Anda di halaman 1dari 21

 

KATA PENGANTAR

Rasa syukur yang dalam kami sampaikan kehadirat Allah yang maha ESA, karena berkat

kemurahanNYA makalah ini dapat kami selesaikan sesuai yang diharapkan dalam makalah ini

kami membahas “ANEMIA”.

Makalah ini di buat dalam rangka memperdalam pemahaman Masalah ANEMIA. Dalam

proses pendalaman materi ini, tentunya kami mendapatkan bimbingan ,arahan, koreksi dan

saran , untuk itu rasa terima kasih yang dalam kami sampaikan kepada bapak Ns.Rizki Kurniadi

S.Kepselaku dosen mata kuliah KMB, dan rekan-rekan mahasiswa yang telah banyak

memberikan masukan untuk makalah ini .

Demikian makalah ini kami buat semoga bermanfaat .

Pematang Reba, Oktober2016

Kelompok III
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Anemia merupakan suatu masalah kesehatan masyarakat dunia yang mempengaruhi

negara maju dan negara berkembang. Anemia memiliki dampak yang besar terhadap kesehatan

masyarakat, begitu juga pada perkembangan sosial dan ekonomi. Anemia terjadi di setiap tahap

siklus hidup manusia, di mana satu dari empat orang di dunia menderita anemia. Risiko tertinggi

anemia terdapat pada anak-anak yang belum bersekolah (0-4,99 tahun) dan ibu hamil (World

Health Organization, 2008).

Menurut World Health Organization (2008), seorang ibu hamil dinyatakan anemia bila

kadar hemoglobin < 11,0 g/dl. Prevalensi anemia saat kehamilan tahun 1993-2005 mencakup

41,8% populasi penderita anemia di dunia (95% CI: 39,9-43,8%), yaitu sebanyak 56 juta jiwa

penduduk dunia (95% CI: 54-59 juta). Di Indonesia, proporsi populasi anemia saat kehamilan

mencakup 44,3% (95% CI: 17,3-75,2%), yaitu sebanyak 1.950.000 jiwa (95% CI: 761.000-

3.308.000).

Pada tahun 2002, anemia defisiensi besi telah dipertimbangkan sebagai faktor kontribusi

beban penyakit dunia yang paling penting (World Health Organization, 2008). Anemia defisiensi

besi merupakan tipe anemia paling umum pada kehamilan, terutama di negara berkembang.

Menurut Scholl dkk. (1992), ibu dengan anemia defisiensi besi memiliki resiko tiga kali lebih

besar untuk melahiran BBLR (Bayi Berat Lahir Rendah). Selain itu, Sakande dkk. (2004)

menyatakan bahwa keadaan defisiensi besi yang berat pada ibu telah menunjukkan dampak
buruk pada kadar besi bayi baru lahir, dan selanjutnya mempengaruhi pertumbuhan dan

perkembangannya (Emamghorashi dan Heidari, 2004).

B. Rumusan Masalah

Apa yang dimaksud dengan ANEMIA dan bagaimana dengan asuhan kepertawatan pada

ANEMIA?

C. Tujuan Penulisan

Tujuan penulisan makalah ini, secara umum adalah mahasiswa dapat mengetahui dan

memahami asuhan keperawatan pada ANEMIA


BAB II

TINJAUN PUSTAKA

A. Definisi

Anemia adalah istilah yang menunjukan rendahnya hitung sel darah merahdan kadar HB

dan hematokrik dibawah normal (suzanneC,smeltzer :935:2001).

Anemia adalah suatu keadaan dimana kadar HB dan hitung eritrosit rendahdari harga normal

. Dikatakansebagai anemia bila HB < 14 g/dl danHt 41 % padapriaatauHB <12 g/dl danHt 37%

pada wanita.

Anemia juga adalah berkurangnya jumlah eritrosit serta jumlah hemoglobn dalam darah atau 

berkurangnya volume sel yang dipadatkan dalam 10ml darah (Ngastiyah 1997).

B. Etiologi

Secara fisiologis anemia dapat terjadi apabila terdapat kekurangan jumlah hb u/

mengangkut O2 kejaringan. Akibat produksi sel darah merah tidak mencukupi. Akibat sel darah

merah prematur atau penghancuran sel darah merah yang berlebihan. Kehilangan darah misalnya

perdarahan pada waktu melahirkan. Kekurangan nutrisi misalnya tidak tercukupi kandungan

unsur besi dalam menu sehari-hari dan banyaknya zat besi keluar melalui perdarahan. Penyakit

kronik terjadi karna turunnya produksi sel darah merah dan adanya penyekat pada penggunaan

zat besi o/ sel steroid.misalnya pada penyakit TBC yaitu biasanya pada paru dan tulang biasanya

berbentuk benjolan kecil.

C. Tanda dan Gejala

            Gejala dijumpai pada pasien anemia antara lain pucat, keluhan lemah, pucat, cepat

lelah, keringat dingin, takikardi, hypotensi, palpitasi (Barbace C. Long, 1996). Takipnea (saat
latihan fisik), perubahan kulit dan mukosa (pada anemia defisiensi Fe). Anorexia, diare, ikterik

sering dijumpai pada pasien anemia pernisiosa (Arif Mansjoer, 2001).

Secara klinik anemia dapat dilihat dari tubuh yang malnutrisi & pucat. Menurut Dewa

Nyoman 2001 gejala-gejala atau tanda-tanda yg dapat dilihat adalah: gejala umum yang sering

(SL) yaitu lemah, lesu, lelah, letih, dan lunglai.

a.       Bibir tampak pucat.

b.      Nafas pendek karena sesak napas.

c.       Lidah licin.

d.      Denyut jantung meningkat.

e.       Susah BAB.

f.       Nafas makan berkurang.

g.      Kadang-kadang pusing.

h.      Mudah mengantuk.

D. Klasifikasi

Ada beberapaKlasifikasi anemia yang bisa dijadikan panduan. Anemia adalah turunnya

kadar sel darah merah atau hemoglobin dalam darah. Adanya anemia akan menyebabkan

transportasi oksigen terganggu sehingga jaringan tubuh orang yang mengalami anemia akan

mengalami kekurangan oksigen, yang diperlukan untuk menghasilkan energi. Orang yang

menderita anemia akan merasa cepat lelah, lemas, pucat, gelisah dan terkadang sesak.

Klafisikasi Anemia yang mengelompokkan berbagai macam anemia, secara garis besar

didasarkan pada penyebab dan mekanisme terjadinya anemia, yaitu:

1.        Tubuh kehilangan terlalu banyak darah (seperti karena trauma, atau menderita penyakit

tertentu).
2.        Tubuh memiliki masalah dalam memproduksi sel darah merah.

3.        Sel darah merah memecah atau mati lebih cepat sementera belum terbentuk sel sel darah

merah yang baru sebagai penggantinya

E. Patofisiologi

Kegalan sumsum a/ kehilangn sel darah merah berlebihan Misalnya berkurangnya

eritropoesis (produksi sel darah merah) terjadi kekurangan nutrisi karena kurang masuknya zat

besi dalam menu maknan/akibat efek sel darah merah yang tidak sesuai dengan ketahanan sel

darah merah normal keluar melalui pendarahan misalnya pada waktu melahirkan dan kecelakaan

ANEMIA.

E. Pathway Anemia
F. Data Penunjang

1.      PemeriksaanHb, jumlahHblebihrendahdari normal (12-14 g/dl)

2.      Kadar Htmenurun (normal 37%-41%)

3.      Peningkatanbilirubi total (pada anemia hemolitik)

4.      Jumlaheritrositmenurun

5.      Jumlah retikulosit meningkat karena respon sumsum tulang terhadap kehilangan

darah(hemolisis)

6.      Terdapat pansitopenia, sumsum tulang kosonng diganti lemak (pada anemia aplastik)
7.      Pewarnaan SDM mendeteksi perubahaan warna dan bentuk dappat menetukan tipe Anemia

8.      Masa hidup SDM berguna dalam membedakan diagnosa Anemia

G. Komplikasi

1.      Parasestia

2.      Kejang

3.      Gagaljantungkongestif

4.      Kurangnyakonsentrasi

5.      Dayatahantubuh yang berkurang

H. PenatalaksanaanMedis

       1. Keperawatan

a.       Wanita hamil Hb <10 gr %, berikan garam besi 600-1000 mg/hr

b.      Berikan makanan yang mengandung zat besi

c.       Higiene yang baik u/ mencegah infeksi

2.  Medis

a.     Transpalasi sumsum tulang

b.    Memberikan kobalt (unsur renik esensial) n eritropoiten

a.       Berikan pengobatan dg menggunakan suplementasi zat besi. Contoh sangobion

I. Pencegahan

            Untuk pencegahan penyakit anemia sebenarnya sangat mudah. seperti dengan

mengkonsumsi makanan-makanan yang banyak mengandung zat besi, asam folat, vitamin B12,

vitamin C. berikut ini penjelasan singkat tentang cara pencegahan anemia serta jenis-jenis
makanan yang bisa membantu mencegah anemia diantaranya :

1. Konsumsi makanan yang banyak mengandung Zat besi

Makanan yang banyak mengandung zat besi seperti daging, kacang, sayur-sayuran yang

berwarna hijau dan lain-lain. zat besi juga sangat penting untuk wanita yang sedang menstruasi,

wanita hamil dan anak-anak.

2. Konsumsi makanan yang banyak mengandung Asam Folat

Konsumsi makanan yang banyak mengandung Asam folat seperti pisang, sayuran hijau

gelap, jenis kacang-kacangan, jeruk, sereal dan lain-lain.

3. Makanan yang mengandung Vitamin B 12. 

Bisa didapatkan dengan mengkonsumsi daging dan susu

4. Makanan dan minuman yang mengandung Vitamin C

Banyak sekali manfaat-manfaat Vitamin C, salah satunya yaitu bisa membantu penyerapan

zat besi. jenis-jenis Makanan yang banyak mengandung vitamin C seperti buah melon, buah

jeruk, dan buah beri. itulah beberapa cara mencegah penyakit anemia secara alami.
BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN

A. Pengkajian

1.    Identitaspasien

Nama, umur, jenis kelamin, agama, pendidikan, pekerjaan, status, suku/bangsa, tanggal MRS,

tanggal pengkajian, diagnosa  medis.

2.    Data focus (DS dan DO)

Biasanyapadapasien anemia

Didapat data subjectif:


a.    Pasienmengatakanlemah, letih, lesu

b.    Pasienmengatakannafsumakanmenurun

c.    Pasienmengatakanmual

d.   Pasienmengatakanseringhaus

Didapat data objective:

a.    Pasientampaklemah, letih, lesu

b.    Beratbadanmenurun, pasientidakmaumakan

c.    Pasientampakmualdanmuntah

d.   Bibirtampakpecah-pecah, kulitpasientampakkering

e.    Pasientampakpucat

3.    Riwayatkesehatan:

a.    Keluhanutama: biasanyakeluhanutama yang paling seringpadapenderita anemia

adalahlemahdanpusing.

b.    Riwayatkesehatansekarang: keadaanpasienpadasaatdikaji

c.    Riwayat kesehatan dahulu :apakah pasien pernah mengalami penyakit sebelumnya?

d.   Riwayat kesehatan keluarga:

apakah anggota keluarga pasien memiliki penyakit keturunan seperti diabetes militus,

penyakit jantung,dll.

4.    Pemeriksaan fisik:
a.    Keadaan umum: pucat, keletihan, kelemahan, nyerikepala, demam, dyspnea, vertigo,

sesitif terhadap dingin, berat badan menurun.

b.    Kulit: kering, kuku rapuh,sianosis

c.    Mata : penglihatan kabur,konjungtiva anemis

d.   Mulut : mukosa licin dan mengkilat, stomatitis

e.    Paru-paru : dispneu

f.     Kardiovaskuler : takikardi, hipotensi

g.    Gastrointestinal : anoreksia

h.    Muskoloskletal : nyeri pinggang, nyeri sendi

i.      Sistem persyarafan : nyeri kepala, binggung, mental depresi, cemas

B. Diagnosakeperawatan NANDA

N DIAGNOSA NOC NIC

O NANDA
1 Intoleran aktifitas  Setelah dilakukan tindakan 1. Kaji kemampuan klien

berhubungan deng keperawatan selama 2x24 untuk melakukan tugas, 

an ketidakseimban jam intoleran aktivitas  Catat laporan kelelahan,

gan antara suplaio teratasi. Dg kriteriahasil: keletihan,

ksigen dari  1.      dan kesulitan menyelesai

kebutuhan Kliendapatberaktifitasseca kantugas

ramandiri 1.     

2.      Observasi TTV Kaji keseimbangangaya, j


dalambatas normal alan, kelemahan otot

2.      Monitor TD, nadi,

pernapasan,

selama dan sesudh aktivit

as.catat      respon hadap   

     tingka taktifitas

(mis,peningkatan denyut j

antung /  TD, distritmia,    

 dyspnea, takipnea,dsb)

3.     

Berikan lingkungn tenan, 

pertahanantirah baring

bila diindikasikan.

Monitor dan         batasi p

engunjung,telepon dan      

   gangguan        

berulang tindakan yang ti

dak          direncanakan.

4.     

Ubah posisi          pasien 

dengan      perlahan dan    

pantau terhadap   pusing

5.     
Prioritaskan          jadwal 

asuhan      keperawatan     

   untuk                  menin

gkatkan       istirahat. Pili

h      priode istirahat    dan 

aktivitas.

6.     

Rencanakan         kemaju

an             aktivitas denga

n  pasien, termasuk

yang pasien          pandan

g perlu.

7.     

Gunakan teknik   penghe

mat

energy, mis:mandidengan 

duduk,

duduk untuk       melakuk

an            tugas-tugas.

8.     

Anjurkan pasien  untuk     

             menghentikan      

aktivitas bila        palpitas
i, nyeri

dada, napas          pendek,

kelemahanatau pusing terj

adi

2 Gangguan              Setelah dilakukan tindakan
1.     

pertukaran gas keperawatan 2x24 jam Kaji tingkat          kesadar

berhubungan          gangguan pertukaran gas an atau      fungsi mental

dengan penurunan teratasi dengan criteria       secara teratur

kapasitas pembawa hasil: 2.     

oksigen darah 1.      Kaji  toleransi       aktivita

Klien menunjukanperbaika s:

n ventilasi batasi aktivitas     dalam t

2.      oleransi    pasien atau        

Frekuensi dan        pola na     tempatkan pasien pada 

pas normal tirah baring.

3.      Bantu dalam       mobilita

Klien tidak           menunju s sesuai   kebutuhan.

kkan         adannya sianosi3.     

s Dorong pasien     untuk m

4.      emilih     periode istirahat 

Klien perpartisipasidalama    dan aktivitas

ktivitas      seharihari tanpa 
4.     

    kelemahan dan      kelel Peragakan dan     dorong 
ahan pengunaanteknik relaksas

i,

mis: bimbingan    imajina

si dan       visualisasi.

5.     

Tingkatkan masukancaira

n 2-3 liter

perhari dalam       tolerans

i jantung

6.     

Batasi pengunjungatau sta

7.     

Berikan suplemenoksigen 

lembab    sesuai indikasi

8.     

Lakukan atau       bantu fi

sioterapi

dada, IPPB dan    spirome

triintensif.

9.      Berikan SDM atau

transfuse

tukar sesuai          indikasi
.

10. 

Berikan terapiobat sesuai  

          indikasi:

contoh                  asetami

nofen.
3 Ketidakseimbangn Setelah dilakukan              1.     

. nutrisi kurang dari keperawatan selama 2x24 Kaji riwayat          nutrisi 

kebutuhan tubuh    jam ketidakseimbangan     termasuk  makanan yang

berhungan dengan  nutrisi kurang dari tubuh    disukai pasien

inadekuat intake teratasi 2.     

makanan Kriteria hasil: Timbang berat     badan b

1.      erkala

Adanya                  peningk
3.     

atan berat  badan sesuai       Observasi dan      catat ou

    dengan tujuan put dan input

2.      Tidak ada tanda- makanan pasien

tanda malnutrisi 4.     

3.      Obsevasi mual     dan mu

Tidak terjadi          penuru ntah

nan berat    badan yang
5.     

berarti Anjurkan  pasienmakan s

4.      Pemasukan yang adekuat edikit tapisering

5.      Membrane
6.      Anjurkan oral hygiene
konjungtiva dan   mukosa t
7.     

idak pucat Ciptakan               lingkun

gan pasien yang bersih,

nyaman, dan bebas bau

8.     

Kolaborasi           pemberi

an nutrisidengan ahli gizi

9.     

Berikan obat        sesuai d

engan       indikas imisaln

yavitamin dan mineral

suplemen

4 Resiko infeksi       1.      Immune status Infection control

. berhungan  dengan2.      1.     

imunitas tubuh       Knowlwdge           (infecti Bersihkan              lingku

sekunder  menurun on control) ngan

(penurunanHb), 3.      Risko control 2.     

prosedu rinvasif Kriteria hasil: Batasi pengunjungbila per

1.      lu

Klien bebas dari     tanda d3.     

an gejalain  feksi Instruksikan         pengunj

2.      ung untukmencuci tangan 

Menunjukkan        kemam    saat berkunjung   dan se
puan untukmencegaht          telah           berkunjung      

     imbulnya infeksi    meninggalkan      pasien

3.      4.     

Jumlah leukosit     dalam b Pertahankan          lingkun

aats normal (5000-10000) gan

4.      aseptic selama     pemasa

Menunjukan          prilak u ngan alat

hidup sehat 5.      Tingkatkan intake

nutrisi

Infection protection

1.      Monitor

tanda dan gejala   infeksi

2.      Monitor

hitung granulosit,WBC

3.      Monitor

kerentanan            terhada

p infeksi

4.     

Dorong                pemasu

kan nutrisidan cairan yan

g cukup
5.     

Ajarkan cara       menghin

dari        nutrisi

6.     

Laporkan             kecurig

aan infeksi

7.     

Intruksikan pasienminum 

antibiotic

bila diindikasikan.

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

       Anemia adalah penurunan jumlah sel darah merah atau kadar hemoglobin didalam sel darah

merah kurang dikarenakan adanya kelainan dalam bentuk sel, perdarahan atau gabungan

keduanya. Anemia sering dijumpai di masyrarakat dan mudah dikenali (di diagnosa). Tanda dan

gejalanya beragam, seperti pucat, lemah, mual, dan lain-lain. Pendiagnosaan anemia dapat di

tunjang dengan pemeriksaan laboratorium yakni adanya penurunan kadar Hb.

B. Saran

1. Bagi  Mahasiswa

Diharapkan makalah ini dapat menambah pengetahuan mahasiswa dalam memberikan

pelayanan keperawatan dan dapat menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.


2. Bagi petugas-petugas Kesehatan

Diharapkan dengan makalah ini sebagai tenaga kesehatan kita harus mampu mengenali

tanda-tanda anemia dan memberikan asuhan keperawatan pada pasien dengan anemia secara

benar.

DAFTAR PUSTAKA

Smeltzer, suzanna, C, 2001. Keperawatan medikal bedah, Jakarta; EGC

Betz cecllyl, 2002. Buku saku keperawatan, Jakarta; EGC Mansjoer, Arif, 2001.

Judith M. Wilkinson, PhD, ARNP, RN Nurse Educator, Concultant Shawnee, Kansas

vvv

Anda mungkin juga menyukai