02 04
Manifestasi
Etiologi Klinis
Outline
05 07
Pemeriksaan Komplikasi
Penunjang
06 08
Asuhan
Penatalaksanaan
keperawatan
Definisi
Anemia merupakan keadaan dimana masa eritrosit dan atau
masa hemoglobin yang beredar tidak memenuhi fungsinya
untuk menyediakan oksigen bagi jaringan tubuh. Secara
laboratoris, anemia dijabarkan sebagai penurunan kadar
hemoglobin serta hitung eritrosit dan hematokrit dibawah
normal
02 Etiologi
Anemia bisa terjadi karena:
a) Defisiensi Fe: diakibatkan oleh kegagalan untuk memenuhi peningkatan kebutuhan zat besi fisiologis.
b) Defisiensi vitamin B₁2: akibat asupan makanan yang tidak mencukupi, gejala malabsorpsi atau absorpsi
yang menurun dan pemanfaatan yang tidak mencukupi juga dapat menimbulkan anemia.
c) Defisiensi asam folat: ketika produksi asam folat terbatas (Hyperutilization).
d) Anemia cronic disease (ACD): merupakan respon terhadap rangsangan dari sistem kekebalan tubuh
selular oleh berbagai proses penyakit yang mendasarinya. Hal ini busa terjadi akibat gangguan fungsi
sumsum tulang.
e) Anemia pada geriatri: faktor resiko penyebab anemia adalah ras dan etnik.
f) Anemia akibat gangguan periferal (hemolitik): akibat berkurangnya masa hidup dari RBC (Dipiroet al.,
2008)
Patofisiologi
Anemia terjadi karena:
• Kehilangan darah berlebih, terjadi pendarahan karena luka perifer atau karena
penyakit misalnya lambung hemorrhoid.
• Pendarahan kronis Pendarahan vagina, peptick ulcer, Parasit intestinal, aspirin dan
AINS lain.
• Destruksi berlebih sel darah merah: Antibodi sell darah merah, Obdi-obatan,
sekuestrasi pada limpa.
• Faktor intrakorpuskular Hereditas dan kelainan sistensis HB
• Produksi eritrosit kurang.
Manifestasi Klinis
Gejala Klinis tergantung penyebab anemia individu:
1. Anemia akut: Gejala kardiorespiratori seperti
takikardi, kepala terasa ringan, dan sesak napas.
2. Anemia kronis : Rasa lelah, letih, vertigo, pusing,
sensitif terhadap dingin, pucat.
3. Anemia hipokromik Rasa tak enak di lidah,
penurunan aliran saliva, pagophagia
(compulsive eating of ice).
4. Anemia megaloblastik Kulit pucat, ikterus,
atropi mukosa gastrik. (Dipiro, et al., 2008)
Pemeriksaan
05 Penunjang
Pemeriksaan laboratorium pada pasien anemia menurut (Doenges, 1999:572):
1. Jumlah eritrosit menurun (AP), menurun berat (aplastik); MCV (volume korpuskular rerata) dan MCH
(hemoglobin korpuskular rerata) menurun dan mikrositik dengan eritrosit hipokronik (DB), peningkatan
(AP). Pansitopenia (aplastik).
2. Nilai normal eritrosit (juta/mikro It): 3,9 juta per mikro liter pada wanita dan 4,1 -6 juta per mikro liter pada
pria
3. Jumlah darah lengkap (JDL): hemoglobin dan hemalokrit menurun.
4. Jumlah retikulosit: bervariasi, misal: menurun (AP), meningkat (respons sumsum tulang terhadap
kehilangan darah/hemolisis).
5. Pewarna sel darah merah: mendeteksi perubahan warna dan bentuk (dapat mengindikasikan tipe khusus
anemia).
6. LED Peningkatan menunjukkan adanya reaksi inflamasi, misal: peningkatan kerusakan sel darah merah:
atau penyakit malignasian enter a subtitle here if you need it
Penatalaksanaan
Tujuan utama dari terapi anemia adalah untuk identifikasi dan perawatan
karena penyebab kehilangan darah, dekstruksi sel darah atau penurunan
produksi sel darah merah.pada pasien yang hipovelemik:
• Pemberian tambahan oksigen, pemberian cairan intravena,
• Resusitasi pemberian cairan kristaloid dengan normal salin.
• Tranfusi kompenen darah sesuai indikasi
Komplikasi
Anemia juga menyebabkan daya tahan tubuh berkurang. Akibatnya,
penderita anemia akan mudah terkena infeksi. Gampang batuk-pilek, gampang flu,
atau gampang terkena infeksi saluran napas, jantung juga menjadi gampang lelah,
karena harus memompa darah lebih kuat. Pada kasus ibu hamil dengan anemia, jika
lambat ditangani dan berkelanjutan dapat menyebabkan kematian, dan berisiko bagi
janin. Selain bayi lahir dengan berat badan rendah, anemia bisa juga mengganggu
perkembangan organ-organ tubuh, termasuk otak. Anemia berat, gagal jantung
kongesti dapat terjadi karena otot jantung yang anoksik tidak dapat beradaptasi
terhadap beban kerja jantung yang meningkat. Selain itu dispnea, nafas pendek dan
cepat lelah waktu melakukan aktivitas jasmani merupakan manifestasi berkurangnya
pengurangan oksigen (Price & Wilson, 2006)
Asuhan Keperawatan Anemia
A. Pengkajian
1. Biodata: Nama, umur, jenis kelamin, pekerjaan, Alamat, & Pendidikan
2. Keluhan utama: Meliputi 5L: letih, lesu, lemah, lelah, lalai, pandangan berkunang-kunang dan
pusing
3. Riwayat penyakit sekarang: Pengumpulan data yang dilakukan untuk menentukan sebab dari
anemia yang nantinya membantu dalam membuat rencana Tindakan terhadap klien, ini bisa
berupa kronologi terjadinya penyakit tsb, sehingga nantinya bisa ditentukan apa yang terjadi.
4. Riwayat penyakit dahulu: pada pengkajian ini ditemukan kemungkinan penyebab anemia.
Penyakit tertentu seperti Riwayat penyakit hati, ginjal, masalah hematologi penyakit malabsorbsi
lain
5. Riwayat penyakit keluarga: penyakit keluarga yang berhubungan dengan penyakit darah
merupakan salah satu factor predisposisi terjadinya anemia yang cenderung diturunkan secara
genetik.
Asuhan Keperawatan Anemia
B. Pemeriksaan Fisik
1. TTV :
Keadaan Umum :
Kesadaran :
TB/BB :
2. Status General
Mata : Konjungtiva anemis, Sklera ikterus, Refleks pupil isokor, Edema palpebra THT
Telinga : Sekret, Hiperemis
Hidung : Sekret
Tenggorokan: Tonsil, Faring hiperemis
Lidah : Atropi papillidah
Leher : Pembesaran kelenjar getah bening
Thoraks : Simetris, Retraksi otak nafas (-)
Diagnosa Keperawatan Anemia
A. Defisit pengetahuan berhubungan dengan :
Kurangnya terpapar informasi.
B. Defisit Nutrisi berhubungan dengan :
- Ketidakmampuan mengasorbsi nutrient
- Kurangnya asupan makanan
- Ketidakmampuan menalan makanan
- Ketidakmampuan mencerna makanan
- Peningkataan kebutuhan metabolisme
- Faktor Ekonomi (mis, finansial, tidak mencukupi)
- Faktor Psikologis (mis, stress, keengganan untuk makan) (D.0019)
C. Perfusi perifer tidak efektif berhubungan dengan :
- Penurunan konsentrasi hemoglobin.
- Hiperglikemia
Penurunan konsentrasi hemoglobin
- Peningkatan tekanan darah
- Kekurangan volume cairan
- Penurunan aliran arteri dan / atau vena
- Kurangnya terpapar informasi tentang faktor pemberat (mis, merokok,
gaya hidup monotone, trauma, obesitas, asupan garam imobilitas)
- Kurang terpapar informasi tentang proses penyakit (mis, diabetes melitus, hiperlipedemia)
- Kurang aktivitas fisik
D. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan :
- Ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen
- Ketidakmampuan energi untuk melakukan aktivitas sehari-hari.
- Tirah baring
- Kelemahan
- Imbolitas
- Gaya hidup monotone
Dx Keperawatan SLKI SIKI