Anda di halaman 1dari 10

ANEMIA

I. Konsep Penyakit Anemia


I.1 Definisi
Anemia adalah berkurangnya kadar Hb dalam darah sehingga terjadi gangguan
perfusi O2 ke jaringan tubuh. Disebut gravis yang artinya berat dan nilai Hb di
bawah 7 g/dl sehingga memerlukan tambahan umumnya melalui transfusi.
Anemia adalah berkurangnya hingga di bawah nilai normal sel darah merah, kualitas
hemoglobin dan volume packed red bloods cells (hematokrit) per 100 ml darah
(Price, 2006 : 256).
Anemia adalah gejala dari kondisi yang mendasari, seperti kehilangan komponen
darah, elemen tidak adekuat atau kurang nutrisi yang dibutuhkan untuk pembentukan
sel darah, yang mengakibatkan penurunan kapasitas pengangkut oksigen darah dan
ada banyak tipe anemia dengan beragam penyebabnya.
(Doenges, 2002).

I.2 Etiologi
Penyebab tersering dari anemia adalah kekurangan zat gizi yang diperlukan untuk
sintesis eritrosit, antara lain besi, vitamin B12 dan asam folat. Selebihnya merupakan
akibat dari beragam kondisi seperti perdarahan, kelainan genetik, penyakit kronik,
keracunan obat, dan sebagainya.

I.3 Tanda Dan Gejala


Secara umum gejala klinis anemia yang muncul merefleksikan gangguan fungsi dari
berbagai sistem dalam tubuh antara lain penurunan kinerja fisik, gangguan
neurologik (syaraf) yang dimanifestasikan dalam perubahan perilaku, anorexia
(badan kurus kerempeng), pica, serta perkembangan kognitif yang abnormal pada
anak. Sering pula terjadi abnormalitas pertumbuhan, gangguan fungsi epitel, dan
berkurangnya keasaman lambung. Cara mudah mengenal anemia dengan 5L, yakni
lemah, letih, lesu, lelah, lalai. Kalau muncul 5 gejala ini, bisa dipastikan seseorang
terkena anemia. Gejala lain adalah munculnya sklera (warna pucat pada bagian
kelopak mata bawah).
Anemia bisa menyebabkan kelelahan, kelemahan, kurang tenaga dan kepala terasa
melayang. Namun pada anemia berat, bisa menyebabkan stroke atau serangan
jantung.

I.4 Patofisiologi
Timbulnya anemia mencerminkan adanya kegagalan sumsum tulang atau kehilangan
sel darah merah berlebihan atau keduanya. Kegagalan sumsum tulang dapt terjadi
akibat kekurangan nutrisi, pajanan toksik, invasi tumor, atau kebanyakan akibat
penyebab yang tidak diketahui. Sel darah merah dapat hilang melalui perdarahan
atau hemolisis (destruksi) pada kasus yang disebut terakhir, masalah dapat akibat
efek sel darah merah yang tidak sesuai dengan ketahanan sel darah merah normal
atau akibat beberapa factor diluar sel darah merah yang menyebabkan destruksi sel
darah merah.

Lisis sel darah merah (disolusi) terjadi terutama dalam system fagositik atau dalam
system retikuloendotelial terutama dalam hati dan limpa. Sebagai hasil samping
proses ini bilirubin yang sedang terbentuk dalam fagosit akan masuk dalam aliran
darah. Setiap kenaikan destruksi sel darah merah (hemolisis) segera direpleksikan
dengan meningkatkan bilirubin plasma (konsentrasi normalnya 1 mg/dl atau kurang
kadar 1,5 mg/dl mengakibatkan ikterik pada sclera.

Anemia merupakan penyakit kurang darah yang ditandai rendahnya kadar


hemoglobin (Hb) dan sel darah merah (eritrosit). Fungsi darah adalah membawa
makanan dan oksigen ke seluruh organ tubuh. Jika suplai ini kurang, maka asupan
oksigen pun akan kurang. Akibatnya dapat menghambat kerja organorgan penting,
Salah satunya otak. Otak terdiri dari 2,5 miliar sel bioneuron. Jika kapasitasnya
kurang, maka otak akan seperti komputer yang memorinya lemah, Lambat
menangkap. Dan kalau sudah rusak, tidak bisa diperbaiki.

I.5 Pemeriksaan Penunjang 1)


Pemeriksaan darah:
a. Pemeriksaan darah lengkap meliputi hemoglobin, hematokrit, leukosit
(White Blood Cell / WBC), trombosit (platelet), eritrosit (Red Blood
Cell / RBC), indeks eritrosit (MCV, MCH, MCHC), Laju Endap Darah atau
Erithrocyte Sedimentation Rate (ESR), hitung Jenis Leukosit (Diff
Count), Platelet Disribution Width (PDW) dan Red Cell Distribution Width
(RDW).
b. Pemeriksaan darah rutin meliputi Hemoglobin (Hb), Hematokrit (Ht), Leukosit:
hitung leukosit (leukocyte count) & hitung jenis (differential count), hitung
trombosit / platelet count, laju endap darah (LED) / erythrocyte sedimentation rate
(ESR) dan hitung eritrosit (di beberapa instansi).
2) Aspirasi dan biopsy sumsum tulang. Unsaturated iron-binding capacity serum
3) Pemeriksaan diagnostic untuk menentukan adanya penyakit akut dan kronis serta
sumber kehilangan darah kronis.

I.6 Komplikasi
a. Daya tahan tubuh kurang
b. Mudah terkena infeksi
c. Serangan jantung
d. Mudah lelah
e. Gagal Ginjal Akut

I.7 Penatalaksanaan
a. Penatalaksaan Medis
1. Transpalasi sel darah merah.
2. Transfusi darah : sebaiknya diberikan packed red cell.Bila diperlukan
trombosit,berikan darah segar atau platelet concentrate.
3. Antibiotik diberikan untuk mencegah infeksi.
4. Suplemen asam folat dapat merangsang pembentukan sel darah merah.
5. Obati penyebab perdarahan abnormal bila ada.
b. Penatalaksanaan Keperawatan
1. Menghindari situasi kekurangan oksigen atau aktivitas yang membutuhkan
oksigen.
2. Diet kaya besi yang mengandung daging dan sayuran hijau.

1.8 Pathway
II. Rencana Asuhan Klien Dengan Anemia Gravis
II.1 Pengkajian
II.1.1 Riwayat keperawatan
• Keluhan utama : kelemahan, kelelahan, malaise
• Riwayat konsumsi obat
• Riwayat minum alcohol
• Riwayat terjadinya kehilangan darah berlebihan
• Riwayat pernah menderita penyakit menahun yang melibatkan ginjal
dan hati
• Riwayat pernah menderita penyakit infeksi dan defisiensi endokrin
• Riwayat pernah mengalami penyakit keganasn yang tersebar seperti
kanker payudara,leukimia,dan multipel mieloma
• Riwayat keluarga
• Riwayat nutrisi : kekurangan nutrisi esensial seperti besi, vitamin B12
dan asam folat.

II.1.2 Pemeriksaan Fisik


Memperbesar pengiriman oksigen ke organ-organ vital. Karena faktorfaktor
seperti pigmentasi kulit, suhu dan kedalaman serta distribusi kapiler
memengaruhi warna kulit, maka warna kulit bukan merupakan indeks
pucatyang dapat diandalkan.Warna kuku, telapak tangan, dan membran
mukosa bibir serta konjungtiva dapat digunakan lebih baik guna menilai
kepucatan.

Pemeriksaan fisik yang dikaji adalah pemeriksaan per sistem B1-B6 : a.


Sistem pernapasan B1 (Breathing)
Dispnea (kesulitan berpanas), napas pendek, dan cepat lelah waktu
melakukan aktivitas jasmani merupakan manifestasi berkurangnya
pengiriman oksigen.
b. Sistem Kardiovaskuler B2 (Bleeding)
Takikardia dan bising jantung menggambarkan beban kerja dan curah
jantung yang meningkat, pucat pada kuku, telapak tangan, serta membran
mukosa bibir dan konjungtiva. Keluhan nyeri dada bila melibatkan arteri
koroner. Angina (nyeri dada), khususnya pada klien usia lanjut dengan
stenosis koroner dapat diakibatkan karena iskemia miokardium. Pada
anemia berat, dapat menimbulkan gagal jantung kongestif sebab otot
jantung yang kekurangan oksigen tidak dapat menyesuaikan diri dengan
beban kerja jantung yang meningkat
c. Sistem Neurologis B3 (Brain)
Disfungsi neurologis, sakit kepala, pusing, kelemahan dan tinitus
( telinga berdengung )
d. Sistem Endokrine B4 (Bladder)
Gangguan ginjal, penurunan produksi urine
e. Sistem Eliminasi B5 (Bowel)
Penurunan intake nutrisi disebabkan karena anoreksia, nausea, konstipasi
atau diare, serta stomatitis ( sariawan lidah mulut)
f. Sistem Muskuluskeletal B6 (Bone)
Kelemahan dalam melakukan aktivitas

II.1.3 Pemeriksaan penunjang


a. Kadar Hb, hematokrit, indek sel darah merah, penelitian sel darah putih,
kadar Fe, pengukuran kapasitas ikatan besi, kadar folat, vitamin B12,
hitung trombosit, waktu perdarahan, waktu protrombin, dan waktu
tromboplastin parsial.
b. Aspirasi dan biopsy sumsum tulang. Unsaturated iron-binding capacity
serum
c. Pemeriksaan diagnostic untuk menentukan adanya penyakit akut dan kronis
serta sumber kehilangan darah kronis.

n Diagnosa Tujuan Intervensi


o
1 D.0019 Defisit nutrisi I.03030 Status Nutrisi I.03119 Manajemen
berhubungan dengan Nutrisi
Ekspektasi: Setelah Observasi
kurangnya asupan
- Identifikasi status
makanan. dilakukan tindakan
nutrisi
keperawatan selama 2 x - Identifikasi alergi dan
Gejala dan tanda mayor
intoleransi makanan
Subjektif: 24 jam diharapkan - Identifikasi makanan
(tidak tersedia) perfusi selebral yang disukai
Objektif: - Identifikasi
1. Berat badan menurun meningkat dengan kebutuhan kalori
minimal 10% di bawah kriteria hasil: dan jenis nutrient
rentang ideal - Monitor asupan
: makanan
Gejala dan tanda minor - Porsi makanan - Monitor berat badan
Subjektif: yang dihabiskan - Monitor hasil
1. Cepat kenyang setelah meningkat pemeriksaan
makan - Kekuatan otot laboratorium
2. Kram/nyeri Teraupetik
abdomen pengunyah
- Lakukaoral hygiene
3. Nafsu makan menurun meningkat
- Kekuatan otot
sebelum makan,
Objektif: jika perlu
1. Bising usus menelan
meningkat - Fasilitasi
hiperaktif
- Serum albumin menentukan
2. Otot pengunyah lemah
meningkat pedooman diet (mis.
3. Otot menelan lemah
- Verbalisasi Piramida makanan)
4. Membran mukosa pucat
5. Sariawan keinginan untuk - Sajikan makanan
6. Serum albumin turun meningkatkan secara menarik dan
7. Rambut rontok nutrisi meningkat suhu yang sesuai
berlebihan - Pengetahuan - Berikan
Diare tentang pilihan
makanan yang makanantinggi
sehat meningkat untuk mencegah
- Pengetahuan konstipasi
tentang pilihan - Berikan makanan
minuman yang tinggi kalori dan
sehat meningkat tinggi protein
- Pengetahuan - Berikan makanan
rendah protein
tentang standar Edukasi
asupan nutrisi yang - Anjurkan posisi
tepat meningkat dusuk, jika mampu
Penyiapan dan - Anjurkan diet yang
penyimpanan makanan diprogramkan
yang aman Kolaborasi
- Kolaborasi
pemberian medikasi
sebelum makan
(mis. Pereda nyeri,
antiemetic), jika
perlu
- Kolaborasi dengan
ahli gizi menentukan
jumlah kalori dan
jenis nutrient yang
dibutuhkan, jika
perlu

I03136 Promosi Berat


Badan
- Observasi
- Identifikasi
kemungkinan
penyebab BB
kurang
- Monitor adanya mual
muntah
- Monitor jumlah
kalori yang
dikonsumsi sehari-
hari
- Monitor berat badan
- Monitor albumin,
limfosit, dan
elektrolit serum
Teraupetik
- Berikan perawatan
mulut sebelum
pemberian makan,
jika perlu
Sediakan makanan yang
tepat sesuai kondisi
pasien (mis. Makanan
dengan tekstur
halus,buah buahan dan
sayuran hijau)
Edukasi :
- Anjurkan pasien
untuk makan sedikit
sedikit tapi sering.
Kolaborasi :
Kolaborasi pemberian
obat mual sebelum makan

2 D.0009 Perfusi perifer - Sensasi I.06195 Manajemen


tidak efektif meningkat Sensasi Perifer
- Warna kulit Observasi
berhubungan dengan - Identifikasi penyebab
penurunan konsentrasi pucat menurun perubahan sensasi
hemoglobin. Gejala dan - Edema perifer - Identifikasi
tanda mayor Subjektif: menurun
(tidak tersedia) - Nyeri penggunaan
Objektif: ekstremitas pengikat, prosthesis,
1. Pengisian kapiler >3 menurun
sepatu, dan pakaian
detik - Parastesia
- Periksa perbedaan
2. Nadi perifer menurun
sensasi tajam dan
menurun atau tidak - Kelemahan otot
menurun tumpul
teraba
- Kram otot - Periksa perbedaan
3. Akral teraba dingin
menurun sensasi panas dan
4. Warna kulit pucat
- Bruit femoralis dingin
5. Turgor kulit menurun
menurun - Periksa kemampuan
Gejala dan tanda minor - Nekrosis menurun mengidentifikasi
Subjektif: - Pengisian lokasi dan tekstur
1. Parastesia kapiler membaik benda
2. Nyeri ekstremitas - Akral membaik - Monitor terjadinya
(klaudikasi intermiten) - Turgor kulit parestesia, jika perlu
Objektif: membaik - Monitor perubahan
1. Edema - Tekanan darah kulit
2. Penyembuhan luka sistolik - Monitor adanya
lambat membaik
3. Indeks ankle- - Tekanan darah tromboflebitis
brachial<0,90 diastolik dan
Bruit femoralis membaik tromboemboli vena
- Tekanan arteri Teraupetik
rata-rata - Hindari pemakaian
membaik benda-benda yang
Indeks ankle- brachial berlebihan suhunya
membaik (terlalu panas atau
dingin)
Edukasi
- Anjurkan
penggunaan
thermometer untuk
menguji suhu air
- Anjurkan
penggunaan sarung
tangan termal saat
memasak
Anjurkan memakai
sepatu lembut
danbertumit rendah
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian
analgesik, jika perlu
Kolaborasi pemberian
kortikosteroid, jika perlu
3 D.0109 Defisit perawatan L.11103 Perawatan diri - Memenuhi pemenuhan
diri : Mandi berhubungan mandi. kebersihan
Setelah
dengan kelemahan fisik. Observasi :
dilakukan tindakan
Gejala dan Tanda mayor : - Identifikasi usia dan
keperawatan selama 1 x
Subjek : menolak melakukan budaya dalam
perawatan diri 24 jam diharapkan membantu kebersihan
perfusi selebral - Identifikasi jenis
Objek : bantuan tang
1. Tidak mampu meningkat dengan dibutuhkan
mandi/mengenakan kriteria hasil : - Monitoring kebersihan
pakaian/makan/ketoilet/berh tubuh (mis, rambut,
- kemampuan
ias secara mandiri mulut, kulit,kuku
mandi - Monitoring integritas
a. Minat melakukan perawatan
kulit)
diri kurang . - kemampuan
mengenakan Terapeutik
- sediakan peralatan
pakaian
mandi (sabun, sikat
- kemampuan gigi, shampoo,
makan pelembab kulit)
- Sediakan lingkungan
- Kemampuan ke yang aman dan nyaman
toilet - Fasilitasi menggosok
gigi, sesuai kebutuhan.
(BAB/BAK) - Fasilitasi mandi, sesuai
- Verberalisasi kebutuhan
- Pertahankan kebiasaan
melakukan
kebersihan diri.
perawatan diri - Berikan bantuan sesuai
- Minat melakukan tingkat kemandirian.

perawatan diri Edukasi

- Mempertahankan - Jelaskan manfaat


mandi dan tampak
kebersihan diri tidak mandi terhadap
- Mempertahankan kesehatan.
- Ajarkan kepada
kebersihan mulut keluarga cara
memandikan pasien
jika perlu.

d.

Anda mungkin juga menyukai