Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN

1.      Latar Belakang

Kehamilan merupakan suatu proses yang alamiah dari seorang wanita. Kehamilan adalah
pertumbuhan dan perkembangan janin intrauterin mulai sejak konsepsi sampai permulaan
persalinan (Manuaba dalam Dewi, 2011: 59). Selama perjalanan kehamilan perubahan demi
perubahan pada ibu dan janin akan semakin terlihat secara jelas. Jika ibu hamil mengalami
perubahan pada fisikny atau luarnya maka janin juga mengalami perubahan dalam kehamilan.
Tumbuh kembang janin dari yang semula kecil hingga janin siap lahir mengalami berbagai
macam perubahan bentuk. Selain itu perubahan itu juga mengakibatkan perkembangan dari
system yang ada pada janin. Berbagai macam sistem pada janin mulai berkembang hingga
dewasa nantinya dan siap untuk dilahirkan. Oleh karena itu kami mengangkat tema yang kami
bahas tentang “Tumbuh Kembang Janin dan Sistem yang ada pada Janin”.

Rumusan Masalah
2.  

1.      Bagaimana Perkembangan Janin tiap minggunya ?


2.      Apa definisi Plasenta ?
3.      Bagaimana proses terbentuknya dan fungsi dari plasenta ?
4.      Bagaimana sistem sirkulasi pada janin ?
5.      Bagaimana sistem respirasi pada janin ?
6.      Bagaimana sistem gastrointestinal pada janin ?
7.      Bagaimana sistem syaraf sensorik pada janin ?
8.      Bagaimana sistem neuromaskular pada janin ?
9.      Bagaimana sistem perkemihan pada janin ?

3.      Tujuan
a.       Untuk mengetahui Janin tiap minggunya
b.      Untuk mengetahui definisi Plasenta
c.       Untuk mengetahui proses terbentuknya dan fungsi dari plasenta
d.      Untuk mengetahui sistem sirkulasi pada janin
e.       Untuk mengetahui sistem respirasi pada janin
f.       Untuk mengetahui sistem gastrointestinal pada janin
g.      Untuk mengetahui sistem syaraf sensorik pada janin
h.      Untuk mengetahui sistem neuromaskular pada janin
i.        Untuk mengetahui sistem perkemihan pada janin
BAB II
Pembahasan

2.1 Perkembangan janin


                 Perkembangan janin dimulai sejak fase konsepsi yaitu pertemuan inti ovum dengan
inti spermatozoa.saat ejakulasi, kurang lebih berisi 3 cc sperma dikeluarkan dari organ
reproduksi pria yg kurang lebih berisi 300 juta sperma. Setelah masuk ke organ genetalia internal
wanita, sperma akan menghadapi beberapa rintangan antara lain : lender vagina yg bersifat
vagina yg bersifat asam, lendir servis yg kental, panjangnya uterus, serta sillia yg ada di tube
fallopi. Untuk bias menghadapui rintangan tsb , maka sperma harus mempunyai akrosom dan
melewati proses kapasitasi. Sedangkan, ovum akan dikeluarkan melalui ovarium sebanyak satu
setiap bulan, ditangkap oleh fimbriae dan berjalan menuju tuba fallop. Tempat bertemunya ovum
dan sperma paling sering adalah ampula tube. Sebelum keduannya bertemu, maka akan terjadi
tiga fase yaitu sbb.
  Tahap penembusan korona radiate
Dari 200-300 juta hanya 300-500 yg sampai ke tube fallopi yg bias menembus korona radiate
karena sudah mengalami proses kapasitasi.
  Penembusan zona pellusida
Zona pellusida adalah sebuah perisai glikoprotein di sekeliling ovum yg mempermudah dan
mempertahankan pengikat sperma  dan menginduksi reaksi akrosom. Spermatozoa lain ternyata
bisa menempel di zona pellusida, tetapi hanya satu yg bisa menembus oosit.
  Tahap penyatuan oosit dan membran sel sperma
Setelah  menyatu maka akan dihasilkan zigot  yg mempunyai kromosom diploid ( 44 autosom
dan 2 gonosom ) dan terbentuk jenis kelamin baru ( XX untuk wanita dan XY untuk laki-laki)

Pembelahan
Setelah itu zigot akan membelah menjadi  tingkat 2 sel ( 30 jam ),4 sel,8 sel,sampai dengan 16
sel disebut blastomer (3 hari ) dan membentuk sebuah gumpalan bersusun longgar. Setelah 3 hari
sel-sel tersebut  akan membelah membentuk buah arbei dari 16 sel disebut morula (4 hari). Saat
morula memasuki rongga rahin , cairan mulai menembus zona pellusida masuk kedalam ruang
antar sel yang ada di massa sel dalam. Berangsur-angsur ruang antar sel menyatu dan akhirnya
terbentuklah sebuah rongga atau blastokel sehingga disebut Blastokista. Sel yang bagian dalam
disebut embrioblas dan sel diluar disebut trofoblas.Zona pellusida akhirnya menghilang sehingga
trofoblast bisa memasuki dinding Rahim ( endometrium ) dan siap berimplentasi.

Nidasi/Implantasi
Nidasi atau implantasi adalah penanaman sel telur yang sudah dibuahi (pada stadium
blastokista ) ke dalam dinding uterus pada awal kehamilan. Biasanya terjadi pada pars superior
korpus uteri bagian anterior atau posterior. Pada saat implentasi, selaput lendir Rahim sedang
berada pada fase sekretorik (2-3 hari setelah ovulasi ).
Proses Nidasi :
Blastoksista tingkat lanjut diselubungi oleh suatu simpati disebut trofoblas yg mampu
menghancurkan dan mencairkan jaringan. Ketika blastokista mencapai rongga Rahim, jaringa
endometrium berada dalam massa sekresi. Jaringan endometrium ini banyak mengandung sel-sel
desidua yaitu sel-sel besar yg banyak mengandung glikogen, serta mudah dihancurkan oleh
trofoblas. Blastula kedalam desidua, menyebabkan luka kecil yg kemudian sembuh dan menutup
lagi.

2.1.1 PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN HASIL KONSEPSI


1.      Masa pre-embrionik                                         
Berlangsung selama 2 minggu setelah terjadinya fertilisasi. Terjadi proses pembelahan sampai
dengan nidasi. Kemudian bagian inner-cell mass akan membentuk 3 lapisan utama
yaitu Ektoderm, melapisi cavitas amniotica, yang merupakan lapisan sel tunggal yang
bertanggung jawab atas pertumbuhan kulit,rambut,kuku,jaringan saraf,alat indera,kelenjar
ludah,cavitas nasi,bagian bawah canalis analis,traktus genetalis, glandula mamae ;  Endoderm,
melapisi saccus vitellius dan berkembang membentuk traktus
digestivus,hepar,pancreas,laring,trakea,paru,vesika urinaria,dan uretra; serta mesoderm, lapisan
jaringan selain ectoderm dan endoderm yang berasal dari inner-cell mass, terletak di sekitar
cakram emrio, menghasilkan sistim sirkulasi dan limfatik,tulang,otot,ginjal,ureter,organ
genetalia, dan jaringan subcutan.
2.      Massa embrionik
Berlangsung sejak 2-8 minggu.sistim utama di dalam tubuh telah ada dalam bentuk rudimenter
( mengecil, menciut, dan menghilang ). Jantung menonjol dari tubuh dan mulai berdenyut.
Sering kali disebut massa organogenesis atau massa pembentukan organ. Sebagai akibat
pembentukan organ, maka ciri-ciri utama bentuk tubuh mulai jelas.
a.       Lapisan mudigah ectoderm berfungsi membentuk organ dan struktur tubuh yang memelihara
hubungan dengan dunia luar yaitu susunan saraf pusat,sistim saraf tepi,epitel sensori
telinga,hidung,dan mata,kulit termaksud rambut dan kuku,kelenjar hipofisis,kelenjar
mamae,kelenjar keringat, dan email gigi.
b.      Lapisan mesoderm,terutama mesoderm para aksial yang membentuk somity dimana somit tsb
membentuk miotom ( jaringan otot ) skleretom(tulang rawan dan hidung), dan dermatotom
( jaringan subkutan kulit). Nadi ,pembuluh balik,pembulih getah bening,serta semua sel darah
dan sel getah bening .
c.       Lapisan endoderm menghasilkan lapisan epitel saluran pencernaan ,saluran pernapasan ,kandung
kemih,membentuk perenkim tiroid, kelenjar paratiroid,hati dan kelenjar pancreas,serta kavum
timpani dan tuba eustachius.

2.1.2 Pertumbuhan fisik janin trimester 1


  Minggu 1
Disebut sebagai masa germinal. Karakteristik utama masa germinal ini adalah pembelahan sel. 
Sejak pembuahan / fertilisasi ovum oleh sperma, zigot yang terbentuk membelah diri sampai fase
morula - blastula. Menjelang akhir minggu pertama terjadi implantasi di endometrium kavum
uteri.

  Minggu 2
Terjadi diferensiasi massa selular embrio menjadi dua lapis (stadium bilaminer). Kedua lapisan
itu ialah lempeng epiblas (akan menjadi ektoderm) dan hipoblas (akan menjadi endoderm).
Akhir stadium bilaminer ditandai munculnya alur primitif / alur sederhana (primitive streak).

  Minggu 3
Terjadi pembentukan tiga lapis / lempeng yaitu ektoderm dan endoderm dengan penyusupan
lapisan mesoderm di antaranya, diawali dari daerah primitive streak. Embrio disebut berada
dalam stadium tiga lapis (stadium trilaminer). Dari perkembangan primitive streak terbentuk
lempeng saraf (neural plate) dan menjadi lipatan saraf (neural fold) di bagian kranial. Struktur ini
kemudian berkembang menjadi alur saraf (neural groove) dan nantinya akan menjadi tabung
saraf (neural tube).

  Minggu 4
Pada akhir minggu ke-3 / awal minggu ke-4, mulai terbentuk ruas-ruas badan (somit) sebagai
karakteristik pertumbuhan periode ini. Embrio memproduksi hormon kehamilan (Chorionic
Gonadotropin - HCG), sehingga apabila Anda melakukan test kehamilan, hasilnya positif.

  Minggu ke-5 :
Terbentuk 3 lapisan yaitu ectoderm, mesoderm dan endoderm. Ectoderm adalah lapisan yang
paling atas yang akan membentuk system saraf pada janin tersebut yang seterusnya membentuk
otak, tulang belakang, kulit serta rambut. Lapisan Mesoderm berada pada lapisan tengah yang
akan membentuk organ jantung, buah pinggang, tulang dan organ reproduktif. Lapisan
Endoderm yaitu lapisan paling dalam yang akan membentuk usus, hati, pankreas dan pundi
kencing.

  Minggu ke enam
Ukuran embrio rata-rata 2-4 mm yang diukur dari puncak kepala hingga bokong. Tuba saraf
sepanjang punggung bayi telah menutup. Meski Anda belum bisa mendengar, jantung bayi mulai
berdetak pada minggu ini. Sistem pencernaan dan pernafasan mulai dibentuk, pucuk-pucuk kecil
yang akan berkembang menjadi lengan kaki pun mulai tampak

  Minggu ke-7 
Akhir minggu ketujuh, panjangnya sekitar 5-13 mm dan beratnya 0,8 gram, kira-kira sebesar biji
kacang hijau. Pucuk lengan mulai membelah menjadi bagian bahu dan tangan yang mungil.
Jantung telah dibagi menjadi bilik kanan dan bilik kiri, begitu pula dengan saluran udara yang
terdapat di dalam paru-paru

  Minggu ke 8 
Panjang kira-kira 14-20 mm. Banyak perubahan yang terjadi pada bayi Anda. Jika Anda bisa
melihat , ujung hidung dan kelopak mata mulai berkembang, begitu pula telinga. Brochi, saluran
yang menghubungkan paru-paru dengan tenggorokan, mulai bercabang. Lengan semakin
membesar dan ia memiliki siku. Semua ini terjadi hanya dalam 6 minggu setelah pembuahan.
Bayi sudah mulai terbentuk diantaranya pembentukan lubang hidung, bibir, mulut serta lidah.
Matanya juga sudah kelihatan berada dibawah membran kulit yang tipis. Anggota tangan serta
kaki juga terbentuk walaupun belum sempurna

  Minggu ke-9 : 
Telinga bagian luar mulai terbentuk, kaki dan tangan terus berkembang berikut jari kaki dan
tangan mulai tampak. Ia mulai bergerak walaupun Anda tak merasakannya. Dengan Doppler,
Anda bisa mendengar detak jantungnya. Minggu ini, panjangnya sekitar 22-30 mm dan beratnya
sekitar 4 gram.

  Minggu ke-10 : 
Semua organ penting yang telah terbentuk mulai bekerjasama. Pertumbuhan otak meningkat
dengan cepat, hampir 250.000 sel saraf baru diproduksi setiap menit. Ia mulai tampak seperti
manusia kecil dengan panjang 32-43 mm dan berat 7 gram.

   Minggu ke-11 :
Panjang tubuhnya mencapai sekitar 6,5 cm. Baik rambut, kuku jari tangan dan kakinya mulai
tumbuh. Sesekali di usia ini janin sudah menguap. Gerakan demi gerakan kaki dan tangan,
termasuk gerakan menggeliat, meluruskan tubuh dan menundukkan kepala, sudah bisa  dirasakan
ibu. Bahkan, janin kini sudah bisa mengubah posisinya dengan berputar, memanjang, bergelung,
atau malah jumpalitan yang kerap terasa menyakitkan sekaligus memberi sensasi kebahagiaan
tersendiri.

  Minggu 12 :
Bentuk wajah bayi lengkap, ada dagu dan hidung kecil. Jari-jari tangan dan kaki yang mungil
terpisah penuh. Usus bayi telah berada di dalam rongga perut. Akibat meningkatnya volume
darah ibu, detak jantung janin bisa jadi meningkat. Panjangnya sekitar 63 mm dan beratnya 14
gram. Mulai proses penyempurnaan seluruh organ tubuh. Bayi membesar beberapa millimeter
setiap hari. Jari kaki dan tangan mulai terbentuk termasuk telinga dan kelopak mata.

  Minggu 13
Pada akhir trimester pertama, plasenta berkembang untuk menyediakan oksigen , nutrisi dan
pembuangan sampah bayi. Kelopak mata bayi merapat untuk melindungi mata yang sedang
berkembang. Janin mencapai panjang 76 mm dan beratnya 19 gram. Kepala bayi membesar
dengan lebih cepat daripada yang lain. Badannya juga semakin membesar untuk mengejar
pembesaran kepala.

  Minggu ke-14 : 
Tiga bulan setelah pembuahan, panjangnya 80-110 mm dan beratnya 25 gram. Lehernya semakin
panjang dan kuat. Lanugo, rambut halus yang tumbuh di seluruh tubuh dan melindungi kulit
mulai tumbuh pada minggu ini. Kelenjar prostat bayi laki-laki berkembang dan ovarium turun
dari rongga perut menuju panggul.Detak jantung bayi mulai menguat tetapi kulit bayi belum
tebal karena belum ada lapisan lemak.
  Minggu ke-15 :
Tulang dan sumsum tulang di dalam sistem kerangka terus berkembang. Jika bayi Anda
perempuan, ovarium mulai menghasilkan jutaan sel telur pada minggu ini. Kulit bayi masih
sangat tipis sehingga pembuluh darahnya kelihatan. Akhir minggu ini, beratnya 49 gram dan
panjang 113 mm Bayi sudah mampu menggenggam tangannya dan mengisap ibu jari. Kelopak
matanya masih tertutup.

  Minggu ke-16 : 
Bayi telah terbentuk sepenuhnya dan membutuhkan nutrisi melalui plasenta. Bayi telah
mempunyai tulang yang kuat dan mulai bisa mendengar suara. Dalam proses pembentukan ini
system peredaran darah adalah yang pertama terbentuk dan berfungsi. 
Janin mulai bergerak ! Tetapi tak perlu kuatir jika Anda tak merasakannya. Semakin banyak
kalsium yang disimpan dalam tulang bayi seiring dengan perkembangan kerangka. Bayi Anda
berukuran 116 mm dan beratnya 80 gram.

  Minggu ke-17 :                                                      


Dengan panjang 12 cm dan berat 100 gram, bayi masih sangat kecil. Lapisan lemak cokelat
mulai berkembang, untuk menjada suhu tubuh bayi setelah lahir. Tahukah Anda ? Saat
dilahirkan, berat lemak mencapai tiga perempat dari total berat badannya. Rambut, kening, bulu
mata bayi mulai tumbuh dan garis kulit pada ujung jari mulai terbentuk. Sidik jari sudah mulai
terbentuk.

  Minggu ke-18 :
Mulailah bersenandung sebab janin sudah bisa mendengar pada minggu ini. Ia pun bisa terkejut
bila mendengar suara keras. Mata bayi pun berkembang. Ia akan mengetahui adanya cahaya jika
Anda menempelkan senter yang menyala di perut. Panjangnya sudah 14 cm dan beratnya 140
gram. Bayi sudah bisa melihat cahaya yang masuk melalui dinding rahim ibu. Hormon Estrogen
dan Progesteron semakin meningkat.

  Minggu ke-19 :
Tubuh bayi diselimuti vernix caseosa, semacam lapisan lilin yang melindungi kulit dari luka.
Otak bayi telah mencapai jutaan saraf motorik karenanya ia mampu membuat gerakan sadar
seperti menghisap jempol. Beratnya 226 gram dengan panjang hampir 16 cm.

  Minggu ke-20 :
Tubuh bayi diselimuti vernix caseosa, semacam lapisan lilin yang melindungi kulit dari luka.
Otak bayi telah mencapai jutaan saraf motorik karenanya ia mampu membuat gerakan sadar
seperti menghisap jempol. Beratnya 226 gram dengan panjang hampir 16 cm.

  Minggu ke-21 :
Usus bayi telah cukup berkembang sehingga ia sudah mampu menyerap atau menelan gula dari
cairan lalu dilanjutkan melalui sistem pencernaan manuju usus besar. Gerakan bayi semakin
pelan karena beratnya sudah 340 gram dan panjangnya 20 cm.
  Minggu ke-22 : 
Indera yang akan digunakan bayi untuk belajar berkembang setiap hari. Setiap minggu, wajahnya
semakin mirip seperti saat dilahirkan. Perbandingan kepala dan tubuh semakin proporsional.

  Minggu ke-23 :
Meski lemak semakin bertumpuk di dalam tubuh bayi, kulitnya masih kendur sehingga tampak
keriput. Ini karena produksi sel kulit lebih banyak dibandingkan lemak. Ia memiliki kebiasaaan
"berolahraga", menggerakkan otot jari-jari tangan dan kaki, lengan dan kaki secara teratur.
Beratnya hampir 450 gram. Tangan dan kaki bayi telah terbentuk dengan sempurna, jari juga
terbentuk sempurna.

  Minggu ke-24 : 
Paru-paru mulai mengambil oksigen meski bayi masih menerima oksigen dari plasenta. Untuk
persiapan hidup di luar rahim, paru-paru bayi mulai menghasilkan surfaktan yang menjaga
kantung udara tetap mengembang Kulit bayi mulai menebal.

  Minggu ke-25 : 
Bayi cegukan, apakah Anda merasakannya? Ini tandanya ia sedang latihan bernafas. Ia
menghirup dan mengeluarkan air ketuban. Jika air ketuban yang tertelan terlalu banyak, ia akan
cegukan. Tulang bayi semakin mengeras dan bayi menjadi bayi yang semakin kuat. Saluran
darah di paru-paru bayi sudah semakin berkembang. Garis disekitar mulut bayi sudah mulai
membentuk dan fungsi menelan sudah semakin membaik. Indera penciuman bayi sudah semakin
membaik karena di minggu ini bagian hidung bayi (nostrils) sudah mulai berfungsi. Berat bayi
sudah mencapai 650-670 gram dengan tinggi badan 34-37 cm.

  Minggu ke-26 :
Bayi sudah bisa mengedipkan matanya selain itu retina matanya telah mulai terbentuk. Aktifitas
otaknya yang berkaitan dengan pendengarannya dan pengelihatannya sudah berfungsi, bunda
dapat memulai memperdengarkan lagu yang ringan dan mencoba untuk memberi cahaya lebih
disekitar perut, mungkin bunda akan merasakan anggukan kepala si kecil. Berat badan bayi
sudah mencapai 750-780gram, sedangkan tingginya 35-38 cm.

  Minggu ke-27 : 
Minggu pertama trimester ketiga, paru-paru, hati dan sistem kekebalan tubuh masih harus
dimatangkan. Namun jika ia dilahirkan, memiliki peluang 85% untuk bertahan. Indra perasa
mulai terbentuk. Bayi juga sudah pandai mengisap ibu jari dan menelan air ketuban yang
mengelilinginya. Berat umum bayi seusia si kecil 870-890 gram dengan tinggi badan 36-38 cm.

  Minggu ke-28
         Pada akhir minggu ke 28, psnjsng ubun-ubun bokong adalah sekitar 25 cm dan BJ sekitar 1.100
g.
         Endapan lemak subkutis meningkat sehingga janin berbentuk membulat/menggemuk.
         Pada usia ini telah terbentuk koordinasi antara sistem saraf pusat, pernafasan, kardiovaskular,
meskipun sangat minimal.
         Mata mulai membuka dan menutup

  Minggu ke-28 :
Minggu ini beratnya 1100 gram dan panjangnya 25 cm. Otak bayi semakin berkembang dan
meluas. Lapisan lemak pun semakin berkembang dan rambutnya terus tumbuh
Lemak dalam badan mulai bertambah. Walaupun gerakan bayi sudah mulai terbatas karena
beratnya yang semakin bertambah, namun matanya sudah mulai bisa berkedip bila melihat
cahaya melalui dinding perut ibunya. Kepalanya sudah mengarah ke bawah. Paru-parunya belum
sempurna, namun jika saat ini ia terlahir ke dunia, si kecil kemungkinan besar telah dapat
bertahan hidup.

  Minggu ke-29 :
Kelenjar adrenalin bayi mulai menghasilkan hormon seperti androgen dan estrogen. Hormon ini
akan menyetimulasi hormon prolaktin di dalam tubuh ibu sehingga membuat kolostrum (air susu
yang pertama kali keluar saat menyusui).
Sensitifitas dari bayi semakin jelas, bayi sudah bisa mengidentifikasi perubahan suara, cahaya,
rasa dan bau. Selain itu otak bayi sudah bisa mengendalikan nafas dan mengatur suhu badan dari
bayi. Postur dari bayi sudah semakin sempurna sebagai seorang manusia, berat badannya 1100-
1200 gram, dengan tinggi badan 37-39 cm.

  Minggu ke-30 : 
Lemak dan berat badan bayi terus bertambah sehingga bobot bayi sekarang sekitar 1400 gram
dan panjangnya 27 cm. Karena ia semakin besar, gerakannya semakin terasa
Mata indah bayi sudah mulai bergerak dari satu sisi ke sisi yang lain dan dia sudah mulai belajar
untuk membuka dan menutup matanya. Saat ini waktu yang terbaik bagi bunda untuk menyenteri
perut dan menggerak-gerakan senter tersebut maka mata bayi sudah bisa mengikuti ke arah mana
senter tersebut bersinar.cairan ketuban (amniotic fluid) di rahim bunda semakin berkurang. Kini
si kecil pun sudah mulai memproduksi air mata. Berat badan bayi 1510-1550 gram, dengan
tinggi 39-40 cm.

  Minggu ke-31 : 
Plasenta masih memberikan nutrisi yang dibutuhkan bayi. Aliran darah di plasenta
memungkinkan bayi menghasilkan air seni. Ia berkemih hampir sebanyak 500 ml sehari di dalam
air ketuban Perkembangan fisik bayi sudah mulai melambat pada fase ini, hanya berat badan
bayilah yang akan bertambah. Selain itu lapisan lemak akan semakin bertambah dibawah
jaringan kulitnya. Tulang pada tubuh bayi sudah mulai mengeras, berkembang dan mulai
memadat dengan zat-zat penting seperti kalsium, zat besi, fosfor. Berkebalikan dengan
perkembangan fisiknya, pada fase ini perkembangan otaknyalah yang berkembang dengan
sangat pesat dengan menghasilkan bermilyar sel. Apabila diperdengarkan musik, bayi akan
bergerak. Berat badan bayi 1550-1560 gram dengan tinggi 41-43 cm

  Minggu ke-33 :
Bayi telah memiliki bentuk wajah yang menyerupai ayah dan ibunya. Otak bayi semakin pesat
berkembang. Pada saat ini juga otak bayi sudah mulai bisa berkoordinasi antara lain, bayi sudah
menghisap jempolnya dan sudah bisa menelan. Walaupun tulang-tulang bayi sudah semakin
mengeras tetapi otot-otot bayi belum benar-benar bersatu. Bayi sudah bisa mengambil nafas
dalam-dalam walaupun nafasnya masih di dalam air. Apabila bayinya laki-laki maka testis bayi
sudah mulai turun dari perut menuju skrotum. Berat badan bayi 1800-1900 gram, dengan tinggi
badan sekitar 43-45 cm.

  Minggu ke-34 : 
bayi berada di pintu rahim. Bayi sudah dapat membuka dan menutup mata apabila mengantuk
dan tidur, bayi juga sudah mulai mengedipkan matanya. Tubuh bunda sedang mengirimkan
antibodi melalui darah bunda ke dalam darah bayi yang berfungsi sebagai sistem kekebalan
tubuhnya dan proses ini akan tetap terus berlangsung bahkan lebih rinci pada saat bunda mulai
menyusui. Berat Badan bayi 2000-2010 gram, dengan tinggi badan sekitar 45-46 cm.

  Minggu ke-35 : 
Pendengaran bayi sudah berfungsi secara sempurna. Lemak dari tubuh bayi sudah mulai
memadat pada bagian kaki dan tangannya, lapisan lemak ini berfungsi untuk memberikan
kehangatan pada tubuhnya. Bayi sudah semakin membesar dan sudah mulai memenuhi rahim
bunda. Apabila bayi bunda laki-laki maka di bulan ini testisnya telah sempurna. Berat badan bayi
2300-2350 gram, dengan tinggi badan sekitar 45-47 cm.

  Minggu ke-36 : 
Kulit bayi sudah semakin halus dan sudah menjadi kulit bayi. Lapisan lemak sudah mulai
mengisi bagian lengan dan betis dari bayi. Ginjal dari bayi sudah bekerja dengan baik dan
livernya pun telah memproduksi kotoran. Saat ini paru-paru bayi sudah bekerja baik bahkan
sudah siap bertemu dengan mama dan papa. Berat badan bayi 2400-2450 gram, dengan tinggi
badan 47-48 cm.

  Minggu ke-37 : 
Kepala bayi turun ke ruang pelvik. Bentuk bayi semakin membulat dan kulitnya menjadi merah
jambu. Rambutnya tumbuh dengan lebat dan bertambah 5cm. Kuku terbentuk dengan sempurna.
Bayi sudah bisa melihat adanya cahaya diluar rahim. Bayi pada saat ini sedang belajar untuk
mengenal aktifitas harian, selain itu bayi juga sedang belajar untuk melakukan pernafasan
walaupun pernafasannya masih dilakukan di dalam air. Berat badan bayi di minggu ini 2700-
2800 gram, dengan tinggi 48-49 cm

  Minggu ke-38 hingga minggu ke-40 :


Proses pembentukan telah berakhir dan bayi siap dilahirkan.
2.2 Definisi, Proses, dan Fungsi Pembentukan Plasenta
Plasenta berbentuk bundar atau hampir bundar dengan diameter 15 sampai 20 cm dan
tebal lebih kurang 2,5 cm. beratnya rata-rata 500 gram. Tali pusat berhubungan denga plasenta
biasanya di tengah; keadaan ini disebut insersio sentralis. Bila hubungan ini agak ke piggir,
disebut intersio lateralis, dan bila di pinggir plasenta, disebut insersio marginalis. Kadang-kadang
tali pusat berada di luar plasenta, dan hubungan dengan plasenta melalui selaput janin, jika
demikian, disebut intersio velamentosa.
Umumnya plasenta terbentuk lengkap pada kehamilan lebih kurang 16 minggu dengan
ruang amnion telah mengisi seluruh kavum uteri. Meskipun ruang amnion membesar sehingga
amnion tertekan ke arah korion, namun amnion hanya menempel saja, tidak sampai melekat
korion.
Letak plasenta umumnya di depan atau di belakang dinding uterus, agak ke atas kea rah
fundus uteri. Hal ini adalah fisiologis karena permukaan bagian atas korpus uteri lebih luas,
sehingga lebih banyak tempat untuk berimplantasi. Billa diteliti benar, maka plasenta sebenarnya
berasal dari sebagian besar dari bagian janin, yaitu villi koriales yang berasal dari korion, dan
sebagaian kecil dari bagian ibu yang berasal dari desidua basalis.
Darah ibu yang berada di ruang interviller berasal dari spiral arteries yang berada di
desidua basilis. Pada systole darah disemprotkan dengan tekanan 70-80 mmHg seperti air
mancur ke dalam ruang interviller sampai mencapai chorionic plate, pangkal dari kotiledon-
kotiledon lain. Darah tersebut  membasahi semua villi coriales dan kembali perlahan-lahan
dengan tekanan 8 mmHg ke vena-vena di desidua.
Di tempat-tempat tertentu pada implantasi plasenta terdapat vena-vena yang lebar (sinus)
untuk menampung darah kembali. Pada pinggir plasenta di beberapa di beberapa tempat terdapat
pula suatu ruang vena yang luas untuk menampung darah yang berasal dari ruang interviller atas.
Ruang ini disebut sinus marginalis.
Darah ibu yang mengalir di seluruh tubuh diperkirakan naik dari 300ml tiap menit pada
kehamilan 20 minggu sampai 600 ml tiap menit pada kehamilan 40 minggu. Seluruh ruang
intervillertanpa villi koriales mempunyai volume lebih kurang 150-250 ml. permukaan semua
villi koriales diperkirakan seluas lebih kurang 11 m2 . dengan demikian, pertukaran zat-zat
makanan terjamin benar.
Perubahan-perubahan terjadi pula pada jonjot-jonjot selama kehamilan berlangsung. Pada
kehamilan 24 minggu lapisan sinsitium dari villi tidak berubah, akan tetapi dari lapisan
sitotrofoblas sel-sel berkurang dan hany ditemukan sebagai kelompok-kelompok sel-sel, stroma
jonjot menjadi lebih padat, mengandung fagosit-fagosit, dan pembuluh darahnya menjadi lebih
besar dan lebih mendekati lapisan trofoblas. Pada kehamilan 36 minggu sebagaian besar sel-sel
sitotrofoblas tidak ada lagi, akan tetapi antara sirkulasi antara ibu dan janin selalu ada lapisan
trofoblas. Lagi pula terjadi klasifikasi pembulluh darah dalam jonjot dan pembentukan fibrin di
permukaan berupa jonjot. Kedua hal terakhir ini mengakibatkan pertukaran zat-zat makanan, zat
asam, dan sebagainya antara ibu dan janin mulai terganggu.
Deposit fibrin ini dapat terjadi selama masa kehamilan,sedangkan banyaknya juga
berbeda-beda. Jika banyak maka deposit ini dapat menutu villi dan villi itu kehilangan hubungan
dengan darah ibu, lalu berdegenerasi. Dengan demikian timbullah infark. Di samping itu, spiral
artiries yang member darah ke ruang intervillerdapat mengadakan spasme oleh salah satu sebab,
sehingga darah mengalir perlahan-lahan, sehingga timbul pembekuan setempat. Dapat
dimengerti villi di sekitar tempat tersebut dapat mengalami proses degenerasi dengan deposit
fibrin dan klasifikasi. Timbul pulalah di sini apa yang dinamakan infark. Peradaran darah antara
uterus dan plasenta dewasa ini dapat diukur secara Doppler Ultrasound hingga dapat
diperkirakan adanya kelainan pada janin dengan mengukur flow velocity waveforms (FVM)
bentuk kecepatan gelombang sirkulasi darah.

2.2.1 Fungsi Plasenta


Fungsi plasenta ialah mengusahakan janin tumbuh dengan baik. Untuk pertumbuhan ini
dibutuhkan adanya penyaluran zat asam, asam amino, vitamin dan mineral dari ibu ke jani,
pembuangan CO2 serta sampah metabolisme janin ke peredaran darah ibu.
Dapat dikemukakan bahwa fungsi plasent adalah :
1.      Alat yang member makanan pada janin (nutritife)
2.      Alat yang mengeluarkan bekas metabolisme (eskresi)
3.      Alat yang memberi zat asam dan mengeluarkan CO2 (respirasi)
4.      Alat yang membentuk hormone
5.      Alat yang menyalurkan berbagai antibody ke janin
Perlu dikemukakan bahwa plasenta dapat pula dilewati kuman-kuman dan obat-obat tertentu.
Penyaluran zat makanan dan zat lain dari ibu ke janindan sebaliknya harus melewati lapisan
trofoblas plasenta. Cepatnya penyaluran zat-zat tersebut tergantung pada konsentrasinya di kedua
belah lapisan trofoblas, besarnya permukaan yang memisahkan, dan jenis zat.

2.3 Perubahan Sistem Sirkulasi pada Janin


Peredaran darah ibu dipengaruhi beberapa faktor  berikut ini.
a.       Meningkatnya kebutuhan sirkulasi darah, sehingga dapat memenuhi kebutuhan perkembangan
dan pertumbuhan janin dalam rahim.
b.      Terjadi hubungan langsung antara arteri dan vena pada sirkulasi pada sirkulasi retroplasenter.
c.       Pengaruh hormone estrogen dan progesteron.
Akibat dari factor tersebut dijumpai beberapa perubahan peredaran darah, antara lain sebagai
berikut :
a.       Volume darah
         Volume darah semakin meningkat, dimana jumlah serum darah lebih besar dari pertumbuhan sel
darah, sehingga terjadi semacam pengenceran darah (hemodilusi), dengan puncaknya pada usia
kehamilan 32 minggu.
         Curah jantung akan bertambah sekitar 30%. Bertambahnya hemodilusi darah mulai tampak
sekitar umur kehamilan 16 minggu. Oleh karena itu, pengidp penyakit jantung harus berhati -
hati untuk hamil beberapa kali. Pada postpartum terjadi hemokonsentrasi dengan puncak hari
ketiga sampai kelima.
b.      Sel darah
Sel darah merah makin meningkat jumlahnya untuk dapat mengimbangi pertumbuhan janin
dalam rahim, tetapi pertumbuhan sel darah tidak seimbang dengan peningkatan volume darah,
sehingga terjadi hemodilusi yang disertai anemia fisiologis. Protein darah dalam bentuk albumin
dan gammaglobulin dapat menurun pada trimester pertama, sedangkan fibrinogen meningkat.
Pada postpartum dengan terjadinya hemokonsentrasi dapat terjadi tromboplobitis. Anemia atau
kurang darah terjadi karena kebutuhan darah pada saat kehamilan adalah lebih besar sekitar dua
atau tiga kali lipat dari biasanya.

2.4 Perubahan Sistem Respirasi


Selama periode kehamilan, sistem respirasi mengalami perubahan. Hal ini dikarenakan
untuk memenuhi kebutuhan O2 yang semakin meningkat. Di samping itu juga terjadi desakan
diafragma karena dorongan rahim. Ibu hamil akan bernapas lebih dalam sekitar 20-25% dari
biasanya. Sesak napas dan pernapasan yang cepat akan membuat ibu hamil merasa lelah, hal ini
dikarenakan saat kehamilan, kerja jantung dan paru-paru menjadi lebih berat.

2.5 Perubahan Sistem Gastrointesinal


Reflex menelan mulai tampak sejak umur 10-12 minggu, hamper bersamaan dengan
terjadinga peristaltic usu yang dapat menyalurkan glukosa. Menelan air ketuban saat janin masih
muda tidak akan memberikan arti klinis penting karena jumlah air ketuban masih dapat
diregulasi. Menelan sebagian air ketuban dimaksudkan juga untuk mengatur sirkulasi disamping
untuk meningkatkan fungsi gastrointestinal sehingga makin befungsi dengan baik.
Waktu terjadinya reflex menelan sulit ditentukan, tetapi kemungkinan dimulai sejak
adanya papil pada lidah. Menjelang aterm, janin menelan air ketuban cukup banyak sekitar 20-
700cc per 24 jsam. Sebagian nutrisi air ketuban di resobsi seperti 0,5gr protein sebagian besar
adalah albumin.
Pengosongan lambung janin terutama disebabkan oleh volumenya sehingga makin dapat
mengatur fungsi intestinal lebih lanjut. Sisa debris dalam air ketuban akan menjadi mokoneum
atau kotoran janin.
Mokoneum merupakan sisa dari air ketuban yang diresorbsi kembali. Jika diteliti maka
dapat diteliti berisi rambut janin, rambut lanugu, sisa sel yang dilepaskan dari kulit dan paru serta
perniks cascosa.
Warna kehijauan mekoneum berasal dari metabolism hemoglobin darah jani yang diubah
menjadi biliperdin dan sebagian dikeluarkan melalui gastrointestinal dan memberikan warna
mekoneum.
Janin mulai menunjukkan aktivitas gerakan menelan sejak usia gestasi 14 minggu.
Gerakan mengisap aktif pada 26-28 minggu. Cairan empedu mulai di produksi sejak akhir
trimester pertama, diikuti dengan seluruh enzim-enzim pencernaan lainnya. Oksigenasi janin
terutama tetap berasal dari sirkulasi maternal-fetal, melalui placenta dan tali pusat.

2.6 System sensorik pada janin


Mata yang terdiri atas lengkung bakal lensa (lens placode) dan bakal bola mata/ mangkuk
optik (optic cup) pada awalnya menghadap ke lateral, kemudian berubah letaknya ke permukaan
ventral wajah. Saraf penglihatan/ nervus optikus merupakan derivat ektoderm, memasuki bola
mata dari bagian posterior. Telinga yang berasal dari vesikel otik (otic veikel) bergeser ke sisi
lateral kepala, menempati tempatnya yang tetap. Telinga luar memperoleh inervasi sensorik dari
nervus fasialis, telinga dalam (organ pendengaran dan keseimbangan), memperoleh inervasi dari
derivat ektoderm nervus vestibulokoklearis. Hidung yang berasal dari bakal olfaktorik (olfactory
placode) merupakan penebalan ektoderm permukaan di daerah wajah, memperoleh inervasi
sensorik dari nervus olfaktorius.
Lidah berasal dari lengkungan faring dari endoderm, kemudian memperoleh inervasi
sensorik dari cabang nervus trigeminus dan nervus facialis, serta inervasi motorik dari nervus
hipoglosus dan nervus laringeus superior.

2.7 Sistem Neuromaskuler pada janin


Sel-sel dari sistem saraf yang spesifik jenis dan bentuk selama hidup organisme. Neuron bentuk
dan bentuk sambungan dari waktu ketika organisme embrio atau janin. Neuron sesuai mengembangkan
dalam jumlah yang tepat dan bermigrasi ke lokasi mereka diperlukan sebelum kelahiran. Akson dan
dendrites yang membentuk koneksi kemudian memperpanjang dari sel-sel saraf sehingga mereka
mencapai target.
Permulaan system syaraf pada janin dimulai setelah janin dikandung, dibutuhkan sekitar
tiga sampai empat minggu sebelum salah satu lapisan dua sel embrio manusia gelatinlike, sekitar
sepersepuluh dari satu inci panjang, mulai menebal dan membangun sepanjang tengah.
Sel-sel tumbuh dan membentuk area datar disebut lempeng saraf dengan pegunungan
paralel di seluruh permukaannya. Selama beberapa hari bukit tersebut lipat dalam terhadap satu
sama lain dan bergabung untuk membentuk saraf tabung berongga.
Tabung mengental di bagian atas dan membentuk tiga tonjolan yang membentuk
hindbrain, otak tengah, dan otak-depan. Tanda-tanda pertama mata dan belahan otak muncul
kemudian dalam pengembangan.
Embrio terdiri dari tiga lapisan yang mengalami banyak perubahan untuk membentuk organ,
tulang, otot, kulit, atau jaringan saraf. Kulit dan jaringan saraf yang timbul dari satu lapisan yang disebut
eksoderm. Hal ini terjadi dalam menanggapi lapisan yang berdekatan, mesoderm.
Setelah eksoderm mulai menjadi jaringan saraf karena sinyal tertentu, interaksi signaling lebih
menentukan jenis bentuk sel otak. Beberapa bentuk neuron sementara orang lain membentuk sel-sel
glial.
System saraf  neuromascular ini merupakan system yang paling awal mulai menunjukkan
aktifitasnya, yaitu sejak usia 8-12 minggu berupa kontraksi otot yang timbul jika terjadi stimulasi
local. Sejak usia 9 minggu, janin mampu mengadakan refleksi alat-alat gerak, dengan reflex-
refleks dasar yang sangat sederhana. Terjadi juga gerakan spontan. Akan tetapi, ukuran janin
pada akhir trimester pertama ini masih kecil sehingga gerakan-gerakan janin belum dirasakan
oleh ibunya. Sejak usia 13-14 minggu, gerakan-gerakan janin beru mulai dirasakan oleh ibunya.
Terdapat hubungan antara keadaan emosional ibu dan aktiftas janin. Hal ini disebabkan
oleh pengaruh variasi kadar hormone adrenali ibu yang juga di transfer ke janin melalui sirkulasi
plasenta.

2.7.1 Pembentukan Susunan Saraf Pusat


Seperti telah dikemukakan pembantukan susunan saraf pusat terutama otak yang diikuti oleh
tulang kepala merupakan tumbuh kembang janin yang dominan. Selanjutnya diikuti oleh sum-
sum tulang belakan dan serabut saraf panca indera sbb:
1.      Spinal cord (sum-sum tulang belakang)
a.       Minggu ke-24 sampai S1
b.      Bayi aterm sampai L3
c.       Dewasa sampai L1
2.      Miclinisasi berlangsung terus sampai berumur sekitar 1 tahun
3.      Lebih lanjut dapat dijabarkan menurut umur sbb:
a.       Minggu ke 8
         Sinapsis berfungsi
         Dapat menimbulkan reflek tulang leher dan tulang punggung
b.      Minggu ke 10
         Reflex membuka mulut
         Menutup jari tangan sebagian
         Flexi sebagian jari-jari kaki
         Dapat terjadi reflex menelan
c.       Minggu ke 14-16
         Pernapasan dapat berfungsi dan dapat dipantau melalui USG
         Minggu ke-16 jari-jari tangan sudah menutup sempurna
d.      Trimester ke-3
         Integrasi serabut saraf dan musculus telah berfungsi baik
         Gerak janin sudah dirasakan ibu sekitar 3x per 10 menit
4.      Panca indera
a.       Respirator rasa mulai tumbuh minggu ke-7 dan sudah lengkap minggu ke-12
b.      Janin dalam rahim dapat mendengar suara sekitar minggu ke 24-minggu ke 26
c.       Sinar dapat diterima umur 28 minggu tapi belum dapat membedakan warna.

2.8 System  Perkemihan Pada Janin


Pembentukan systemperkemihan terdiri dari dua komponen penting, pronevros dan
nesonevros. Pronevros hanya berlangsung singkat sampai minggu kedua, sedangkan mesonevros
telah mampu membentuk urin pada minggu kelima dan selanjutnya mrngalami obliterasi.
Kegagalan kedua system ini membentuk system perkemihan dan menimbulkan berbagai
kelainan konngenital. Pada minggu ke 9 sampai ke 12, bakal ureter telah terbentuk, sedangkan
ansahenle mulai berfungsi pada minggu ke-14.
Pembentukan urin intra uteri yang disebabkan oleh aliran darah menuju ginjal hanya
sekitar 2-4%. Setelah lahir, liran darah menuju ginjal meningkat 10-15%, sehingga dapat
membentuk urine lebih banyak (Gilbert 1980)
Ginjal janin telah mampu membentuk urin pada minggu ke-12 dan minggu ke-18 urine
yang berjumlah sekitar 7-14ml per hari dan menjelang aterm sekitar 27cc per hari. Fungsi utama
pembentukan urine adalah mengatur jumlah air ketuban sehingga keseimbangan dapat terjadi.
Glumerulus ginjal terbentuk sejak umur 8 minggu. Pada kehamilan 20 minggu jumlah
glumerulus diperkirakan mencapai 300-400 ribu. Ginjal mulai berfungsi sejak awal trimester
kedua dan di dalam vesica urinaria dapat ditemukan urine janin yang keluar melalui uretra dan
bercampur dengan cairan amion. Produksi urine kira-kira 0,05-o,10cc per menit. Ginjal belum
sepenuhnya berfungsi, baik fungsi filtrasi maupun ekskresi, karena vascularisasi juga relative
masih sedikit
BAB III
PENUTUP

1.      Kesimpulan
Proses perkembangan janin pada saat kehamilan tiap miggunya berbeda-beda. Janin
tumbuh dan berkembang sesuai dengan waktunya akan lebih nyaman juga untuk sang ibu.
Perubahan dan tumbuh kembang janin mengakibatkan juga perubahan pada sistem yang ada
pada janin. Mulai sensorik, urinary, gastrointestinal, sirkulasi, respirasi mengalami perubahan
yang signifikan.

2.      Saran
Sebagai perawat tentunya wajib dan harus mengetahui tentang tumbuh kembang janin
dan dapat mengaplikasikannya dalam perawatan nantinya.

Daftar Pustaka

  Dewi, Vivian Nanny Lia, dkk. 2011. Asuhan Kehamilan untuk Kebidanan. Jakarta: Salemba
Medika
  Gede, Ida Bagus.1996. Penuntun Diskusi Obstretri dan Ginekologi. Jakarta : EGC
  Hanni, Ummi, dkk. 2010. Asuhan Kebidanan Pada Kehamilan Fisiologis. Jakarta : Salemba
Merdeka
  Hidayati, Ratna. 2010. Asuhan Keperawatan pada Kehamilan Fisiologis dan Patologis. Jakarta :
Salemba Merdeka
  Https :// www.Biologionline.blogspot.com/2011/04/urutan-perkembangan-janin.html (Online)
  Jimenez, Sherry. 1995. Kehamilan yang Menyenangkan. Jakarta: Arcan
  Manuaba, Ida Ayu Chandranita, dkk. 1996. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kndungan, dan KB. Jakarta
: EGC
  Manuaba, I.B.G, dkk. 2003. Pengantar Kuliah Obstretri. Jakarta : EGC
  Rahayu, Dedeh Sri. 2010. Asuhan Keperawatan Anak dan Neonatus. Jakarta : Salemba Medika
  R. Scoot, James ,dkk. 2002. Obstretri dan Ginekologi. Jakarta : Widya Medika
  Sarjadi. 1992. Patologi Ginekologi. Jakarta : Salemba Medika
  Sulistiawati, Ari, dkk. 2010. Asuhan Kebidanan Pada Ibu Bersalin. Jakarta : Salemba Merdeka
  Varney, Helen, dkk. 2003. Buku  Ajar Asuhan Kebidanan. Jakarta : EGC
  V. Walsh, Linda. 2003. Buku Ajar Kebidanan Komunitas. Jakarta : EGC

Anda mungkin juga menyukai