Anda di halaman 1dari 12

SATUAN ACARA PENYULUHAN

KEBUTUHAN NUTRISI PASCA BEDAH


DI RUANG GINCU 3 RSUD INDRAMAYU
Stase Keperawatan Maternitas

Disusun Oleh :
NURFERA ALPIONITA, S.KEP
21149011031

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKes) YPIB


PROGRAM STUDI PROFESI NERS
MAJALENGKA
2021
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
PEMBERIAN NUTRISI POST OPERASI

Pokok Bahasan : Nutrisi Post Operasi


Sasaran : Ny. A dan Keluarga
Hari/Tanggal : Jumat, 21 Januari 2022
Waktu : 10.00 – 10.30
Tempat : Ruang Gincu 3 RSUD Indramayu

A. Latar Belakang
Tingginya angka kurang gizi pada pasien yang dirawat di bagian bedah
adalah karena kurangnya perhatian terhadap status gizi pasien yang
memerlukan tindakan bedah, sepsis sering terjadi setelah seminggu
perawatan, dan sangat susah ditanggulangi, sebagian besar berakhir dengan
kematian (Widayanti, Effendy, dan Akhmadi, 2012). Faktor asupan nutrisi,
nutrisi yang sangat diperlukan antara lain terutama protein dan kalori untuk
membantu proses penyembuhan luka adalah sekitar 1,2-2 g/kg/hari. Diet
tinggi protein dan kalori harus tetap dipertahankan selama masa
penyembuhan. Pembentukan jaringan akan sangat optimal bila kebutuhan
nutrisi terutama protein terpenuhi (Moya, 2008).
Oleh karena itu, pendekatan perawat melalui edukasi dapat membantu
pasien post operasi menerima kedaannya dan meningkatkan asupan makanan
setelah pembedahan selama di rumah sakit. Karena pasien pasca operasi
masih membutuhkan banyaknya masukan asupan protein dan kalori. Dengan
perawat sebagai edukator atau pemberi pendidikan kesehatan bagi pasien
pasca operasi tentang manfaat dari nutrisi yang akan berpengaruh dalam
meminimalkan hari rawat inap pasien, meminimalkan terjadinya malnutrisi
pasien pasca operasi, serta nutrisi juga bermanfaat dalam meningkatkan
proses penyembuhan luka insisi pasien pasca operasi.
B. Tujuan
1. Tujuan Instruksional Umum
Setelah dilakukan penyuluhan tentang pemberian nutrisi post operasi
selama 30 menit, klien dan keluarga dapat memahami secara mandiri
mengenai pemberian nutrisi post operasi.
2. Tujuan Instruksional Khusus
Setelah dilakukan penyuluhan tentang pemberian nutrisi post operasi
selama 30 menit, klien dan keluarga dapat menjelaskan dan
mempraktekkan:
a. Pengertian pemberian nutrisi post operasi
b. Tujuan pemberian nutrisi post operasi
c. Jenis pemberian nutrisi post operasi
C. Materi (terlampir)
D. Pelaksanaan Kegiatan

No. Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta


1. Pendahuluan :
a. Menjawab salam
1. Memberi salam
b. Menjawab pertanyaan
5 Menit 2. Memberi pertanyaan apresiasi
c. Menyimak
3. Menjelaskan pokok bahasan
d. Menyimak
4. Menjelaskan tujuan
2. Kegiatan Inti
1. Memberikan penjelasan tentang a. Menyimak
pemberian nutrisi post operasi
20 Menit
2. Memberikan kesempatan untuk b. Bertanya
bertanya
3. Menjawab pertanyaan peserta
3. Penutup a. Memperhatikan
1. Menyimpulkan materi penyuluhan
5 Menit bersama peserta
b. Menjawab pertanyaan
2. Memberikan evaluasi secara lisan c. Menjawab salam
3. Memberikan salam penutup
E. Metode
Ceramah dan Diskusi
F. Media
Leaflet
G. Evaluasi
1. Evaluasi Struktur (persiapan)
- Tempat dan alat sudah tersedia.
- Penyuluh menguasai isi materi penyuluhan yang akan disampaikan
kepada audien.
2. Evaluasi proses (keaktifan peserta)
- Pelaksanaan penyuluhan sesuai dengan waktu yang telah
ditetapkan.
- Audien berperan aktif selama kegiatan penyuluhan.
3. Evaluasi Hasil (capaian pembelajaran)
- Audien yang hadir dalam kegiatan penyuluhan 90% dari keseluruhan
yang diundang
- Audien bisa menjawab pertanyaan yang disampaikan oleh penyuluh
Lampiran Materi Nutrisi Post Operasi

A. Definisi
Nutrisi adalah makanan yang mengandung cukup nilai gizi dan tenaga
untuk perkembangan dan pemeliharaan kesehatan secara optimal. (Indah,
2013).
Diet pasca operasi adalah makanan yang diberikan kepada pasien
setelah menjalani pembedahan. Pengaturan makanan sesudah pembedahan
tergantung pada jenis pembedahan dan jenis penyakit penyerta. (Heri, 2013).

B. Tujuan Diet Post Operasi


Pengaruh operasi terhadap metabolisme post-operasi tergantung berat
ringannya operasi, keadaan gizi pasien post-operasi, dan pengaruh operasi
terhadap kemampuan pasien untuk mencerna dan mengabsorpsi zat-zat gizi.
Setelah operasi sering terjadi peningkatan ekskresi nitrogen dan natrium
yang dapat berlangsung selama 5-7 hari atau lebih pasca-operasi. Peningkatan
ekskresi kalsium terjadi setelah operasi besar, trauma kerangka tubuh, atau
setelah lama tidak bergerak (imobilisasi). Demam meningkatkan kebutuhan
energi, sedangkan luka dan perdarahan meningkatkan kebutuhan protein, zat
besi, dan vitamin C. Cairan yang hilang perlu diganti.
Karena tujuan diet post-operasi adalah untuk mengupayakan agar
status gizi pasien segera kembali normal untuk mempercepat proses
penyembuhan dan meningkatkan daya tahan tubuh pasien, dengan cara
sebagai berikut:
1. Memberikan kebutuhan dasar (cairan, energi, protein)
2. Mengganti kehilangan protein, glikogen, zat besi, dan zat gizi lain
3. Memperbaiki ketidakseimbangan elektrolit dan cairan
4. Mencegah dan menghentikan perdarahan (Indah, 2013)

C. Jenis Makanan Yang Harus Diperhatikan Untuk Penyembuhan Luka


Nutrien adalah zat kimia organik dan anorganik yang ditemukan dalam
makanan dan diperoleh untuk penggunaan fungsi tubuh. Nutrien terdiri dari
beberapa, diantaranya :
1. Karbohidrat
Karbohidrat adalah komposisi yang terdiri dari elemen karbon, hidrogen
dan oksigen. Karbohidrat dibagi atas:
- Karbohidrat sederhana (gula): bisa berupa monosakarida (molekul
tunggal yang terdiri dari glukosa, fruktosa, dan galaktosa). Juga bisa
berupa disakarida (molekul ganda), contoh sukrosa (glukosa +
fruktosa), maltosa (glukosa + glukosa), laktosa (glukosa +
galaktosa).
- Karbohidrat kompleks (amilum) adalah polisakarida karena disusun
banyak molekul glukosa.
- Serat adalah jenis karbohidrat yang diperoleh dari tumbuh-
tumbuhan, tidak dapat dicerna oleh tubuh dengan sedikit atau tidak
menghasilkan kalori tetapi dapat meningkatkan volume feses.
Karbohidrat memiliki berbagai fungsi dalam tubuh makhluk hidup,
terutama sebagai bahan bakar (misalnya glukosa), cadangan makanan
(misalnya pati pada tumbuhan dan glikogen pada hewan), dan materi
pembangun (misalnya selulosa pada tumbuhan, kitin pada hewan
dan jamur). Kebutuhan karbohidrat 60-75% dari kebutuhan energi total
atau sekitar ± ¾ porsi nasi dalam satu piring.
2. Protein
Protein sangat penting untuk pembentukan dan pemeliharaan
jaringan tubuh. Beberapa sumber protein berkualitas tinggi adalah: ayam,
ikan, daging, babi, domba, kalkun, dan hati. Beberapa sumber protein
nabati adalah: kelompok kacang polong (misalnya buncis, kapri, dan
kedelai), kacang-kacangan, dan biji-bijian.
Protein merupakan konstituen penting pada semua sel, jenis nutrien
ini berupa struktur nutrien kompleks yang terdiri dari asam-asam amino.
Protein akan dihidrolisis oleh enzim-enzim proteolitik. Untuk
melepaskan asam-asam amino yang kemudian akan diserap oleh usus.
Fungsi protein :
a. Protein menggantikan protein yang hilang selama proses
metabolisme yang normal dan proses pengausan yang normal.
b. Protein menghasilkan jaringan baru.
c. Protein diperlukan dalam pembuatan protein-protein yang baru
dengan fungsi khusus dalam tubuh yaitu enzim, hormon dan
haemoglobin.
d. Protein sebagai sumber energi.
Kebutuhan protein 10-15% atau 0,8-1,0 g/kg BB dari kebutuhan
energi total atau sekitar ± 1/8 bagian dari satu porsi makan dalam satu
piring terdiri dari satu butir telur ayam dan satu sendok sayur hijau
(kangkung, bayam, dan lain-lain).
3. Lemak
Lemak merupakan sumber energi yang dipadatkan. Lemak dan
minyak terdiri atas gabungan gliserol dengan asam-asam lemak.
Kebutuhan lemak 10-25% dari kebutuhan energi total. Fungsi lemak :
a. Sebagai sumber energi: merupakan sumber energi yang dipadatkan
dengan memberikan 9 kal/gr.
b. Ikut serta membangun jaringan tubuh.
c. Perlindungan.
d. Penyekatan/isolasi, lemak akan mencegah kehilangan panas dari
tubuh
e. Perasaan kenyang, lemak dapat menunda waktu pengosongan
lambung dan mencegah timbul rasa lapar kembali segera setelah
makan.
4. Vitamin
Vitamin adalah bahan organik yang tidak dapat dibentuk oleh
tubuh dan berfungsi sebagai katalisator proses metabolisme tubuh.
Vitamin dibagi dalam dua kelas besar yaitu vitamin larut dalam air
(vitamin C, B1, B2, B6, B12) dan vitamin yang larut dalam lemak
(vitamin A, D, E dan K). Berikut ini rincian dari beberapa vitamin dan
penting:
a. Vitamin A. Vitamin ini membantu perkembangan daya lihat bayi.
Juga berperan dalam proses kerja sel tulang. Anak-anak yang
kekurangan vitamin A akan menderita rabun senja serta gangguan
pertumbuhan. Mereka juga rentan terhadap infeksi. Sumber vitamin
A antara lain: susu, telur, hati ayam, dan hati sapi.
b. Vitamin B-kompleks. Semua vitamin B membantu produksi energi,
dan membantu terbentuknya sel-sel otak bayi. Vitamin B1 dan niasin
(salah satu anggota B-kompleks) membantu sel tubuh menghasilkan
energi. Vitamin B6 membantu tubuh melawan penyakit dan infeksi.
B12 digunakan dalam pembentukan sel darah merah. Kecukupan
vitamin B-kompleks membantu mencegah kelambatan
pertumbuhan, anemia, gangguan penglihatan, kerusakan syaraf, dan
gangguan jantung. Makanan seperti misalnya roti, padi-padian, dan
hati banyak mengandung vitamin B-kompleks. Setiap anggota
vitamin B-kompleks bersumber dari makanan tertentu misalnya: B1
dari kacang buncis; B12 dari daging, ikan, telur, dan susu.
c. Vitamin C. Anak-anak dapat memperoleh vitamin C dari jeruk dan
berbagai sayuran. Mereka memerlukan vitamin C untuk membentuk
beberapa zat kimia dan menggerakkan zat kimia lain (salah satu
anggota grup vitamin B, misalnya) agar dapat digunakan tubuh.
Vitamin C juga membantu penyerapan zat besi. Mereka yang
kekurangan vitamin C bisa menderita kelemahan tulang, anemia, dan
gangguan kesehatan lainnya misalnya sariawan.
d. Vitamin D. Sinar matahari membantu tubuh membuat sendiri
vitamin D, bahkan pada sejumlah anak, kebutuhan vitamin ini sudah
terpenuhi dengan bantuan sinar matahari. Vitamin D sangat penting
karena membantu kalsium masuk ke tulang. Inilah sebabnya
mengapa vitamin D kadang ditambahkan ke dalam susu sapi (disebut
susu yang telah “diperkaya”). Sayangnya, banyak produk susu
olahan yang digemari anak-anak justru tidak diperkaya dengan
vitamin D. Keju dan yogurt kaya kalsium tetapi tidak mengandung
vitamin D. Makanan yang diperkaya vitamin D lebih baik daripada
suplemen vitamin. Anak-anak yang mengkonsumsi diet rendah
vitamin D bisa menderita ricketsia, suatu penyakit yang melemahkan
tulang atau menjadikan tulang cacat.
5. Mineral dan Air
Mineral merupakan unsure esensial bagi fungsi normal sebagian
enzim, dan sangat penting dalam pengendalian sistem cairan tubuh.
Mineral merupakan konstituen esensial pada jaringan lunak, cairan dan
rangka. Rangka mengandung sebagian besar mineral. Tubuh tidak dapat
mensintesis sehingga harus disediakan lewat makanan. Tiga fungsi
mineral yaitu:
a. Konstituen tulang dan gigi, contoh : calsium, magnesium, fosfor.
b. Pembentukan garam-garam yang larut dan mengendalikan komposisi
cairan tubuh, contoh Na, Cl (ekstraseluler), K, Mg, P (intraseluler).
c. Bahan dasar enzim dan protein.
Kira-kira 6% tubuh manusia dewasa tersusun dari mineral. Air
merupakan zat paling mendasar yang dibutuhkan oleh tubuh manusia.
Tubuh manusia terdiri dari atas 50-70% air. Orang dewasa asupan air
berkisar antara 1200-1500cc per hari, namun dianjurkan sebanyak 1900
cc sebagai batas optimum.
Diantara makanan yang mengandung karbohidrat, protein, lemak,
vitamin, mineral dan air yang cukup, maka yang paling penting untuk
penyembuhan luka adalah protein dan vitamin C. (Heri, 2013).
Alasannya adalah karena Protein dan vitamin C sangat penting
peranannya dalam proses penyembuhan luka. Selain itu vitamin C punya
peranan penting untuk mencegah terjadinya infeksi dan perdarahan luka.
(Heri, 2013)
Contoh makanan yang perlu diperhatikan untuk penyembuhan luka
menurut Heri (2013) :
a. Protein; terbagi menjadi: nabati dan hewani. Contoh nabati yaitu
tempe, tahu, kacang-kacangan dan lain-lain. Contoh protein hewani,
hati, telur, ayam, udang dan lain-lain.
b. Vitamin C adalah kacang-kacangan, jeruk, jambu, daun papaya,
bayam, tomat, daun singkong dan lain-lain
D. Syarat Diet
Berikut ini adalah syarat-syarat diet yang disarankan pada pasien paska
operasi yaitu:
1. Mengandung cukup energi, protein, lemak, dan zat-zat gizi
2. Bentuk makanan disesuaikan dengan kemampuan penderita
3. Menghindari makanan yang merangsang (pedas, asam, dan lain-lain)
4. Suhu makanan lebih baik bersuhu dingin.
5. Pembagian porsi makanan sehari diberikan sesuai dengan
kemampuan dan kebiasaan makan penderita
6. Syarat diet post-operasi adalah memberikan makanan secara bertahap
mulai dari bentuk cair, saring, lunak, dan biasa. Pemberian makanan dari
tahap ke tahap tergantung pada macam pembedahan dan keadaan pasien

E. Tips Perawatan Pasca Operasi


Tata cara pelaksanaan untuk memenuhi nutrisi yang perlu diperhatikan
untuk penyembuhan luka menurut Rizky (2013):
1. Tingkatkan konsumsi makanan yang mengandung protein dan vitamin C.
2. Bila mual:
- Makanlah dengan porsi sedikit tapi sering
- Sajikan ketika masih hangat
- Sebelum makan, minum air hangat
- Hindari makanan dengan berbumbu tajam
Secara umum untuk mempercepat proses penyembuhan dan pemulihan
kondisi pasien pasca operasi, perlu kita perhatikan tips menurut Rizky (2013)
di bawah ini:
1. Makan makanan bergizi, misalnya: nasi, lauk pauk, sayur, susu, buah.
2. Konsumsi makanan (lauk-pauk) berprotein tinggi, seperti: daging,
ayam, ikan, telor dan sejenisnya.
3. Minum sedikitnya 8-10 gelas per hari.
4. Usahakan cukup istirahat.
5. Mobilisasi bertahap hingga dapat beraktivitas seperti biasa. Makin
cepat makin bagus.
6. Mandi seperti biasa, yakni 2 kali dalam sehari.
7. Kontrol secara teratur untuk evaluasi luka operasi dan pemeriksaan
kondisi tubuh.
8. Minum obat sesuai anjuran dokter
DAFTAR PUSTAKA

Almatsier, S., 2012, Penuntun Diet Edisi Baru, PT Gramedia Pustaka Utama,
Jakarta. Potter, P. A., dan Perry, A. G., 2010, Buku Ajar Fundamental
Keperawatan: Konsep, Proses, dan Praktik, EGC, Jakarta.
Putri, M., dan Sari, R., 2014, Gizi dan Terapi Diet, Farmedia, Jakarta.
Said, S., 2013, Gizi dan Penyembuhan Luka, Indonesia Academic Publishing,
Makassar

Anda mungkin juga menyukai