DISUSUN OLEH :
NAMA : AGUSTIANA RAHMAWATI
NIM : 2014301040
PRODI : STR REGULER 1 TINGKAT 2
A.Latar belakang
Obesitas pada anak sampai kini masih merupakan masalah, satu dari
sepuluh anak di dunia ini mengalami obesitas dan peningkatan obesitas pada
anak dan remaja saat ini sejajar dengan orang dewasa (WHO, 2013). Menurut
World Health Organization (WHO, 2014), anak-anak dan remaja yang
obesitas berisiko tinggi mengembangkan berbagai masalah kesehatan, dan
juga cenderung menjadi orang dewasa gemuk. Jumlah anak-anak yang
kelebihan berat badan atau obesitas hampir dua kali lipat dari 5,4 juta pada
tahun 1990 menjadi 10,6 juta pada tahun 2014. Hampir setengah dari anak-
anak di bawah usia 5 tahun yang kelebihan berat badan atau obesitas pada
tahun 2014 tinggal di Asia.
B. Tujuan
I. Tujuan Instruksional umum
Setelah mengikuti penyuluhan diharapakan kepada ibu-ibu yang mempunyai anak usia 1-10
tahun mampu memahami maupun mengerti tentang dampak Obesitas .
C. Materi
1. Pengertian obesitas pada anak
2. Penyebab Obesitas pada anak .
3. Ciri-ciri obesitas pada anak
4. Dampak obesitas pada anak
5. Mengatasi Obesitas pada anak
6. Sumber gizi pada anak
D. STRATEGI PELAKSANAAN
1. Persiapan
a. menyusun satuan acara penyuluhan
b. menyiapkan alat,media dan bahan yang diperlukan
c. mempersiapkan materi yang akan disampaikan dalam penyuluhan
2. pelaksanaan
NO WAKTU KEGIATAN PENYULUHAN KEGIATAN PESERTA
Pembukaan
- Membuka kegiatan dengan
mengucapkan salam Mendengarkan
b) - Memperkenalkan diri pembukaan yang
1 5 menit
- Menjelaskan tujuan dari penyuluhan disampaikan oleh
d) - Menyebutkan materi yang akan moderator.
diberikan
- Menyampaikan kontrak waktu
Pelaksanaan
h
Tanya jawab Mengajukan
Memberikan kesempatan kepada peserta Pertanyaan
3 5 menit
untuk bertanya tentang materi yang
kurang dipahami
Evaluasi
Menanyakan kembali kepada peserta
4 5 menit tentang materi yang telah diberikan dan Menjawab pertanyaan
Reinforcement kepada peserta yang dapat
menjawab pertanyaan
Penutup
- Salam penutup
a)
E. Metode
1. Ceramah
2. Diskusi
F. Media
1. Leaflet
2. Ppt
3. Laptop
G. Kriteria Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
a) Peserta hadir ditempat penyuluhan
b) Penyelenggaraan penyuluhan dilaksanakan di Balai Desa .
2. Evaluasi Proses
a) Peserta antusias terhadap materi penyuluhan
b) Peserta mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan secara benar
3. Evaluasi Hasil
Setelah penyuluhan diharapkan sekitar 80% peserta penyuluhan mampu mengerti dan
memahami penyuluhan yang diberikan sesuai dengan tujuan khusus
2. PENYEBAB OBESITAS
Obesitas dapat terjadi bila terdapat kelebihan energi yang menerpa pada tubuh, atau
pemakaian energi yang berkurang secara menetap, atau kombinasi keduanya .
4. DAMPAK OBESITAS
Berbagai keadaan yang erat hubungannya dengan obesitas, baik yang terjadi pada masa
bayi maupun pada masa dewasa, antara lain:
1. Terhadap kesehatan.
Obesitas ringan sampai sedang, morbiditasnya kecil pada masa anak-anak. Tetapi bila
obesitas masih teriadi setelah masa dewasa, maka morbiditas maupun mortalitasnya
akan meningkat. Terdapat korelasi positif antara tingkat obesitas dengan berbagai
penyakit infeksi, kecuali TBC. Morbiditas dan mortalitas yang tinggi tersebut, dikaitkan
dengan menurunnya respons imunologik sel T dan aktifitas sel polimorfonuklear
2. Saluran pernafasan.
Pada bayi, obesitas merupakan resiko terjadinya infeksi saluran pernafasan bagian
bawah, karena terbatasnya kapasitas paru-paru. Adanya hipertrofi tonsil dan adenoid
akan mengakibatkan obstruksi saluran nafas bagian atas, sehingga mengakibatkan
anoksia dan saturasi oksigen rendah, yang disebut sindrom Chubby Puffer.
Obstruksikronis saluran pernafasan dengan hipertrofi tonsil dan adenoid. dapat
mengakibatkan gangguan tidur, gejala-gejala jantung dan kadar oksigen dalam darah
yang abnormal. Keluhan lainnya adalah nafas yang pendek.
3. Kulit
Kulit sering lecet karena gesekan. Anak merasa gerah/panas, sering disertai miliaria,
maupun jamur pada lipalan-lipatan kulit.
4. Ortopedi.
Anak yang obesitas pergerakannya lambat. Sering terdapat kelainan ortopedi seperti
Legg-Perthee disease, genu valgum, slipped femoral capital epiphyses, tibia vara dll.
5. Kolesterol tinggi dan tekanan darah tinggi
Pola makan buruk yang dijalani anak obesitas dapat membuat ank rentang terkena kolestrol dan
tekanan darah tinggi. Kedua kondisi ini akan meningkatkan risiko penumpukan plak di arteri, yang
dapat meningkatkan risiko anak terkena penyakit jantung dan stroke.
6. DM tipe 2
Risiko untuk diabetes tipe 2 masa dewasa akan meningkat pada anak obesitas. Kondisi diabetes
tidak bisa disepelekan, karena dapat berpengaruh pada kerusakan berbagai organ, seperti mata,
saraf, dan ginjal.
7. Asma
Pada anak dengan obesitas, risiko penyakit asma meningkat. Penyebabnya belum dapat
dipastikan, namun penumpukan lemak berlebih dan reaksi peradangan kronis anak dengan
obesitas diduga menjadi pemicu terjadinya gangguan pernapasan, termasuk asma.
8. Radang sendi dan patah tulang
Anak obesitas lebih rentan mengalami radang sendi dan patah tulang dibandingkan anak
dengan berat ideal. Hal ini karena kelebihan berat badan akan menyebabkan adanya
tekanan berlebih pada persendian dan tulang.
Tidak hanya berdampak pada kesehatan fisik, kesehatan psikis anak juga bisa ikut
terpengaruh akibat obesitas. Kelebihan berat badan dapat membuat kepercayaan diri anak
menurun. Mereka juga rentan menjadi korban perundungan (bullying) teman-temannya.
Hal ini bisa gangguan kecemasan depresi.
Berikut pilihan sumber makanan yang setidaknya harus ada setiap harinya untuk mencukupi
kebutuhan gizi atau nutrisi pada anak sekolah:
1. Karbohidrat
Karbohidrat termasuk salah satu sumber energi utama yang diperlukan otak untuk menjalankan
berbagai aktivitas dan proses metabolismenya.
Terpenuhinya kebutuhan karbohidrat anak berarti menambah asupan kalori anak yang nantinya
dipakai sebagai energi untuk beraktivitas.
Namun tidak semua karbohidrat itu sama, ada dua jenis karbohidrat yang bisa Anda berikan
untuk memenuhi gizi anak sekolah:
a. Karbohidrat sederhana
Karbohidrat sederhana adalah karbohidrat yang tersusun dari molekul gula yang sangat sedikit,
yakni berkisar antara satu atau dua molekul.
Ada beragam sumber makanan dengan kandungan karbohidrat sederhana. Sebagai contohnya
beberapa sayuran, buah, madu, gula putih, gula merah, dan berbagai jenis pemanis .
Selain itu, kue dan produk olahan seperti permen serta soda, juga mengandung jenis karbohidrat
ini.
b. Karbohidrat kompleks
Kebalikan dari karbohidrat sederhana, karbohidrat kompleks adalah karbohidrat yang tersusun
dari banyak rantai molekul gula. bisa memberikan roti, nasi, kentang, jagung, pasta, sereal
gandum, kacang-kacangan, serta beberapa jenis sayur dan buah-buahan untuk anak.
2. Lemak
Meski sering dipandang sebelah mata, ternyata tidak semua sumber lemak itu buruk dan masih
dibutuhkan untuk memenuhi gizi anak usia sekolah. LemakLemak berperan sebagai sumber
energi, khususnya ketika cadangan karbohidrat sudah. Sama halnya seperti karbohidrat,
kebutuhan lemak anak yang terpenuhi berarti menambah asupan kalori yang akan digunakan
sebagai energi. BerikutBerikut pembagian kelompok makanan sumber lemak berdasarkan
jenisnya:
a. Lemak baik
Ada dua kategori utama sumber lemak baik, yakni:
Salah satu contohnya ikan, yang juga mengandung asam lemak omega-3 dan omega-6.
Berbagai jenis ikan-ikanan dan minyak nabati bisa Anda berikan untuk menambah asupan gizi
lemak baik untuk anak usia sekolah.
Ambil contohnya ikan sarden, makarel, salmon, minyak safflower, kedelai, dan lainnya. Di
samping itu, kacang-kacangan, biji-bijian, serta telur juga tak kalah kaya kandungan omega-3.
Lemak jahat
Ada dua kategori utama sumber lemak jahat, yakni:
Lemak jenuh
Lemak jenuh atau juga disebut sebagai lemak padat berisiko meningkatkan serangan penyakit
bila dikonsumsi terlalu banyak dan dalam waktu lama.
Terlalu banyak makan makanan sumber lemak jenuh bisa meningkatkan kadar kolesterol
sehingga membuka peluang terserang penyakit jantung dan stroke.
Sumber lemak jenuh biasanya terdapat pada lemak dalam daging, produk daging, kulit ayam,
keju, dan produk susu lainnya.
Berbagai makanan olahan seperti kue, biskuit, keripik, serta minyak kelapa sawit, juga
mengandung lemak jenuh.
Lemak trans
Lemak trans biasanya ada di dalam makanan yang digoreng, kemasan, dan cepat saji.
Ambil contohnya seperti gorengan, kentang goreng, donat, kerupuk, dan sebagainya.
Berkebalikan dengan lemak baik, lemak trans ini berbahaya bagi kesehatan karena bisa
meningkatkan kadar LDL dan menurunkan kadar HDL.
Itu sebabnya, membiarkan anak sering makan makanan yang mengandung lemak trans, berisiko
membuatnya terserang penyakit jantung dan stroke nantinya.
3. Protein
Protein adalah zat gizi makro yang berperan dalam membangun serta memperbaiki jaringan
tubuh yang rusak.
Protein yang masuk ke dalam tubuh akan diubah menjadi asam amino.
Asam amino inilah yang nantinya dipergunakan sebagai bahan baku untuk membangun sel-sel
dan jaringan baru.
Sama halnya seperti karbohidrat, kebutuhan lemak anak yang terpenuhi berarti menambah
asupan kalori yang akan digunakan sebagai energi.
Ada dua jenis protein yang bisa Anda bisa untuk mencukup kebutuhan gizi harian anak usia
sekolah:
Protein hewani
Protein hewani adalah protein yang bersumber dari hewan. Kandungan asam amino adalah poin
utama yang membedakan protein hewani dan nabati.
Protein hewani yang terkandung dalam daging merah, daging ayam, ikan, telur, susu, dan keju,
mengandung asam amino esensial lengkap.
Protein nabati
Protein nabati adalah protein yang bersumber dari tumbuh-tumbuhan. Tidak seperti protein
hewani yang punya struktur asam amino lengkap, protein nabati punya asam amino yang lebih
sedikit.
Meski begitu, makanan sumber protein nabati sama baiknya untuk melengkapi zat gizi protein
bagi anak.
Anda bisa memberikan tahu, tempe, kacang-kacangan, gandum, oat, serta beberapa jenis buah-
buahan pada anak.
4. Serat
Agar proses pertumbuhannya berjalan dengan optimal, serat adalah salah satu zat gizi yang
diperlukan oleh anak.
Serat sebenarnya merupakan bagian dari karbohidrat kompleks, tetapi tanpa kandungan kalori di
dalamnya.