Anda di halaman 1dari 33

Anemia

Keperawatan maternitas 2
Dosen pengampu :
Anggota Kelompok 5
 Qadriatul Nursyi 201131031
 Ulfa Salsabila 2011313014
 Aisy Rasyifa Zuhdiyyah
2011312002
 Farah Salsabila 2011312041
 Fadillah Buyatma Putri
2011312017
 Susri Permadani 2011313023
Pengertian
Anemia adalah kondisi klinis
karena kurangnya suplai sel
darah merah, penurunan
jumlah hemoglobin, dan
terjadinya penurunan volume
sel darah merah (Black &
Hawks, 2014).
Kriteria anemia pada ibu hamil

Golongan ringan Golongan sedang Golongan berat


Kadar Hb Kadar Hb kadar Hb <7 g/dl.
10-10,9 g/dl; 7-9,9 g/dl;
• Gejala umum meliputi badan
lemah, lesu, cepat lelah, mata
berkunang-kunang, dan telinga

Gejala berdenging.
• gejala khas defisiensi besi

anemia
meliputi koilonychia, atrofi papil
lidah, stomatitis angularis,
disfagia, atrofi mukosa lambung.
• gejala penyakit dasar adalah
anemia akibat cacing tambang
sehingga akan timbul gejala
dispepsia, parotis bengkak dan
telapak tangan kuning seperti
jerami.
Pencegahan anemia pada ibu hamil

● Pola gizi seimbang


● Fortofikasi bahan makanan
● Suplemen zat besi
● Dilakukan pengobatan
penyakit penyerta
Klasifikasi anemia
Jenis anemia Pengertian

merupakan suatu penyebab utama anemia di dunia dan terutama sering


Anemia defisiensi besi dijumpai pada perempuan usia subur, disebabkan oleh kehilangan darah
sewaktu menstruasi dan peningkatan kebutuhan besi selama kehamilan

Anemia yang disebabkan karena kekurangan vitamin C yang berat dalam


Anemia defisiensi vitamin C jangka waktu lama.

disebabkan karena kekurangan vitamin B12 atau asam folat yang


Anemia makrositik diperlukan dalam proses pembentukan dan pematangan sel darah merah,
granulosit, dan platelet.
Jenis anemia Pengertian

Anemia hemolitik terjadi apabila sel darah merah


Anemia hemolitiik dihancurkan lebih cepat dari normal.

Anemia aplastik merupakan suatu gangguan yang


mengancam jiwa pada sel induk di sumsum tulang, yang
Anemia aplastik sel-sel darahnya diproduksi dalam jumlah yang tidak
mencukupi.
Komplikasi

Komplikasi yang terjadi pada Komplikasi yang terjadi dalam


kehamilan yaitu : persalinan :
1) Resiko terjadi abortus 1) Gangguan kekuatan his yang
2) Persalinan prematurus mengakibatkan terjadinya partus lama
3) Hambatan tumbuh kembang 2) Anemia dalam kehamilan dapat
janin dalam rahim mengakibatkan atonia uteri atau inertia
4) Mudah terjadi infeksi dalam semua kala persalinan dan
5) Ancaman dekompensasi kordis terjadinya perdarahan post partum
(Hb<6gr%) 3) Dalam persalinan dapat
6) Mengancam jiwa dengan mengakibatkan kematian ibu.
kehidupan ibu
Komplikasi yang terjadi dalam masa Komplikasi yang terjadi pada janin :
nifas yaitu : 1) Bayi berat lahir rendah
1) Pedarahan post partum karena 2) Cacat bawaan
atonia uteri dan involusio uteri 3) Intelegensia rendah oleh karena
2) Memudahkan infeksi puerperium kekurangan oksigen dan nutrisi yang
3) Pembentukan dan pengeluaran ASI menghambat pertumbuhan janin
berkurang 4) Morbiditas dan mortalitas perinatal
tinggi jika kadar Hb
Asuhan keperawatan
Pengkajian

1. Identitas klien
2. Keluhan utama
3. Riwayat Kesehatan
4. Pola aktivitas sehari – hari
5. Pemeriksaan fisik
6. Pemeriksaan laboratorium
Pemeriksaan labor dasar
Hb : Biasanya Hb pada trimester pertama dan ketiga kurang dari 11g/dl dan pada
trimester dua <10,5 g/dl
Hematokrit : <37% (normal 37-41%)
Eritrosit : < 28 juta/mm 〖 3/ 〗 ^(normal 4,2-5,4 juta/mm3)
Trombosit : < 200.000 (normal 200.000 - 400.000/mel)
Diagnosa kekeprawatan

• Gangguan ventilasi spontan berhubungan dengan kelelahan


otot pernapasan
• Perfusi perifer tidak efektif berhubungan dengan penurunan
konsentrasi hemoglobin
• Defisit nutrisi berhubungan dengan ketidakmampuan
mengabsorsi makanan
• Gangguan eliminasi urine berhubungan dengan penurunan
tonus otot
• Konstipasi berhubungan dengan penurunan motilitas
gastrointestinas
• Intoleransi aktivitas berhubungan dengan
ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen
• Keletihan berhubungan dengan kondisi fisiologis (mis. penyakit
kronis, penyakit terminal, anemia, malnutrisi, kehamilan)
• Ansietas berhubungan dengan krisis situasional
• Gangguan citra tubuh berhubungan dengan perubahan fungsi
tubuh
• Defisit pengetahuan berhubungan dengan kurang terpapar
informasi
• Penampilan peran tidak efektif berhubungan dengan
ketidakadekuatan system pendukung
• Resiko infeksi berhubungan dengan ketidakadekuatan
pertahanan tubuh sekunder
• Resiko jatuh berhubungan dengan anemia
SLKI : Gangguan ventilasi spontan (D.0004)

Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan ventilasi spontan meningkat


(L.01007)
Kriteria Hasil :
1. Volume tidal meningkat
2. Dipsnea menurun
3. Penggunaan otot bantu napas menurun
4. Gelisah menurun
5. PCO2 membaik
6. PO2 membaik
7. CO2 membaik
8. Takikardia membaik
SIKI : Dukungan Ventilasi Intervensi (I.01002)

Observasi
1. Identifikasi adanya kelelahan otot bantu napas
2. Identifikasi efek perubahan pisis terhadap status pernapasan
3. Monitor status respirasi dan oksigenasi (mis. frekuensi dan kedalaman napas,
penggunaan otot bantu napas, bunyi napas tambaha, saturasi oksigen)
Terapeutik
4. Pertahankan kepatenan jalan napas
5. Berikan posisi semi fowler atau fowler
6. Fasilitasi mengubah posisi senyaman mungkin
7. Berikan oksigenasi sesuai kebutuhan (mis. nasal kanul, masker wajah, masker
rebreathing, atau non rebreathing)
8. Gunakan bag-valve mask, jika perlu
Edukasi
1. Ajarkan melakukan teknik relaksasi napas dalam
2. Ajarkan mengubah posisi secara mandiri
3. Ajarkan teknik batuh efektif
Kolaborasi
4. Kolaborasi pemberian bronchodilator, jika perlu
SLKI : Perfusi Perifer Tidak Efektif (D.0009)

Tujuan : Seteah dilakukan tindakan


keperawatan diharapkan perfusi perifer 9. Kram otot menurun
meningkat (L.02011) 10. Bruit femoralis menurun
Kriteria Hasil : 11. Nekrosis menurun
1. Denyut nadi perifer meningkat 12. Pengisian kapiler membaik
2. Penyembuhan luka meningkat 13. Akral membaik
3. Sensasi meningkat 14. Tugor kulit membaik
4. Warna kulit pucat menurun 15. Tekanan darah sistolik membaik
5. Edema perifer menurun 16. Tekanan darah diastolic membaik
6. Nyeri ekstremitas menurun 17. Tekanan arteri rata-rata membaik
7. Parastesia menurun 18. Indeks ankle-brachial membaik
8. Kelemahan otot menurun
SIKI : Perawatan sirkulasi (I.14569)
Observasi
1. Periksa sirkulasi perifer (mis. nadi perifer, edema, pengisian kapiler, warna, suhu, ankle-
brachial index)
2. Identifikasi factor resiko gangguan sirkulasi (mis. diabetes, perokok, orang tua, hipertensi
dan kadar kolestrol tinggi)
3. Monitor panas, kemerahan, nyeri, atau bengkak pada ekstremitas
Terapeutik
4. Hindari pemasangan infus atau pengambilan darah di area keterbatasan perfusi
5. Hindari pengukuran tekanan darah pada ekstremitas dengan keterbatasan perfusi
6. Hindari penekanan dan pemasangan tourniquet pada area yang cedera
7. Lakukan pencegahan infeksi
8. Lakukan perawatan kaki dan kuku
9. Lakukan hidrasi
Edukasi
1. Anjurkan berhenti merorok
2. Anjurkan berolahraga rutin
3. Anjurkan mengecek air mandi untuk menghindari kulit terbakar
4. Anjurkan menggunakan obat penurun tekanan darah, antikoagula, dan penurunan
kolestrol, jika perlu
5. Anjurkan minum obat pengontrol tekanan darah secara teratur
6. Anjurkan menghindari penggunaan obat penyekat beta
7. Anjurkan melakukan perawatan kulit yang tepat (mis. melembabkan kulit kering pada
kaki)
8. Anjurkan program rehabilitasi vaskuler
9. Anjarkan program diet untuk memperbaiki sirkulasi (mis. rendah lemah jenuh, minyak
ikan omega
10. Informasikan tanda dan gejala darurat yang harus dilaporkan (mis. rasa sakit yang tidak
hilang saat istirahat, luka tidak sembuh, hilangnya rasa)
SLKI :Defisit nutrisi (D.0019
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan 9. Sikap terhadap makanan / minuman sesuai
diharapkan status nutrisi membaik (L.03030) dengan tujuan kesehatan meningkat
Kriteria hasil : 10. Perasaan cepat kenyang menurun
1. Porsi makanan yang dihabiskan meningkat 11. Nyeri abdomen menurun
2. Kekuatan otot mengunyah meningkat 12. Sariawan menurun
3. Kekuatan otot menelan meningkat 13. Rambut rontoh menurun
4. Verbalisasi keinginan untuk meningkatkan 14. Diare menurun
nutrisi meninngkat 15. Berat badan indeks massa tubuh (IMT)
5. Pengetahuan tentang pilihan makanan yang membaik
sehat meningkat 16. Frekuensi makan membaik
6. Pengetahuan tentang pilihan minuman yang 17. Nafsu makan membaik
sehat meningkat 18. Bising usus membaik
7. Pengetahuan tentang asupan nutrisi yang 19. Tebal lipatan kulit trisep membaik
tepat meningkat 20. Membran mukosa membaik
8. Penyiapan dan penyimpanan minuman yang
aman meningkat
SIKI : Manajemen Nutrisi (I.03119)
Tarapeutik :
Observasi :
1. Lakukan oral hygiene sebelum makan, jika
1. Identifikasi status nutrisi
perlu
2. Identifikasi alergi dan intoleransi makanan
2. Fasilitasi menentukan pedoman diet (mis.
3. Identifikasi makanan yang disukai
Piramida makanan)
4. Identifikasi kebutuhan kalori dan jenis
3. Sajikan makanan secara menarik dan suhu yang
nutrient
sesuai
5. Identifikasi perlunya penggunaan selang
4. Berikan makanan tinggi serat untuk mencegah
nasogastric
konstipasi
6. Monitor asupan makanan
5. Berikan makanan tinggi kalori dan tinggi
7. Monitor berat badan
protein
8. Monitor hasil pemeriksaan laboratorium
6. Berikan suplemen makanan, jika perlu
7. Hentikan pemberian makan melalui selang
nasogastric jika asupan oral dapat ditoleransi
Edukasi :
1. Anjurkan posisi duduk, jika mampu
2. Ajarkan diet yang diprogramkan
Kolaborasi :
3. Kolaborai pemberian medikaasi sebelum makan (mis. Pereda nyeri,
antiemetic), jika perlu
4. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan jenis
nutrient yang dibutuhkan
Implementasi
Implementasi keperawatan adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh perawat
untuk membantu klien dari masalah status kesehatan yang dihadapi kestatuskesehatan
yang baik yang menggambarkan kriteria hasil yang diharapkan (Safitri, 2019) .
Komponen tahap implementasi :
a) Tindakan keperawatan mandiri.
b) Tindakan Keperawatan edukatif.
c) Tindakan keperawatan kolaboratif.
d) Dokumentasi tindakan keperawatan dan respon klien terhadap asuhan
keperawatan.
Evaluasi
Evaluasi adalah tahap terakhir dari proses keperawatan yang bertujuan untuk
menilai hasil akhir dari seluruh tindakan keperawatan yang telah dilakukan
(Bararah, 2013).
Telaah Jurnal
Jurnal 1
Date palm (Phoenix dactylifera) consumption as a nutrition source for mildanemia
BANDINGKAN DENGAN TEORI YANG RELEVAN
PEMBAHASAN DARI INTERVENSI YANG
DIDAPATKAN DARI ARTIKEL
Intervensi yang dapat diberikan pada ibu hamil dengan
anemia salah satu nya yaitu manajemen nutrisi dan promosi berat
Anemia disebabkan oleh zat besi kekurangan secara umum. badan dengan intervensi:
Namun, beberapa hal dapat menyebabkan anemia,termasuk
malnutrisi (termasuk folat, vitamin B12, dan vitamin A), peradangan  Identifikasi status nutrisi  
akut dan kronis, infeksi parasit, dan kelainan kongenital atau didapat
 Berikan makanan tinggi kalori dan tinggi protein
yang mempengaruhi sintesi hemoglobin dan produksi sel darah
merah, atau kelangsungan hidup darah merah sel.  Berikan suplemen, jika perlu
Penelitian ini menyimpulkan bahwa pengaruh pemberian  Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah 
kurma dan jus kurma untuk meningkatkan kadar hemoglobin ibu kalori dan jenis nutrient yang dibutuhkan, jika perlu   
hamil wanita, yang berarti rutin mengkonsumsi kurma dan jus
kurma, dapat meningkatkan asupan zat besi dan nutrisi yang penting Asupan zat besi akan memberikan hubungan yang positif
untuk tubuh. Sari kurma merupakan salah satu jenis minuman khas yaitu setiap asupan 1 mg zat besi akan memberikan sumbangan
yang bermanfaat untuk perawatan dan pemeliharaan kesehatan tubuh. peningkatan kadar Hb sebesar 0,052 gr/dl kepada ibu hamil
Mengandung zat besi berfungsi untuk meningkatkan kadar (Riswanda, 2017). Dengan pemberian kurma dan jus kurma untuk
hemoglobin dalam tubuh, terutama yang dibutuhkan oleh ibu hamil. meningkatkan kadar hemoglobin ibu hamil wanita, yang berarti
Ibu hamil yang mengalami keluhan dan ketidaknyamanan akibat efek rutin mengkonsumsi kurma dan jus kurma, dapat meningkatkan
samping dari tablet tambahan darah direkomendasikan dengan asupan zat besi dan nutrisi yang penting untuk tubuh
konsumsi:sari/buah kurma
Jurnal 2
Intervensi Suplement Makanan Untuk Meningkatkan Kadar Hemoglobin Pada Ibu Hamil

PEMBAHASAN DARI INTERVENSI YANG DIDAPATKAN DARI ARTIKEL

Kekurangan zat besi, kekurangan asam folat, infeksi dan kelainan darahmenyebabkan anemia pada ibu hamil. Anemia
pada ibu hamil berdampaksaat kehamilan, persalinan maupun masa nifas. Dampak anemia pada ibu hamil yaitu1) Gangguan
pertumbuhan, padasel tubuh maupun sel otak, 2) mengakibatkan kurangnya oksigen yangditransferke sel tubuh maupun ke
otak. Anemia pada ibu dapatmengalami perdarahan postpartum yang disebabkan karena atonia uteri
Asupan jenis makanan dan pemberian suplemen zat besi pada ibu hamil berpengaruh terhadap kadar Hemoglobin. kelompok
yang diberi tablet Fe saja tidak cukup meningkatkan kadar Hemoglobin, sebaliknya pada kelompok yang diberikan tambahan
sari kacang hijau terdapat peningkatan kadar Hbibu hamil.9Haltersebut terkaitfaktor –faktor yang meningkatkan kadar Hbibu
hamil seperti buah yang mengandung vitamin C, Vitamin B , serta makananmengandung zat gizi dan protein
tinggi.23Kandungan zat besi dalam kacang hijau paling banyak terdapat pada embrio dan kulit bijinya,24dengan jumlah
kandungan zat besi pada kacang hijau sebanyak 6,7 mg per 100 gram. Mengkonsumsi dua cangkir kacang hijau
setiap hari berarti mengkonsumsi 50% kebutuhan besi setiap hari yaitu 18 mg dan dapat meningkatkan kadar
hemoglobin selama 2 minggu
Pemberian suplemen Fe dan asupan makanan yang mengandung zat besi seperti tinutuan dan ubi jalar, yang membantu
penyerapan (Enhancer) zat besi seperti vitamin C pada buah bit, bayam merah dan jus jambu, vitamin B12, asam folat pada
sari kacang hijau, serta protein dapat meningkatkan kadar hemoglobin darah pada ibu hamil. Pembatasan konsumsi
makanan yangmengandung zat yang menghambat penyerapan (inhibitor) Fe seperti teh,kopi, dan susu sehingga
mengoptimalkan absorbsi Fe dalam tubuh.
Jurnal 2
Intervensi Suplement Makanan Untuk Meningkatkan Kadar Hemoglobin Pada Ibu Hamil

BANDINGKAN DENGAN TEORI YANG RELEVAN

Kebutuhan zat besi akan meningkat 200-300 miligram dan selama kehamilan yang dibutuhkan sekitar
1040 miligram. Zat besi dibutuhkan untuk memproduksi hemoglobin, yaitu protein di sel darah merah yang
berperan membawa oksigen ke jaringan tubuh. Selain itu, zat besi penting untuk pertumbuhan dan metabolisme
energi dan mengurangi kejadian anemia. Defisiensi zat besi akan berakibat ibu hamil mudah lelah dan rentan
infeksi, resiko persalinan prematur dan berat badan bayi lahir rendah. Untuk mencukupi kebutuhan zat besi, ibu
hamil dianjurkan mengkonsumsi 30 miligram tiap hari. Efek samping dari zat besi adalah konstipasi dan nausea
(mual muntah). Zat besi baik dikonsumsi dengan vitamin C, dan tidak dianjurkan mengkonsumsi bersama kopi,
the, dan susu. Sumber alami zat besi dapat ditemukan pada daging merah, ikan, kerang, unggas, sereal, dan
kacang kacangan.
Didalam jurnal tersebut intervensi yang bisa diberikan selain pemberian suplemen penambah darah,ibu
hamil disarankan mengkonsumsi makanan mengandung vitamin C, B12, asam folat dan protein
untuk meningkatkan absorbsi Fe dalam tubuh serta menghindari mengkonsumsi makanan sumber Fe
bersamaan dengan makanan yang dapat menghambat absorbsi Fe seperti teh, kopi dan susu. Sebaiknya
diberi jeda. Sehingga absorbsiFe tetap berjalan secara optimal
Jurnal 3
Efektivitas Jus jambu Biji Merah (Psidium Guajavalinn) Terhadap Kadar
Hemoglobin pada Ibu Hamil Anemia
PEMBAHASAN DARI INTERVENSI YANG DIDAPATKAN DARI ARTIKEL

Anemia dalam kehamilan merupakan suatu kondisi atau keadaan ditandai dengan penurunan kadar
hemoglobin (Hb), hematokrit atau jumlah sel darah merah. Kadar Hb dan sel darah sangat bervariasi
tergantung pada usia, jenis kelamin, ketinggian suatu tempat, serta keadaan fisiologi
tertentu(Sudoyo, 2013).
Salah satu upaya untuk meningkatkan kadar hb pada ibu hamil anemia yaitu dengan vitamin C atau
makanan yang membantu penyerapan tablet Fe, salah satunya jambu biji merah. Kandungan gizi buah
jambu biji merah sangat baik. Selain dikenal dengan buah yang kaya akan vitamin C, buah jambu biji ini juga
merupakan sumber zat besi yang baik dan sumber kalsium, fosfor dan vitamin A yang lebih tinggi
(Arisandi,2013). Kandungan vitamin C dalam jambu biji lebih tinggi dari buah jeruk, dalam 100 gram buah
jambu biji ini mengandung 183,5 mg vitamin C, sedangkan pada 100 gram buah jeruk terkandung
50-70 mg vitamin C. Vitamin C juga terdapat pada bahan makanan lainnya seperti jeruk, papaya, brokoli,
strawberi, kol, dan lain-lain. Namun kandungan vitamin C paling tinggi terdapat didalam jambu
biji(Hariana, 2018).
Penelitian (Prasetyanti, dkk, 2015)dengan melakukan uji pada dua kelompok control dan intervensi,
menunjukkan bahwa terdapat peningkatan kadar haemoglobin ibu hamil setelah diberikan jus jambu biji pada
kelompok intervensi.
Jurnal 3
Efektivitas Jus jambu Biji Merah (Psidium Guajavalinn) Terhadap Kadar
Hemoglobin pada Ibu Hamil Anemia
BANDINGKAN DENGAN TEORI YANG RELEVAN

Anemia pada kehamilan adalah kondisi ibu dengan kadar hemoglobin ≤ 11 gr/dL% pada trimester I dan
III atau kadar hemoglobin <10,5 gr/dL% pada trimester II. Anemia selama kehamilan dapat meningkatkan risiko
kematian ibu pada saat melahirkan akibat perdarahan, melahirkan bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah
(BBLR), ibu dan janin mudah terkena infeksi, keguguran, dan meningkatkan risiko bayi lahir prematur.
Menurunnya kadar hb dalam darah dapat menyebabkan kapasitas daya angkut oksigen untuk kebutuhan organ-
organ vital pada ibu dan janin menjadi berkurang (Prawirohardjo, 2012).Selama kehamilan volume darah pada
tubuh ibu meningkat dan konsentrasi hemoglobin menurun seiring bertambahnya usia kehamilan.
Konsentrasi hemoglobin paling rendah terjadi pada trimester kedua kehamilan, sehingga untuk dapat
memenuhi kebutuhan ibu dan menyuplai makanan serta oksigen pada janin melalui plasenta, dibutuhkan
asupan zat besi yang lebih banyak selama kehamilan(Dewi, 2011)
Untuk mengurangi anemia intervensi yang dapat dilakukan adalah dengan memenuhi kebutuhan zat besi agar
tidak terjadi penurunan Hb. Penurunan Hb dapat ditanggulangi dengan mengonsumsi vitamin C, seperti jambu biji
yang mana buah dengan tinggi vitamin C
Terimakasih
Alternative Resources

Anda mungkin juga menyukai