Abstract
Banyak pekerjaan yang dilakukan melalui kegiatan menyelam dengan tujuan penelitian, pencarian makanan laut,
konstruksi, pemeliharaan alam, pembuatan film, militer, forensik dan penyelamatan, bahkan eksplorasi dan
konstruksi ladang minyak lepas pantai juga dilakukan dengan proses menyelam. Artikel ini membahas tentang
Occupational diving (penyelaman di tempat kerja) yang merupakan kegiatan menyelam yang dilakukan dalam
pekerjaan untuk mendapatkan atau memberi imbalan (terlepas dari apakah menyelam merupakan fungsi utama
pekerjaan atau hanya merupakan tambahan untuk itu). Terdapat 3 cara penyelaman yang dilakukan: breath-hold
diving, ‘‘bounce’’ diving with breathing apparatus, dan saturation diving. Ketika terjadi trauma berat saat penyelaman
maka biasanya sistem saraf seringkali ikut terlibat. Penyakit dekompresi, hipotermia, barotrauma, imersi edema
pulmoner, dan emboli gas merupakan komplikasi medis yang sangat penting dari penyelaman. Penyusunan artikel ini
menggunakan metode review dari jurnal-jurnal terutama yang berasal dari luar negeri yang mengenai penyelaman
secara umum, penyelaman dalam pekerjaan, dan komplikasi neurologis yang dapat terjadi akibat penyelaman serta
manajemen tatalaksana secara umum. Sebagai kesimpulan penyelaman merupakan suatu pekerjaan yang rentan
mengalami faktor resiko di bidang neurologis. DCS merupakan komplikasi neurologis tersering yang bisa terjadi.
Tatalaksana definitif yang bisa dilakukan untuk mengatasi keadaan ini adalah dengan rekompresi di dalam hyperbaric
chamber. Namun secara umum, perlu adanya perhatian lebih kepada para pekerja terutama penyelam untuk
menghindari faktor resiko yang dapat muncul terkait pekerjaan terutama komplikasi bidang neurologi.
Keywords: Occupational Diving, Neurological Complications, Penyakit Dekompresi, Hipotermia, Barotrauma, Imersi
Edema Pulmoner, Emboli Gas, Hyperbaric Chamber, Review Article
Pendahuluan
Saat ini menyelam tidak hanya saturation diving. Breath-hold diving,
dijadikan sebagai sarana untuk rekreasi. ‘‘bounce’’ diving with breathing
Banyak pekerjaan yang dilakukan melalui apparatus biasa digunakan untuk
kegiatan menyelam dengan tujuan keperluan okupasi dan rekreasi,
penelitan, pencarian makanan laut, sementara karena biaya dan perawatan
konstruksi, pemeliharaan alam, nya yang tinggi, saturation diving lebih
pembuatan film, militer, forensik dan sering digunakan untuk pekerjaan
penyelamatan, bahkan eksplorasi dan dibidang industri minyak1.
konstruksi ladang minyak lepas pantai Dari ketiga cara penyelaman,
juga dilakukan dengan proses Breath-hold diving merupakan cara
menyelam1. Menyelam menimbulkan penyelaman paling dasar dan
efek fisiologis dan patofisiologis pada menimbulkan resiko lebih tinggi
manusia melalui proses pencelupan dan dibanding cara penyelaman lain.
paparan tekanan lingkungan yang Berdasarkan literatur, data dari Divers
tinggi1. Alert Network (DAN) sejak tahun 1994
Terdapat 3 cara penyelaman yang sampai 2003 serta pencarian melalui
dilakukan: breath-hold diving, ‘‘bounce’’ internet pada waktu yang sama, terdapat
diving with breathing apparatus, dan 131 kasus karena Breath-hold diving.
Pukovisa Prawiroharjo et al| Occupational Diving: Neurological Complications of Diving
pada penyelam berefek terhadap dalam darah dan jaringan sesuai dengan
perubahan gas. Tekanan parsial hukum Henry5.
meningkat seiring dengan peningkatan
komponen gas pernafasan pada Tabel 1. Pengaruh Kedalaman terhadap
penyelam yang meningkat secara Tekanan Ambien5
proporsional dengan tekanan ambien Air Tekanan
Pounds
total saat kedalaman meningkat (hukum Merkuri per
laut Absolut
(mm) Square
Dalton). Paparan tekanan gas diatas (feet) (atm)
Inch
normal akan menghasilkan jumlah gas 0 1 760 14.7
yang larut dalam jaringan tubuh diatas 33 2 1520 29.4
normal pula (hukum Henry). Efek 66 3 2280 44.1
fisiologis yang dapat terjadi berupa 99 4 3040 58.8
132 5 3800 73.5
kejang dalam kasus toksisitas oksigen
atau gangguan fungsi serebral dengan
narkosis nitrogen1. Terkait dengan neurologis,
Saat kembali ke permukaan, berdasarkan penelitian, terdapat
pengurangan tekanan ambien yang tiba- peningkatan brain damage marker
tiba dapat menyebabkan saturasi gas S100B sementara setelah apneu
berlebihan pada jaringan karena berkepanjangan (bisa pada breath-hold
pembentukan gelembung gas. Kenaikan diving). Mekanisme nya belum bisa
tekanan juga berdampak pada ruang dijelaskan namun diduga dapat
jaringan yang terisi gas karena tekanan melibatkan kerusakan neuron dan
dan volumenya berbanding terbalik pembukaan sementara sawar darah otak
(hukum Boyle)1. (blood-brain barrier). Puncak S100B
Komplikasi neurologis terjadi terjadi dalam 10 menit pertama setelah
karena peningkatan tekanan hiperbarik apnea. Setelah kerusakan otak traumatis
sehingga mempengaruhi sistem saraf. dan iskemia serebral, puncak pada S100B
Komplikasi yang biasa terjadi terjadi dalam jam pertama sampai 1-3
diantaranya tremor pada tangan, hari setelah kejadian. Namun untuk
ketidakstabilan postural, masalah menyimpulkan bahwa cidera berat pada
gastrointestinal, mengantuk, dan otak oleh karena penyelaman, masih
disfungsi kognitif. Gejala dan tanda harus dilakukan penelitian dan evaluasi
neurologis yang terjadi disebut sindrom lanjutan6.
neurologis tekanan tinggi (High Pressure
Neurological Syndrome/HPNS)4. Metode
Paparan lingkungan yang paling Penyusunan artikel ini menggunakan
signifikan sehingga menimbulkan metode review dari jurnal-jurnal
komplikasi saat menyelam adalah terutama yang berasal dari luar negeri
peningkatan tekanan ambien. Tekanan yang mengenai penyelaman secara
meningkat seiringan dengan umum, penyelaman dalam pekerjaan,
bertambahnya kedalaman air (tabel 1). dan komplikasi neurologis yang dapat
Efek dari peningkatan tekanan ini terjadi akibat penyelaman serta
dikaitkan juga dengan kompresi dan manajemen tatalaksana secara umum.
perluasan gas menurut Hukum Boyle Diskusi
serta peningkatan kandungan gas inert 1. Komplikasi Neurologis Penyelaman
Pukovisa Prawiroharjo et al| Occupational Diving: Neurological Complications of Diving
lebih dari 50 meter dan berulang. yang terjadi dalam beberapa menit pasca
Gejala utama system saraf pusat muncul di permukaan. Pasien yang
yang timbul adalah mulai dari mengalami emboli gas arteri atau
nyeri sendi sampai dengan pulmonary over-inflation akan
paralisis. Gambaran MRI mengalami nyeri dan tekanan pada
menunjukkan brain disclofsed a respirasi, batuk, hemoptisis, sakit kepala,
cortical T1-weighted penurunan kesadaran, kejang,
hipointensitas area terutama hemiparesis, kuadriparesis dan cortical
substansia alba subcortikal blindness. Angka kematian sangat tinggi
temporal kiri gambaran dan terapi yang segera sangat penting19.
menyerupai infark dan Kebanyakan penyelam yang
perdarahan parsial. berusia muda dan sehat secara fisik, jika
Terjadinya DCS pada penyelam diobati dengan baik maka idealnya akan
dipengaruhi oleh banyak factor, antara pulih sepenuhnya dari penyakit terkait
lain kedalaman menyelam, waktu penyelaman. Namun hal ini akan
menahan nafas (breath-hold time), berbeda jika pengobatan ditunda dalam
interval atau durasi menyelam, kuantitas jangka waktu yang lama, maka hasil
dan frekuensi menyelam pertahun 9, 18, 23. pengobatan tidak akan baik dan akan
Gangguan kesehatan lainnya menghasilkan gejala sisa seperti
yang muncul akibat penyelaman adalah kekakuan (spastisitas), inkontinensia
emboli gas arteri 9, 24. urine, kelemahan otot dan juga
parestesia perifer. Gejala sisa yang paling
Tabel 3. Presentase Tanda dan Gejala sering terjadi akibat emboli gas arteri
pada Pasien dengan Arterial Gas adalah short-term memory dan
Embolism10,12,13,25,26 8
gangguan konsentrasi . Hal ini didukung
Tanda dan Gejala Persentase adanya penelitian analisis multivariat
Stupor dan kebingungan 24 yang menunjukkan bahwa penyelam
Koma tanpa kejang 22 memiliki tanda dan gejala gangguan
Koma dengan kejang 18
Defisit motorik unilateral 14 neurologi yang lebih banyak daripada
Gangguan penglihatan 9 non penyelam dimana penyelama akan
Vertigo 8 lebih sering mengeluh sulit
Defisit sensorik unilateral 8 berkonsentrasi dan mengalami masalah
Defisit motorik bilateral 8 gangguan memori jangka pendek dan
Pingsan 4
panjang. Gejala klinis abnormal yang
paling menonjol adalah disfungsi radiks
Kondisi ini juga bisa
nervus dan medula spinalis distal. Angka
menyebabkan komplikasi neurologis.
kejadian munculnya gejala abnormal
Ketika alveoli ruptur, udara akan keluar
lebih tinggi pada penyelam yang memiliki
menuju ruangan di sekitarnya. Emboli
riwayat episode gangguan dekompresi
yang memasuki pembuluh darah
sebelumnya19.
serebral dapat menyebabkan keadaan
menyerupai stroke (strokelike events)
Tabel 4. Kelainan Klinis, Profil Penyelaman dan Pengobatan Komplikasi Neurologis
Penyelaman10,11,12,13,14,15,26,27,28,29
Kelainan Gambaran klinis Profil penyelaman Terapi
Pukovisa Prawiroharjo et al| Occupational Diving: Neurological Complications of Diving
Memperbaiki tehnik
Nyeri akut, vertigo,
Barotrauma menyesuaikan tekanan,
kehilangan pendengaran, Saat turun menyelam,
telinga tengah dekongestan oral atau
rupture/perdarahan dapat saat naik
saat turun nasal, antibiotic pada
membrane timpani
otorrhea
Baroparesis Paralisis fasialis ipsilateral,
Saat naik Tidak ada
fasial membaik dalam beberapa jam
Vertigo akut, mual, muntah,
Evaluasi THT, tirah
tinnitus, kehilangan
Barotrauma Saat turun, kadang saat baring, elevasi kepala,
pendengaran sensorineural,
telinga dalam naik pelunak feses, eksplorasi
kadang berhubungan dengan
bedah jika gejala tetap.
barotrauma telinga tengah
Dalam 5 menit saat
muncul di permukaan Oksigen 100%,
Stupor, kebingungan, koma,
Emboli gas (>80%) atau saat naik; rekompresi sesuai
kejang, kelemahan fokal,
arteri tidak bergantung pada algoritma US Navy,
kehilangan penghlihatan
paparan waktu – terapi simptomatik
kedalaman.
Dalam 30 – 60 menit saat
Vertigo akut, mual, muntah,
muncul di permukaan (>
DCS telinga nistagmus, tinnitus,
50%), dalam 6 jam (90%); SDA
dalam kehilangan pendengaran
bergantung pada paparan
sensorineural
waktu-kedalaman
Kebingungan, kelemahan
fokal, fatique, kehilangan
DCS serebral penglihatan, diplopia, SDA SDA
disfungsi bicara, gerakan
abnormal, sakit kepala
Paraestesia/gangguan
sensorineural pada batang
tubuh atas, dan/atau
DCS spinal SDA SDA
ekstremitas, kelemahan
tungkai, kehilangan fungsi
sfingter kandung kemih
Sakit kepala Sakit kepala berat Biasanya muncul dalam
(emboli gas menyeluruh berkaitan dengan beberapa menit saat naik,
SDA, analgetik
arterial atau gangguan kesadaran dan dapat menetap tanpa
DCS) gejala lain terapi rekompresi
Hindari stimulus pemicu,
Sakit kepala berat seperti Dipicu oleh kegiatan
Sakit kepala menyelam secara
dipukul, nyeri hebat, mual, sebelum penyelaman atau
(migraine) konservatif, terapi
muntah, fotofobia saat di kedalaman
profilaksis
Kurangi kedalaman dan
Kejang fokal, penyempitan
paparan oksigen, terapi
Keracunan lapang pandang, mual,
Timbul di kedalaman suportif, manajemen
oksigen muntah, vertigo, parestesia,
kejang; sesuai terapi
kejang umum
emboli gas arteri
atau menyelam dengan kedalaman 200 kerusakan otak pada competitive breath-
m maka akan berisiko mengalami hold divers31.
“shallow water blackout” atau
kehilangan kesadaran dan juga 2. Komplikasi neurologis pada
kehilangan kendali motorik, mengalami Occupational Diving
barotrauma pulmoner bahkan kematian. Pada aktivitas penyelaman
Hal ini didukung oleh penelitian yang okupasi, penyelam terekspos dengan
dilakukan Kjeld dkk, terhadap 17 free hazard seperti gas inert (nitrogen) yang
divers pada kejuaraan Danish free diving. dapat meningkatkan risiko
Pada penelitian ini diketahui bahwa decompression sickness (DCS). Terdapat
selama fase apnea statis, 9 penyelam beberapa faktor risiko terjadinya
mengalami kehilangan kendali motorik insidens DCS, di antaranya penyelaman
dan satu penyelam mengalami yang berulang-ulang, gagal dalam
kehilangan kesadaran sedangkan 4 melakukan perhentian untuk
penyelam mengalami kehilangan kendali dekompresi, naik ke permukaan secara
motorik dan 4 lainnya mengalami cepat, peralatan penyelaman yang
kehilangan kesadaran selama fase apnea kurang mendapat pemeliharaan dan
dinamis30. aktivitas bawah air yang memerlukan
Hal ini juga didukung oleh energi tinggi32. Selain itu, perkembangan
laporan kasus yang disampaikan oleh berkelanjutan dari teknologi bawah air
Mats. H Liner dan Johan P Anderson yang menciptakan lingkungan bawah air yang
menyatakan bahwa breath-hold-divers bising bagi penyelam, di antaranya alat
yang mengalami pajanan berulang kerja bawah air, aktivitas konstruksi
terhadap keadaan hipoksia berat akan bawah air, system sonar aktif skala besar
berisiko mengalami efek buruk jangka dan bising mesin kapal33. Pada
panjang. Sebagai contoh, hipoksia akibat eksperimen oleh Steevens et al,
obstructive sleep apnea akan didapatkan kemungkinan bahwa
menyebabkan perubahan neuropatologi gelombang suara bawah air memberikan
dan juga gangguan neuropsikologi. stimulasi fisik langsung pada jaringan
Berdasarkan laporan kasus ini diketahui otak, dimana didapatkan pada objek
bahwa seorang penyelam pria berusia 23 penelitian efek yang ditimbulkan oleh
tahun yang telah menjalani kompetisi gelombang suara dalam air menyerupai
breath-hold diving selama 1 tahun cedera kepala ringan, selain itu terdapat
mengalami kehilangan kesadaran. gejala sekuele neurologis yang konsisten
Sampel darah pasien kemudian diambil dengan trauma kepala33.
lalu dilakukan analisis marker S100B Pada beberapa pekerjaan spesifik
dalam serum untuk menilai kerusakan seperti ilmuwan biologi laut tidak luput
otak. Dari analisis sampel ini diketahui dalam potensi bahaya dalam pekerjaan
terdapat peningkatan kadar S100B yang penyelaman akibat penggunaan tehnik
mengindikasikan dipengaruhinya pencampuran gas, re-breather dan
integritas sistem saraf pusat. penyelaman dalam34. Tehnik ini
Berdasarkan laporan kasus ini dan juga memungkinkan penyelaman dapat
studi yang telah dilakukan sebelumnya dilakukan lebih lama, namun
menunjukkan bahwa terdapat risiko meningkatkan resiko terjadinya
keracunan oksigen dan kurangnya waktu
Pukovisa Prawiroharjo et al| Occupational Diving: Neurological Complications of Diving
dekompresi saat proses naik dari standar keselamatan tinggi sesuai yang
penyelaman. Peningkatan tekanan ditetapkan oleh instansi pengawas
hiperbarik pada penyelam saturasi setempat dan standar keamanan
komersil terkait dengan pengaruh jangka peralatan yang digunakan untuk bekerja
panjang pada system saraf dengan gejala harus selalu terjaga dengan baik32.
neurologis yang secara signifikan
berkorelasi dengan penyelaman dalam Simpulan
dan prevalensi DCS34. Penyelaman merupakan suatu
Penelitian yang dilakukan pekerjaan yang rentan mengalami faktor
terhadap penyelam Ama, penyelam resiko di bidang neurologis. Beberapa
tradisional Jepang yang menyelam komplikasi neurologi terkait profesi
dengan menahan napas untuk penyelaman yang dapat terjadi antara
mengambil kerang, rumput laut dan lain- lain dekompresi (DCS), hipotermia,
lain, didapatkan peningkatan resiko barotrauma, imersi edema pulmonar
kerusakan otak yang terdeteksi melalui dan emboli gas. DCS mrupakan
MRI yang dilakukan secara serial, bahkan komplikasi neurologis tersering yang bisa
tanpa didahului oleh insiden DCS terjadi. Tatalaksana definitif yang bisa
neurologis35. dilakukan untuk mengatasi keadaan ini
Di Malaysia, tercatat pada tahun adalah dengan rekompresi di dalam
1996 – 2000 komplikasi DCS 60% terjadi hyperbaric chamber. Namun secara
pada aktivitas penyelaman komersil umum, perlu adanya perhatian lebih
(okupasi), dimana 83,9% di antaranya kepada para pekerja terutama penyelam
adalah penebang pohon dalam air, untuk menghindari faktor resiko yang
dibandingkan penyelam komersil dapat muncul terkait pekerjaan
lainnya. terutama komplikasi bidang neurologi.
Terapi definitif dari DCS adalah
rekompresi di dalam hyperbaric chamber Daftar Pustaka
maka penting untuk setiap tempat kerja 1. Levett D Z H and L Millar. 2008. Bubble trouble:
a review of diving physiology and disease.
yang memiliki pekerjaan penyelaman London: group.bmj.com. Vol. 84: 571–578.
untuk memiliki akses secepat mungkin ke 2. Pollock Neal W. 2006. Development of The Dan
fasilitas kesehatan yang memiliki Breath-Hold Incident Database. USA: Breath-
Hold Diving Workshop Proceedings.
hyperbaric chamber32. 3. Occupational Safety and Health Service. 2004.
Terdapat gejala sekuele Guidelines for Occupational Diving 2004.
neurologis setelah insiden DCS, seperti Occupational Safety and Health Service
Department of Labour. Wellington. New
tercantum dalam tabel 4. Pada beberapa Zealand. [disitasi 2017 Juni 16]. Tersedia dari:
kasus hal ini menimbulkan kecacatan http://www.worksafe.govt.nz/worksafe/inform
tetap yang menghalangi pekerja untuk ation-guidance/pdf-documents-library/diving-
2004/diving-1008.pdf
dapat kembali pada pekerjaannya. 4. K Todnem, H Nyland, H Skeidsvoll, R Svihus, P
Penting bagi perusahaan untuk Rinck, B K Kambestad, T Riise, J A Aarli. 1991.
mengusahakan jaminan kesehatan sosial Neurological long term consequences of deep
diving. British Journal of Industrial Medicine. Vol.
dan pengaturan kompensasi bagi pekerja 48: 258-266
beresiko tinggi terutama yang 5. Lynch James H and Alfred A. Bove. 2009. Diving
melibatkan pekerjaan penyelaman, Medicine: A Review of Current Evidence. J Am
Board Fam Med. Vol. 22: 399–407
disamping komitmen tinggi untuk tetap 6. Andersson Johan PA, Mats H Linér and Henrik
mengusahakan pekerjaan dengan Jönsson.2006. Increased Levels of The Brain
Damage Marker S100b After Apneas in
Pukovisa Prawiroharjo et al| Occupational Diving: Neurological Complications of Diving
Competitive Breath-Hold Divers. USA: Breath- Compeitions. Int J Sports Med 2007; 28: 295–
Hold Diving Workshop Proceedings 299.
7. Herbert B. Newton. 2001. Neurologic 21. Andrea Corteagani, et al. 2013. An Atypical Case
Complications of Scuba Diving. Am Fam of Taravana Syndrome in a Breath-Hold
Physician;63:2211-8,2225-6 Underwater Fishing Champion: A Case Report.
8. Rita Bast Peterson, Oivind Skare. 2015. A Twelve- Hindawi Publishing Corporation. Case report in
year longitudinal study of neuropsychological Medicine. Vol 2013.
function in non-saturation professional divers. 22. GEMPP E, BLATTEAU J-E. Neurological disorders
International Arch Occupational Environment after repetitive breath-hold diving. Aviat Space
Health (2015) 88: 669-682 Environ Med 2006; 77:971–3.
9. S Jallul, A Osman and W El-Masry. Case Report, 23. Dan McQueen BMed Sci, Gerry Kent PhD and
Cerebro-spinal decompression sickness: report Andrwe Murrison MB ChB. Self Reported long-
of two cases. UK. Spinal Cord (2007) 45, 116– term effects of diving and decompression illness
120.
in recreational SCUBA divers. Br J Sp Med
10. Jodi Hawes and E. Wayne Massey. 2009.
Neurologic Injuries from Scuba Diving. 1994;28(2).
Neurologic Clinics, volume 26, issue 1. 24. Kiyotaka Kohshi. 2001. Neurological Diving
11. Herbert B. Newton, M.D. 2001. Neurologic Accidents in Japanese Breath-Hold Divers: A
Complications of Scuba Diving. An American Preliminary Report. Journal of Occupational
Family Physician. Vol.63, No.11: 2211 – 2218. Health 2001; 43:56-60.
12. Divers Alert Network. Report on decompression 25. Brylske A. The gas laws. A guide for the
illness and diving fatalities: DAN’s annual review mathematically challenged. Dive Training
of recreational scuba diving injuries and fatalities 1997;September:26-34.
based on 1998 data. Durham, NC: Divers Alert 26. Farmer JC. Otological and paranasal sinus
Network, 2000. problems in diving. In: Bennett PB, Elliott DH,
13. Melamed Y, Shupak A, Bitterman H. Medical eds. The physiology and medicine of diving. 4th
problems associated with underwater diving. N ed. London: Saunders, 1993;11:267-300.
Engl J Med 1992;326:30-5. 27. T. Kjeld, T. Jattu1, dkk. 2014. Release of
14. Moon RE. Treatment of diving emergencies. Crit Erythropoietin and Neuron-Specific Enolase after
Care Clin 1999;15:429-56. Breath Holding in Competing Free Divers. Scand
15. Dick AP, Massey EW. Neurologic presentation of J Med Sci Sports.
decompression sickness and air embolism in 28. Mats H. Linér and Johan P. A. Andersson. 2009.
sport divers. Neurology 1985;35:667-71. Hypoxic Syncope in a Competitive Breath-Hold
16. Stephen A Pulley. Decompression Sickness. Diver with Elevation of the Brain Damage Marker
Medscape, Updated: Jul 12, 2016 S100B. Aviat Space Environ Med; 80: 1066 – 8.
17. Brunon Kierznikowicz, Władysław Wolański, 29. Clenney TL, Lassen LF. Recreational scuba diving
Bogumił. Filipek. Polish Hyperbaric Research. injuries. Am Fam Physician 1996;53:1761-74.
30. Molvaer OI, Eidsvik S. Facial baroparesis: a
Jurnal Polish Hyperbaric Medicine and
review. Undersea Biomed Res 1987;14:277-95.
Technology Society. Poland. PolHypRes 2016 Vol. 31. Greer HD, Massey EW. Neurologic injury from
55 Issue 2 pp. 61 – 66. ISSN: 1734-7009 ISSN: undersea diving. Neurol Clin 1992;10:1031-45.
2084-0535 32. Rozali A, et al. Decompression illness secondary
18. Hideki Tamaki, Kiyotaka Kohshi, Tatsuya Ishitake, to occupational diving: Recommended
Robert M Wong, A survey of neurological Management Based Current Legislation and
decompression illness in commercial breath- Practice in Malaysia. Med J Malaysia, Vol. 64,
hold divers (Ama) of Japan. Neurological DCI IN No.2, June 2008.
Japanese Ama Divers. UHM 2010, Vol. 37, No. 4 33. Steevens CC, et al. Noice-induced neurologic
19. Neuman TS. Pulmonary barotrauma. In: Bove AA, disturbance in divers exposed to intense water-
ed. Bove and Davis’ Diving medicine. 3d ed. borne sound: two case reports, Naval submarine
Philadelphia: Saunders, 1997;13:176-83. medical research laboratory, Undersea and
20. P Lindholm. 2006. Loss of Motor Control and/or
Hyperbaric Medical Society, Inc, Florida, 1999
Loss of Conciousness during Breath Hold
34. Courtenay G, et al. Occupational health issues in
marine and freshwater research, Journal of
Occupational Medicine and Toxicology, 2012, 7:4
35. Kohshi K, et al. Brain damage in Commercial
Breath-Hold Divers, PLos ONE 9(8): e10500, 2014