Anda di halaman 1dari 15

SATUAN ACARA PENDIDIKAN KESEHATAN

Topik : Nutrisi Post Operasi


Waktu : Selasa, 25 Febuari 2020
Tempat : Ruang Penerimaan OK RS Airan Raya
Sasaran : Pasien dan keluarga

1.1 Tujuan Penyuluhan


A. Tujuan Umum
Setelah diberikan pedidikan kesehatan selama 20 menit, pasien dan keluarga mampu
memahami dan mengerti tentang kebutuhan nutrisi post operasi
B. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti pendidikan kesehatan selama 20 menit tentang kebutuhan nutrisi post
operasi, diharapkan peserta dapat:
1. Menyebutkan pengertian nutrisi
2. Menyebutkan tujuan pemenuhan nutrisi
3. Menyebutkan nutrisi yang baik untuk pasien post op

1.2 Rencana Kegiatan Pendidikan Kesehatan


A. Topik
Nutrisi Post Operasi
B. Metode
Diskusi dan Tanya Jawab
C. Media (Alat dan Bahan)
Lefleat
D. Langkah-langkah kegiatan/Strategi

No Tahap Waktu Kegiatan Penkes Sasaran Media


Kegiatan
1. Pembukaan 3 menit Mengucapkan Menjawab salam Kata-
salam kata/
Mendengarkan kalimat
Memperkenalkan dan menyimak
diri
Bertanya
mengenai
perkenalan dan

1
Menyampaikan tujuan jika ada
tentang tujuan yang kurang jelas
pokok materi

Meyampaikan
pokok pembahasan

Kontrak waktu

2. Pelaksanaan 14 Penyampaian Mendengarkan Lefleat


menit materi dan menyimak
Menjelaskan
materi penkes: Bertanya
a. pengertian mengenai hal-hal
nutrisi yang belum jelas
b. tujuan diit post dan dimengerti
operasi
c. jenis makanan
yang harus
diperhatikan
untuk
penyembuhan
luka
d. contoh macam-
macam menu
diit post operasi

3. Penutup 3 menit Evaluasi dengan Sasaran dapat Kata-


memberikan menjawab tentang kata/
pertanyaan pertanyaan yang kalimat
sederhana diajukan

Jelaskan Mendengar
pengertian nutrisi
Memperhatikan
Jelaskan tujuan diit
post operasi Menjawab salam

Sebutkan jenis
makanan yang
harus diperhatikan
untuk
penyembuhan luka

Sebutkan contoh
macam-macam
menu diit post
operasi

2
Menyampaikan
kesimpulan materi
Mengakhiri
pertemuan dan
menjawab salam

1.3 Evaluasi
A. Evaluasi Struktur
a) Pasien dan keluarga bersedia diberikan pendidikan kesehatn
B. Evaluasi Proses
a) Pasien dan keluarga menyimak terhadap materi pendidikan kesehatan
b) Pasien dan keluarga yang meninggalkan tempat pendidikan kesehatan
c) Pasien dan keluarga mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan
secara benar
C. Evaluasi Hasil
a) Pasien dan keluarga mampu menjelaskan pengertian nutrisi
b) Pasien dan keluarga mampu menyebutkan tujuan pemenuhan nutrisi
c) Pasien dan keluarga mampu menyebutkan nutrisi yang baik untuk pasien post op

Lampiran Materi Penyuluhan

NUTRISI POST OP

A. PENGERTIAN
Nutrisi adalah makanan yang mengandung cukup nilai gizi dan tenaga untuk
perkembangan, dan pemeliharaan kesehatan secara optimal. (Indah, 2013).
Diet Pasca-operasi adalah makanan yang diberikan kepada pasien setelah menjalani
pembedahan. Pengaturan makanan sesudah pembedahan tergantung pada macam
pembedahan dan jenis penyakit penyerta. (Heri, 2013).
B. TUJUAN DIIT POST OP
Pengaruh operasi terhadap metabolisme post-operasi tergantung berat ringannya operasi,
keadaan gizi pasien post-operasi, dan pengaruh operasi terhadap kemampuan pasien untuk
mencerna dan mengabsorpsi zat-zat gizi.
Setelah operasi sering terjadi peningkatan ekskresi nitrogen dan natrium yang dapat
berlangsung selama 5-7 hari atau lebih pasca-operasi. Peningkatan ekskresi kalsium terjadi

3
setelah operasi besar, trauma kerangka tubuh, atau setelah lama tidak bergerak
(imobilisasi). Demam meningkatkan kebutuhan energi, sedangkan luka dan perdarahan
meningkatkan kebutuhan protein, zat besi, dan vitamin C. Cairan yang hilang perlu diganti.
Karena tujuan diet post-operasi adalah untuk mengupayakan agar status gizi pasien segera
kembali normal untuk mempercepat proses penyembuhan dan meningkatkan daya tahan
tubuh pasien, dengan cara sebagai berikut :
1. Memberikan kebutuhan dasar (cairan, energi, protein)
2. Mengganti kehilangan protein, glikogen, zat besi, dan zat gizi lain
3. Memperbaiki ketidakseimbangan elektrolit dan cairan
4. Mencegah dan menghentikan perdarahan (Indah, 2013)

C. JENIS MAKANAN YANG HARUS DIPERHATIKAN UNTUK PENYEMBUHAN


LUKA
Nutrien adalah zat kimia organik dan anorganik yang ditemukan dalam makanan dan
diperoleh untuk penggunaan fungsi tubuh. Nutrient terdiri dari beberapa , diantarannya :
1. Karbohidrat
Karbohidrat adalah komposisi yang terdiri dari elemen karbon, hidrogen dan oksigen.
Karbohidrat dibagi atas:
a. Karbohidrat sederhana (gula) ; bisa berupa monosakarida (molekul tunggal yang
terdiri dari glukosa, fruktosa, dan galaktosa). Juga bisa berupa disakarida (molekul
ganda), contoh sukrosa (glukosa + fruktosa), maltosa (glukosa + glukosa), laktosa
(glukosa + galaktosa).
b. Karbohidrat kompleks (amilum) adalah polisakarida karena disusun banyak
molekul glukosa.
c. Serat adalah jenis karbohidrat yang diperoleh dari tumbuh-tumbuhan, tidak dapat
dicerna oleh tubuh dengan sedikit atau tidak menghasilkan kalori tetapi dapat
meningkatkan volume feces.

Karbohidrat memiliki berbagai fungsi dalam tubuh makhluk hidup, terutama sebagai
bahan bakar (misalnya glukosa), cadangan makanan (misalnya pati pada tumbuhan dan
glikogen pada hewan), dan materi pembangun (misalnya selulosa pada tumbuhan, kitin
pada hewan dan jamur). Kebutuhan karbohidrat 60-75% dari kebutuhan energi total.

2. Protein

4
Protein sangat penting untuk pembentukan dan pemeliharaan jaringan tubuh. Beberapa
sumber protein berkualitas tinggi adalah: ayam, ikan, daging, babi, domba, kalkun, dan
hati. Beberapa sumber protein nabati adalah: kelompok kacang polong (misalnya
buncis, kapri, dan kedelai), kacang-kacangan, dan biji-bijian.
Protein merupakan konstituen penting pada semua sel, jenis nutrien ini berupa struktur
nutrien kompleks yang terdiri dari asam-asam amino. Protein akan dihidrolisis oleh
enzim-enzim proteolitik. Untuk melepaskan asam-asam amino yang kemudian akan
diserap oleh usus. Fungsi protein :
a. Protein menggantikan protein yang hilang selama proses metabolisme yang normal
dan proses pengausan yang normal.
b. Protein menghasilkan jaringan baru.
c. Protein diperlukan dalam pembuatan protein-protein yang baru dengan fungsi
khusus dalam tubuh yaitu enzim, hormon dan haemoglobin.
d. Protein sebagai sumber energi.
e. Kebutuhan protein 10-15% atau 0,8-1,0 g/kg BB dari kebutuhan energi total.

3. Lemak
Lemak merupakan sumber energi yang dipadatkan. Lemak dan minyak terdiri atas
gabungan gliserol dengan asam-asam lemak. Kebutuhan lemak 10-25% dari
kebutuhan energi total. Fungsi lemak :
a. Sebagai sumber energi ; merupakan sumber energi yang dipadatkan dengan
memberikan 9 kal/gr.
b. Ikut serta membangun jaringan tubuh.
c. Perlindungan.
d. Penyekatan/isolasi, lemak akan mencegah kehilangan panas dari tubuh.
e. Perasaan kenyang, lemak dapat menunda waktu pengosongan lambung dan
mencegah timbul rasa lapar kembali segera setelah makan.

4. Vitamin
Vitamin adalah bahan organic yang tidak dapat dibentuk oleh tubuh dan berfungsi
sebagai katalisator proses metabolisme tubuh.
Vitamin dibagi dalam dua kelas besar yaitu vitamin larut dalam air (vitamin C, B1, B2,
B6, B12) dan vitamin yang larut dalam lemak (vitamin A, D, E dan K).Berikut ini
rincian dari beberapa vitamin dan penting:

5
a. Vitamin A
Vitamin ini membantu perkembangan daya lihat bayi. Juga berperan dalam proses
kerja sel tulang. Anak-anak yang kekurangan vitamin A akan menderita rabun
senja serta gangguan pertumbuhan. Mereka juga rentan terhadap infeksi. Sumber
vitamin A antara lain: telur, keju, dan hati.
b. Vitamin B-kompleks
Semua vitamin B membantu produksi energi, dan membantu terbentuknya sel-sel
otak bayi. Vitamin B1 dan niasin (salah satu anggota B-kompleks) membantu sel
tubuh menghasilkan energi. Vitamin B6 membantu tubuh melawan penyakit dan
infeksi. B12 digunakan dalam pembentukan sel darah merah. Kecukupan vitamin
B-kompleks membantu mencegah kelambatan pertumbuhan, anemia, gangguan
penglihatan, kerusakan syaraf, dan gangguan jantung. Makanan seperti misalnya
roti, padi-padian, dan hati banyak mengandung vitamin B-kompleks. Setiap
anggota vitamin B-kompleks bersumber dari makanan tertentu misalnya: B1 dari
kacang buncis dan daging babi; B12 dari daging, ikan, telur, dan susu.
c. Vitamin C
Anak-anak dapat memperoleh vitamin C dari jeruk dan berbagai sayuran. Mereka
memerlukan vitamin C untuk membentuk beberapa zat kimia dan menggerakkan
zat kimia lain (salah satu anggota grup vitamin B, misalnya) agar dapat digunakan
tubuh. Vitamin C juga membantu penyerapan zat besi. Mereka yang kekurangan
vitamin C bisa menderita kelemahan tulang, anemia, dan gangguan kesehatan
lainnya.
a. Vitamin D
Sinar matahari membantu tubuh membuat sendiri vitamin D, bahkan pada sejumlah
anak, kebutuhan vitamin ini sudah terpenuhi dengan bantuan sinar matahari.
Vitamin D sangat penting karena membantu kalsium masuk ke tulang. Inilah
sebabnya mengapa vitamin D kadang ditambahkan ke dalam susu sapi (disebut
susu yang telah “diperkaya”). Sayangnya, banyak produk susu olahan yang
digemari anak-anak justru tidak diperkaya dengan vitamin D. Keju dan
yogurt kaya kalsium tetapi tidak mengandung vitamin D. Makanan yang diperkaya
vitamin D lebih baik daripada suplemen vitamin. Anak-anak yang mengkonsumsi
diet rendah vitamin D bisa menderita ricketsia, suatu penyakit yang melemahkan
tulang atau menjadikan tulang cacat.

6
5. Mineral dan Air
Mineral merupakan unsure esensial bagi fungsi normal sebagian enzim, dan sangat
penting dalam pengendalian system cairan tubuh. Mineral merupakan konstituen
esensial pada jaringan lunak, cairan dan rangka. Rangka mengandung sebagian besar
mineral. Tubuh tidak dapat mensintesis sehingga harus disediakan lewat makanan.
Tiga fungsi mineral :
a. Konstituen tulang dan gigi ; contoh : calsium, magnesium, fosfor.
b. Pembentukan garam-garam yang larut dan mengendalikan komposisi cairan tubuh
; contoh Na, Cl (ekstraseluler), K, Mg, P (intraseluler).
c. Bahan dasar enzim dan protein.
d. Kira-kira 6% tubuh manusia dewasa terbuat dari mineral.
e. Air merupakan zat makanan paling mendasar yang dibutuhkan oleh tubuh manusia.
Tubuh manusia terdiri dari atas 50%-70% air. Pada orang dewasa asupan air
berkisar antara 1200-1500cc per hari, namun dianjurkan sebanyak 1900 cc sebagai
batas optimum

Diantara makanan yang mengandung karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral dan
air yang cukup, maka yang paling penting untuk penyembuhan luka adalah protein dan
vitamin C. (Heri, 2013).
Alasannya: Protein dan vitamin C sangat penting peranannya dalam proses
penyembuhan luka. Selain itu vitamin C punya peranan penting untuk mencegah
terjadinya infeksi dan perdarahan luka. (Heri, 2013)
Contoh makanan yang perlu diperhatikan untuk penyembuhan luka menurut Heri
(2013) :
1. Protein; terbagi menjadi: nabati dan hewani. Contoh nabati yaitu tempe, tahu,
kacang-kacangan dll. Contoh protein hewani, hati, telur, ayam, udang dll.
2. Vitamin C adalah kacang-kacangan, jeruk, jambu, daun papaya, bayam, tomat,
daun singkong dll
D. SYARAT DIET
Diet yang disarankan adalah :
1. Mengandung cukup energi, protein, lemak, dan zat-zat gizi
2. Bentuk makanan disesuaikan dengan kemampuan penderita
3. Menghindari makanan yang merangsang (pedas, asam, dll)
4. Suhu makanan lebih baik bersuhu dingin

7
5. Pembagian porsi makanan sehari diberikan sesuai dengan kemampuan dan kebiasaan
makan penderita.
6. Syarat diet post-operasi adalah memberikan makanan secara bertahap mulai dari bentuk
cair, saring, lunak, dan biasa. Pemberian makanan dari tahap ke tahap tergantung pada
macam pembedahan dan keadaan pasien

E. TAHAPAN DIET PASCA BEDAH


1. Diet Pasca-Bedah I (DPB I)
Diet ini diberikan kepada semua pasien pascabedah :
a. Pasca-bedah kecil : setelah sadar dan rasa mual hilang
b. Pasca-bedah besar : setelah sadar dan rasa mual hilang serta ada tanda-tanda usus
mulai bekerja
Cara Memberikan Makanan :
Selama 6 jam sesudah operasi, makanan yang diberikan berupa air putih, the manis,
atau cairan lain seperti pada makanan cair jernih. Makanan ini diberikan dalam waktu
sesingkat mungkin, karena kurang dalam semua zat gizi. Selain itu diberikan makanan
parenteral sesuai kebutuhan.
2. Diet Pasca-Bedah II (PDB II)
Diet pasca-bedah II diberikan kepada pasien pascabedah besar saluran cerna atau
sebagai perpindahan dari Diet Pasca Bedah I
Cara Memberikan Makanan :
Makanan diberikan dalam bentuk cair kental, berupa kaldu jernih, sirup, sari buah,
sup, susu, dan puding rata-rata 8-10 kali sehari selama pasien tidak tidur. Jumlah
cairan yang diberikan tergantung keadaan dan kondisi pasien. Selain itu dapat
diberikan makanan parenteral bila diperlukan. DPB II diberikan untuk waktu
sesingkat mungkin karena zat gizinya kurang. Makanan yang tidak boleh diberikan
pada diet pasca-bedah II adalah air jeruk dan minuman yang mengandung
karbondioksida.
3. Diet Pasca-Bedah III
Diet Pasca-Bedah III diberikan kepada pasien pascabedah besar saluran cerna atau
sebagai perpindahan dari diet pasca-bedah II.
Cara Memberikan Makanan :

8
Makanan yang diberikan berupa makanan saring ditambah susu dan biscuit. Cairan
hendaknya tidak melebihi 2000 ml sehari. Selain itu dapat memberikan makanan
parenteral bila diperlukan. Makanan yang tidak dianjurkan adalah makanan dengan
bumbu tajam dan minuman yang mengandung karbondioksida.
4. Diet Pasca-Bedah IV
Diet Pasca-Bedah IV diberikan kepada :
a. Pasien pasca bedah kecil, setelah diet pasca-bedah
b. Pasien pascabedah besar, setelah diet Pasca-Bedah III

Cara Memberikan Makanan :

Makanan diberikan berupa makanan lunak yang dibagi dalam 3 kali makanan lengkap
dan 1 kali makanan selingan. (Indah, 2013)

F. TIPS PERAWATAN PASCAOPERASI


Tata cara pelaksanaan untuk memenuhi nutrisi yang perlu diperhatikan untuk
penyembuhan luka menurut Rizky (2013) :
1. Tingkatkan konsumsi makanan yang mengandung protein dan vitamin C.
2. Bila mual :
a. Makannlah dengan porsi sedikit tapi sering
b. Sajikan ketika masih hangat
c. Sebelum makan, minum air hangat
d. Hindari makanan dengan berbumbu tajam

Secara umum, untuk mempercepat proses penyembuhan dan pemulihan kondisi pasien
pasca operasi, perlu kita perhatikan tips menurut Rizky (2013) di bawah ini:

1. Makan makanan bergizi, misalnya: nasi, lauk pauk, sayur, susu, buah.
2. Konsumsi makanan (lauk-pauk) berprotein tinggi, seperti: daging, ayam, ikan, telor dan
sejenisnya.
3. Minum sedikitnya 8-10 gelas per hari.
4. Usahakan cukup istirahat.
5. Mobilisasi bertahap hingga dapat beraktivitas seperti biasa. Makin cepat makin bagus.
6. Mandi seperti biasa, yakni 2 kali dalam sehari.
7. Kontrol secara teratur untuk evaluasi luka operasi dan pemeriksaan kondisi tubuh.
8. Minum obat sesuai anjuran dokter.

9
G. CONTOH DIET PADA MACAM-MACAM TINDAKAN PEMBEDAHAN
Contoh diet pada macam-macam tindakan pembedahan menurut Rizky (2013) :
1. Diet Untuk Bedah Kantung Empedu dan Kombinasi dengan Abdomino-Perineal Bedah
pada kantung empedu yang dikombinasikan dengan Abdomino-Perineal, oral feeding
biasanya diberikan di awal. Berikut adalah sebuah contoh jadwal diet yang sederhana :
a. Hari pertama (hari saat operasi): dipenuhi kebutuhan transfusi dan formula infus
yang cukup.
b. Hari kedua : ditambah sejumlah kecil cairan (teh, gelatin, dan air jahe) tanpa susu
atau jus buah.
c. Hari ketiga : cairan, termasuk susu skim dan jus buah boleh diberikan. Pemberian
makanan pembuluh darah melalui infus dilanjutkan, kecuali glukosa dalam air,
ditambah vitamin dapat digantikan dengan bagian dari larutan garam.
d. Hari keempat : sejumlah kecil campuran cairan yang mengandung tinggi protein
boleh ditambahkan. Pada hari ini 1 liter protein hidrolisat dapat dihilangkan dari
pemberian makanan bagi pembuluh darah.
e. Hari kelima : jumlah makanan boleh ditingkatkan, setidaknya 70-100 gram. Protein
harus tersedia dalam oral feeding. Pemberian vitamin secara oral sudah bisa
diberikan. Pemberian makan pembuluh darah melalui infus dapat dihentikan.
f. Hari keenam : Diet makanan biasa sudah bisa diberikan kepada pasien. Beberapa
pasien yang kantung empedunya dioperasi, mungkin lebih merasa nyaman dengan
diet rendah lemak untuk beberapa minggu atau bahkan beberapa bulan setelah
operasi.
2. Diet Pasca Operasi Anus/Dubur
Operasi dubur hampir sama dengan hemorrhoidectomy, pemberian makan biasanya
dilakukan dalam waktu 24 jam atau sesegera mungkin, bergantung pada anastesi yang
telah diatur. Pengaturan pasca operasi beragam. Beberapa pembedah lebih suka
memberi diet rendah serat, dengan sisa yang terbatas untuk mengurangi pergerakan isi
perut. Hal lain yang diperbolehkan diet normal dan menambah defekasi yang dibantu
dengan minyak mineral. Penggunaan jangka panjang minyak mineral dapat mengurangi
karena menganggu penyerapan beberapa mineral dan vitamin.
3. Diet Pasca Operasi Umum
Diet yang ditentukan untuk pasien yang mempunyai riwayat bedah tulang atau gigi,
atau yang telah mengalami kecelakaan kecil, dapat diberi lebih dulu program diet yang

10
lebih cepat dibandingkan dengan program diet pasca operasi gastrointestinal. Secara
bertahap, pasien dapat mengkonsumsi diet berupa cairan penuh pada hari kedua setelah
operasi, diet makanan lunak pada hari ketiga, dan diet makanan biasa pada hari
keempat. Kondisi pasien menentukan diet yang akan dikonsumsi. Yang perlu
diperhatikan adalah diet tersebut harus dapat memenuhi kebutuhan kalori dan protein.
Vitamin secara bertahap diberikan sebagai suplemen.
4. Diet Pasca Operasi Mulut dan atau Esofagus
Setelah operasi mulut atau esofagus, pemberian makanan secara parenteral yang
biasanya diberikan pada pasien di awal, dengan pemberian makan dengan
menggunakan tabung. Sejak pasien tinggal di rumah sakit untuk jangka waktu yang
cukup lama, yang paling utama adalah formula diet yang akan diberikan harus
memenuhi kebutuhan semua zat gizi. Kebutuhan cairan dapat dipenuhi secara oral,
jenisnya dapat diperoleh dengan mengencerkan makanan padat, seperti kentang, daging
cincang, sayuran dan buah dengan cara diblender atau disaring dan ditambahkan cairan.
5. Diet Pasca Patah Tulang dan Trauma Lainnya
Pasien yang patah tulang memerlukan peningkatan pemecahan protein dalam
pemberian asupan gizi yang baik bagi individu, yang dapat diperburuk kondisinya
hingga menjadi tidak dapat bergerak, hanya mampu beraktivitas di atas kasur saja.
Kehilangan protein (kehilangan nitrogen) dibarengi dengan kehilangan kalium, fosfor
dan sulfur. Perkembangan osteoporosis bertepatan dengan kehilangan kalsium yang
dapat menyebabkan si penderita tidak dapat bergerak.
Pengaturan diet patah tulang: Protein, kalori dan semua zat gizi yang dibutuhkan
diperoleh dalam jumlah bebas. Dibutuhkan sekitar 50 gram protein ditambah 3000
kalori kalori non protein. Pemindahan cairan dan elektrolit juga dibutuhkan. Jika pasien
tidak mampu makan tetapi membutuhkan sejumlah makanan yang tinggi protein dan
tinggi kalori, maka minuman bisa diberikan diantara waktu makan.
Penyembuhan patah tulang yang kurang baik ketika jaringan telah habis. Protein bebas
dalam diet menyokong kalsium dalam tulang dan membentuk tulang yang baik.

11
DAFTAR PUSTAKA

http://cakmoki86.wordpress.com/2007/08/11/makan-bergizi-pasca-operasi/, diakses pada


13Juni 2015 jam 08.00 WIB

https://nursingwindra.wordpress.com/2012/03/29/diet-pre-dan-post-operasi/, diakses pada 15


Juni 2015 jam 10.00 WIB

http://tutorialkuliah.onsugar.com/Diet-Pasca-operasi-13748043, diakses pada 15 Juni 2015


jam 17.00 WIB

http://www.detikhealth.com/read/2010/10/02/110327/1453718/763/makan-sebelum-operasi-
dapat-mempercepat-masa-pemulihan, diakses pada 15 Juni 2015 jam 17.00 WIB

http://www.smallcrab.com/makanan-dan-gizi/617-jenis-makanan-untuk-diet, diakses pada 15


Juni 2015 jam 17.00 WIB

12
LAPORAN PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pengobatan melalui diet dan nutrisi paska operasi sangat penting dalam kesuksesan
operasi dan penyembuhan luka. Penyembuhan luka operasi sangat dipengaruhi oleh
suplai oksigen dan nutrisi ke dalam jaringan, nutrisi sangat berperan dalam proses
penyembuhan luka. Status nutrisi pada seseorang adalah faktor utama yang
mempengaruhi proses pertumbuhan dan mempertahankan jaringan tubuh agar tetap
sehat. Keadaan ini apabila tidak diperhatikan justru akan menjadi kekurangan gizi dan
menghambat penyembuhan luka (Naesee, 2015).
Pendidikan kesehatan merupakan suatu kegiatan atau usaha untuk menyampaikan
pesan kesehatan kepada masyarakat kelompok atau individu. Dengan harapan bahwa
dengan adanya pesan tersebut, maka masyarakat, kelompok atau individu dapat
memperoleh pengetahuan tentang asupan gizi pada pasien post operasi yang lebih baik.
Dan pada akhirnya pengetahuan tersebut diharapkan dapat berpengaruh terhadap
prilaku individu dan kelompok. Dimana tujuan dari pendidikan kesehatan ini adalah
agar masyarakat, kelompok atau individu dapat berprilaku sesuai dengan pengetahuan
terhadap asupan gizi pada pasien post operasi (Notoatmodjo, 2007 dalam Novian
2013). Pendidikan kesehatan dapat dilakukan dengan berbagai metode, salah satunya
melalui metode pendidikan individu yaitu dengan cara bimbingan dan konseling serta
wawancara pada masing-masing pasien. Metode tersebut memungkinkan kontak antara
pasien dan petugas kesehatan secara langsung dan pendidikan kesehatan individu dan
pasien akan merasa lebih diperhatikan serta tercipta hubungan saling percaya diantara
keduanya (Maulana, 2009). Menurut Notoatmodjo (2003) agar mencapai hasil yang
optimal, materi juga harus disesuaikan dengan sasaran. Demikian juga alat bantu
pendidikan untuk sasaran kelompok maka metodenya harus disamakan dengan sasaran
individu.

13
1.2 Masalah Keperawatan
Kurang pengetahuan pada Masyarakat Desa Gedong Air mengenai perilaku
hidup bersih dan sehat berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga mengenal
masalah kesehatan.

1.3 Tujuan
A. Tujuan Umum
Setelah diberikan penyuluhan 20 menit, diharapkan pasien dan keluarga mampu
memahami dan mengerti tentang nutrisi post operasi
B. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan selama 20 menit tentang nutrisi post operasi,
diharapkan pasien dan keluarga mampu:
1. Menyebutkan pengertian nutrisi
2. Menyebutkan tujuan pemenuhan nutrisi
3. Menyebutkan nutrisi yang baik untuk pasien post op

1.4 Rencana Kegiatan


A. Topik
Nutrisi post operasi
B. Media (Alat dan Bahan)
Lefleat
C. Waktu dan Tempat
Waktu : Selasa, 25 Febuari 2020
Tempat : Ruang Penerimaan OK RS Airan Raya
Pengorganisasian
Pemateri : Ninda Mutia Sani
1.5 Kriteria Evaluasi
A. Evaluasi Struktur
1. Pasien dan keluarga bersedia diberikan pendidikan kesehatn
B. Evaluasi Proses
1. Pasien dan keluarga menyimak terhadap materi pendidikan kesehatan
2. Pasien dan keluarga yang meninggalkan tempat pendidikan kesehatan
3. Pasien dan keluarga mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan secara
benar

14
C. Evaluasi Hasil
1. Pasien dan keluarga mampu menjelaskan pengertian nutrisi
2. Pasien dan keluarga mampu menyebutkan tujuan pemenuhan nutrisi
3. Pasien dan keluarga mampu menyebutkan nutrisi yang baik untuk pasien post
op

15

Anda mungkin juga menyukai