ginjal, sindrom cushing dan
hipertensi yang berhubungan dengan kehamilan.
C. Manfestasi Klinis
Seringkali tanpa gejala. Beberapa gejala lainnya :
1. Sakit kepala
2. Lemas, kelelahan
3. Sesak nafas
4. Gelisah
5. Mual
6. Muntah
7. Epistaksis
8. Kesadaran menurun
D. Masalah yang lazim timbul
1. Penurunan curah jantung b.d peningkatan afterload, vasokonstriksi, hipertrofi/
rigitas ventrikuler, iskemia miokard.
2. Nyeri akut b.d peningkatan tekanan vaskuler serebral da sikemia
3. Kelebihan volume cairan
4. Intoleransi aktifitas b.d kelemahan, ketidakseimbangan suplai dan kebutuhan
oksigen
5. Ketidakefektifan koping
6. Resiko ketidakefektifan perfusi jaringan otak
7. Resiko cedera
8. Defisiensi pengetahuan
9. ansietas
E. Discharge planing
1. Berhenti merokok
2. Pertahankan gaya hidup sehat
3. Belajar untuk rilek dan mengendalikan stres
4. Batasi konsumsi alkohol
5. Penjelasan mengenai hipertensi
6. Jika sudah menggunakan obat hipertensi teruskan penggunaan secara rutin
7. Diet garam serta pengendalian berat badan
8. Periksa tekanan darah secara teratur
GASTRITIS
A. Definisi
Merupakan suatu keadaan peradangan atau perdarahan mukosa lambung yang
dapat bersifat akut, kronis, difus atau lokal.
B. Etiolagi
1. Gastritis akut : berasal dari makanan yang terlalu banyak atau terlalu cepat,
makan-makanan yang terlalu berbumbu atau mengandung mikroorganisme
penyebab penyakit, iritasi alkohol,aspirin, NSAID, lisol, serta bahan korosif
lainnya, refluks empedu atau cairan pankreas.
2. Gastritis kronik
Inflamasi lambung yang lama dapat disebabkan oleh benigna atau maligna dari
lambung atau oleh bakteri Helicabacter pylory
3. Gastritis bacterial
Disebabkan oleh refluk dari duodenum
C. Manfestasi Klinis
1. Gastritis akut : nyeri epigastrium, mual, muntah, dan perdarahan terselubung
maupun nyata.
2. Gastritis kronik : kebanyakan gastritis asimptomatik, keluhan lebih berkaitan
dengan komplikasi gastritis atrofik, seperti tukak lambung, defisiensi zat besi,
anemia pernisosa dan karsinoma lambung.
D. Masalah yang lazim timbul
1. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d masukan nutrisi
yang tidak adekuat
2. Kekurangan volume cairan b.d masukan cairan yang tidak adekuat dan
kehilangan cairan berlebihan karena muntah.
3. Nyeri akut b.d mukosa lambung teriritasi
4. Defisiensi pengetahuan b.d penatalaksanaan diet dan proses penyakit.
E. Discharge planing
1. Hindari minum alkohol karena dapat mengiritasi lambung sehingga terjadi
inflamasi dan perdarahan
2. Hindari merokok karena dapat mengganggu lapisan dinding lambung sehingga
lambung lebih mudah mengalami gastritis dan tukak/ ulkus. Dan merokok dapat
meningkatkan asam lambung dan memperlambat penyembuhan luka.
3. Atasi stres sebaik mungkin
4. Makan makanan yang kaya akan buah dan sayur, namun hindari sayur dan
buah yang bersifat asam (misal : jeruk, lemon, nanas, tomato)
5. Jangan berbaring setelah makan untuk menghindari refluks (aliran balik) asam
lambung.
6. Berolahraga secara teratur untuk membantu mempercepat aliran makanan
melaui usus.
7. Bila perut mengalami kembung (banyak gas) untuk sementara waktu kurangi
konsumsi makanan tinggi serat.
8. Makan dalam porsi sedang (tidak banyak) tetapi sering berupa makanan lunak
dan rendah lemak, makanlah secara perlahan dan rileks.
GOUT
A. Definisi
Penyakit yang disebabkan gangguan metabolism purin yang ditandai dengan
hiperurikemi dan serangan sinovitis akut berulang-ulang.
B. Etiolagi
1. Gout primer : disebabkan oleh faktor genetik. Terdapat produksi / sekresi asam
urat yang berlebihan dan tidak diketahui sebanya.
2. Gout sekunder :
a. Pembentukan asam urat berlebih
b. Sekresi asam urat yang berkurang
Faktor predisposisi yaitu umur, jenis kelamin (sering pada pria), iklim, heredite.
C. Manfestasi Klinis
1. Peningkatan asam urat serum pada pria
2. Pembengkakan dan nyeri yang luar biasa pada sendi ibu jari kaki dan sendi
metatarsofalangeal.
3. Tahap interkritis : tidak terjadi gejala terjadi beberapa bulan sampai tahun.
4. Tahap gout kronik : timbunan asam urat yang terus meluas. Peradangan kronik
akibat kristal-kristal asam urat mengakibatkan nyeri, sakit dan kaku juga
pembesaran dan penonjolan sendi bengkak.
D. Masalah yang lazim timbul
1. Nyeri akut b.d cidera biologis,pembngkakan sendi
2. Hambatan mobilitas fisik b.d nyeri persendian (kaku sendi)
3. Resiko ketidakseimbangan volume cairan b.d perubahan b.d perubahan kadar
elektolit pada ginjal (disfungsi ginjal)
4. Hepertermia b.d proses penyakit (peradangan sendi)
5. Gangguan rasa nyaman b.d gejala penyakit (nyeri pada sendi)
6. Gangguan pola tidur b.d nyeri pada pembengkakan
7. Kerusakan integritas jaringan b.d kelebihan cairan (peradangan kronik akibat
adanya kristal urat)
E. Discharge planing
1. Mengistirahatkan sendi yang nyeri
2. Pemberian obat antiinflamasi
3. Menghindari faktor pencetus
4. Minum 2-3 liter air setiap hari dan menghindari makann yang tinggi purin
5. Hindari minuman beralkohol karena dapat menimbulkan produksi asam urat.
HEMOROID
A. Definisi
Merupakan pelebaran dan inflamasi pembuluh darah vena di daerah anus yang
berasal dari plexus hemorrhoidalis. Hemoroid eksterna adalah pelebaran vena yang
berada di bawah kulit (subkutan) di bawah atau di luar linea dentate. Hemoroid
interna adalah pelebaran vena yang berada dibawah mukosa (submukosa) di atas
atau di dalam linea dentate.
B. Etiolagi
Hemoroid timbul karena dilatasi, pembengkakan atau inflamasi vena hemoroidalis
yang disebabkan oleh faktor-faktor resiko/pencetus, seperti :
1. Mengedan pada buang air besar yang sulit
2. Pola buang air besar yang salah (lebih banyak menggunakan jamban duduk
terlalu lama, duduk dijamban sambil membaca buku, merokok)
3. Peningkatan tekanan intraabdomen karena tumor (tumor abdomen)
4. Kehamilan
5. Usia tua
6. Konstipasi kronik
7. Diare akut yang berlebihan dan diare kronik
8. Hubungan seks per anal
9. Kurang minum air putih dan makanan berserat
10. Kurang olahraga
C. Manfestasi Klinis
1. Timbul rasa gatal dan nyeri
2. Perdarahan berwarna merah terang saat defekasi
3. Pembengkakan pada area anus
4. Nekrosis pada area sekitar anus
5. Perdarahan/ prolaps
KATARAK
A. Definisi
Kekeruhan pada lensa mata yang menyebabkan gangguan penglihatan.
B. Etiolagi
Biasanya terjadi pada usia lanjut dan bisa diturunkan. Pembentukan katarak
dipercepat oleh faktor lingkungan seperti merokok, atau bahn beracun lainnya. Bisa
disebabkan oleh : cedera mata penyakit metabolik (misalnya diabetes) obat-obat
tertentu : (misalnya kortikosteroid)
Katarak kongenital adalah katarak yang ditemukan pada bayi ketika lahir,
disebabkan oleh :
- Infeksi kongenital, seperti campak jerman
- Berhubungan dengan penyakit metabolik seperti galaktosemia
- Infeksi virus saat ibu hamil
C. Manfestasi Klinis
1. Penglihatan objek benda atau cahaya menjadi kabur, buram
2. Kesulitan melihat ketika malam hari
3. Mata terass sensitif ketika melihat cahaya
4. Bayangan cahaya yang ditangkap seperti sebuah lingkaran
5. Warna cahaya memudar atau cenderung berubah warna saat melihat
6. Jika melihat dengan satu mata, bayangan benda atau cahaya terlihat ganda
D. Masalah yang lazim timbul
1. Resiko infeksi b.d pertahanan primer dan prosedur invasif
2. Ketakutan b.d kehilangan pandangan komplet, jadwal pembedahan atau
ketidakmampuan mendapatkan pandangan
3. Resiko cedera b.d peningkatan tekanan intra orbital
4. Resiko jatuh
5. Difisiensi pengetahuan b.d terbatasnya informasi atau kesalahan interpretasi
informasi yang sudah didapat sebelumnya
E. Discharge planing
1. Jelaskan tentang peran mata dan peran lensa bagi penglihatan
2. Lakukan pemeriksaan rutin pre operasi
3. Pelajari cara menjaga hygiene mata
KEJANG
A. Definisi
Suatu kejadian paroksimal yang disebabkan oleh lepas muatan hipersinkron
abnormal atau suatu kumpulan neuron SSP.
Kejang demam adalah bangkitan kejang yang terjadi pada kenaikan suhu tubuh
(>38 0C)
B. Etiolagi
Kejang demam disebabkan oleh hipertermi yang muncul secara cepat yang
berkaitan dengan infeksi virus dan bakteri.
C. Manfestasi Klinis
Gejala umum :
1. Kejang diawali dengan kejang tonikkemudian klonik berlangsung 10-15 menit,
bisa juga lebih
2. Takikardi, bayi sering diatas 150-200 per menit
3. Pulpasi arteri melemah dan tekanan nadi mengecil
4. Gejala bendungan system vena, hepatomegali dan peningkatanan vena
julgularis.
D. Masalah yang lazim timbul
1. Resiko ketidakefektifan perfusi jaringan otak b.d gangguan aliran darah ke otak
akibat kerusakan sel neuron otak, hipoksia dan edema serebral ditandai dengan
TIK meningkat, sakit kepala, kejang
2. Risiko cedera b.d ketidakefektifan orientasi (kesadaran umum), kejang
3. Resiko aspirasi b.d penurunan tingkat kesadaran, penurunan reflek menelan
,resiko keterlambatan perkembangan b.d gangguan pertumbuhan
Fluid Management
Timbang popok/pembalut
jika diperlukan
Pertahankan catatan
intake dan output yang akurat
Pasang urin kateter jika
diperlukan
Monitor status hidrasi
( kelembaban membran
mukosa, nadi adekuat,
tekanan darah ortostatik ), jika
diperlukan
Monitor hasil lAb yang
sesuai dengan retensi cairan
(BUN , Hmt , osmolalitas urin
)
Monitor status
hemodinamik termasuk CVP,
MAP, PAP, dan PCWP
Monitor vital sign sesuai
indikasi penyakit
Monitor indikasi retensi /
kelebihan cairan (cracles, CVP
, edema, distensi vena leher,
asites)
Monitor berat pasien
sebelum dan setelah dialisis
Kaji lokasi dan luas
edema
Monitor masukan
makanan / cairan dan hitung
intake kalori harian
Kolaborasi dengan dokter
untuk pemberian terapi cairan
sesuai program
Monitor status nutrisi
Berikan cairan
Kolaborasi pemberian
diuretik sesuai program
Berikan cairan IV pada
suhu ruangan
Dorong masukan oral
Berikan penggantian
nesogatrik sesuai output
Dorong keluarga untuk
membantu pasien makan
Tawarkan snack ( jus
buah, buah segar )
Batasi masukan cairan
pada keadaan hiponatrermi
dilusi dengan serum Na < 130
mEq/l
Monitor respon pasien
terhadap terapi elektrolit
Kolaborasi dokter jika
tanda cairan berlebih muncul
meburuk
Atur kemungkinan tranfusi
Persiapan untuk tranfusi
Fluid Monitoring
Tentukan riwayat jumlah
dan tipe intake cairan dan
eliminaSi
Tentukan kemungkinan
faktor resiko dari ketidak
seimbangan cairan
(Hipertermia, terapi diuretik,
kelainan renal, gagal jantung,
diaporesis, disfungsi hati, dll )
Monitor berat badan
Monitor serum dan
elektrolit urine
Monitor serum dan
osmilalitas urine
Monitor BP<HR, dan RR
Monitor tekanan darah
orthostatik dan perubahan
irama jantung
Monitor parameter
hemodinamik infasif
Catat secara akutar intake
dan output
Monitor membran mukosa
dan turgor kulit, serta rasa
haus
Catat monitor warna,
jumlah dan
Monitor adanya distensi
leher, rinchi, eodem perifer
dan penambahan BB
Monitor tanda dan gejala
dari odema
Beri cairan sesuai
keperluan
Kolaborasi pemberian
obat yang dapat meningkatkan
output urin
Lakukan hemodialisis bila
perlu dan catat respons pasien
Bowel Training
Rencanakan program BAB
dengan pasien dan pasien
yang lain
Konsul ke dokter jika pasien
memerlukan suppositoria
Ajarkan ke pasien/keluarga
tentang prinsip latihan BAB
Anjurkan pasien untuk
cukup minum
Dorong pasien untuk cukup
latihan
Jaga privasi klien
Kolaborasi pemberian
suppositoria jika
memungkinkan
Evaluasi status BAB secara
rutin
Modifikasi program BAB jika
diperlukan