PEMBAHASAN
b. Etiologi Over Dosis (OD) atau kelebihan dosis terjadi karena beberapa hal
1. Mengkonsumsi obat lebih dari ambang batas kemampuannya, misalnya jika
seseorang memakai narkoba walaupun hanya seminggu, tetapi apabila dia
memakai lagi dengan takaran yang sama seperti biasanya kemungkinan besar
terjadi OD
2. Kualitas barang konsumsi berbeda
d. Manifestasi Klinis
Umumnya manifestasi klinis yang timbul pada klien yang mengalami OD :
1. Keringat
2. Hiperaktifitas kelenjar luda
3. Gangguan saluran pencernaan
4. Kesukaran bernafas
1. Anoreksia
2. Nyeri kepala
3. Rasa Lemah
4. Rasa takut
5. Tremor pada lidah, kelopak mata
6. Pupil miosis
1. Nausea
2. Muntah-muntah
3. Kejang atau kram perut
4. Hipersaliva
5. Fasikulasi otot dan bradikardi
1. Diare
2. Reflek cahaya negative
3. Sesak nafas
4. Sianosis
5. Edema paru
6. Inkontenensia unine dan feces
7. Koma
8. Blokade jantung akhirnya meninggal
e. Pemeriksaan Penunjang
1. Laboratorium
Pengukuran kadar KhE dengan sel darah merah dan plasma, penting untuk
memastikan diagnose keracunan IFO akut atau kronik (menurun sekian % dari
harga normal). Keracunan akut : Ringan 40-70%, Sedang 20-40 %, Berat <
20%. Keracunan kronik bila kadar KhE menurun sampai 25-50% setiap
individu yang berhubungan dengan insejtisida ini harus segera disingkirkan dan
baru diizinkan bekerja kembali kadar KhE telah meningkat > 75 % N
2. Patologi Anatoni (PA)
Pada keracunan akut, hasil pemeriksaan patologi biasanya tidak khas. Sering
hanya ditemukan edema paru, dilatasi kapiler, hiperemi paru, otak dan organ-
organ lainnya.
f. Penatalaksanaan
1. Tindakan Emergency
A : Bebaskan Jalan Napas, Kalau perlu lakukan intubasi
B :Berikan pernafasan buatan bila penderita tidak bernafas spontan atau
pernafasan tidak adekuat
C : Pasang infus bila keadaan pasien gawat dan perbaiki perfusi jaringan
2. Identifikasi penyebab keracunan
3. Eliminasi Racun
Racun yang ditelan bisa dieliminasi dengan cara :
a) Rangsangan Muntah akan sangat bermanfaat bila dilakukan dalam 1
jam pertama sesudah menelan bahan beracun, bila sudah lebih dari 1
jam tidak perlu dilakukan rangsangan muntah kecuali bila bahan
beracun tersebut mempunyai efek yang menghambat motilitas
(memperpanjang pengosongan) lambung
b) Bilas lambung akan sangat berguna bila dilakukan dalam 1-2 jam
sesudah menelan bahan beracun, kecuali bila menelan bahan yang
dapan menghambat pengosongan lambung
g. Asuhan Keperawatan OD
1. Pengkajian
Pengkajian difokuskan pada masalah yang mendesak seperti jalan nafas dan
sirkulasi yang mengancam jiwa. Adanya gangguan asam basa, keadaan status
jantung, status kesadaran. Riwayat kesadaran : Riwayat keracunan, bahan racun
yang digunakan, berapa lama diketahui setelah keracunan ada masalah lain
sebagai pencetus keracunan dan sindroma toksis yang ditimbulkan dan kapan
terjadinya
2. Diagnosa Keperawatan
A. Tidak efektifnya pola napas
B. Resiko tinggi kekurangan cairan tubuh
C. Gangguan Kesadaran
D. Tidak efektifnya koping individu
3. Intevensi
a) Pertolongan pertama yang dilakukan meliputi : tindakan umum yang
bertujuan untuk keselamatan hidup, mencegah penyerapan dan penawar
racun (antidotum) yang meliputi resusitasi air way, breathing,circulasi
eliminasi untuk menghambat absorsi
b) Melalui pencernaan dengan cara bilas lambung
c) Beri anti dotum sesuai advice dokter minimal 2x24 jam yaitu pemberian
SA
d) Perawatan sufortif, meliputi mempertahankan agar pasien tidak samapai
menggigil, monitor perubahan fisik seperti perubahan nadi yang cepat,
sianosis, distress pernafasan, tanda-tanda kolaps pembuluh darah dan
kemungkinan fatal atau kematian. Monitor vital sign setiap 15 menit
untuk beberapa jam dan laporkan perubahan segera kepada dokter
e) Jika pernafasan defresi berikan oksigen dan lakukan suction. Ventilator
mungkin bisa diperlukan
b. Etiologi
Penyebab keracunan ada beberapa macam dan akibatnya bisa mulai yang ringan
sampai yang berat. Secara umum yang banyak terjadi di sebabkan oleh :
1. Mikroba
Mikroba yang menyebabkan keracunan di antaranya :
a. Escherichia coli patogen
b. Staphilococus aureus
c. Salmonella
d. Bacillus Parahemolyticus
e. Clostridium Botulisme
f. Streptokkkus
2. Bahan Kimia
a. Peptisida golongan organofosfat
b. Organo Sulfat dan karbonat
3. Toksin
a. Jamur
b. Keracunan Singkong
c. Tempe Bongkrek
d. Bayam beracun
e. Kerang
c. Manifestasi Klinis
1. Gejala yang paling menonjol meliputi
a. Kelainan Visus
b. Hiperaktivitas kelenjar ludah dan keringat
c. Gangguan Saluran pencernaan
d. Kesukaran bernafas
2. Keracunan ringan
a. Anoreksia
b. Nyeri kepala
c. Rasa lemah
d. Rasa takut
e. Tremor pada lidah dan kelopak mata
f. Pupil miosis
3. Keracunan sedang
a. Nausea
b. Muntah – muntah
c. Kejang dan kram perut
d. Hipersalifa
e. Bradikardi
4. Keracunan berat
a. Diare
b. Reaksi cahaya negatif
c. Sesak nafas
d. Sianosis
e. Edema paru
f. Inkontinensia urine dan feses
g. Koma
h. Blokade jantung akhirnya meninggal
d. Penatalaksanaan
1. Tindakan Emergensi
Airway : Bebaskan jalan nafas, kalau perlu di lakukan inkubasi
Breathing : Berikan nafas buatan, bila penderita tidak bernafas spontan atau
pernafasan tidak adekuat
Circulasi : Pasang infus bila keaadaan penderita gawat darurat dan perbaiki
perfusi jaringan.
2. Resusitasi
Setelah jalan nafas di bebaskan dan di bersihkan, periksa pernafasan dan
nadi. Infus dextrose 5% kec.15 – 20, nafas buatan, O2, hisap lendir dalam saluran
pernafasan, hindari obat – obatan depresan saluran nafas, kalau perlu respirator
pada kegagalan nafas berat
3. Identifikasi penyebab
Bila memungkinkan lakukan identifikasi penyebab keracunan, tapi
hendaknya usaha mencari penyebab keracunan tidak sampai menunda usaha
penyelamatan penderita yang harus segera di lakukan.
4. Mengurangi absorbsi
Upaya mengurangi absorbsi racun dari saluran cerna di lakukan dengan
merangsang muntah dan menguras lambung
5. Meningkatkan eliminasi
Meningkatkan eliminasi racun dapat di lakukan dengan diuresis basa atau
asam, dosis multipel karbon aktif, dialisis dan hemoperfus.
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
Disusun Oleh:
Fita Arisanti
Lisna Imelda
Zaenal Nurhidayat
Universitas Borobudur
Bogor 2017/2018