Anda di halaman 1dari 14

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

KEBUTUHAN CAIRAN PADA ANAK

Hari / Tanggal : Sabtu,26 September 2020


Waktu : 10-15 menit
Pokok Bahasan : Pemenuhan Kebutuhan Cairan pada Anak
Sasaran : Orangtua dan Anak
Penyuluh : Mahasiswa Profesi Ners Keperawatan UNTAN
Pontianak
Tempat :Poli Anaak RSUD Dr. Soedarso Pontianak

1. Tujuan Umum
1.1 Tujuan Umum
Setelah mengikuti penatalaksanaan ini, orangtua anak mampu memahami
pentingnya kebutuhan cairan pada anak.
1.2 Tujuan Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan ini, orangtua anak diharapkan:
a. Mampu mengetahui bagaimana cara memenuhi kebutuhan
cairan pada anaknya.
b. Mampu mengetahui apa dampak jika anaknya kelebihan
maupun kekurangan cairan.
3. Metode
1. Ceramah
2. Tanya Jawab

4. Media
1. Leaflet

5. Kegiatan Pembelajaran
No Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta
1 5 menit Pembukaan Menjawab salam,
a. Mengucapkan salam dan terima mendengarkan dengan
kasih atas kedatangan para peserta. seksama
b. Memperkenalkan diri dan
Menjelaskan tujuan penyuluhan
c. Menyebutkan materi/ pokok bahasan
yang akan disampaikan
2. 10 menit Pelaksanaan Kegiatan Penyuluhan: Menyimak dan memperhatikan
1) Apa sih pentingnya cairan tubuh bagi
anak
2) Bagaimana cara memenuhi
kebutuhan cairan pada anaknya.
3) Apa-apa sajadampak jika
anaknya kelebihan maupun
kekurangan cairan
3. 5 menit Penutup: 1) Peserta memperhatikan
1) Orangtua memahami pengertian dan memberikan
cairan. pertanyaan jika ada yang
2) Orangtua memahami bagaimana cara belum jelas serta
memenuhi cairan pada anaknya. menjawab pertanyaan
3) Orangtua memahami dampak dari yang diajukan oleh
kelebiha maupun kekurangan cairan peserta.
4) Memberikan kesempatan pada peserta 2) Menjawab salam
untuk bertanya jika terdapat hal-hal
yang belum jelas.
5) Menyimpulkan atau merangkum hasil
penyuluhan
6) Mengevaluasi hasil kegiatan dan
meminta salah satu dari peserta untuk
mengulangi cara meminum tablet zat
besi yang benar.
7) Memberi salam dan meminta maaf
bila ada kesalahan
MATERI
KEBUTUHAN CAIRAN PADA ANAK

A. Pengertian Cairan
Cairan adalah volume air bisa berupa kekurangan atau kelebihan air. Air tubuh
lebih banyak meningkat tonisitus adalah terminologi guna perbandingan
osmolalitas dari salah satu cairan tubuh yang normal. Cairan tubuh terdiri dari
cairan eksternal dan cairan internal. Volume cairan intrasel tidak dapat diukur
secara langsung dengan prinsip difusi oleh karena tidak ada bahan yang hanya
terdapat dalam cairan intrasel. Volume cairan intrasel dapat diketahui dengan
mengurangi jumlah cairan ekternal, terdiri dari cairan tubuh tota (Saifuddin,
2014).

B. Klasifikasi Cairan
1. Volume dan Distribusi Cairan Tubuh
1) Volume cairan
Total jumlah volume cairan tubuh (Total Body Water = TBW) kira2
60% dari BB pria dan 50% dari BB wanita. Usia juga berpengaruh
terhadap TBW di mana makin tua usia maka sedikit kandungan
airnya. Jadi jumlah volume ini tergantung pada kandungan lemak
badan dan usia. Contoh: BBL-TBW nya 70-80 %, usia pubertas
sampai dengan 39 th untuk pria 60% dari BB dan untuk wanita 52 %
dari BB. Usia 45-60 th untuk pria usia 55% dari BB dan wanita 47 %
dari BB. Usia diatas 60 tahun untuk pria 52 % dari BB dan wanita 46
% dari BB. Lemak jaringan sangat sedikit meyimpan cairan, dimana
lemak pada wanita lebih banyak daripada pria sehingga volume cairan
lebih rendah dari pria.
2) Distribusi cairan
Cairan tubuh didistribusikan diantara 2 kompartemen yaitu pada intra
seluler dan ekstraselular. Cairan Intraseluler (CIS) kira-kira 2/3 atau
40% dari BB, sedangkan Cairan Ekstraseluler (CES) 20% dari BB.
Cairan ini terdiri atas plasma (Cairan Intravaskuler) 5%, Cairan
Interstisial CIT (Cairan disekitar tubuh seperti limfe) 10-15 % dan
Cairan Transeluler (CTS) (misalnya cairan cerebrospinalis, sinovial,
cairan dalam peritoneum, cairan dalam rongga mata, dan lain-lain) 1-
3 %.
2. Fungsi Cairan
1) Mempertahankan panas tubuh dan pengaturan temperature tubuh.
2) Transport nutrient ke sel
3) Transport hasil sisa metabolism
4) Transport hormon
5) Pelumas antar organ
6) Memperthanakan tekanan hidrostatik dalam system kardiovaskuler

7) Metabolisme sel

3. Keseimbangan Cairan
Keseimbangan cairan ditentukan oleh intake dan output cairan. Intake
cairan berasal dari minuman dan makanan. Kebutuhan cairan setiap hari
antara 1.800 – 2.500 ml/hari. Sekitar 1.200ml berasal dari minuman dan
1.000 ml dari makanan. Sedangkan pengeluaran cairan melalui ginjal
dalambentuk urine 1.200-1.500 ml/hari, paru-paru 300-500 ml, dan kulit
600-800 ml.
4. Pengaturan Keseimbangan Cairan
1) Rasa dahaga
Mekanisme rasa dahaga : Penurunan fungsi ginjal merangsang
pelepasan renin, yang pada akhirnya menimbulkan produksi
angiotensin II yang dapat merangsang hipotalamus untuk melepaskan
substrat neuron yang bertanggungjawab terhadap sensasi haus.
2) Osmoreseptor di hipotalamus mendeteksi penigkatan tekanan osmotic
dan mengaktivasi jaringan saraf yang dapat mengakibatkan sensasi
rasa dahaga.
3) Anti Diuretik Hormon (ADH): ADH dibentuk di hipotalamus dan
disimpan dalam neurohipofisisi dari hipofisis posterior. Stimuli utama
untuk sekresi ADH adalah peningkatan osmolaritas dan penurunan
cairan ekstrasel. Hormone ini meningkatkan rearbsorbsi air pada
duktus koligentes, dengan demikian dapat menghemat air.
4) Aldosteron: Hormone ini disekresi oleh kelenjar adrenal yang bekerja
pada tubulus ginjal untuk meningkatkan absrsorsi natrium. Pelepasan
aldosteron dirangsang konsentrasi kalium, natrium serum dan system
angiotensin rennin serta sangat efektif dalam mengendalikan
hiperkalemia.
5) Prostaglandin adalah asam lemak alami yang terdapat dalam banyak
jaringan dan berfungsi dalam merespn radang, pengendalian tekanan
darah, kontraksi uterus dan mobilitas gastro intestinal. Dalam ginjal,
prostaglandin bereran mengatur sirkulasi ginjal, respons natrium dan
efek ginjal pada ADH.
6) Glukokortikoid: Meningkatkan rearbsorbsi natrium dan air, sehingga
volume darah naik dan terjadi retensi natrium. Perubahan kadar
glukokortikoid menyebabkan perubahan pada keseimbangan cairan
(volume darah).
6. Cara Pengeluaran Cairan
Pengeluaran cairan terjadi melalui organ-organ seperti:
1) Ginjal: Merupakan pengatur utama keseimbangan cairan yang
menerima 170 liter darah untuk disaring setiap hari. Produksi urine
untuk semua usia 1 ml/kg/jam. Pada orang dewaasa produksi urine
sekitar 1,5 liter/hari. Jumlah urine yang dipprosuksi oleh ADH dan
Aldosteron.
2) Kulit: Hilangnya cairan melalui kulit diatur oleh saraf simpatis yang
menerima rangsang aktivitas kelenjar keringat. Rangsangan kelenjar
keringat dapat dihasilkan dari aktivitas otot, temperature lingkungan
yang meningkat dan demam. Disebut Insensible Water Loss (IWL)
sekitar 15 – 20 ml/24 jam.
3) Paru-paru: Menghasilkan IWL sekitar 400 ml/hari. Meningkatkan
cairan yang hilang sebagai respon terhadap perubahan kecepatan dan
kedalaman nafas akibat pergerakan atau demam.
4) Gastrointestinal: Dalam kondisi normal cairan yang hilang dari
gastrointestinal setiap hari sekitar 100 – 200 ml. Perhitungan IWL
secara keseluruhan adalah 10 – 15 cc/kg BB/24 jam, dengan kenaikan
10 % dari IWL pada setiap kenaikan suhu 10°C.
7. Masalah keseimbangan cairan
1) Hipovolemik adalah kondisi akibat kekurangan volume Cairan
Ekstraseluler (CES), dan dapat terjadi kehilangan melalui kulit,
ginjal, gastrointestinal, pendarahan sehingga menimbulkan syok
hipovolemik. Mekanisme kompensasi pada hipovolemik adalah
peningkatan rangsangan saraf simpatis (peningkatan frekuensi
jantung, kontraksi jantung, dan tekanan vaskuler), rassa haus,
pelepasan hormone ADH dan aldosteron. Hipovolemik yang
berlangsung lama dapat menimbulkan gagal ginjal akut.
Gejala: pusing, lemah, letih, anoreksia, mual, muntah, rasa haus,
gangguan mental, konstipasi dan oliguri, penurunan tekanan darah,
suhu meningkat, turgor kulit menurun, lidah kering dan kasar,
mukosa mulut kering. Tanda – tanda penurunan brat badan akut,
mata cekung pengosongan vena jugularis. Pada bayi dan anak-anak
adanya penurunan jumlah air mata.
2) Hipervolemia adalah penambahan/kelebihan volume cairan CES
dapat terjadi pada saat:
(1) Stimulasi kronis ginjal untuk menahan natrium dan air
(2) Fungsi ginjal abnormal, dengan penurunan ekskresi natrium dan air
(3) Kelebihan pembarian cairan
(4) Perpindaha CIT ke plasma.
Gejala: sesak nafas, peningkatan dan penurunan tekana darah, nadi
kuat, asietes, edema, adanya ronchi, kulit lembab, distensi vena
leher dan irama gallop.
3) Asidosis metabolik: Terjadi akibat akumulasi abnormal fixed acid
atau kehilangan basa. pH arteri <7,35, HCO3 menurun diawah 22
mEq/lt. Gejala: pernafasan kusmaul (dalam dan cepat), disorientasi
dan koma.
4) Alkalosis metabolik: Disebabkan oleh kehilangan ion hidrigen atau
penambahan basa pada cairan tubuh. Bikarbonat plasma meningkat
>26 mEq/ltd an pH arteri >7,45. Penyebab : mencerna sebagian besar
basa (missal: BaHCO3 antasid, soda kue) untuk mengatasi ulkus
peptikumatau rasa kembung. Gejala: apatis, lemah, gengguan
mental, kram dan pusing.
9. Kebutuhan Cairan Menurut Umur dan Berat Badan

No. Umur BB (Kg) CAIRAN (ML24 JAM)


1. 3 hari 3,0 kg 250-300 ml
2. 1 tahun 9,5 kg 1150-1300 ml
3. 2 tahun 11,8 kg 1350-1500 ml
4. 6 tahun 20 kg 1800-2000 ml
5. 10 tahun 28,7 kg 2000-2500 ml
6. 14 tahun 45 kg 2200-2700 ml
7. 18 tahun (Adult) 54 kg 2200-2700

Anda mungkin juga menyukai