Anda di halaman 1dari 19

PROMOSI KESEHATAN

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

DISUSUN OLEH :
NAMA : AGUSTIANA RAHMAWATI
NIM : 2014301040
PRODI : STR REGULER 1 TINGKAT 2

POLITEKNIK KESEHATAN TANJUNG KARANG


JURUSAN STR KEPERAWATAN
TAHUN AJARAN 2021/2022
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
OBESITAS PADA ANAK

Topik                         : Obesitas Pada Anak


Sasaran                     : Pasien dan keluarga pasien
Tempat                      : Rumah Ny. D
Hari/Tanggal           : Senin,16 Agustus 2021
Waktu                       : 09.00 – selesai

A.Latar belakang
Obesitas pada anak sampai kini masih merupakan masalah, satu dari
sepuluh anak di dunia ini mengalami obesitas dan peningkatan obesitas pada
anak dan remaja saat ini sejajar dengan orang dewasa (WHO, 2013). Menurut
World Health Organization (WHO, 2014), anak-anak dan remaja yang
obesitas berisiko tinggi mengembangkan berbagai masalah kesehatan, dan
juga cenderung menjadi orang dewasa gemuk. Jumlah anak-anak yang
kelebihan berat badan atau obesitas hampir dua kali lipat dari 5,4 juta pada
tahun 1990 menjadi 10,6 juta pada tahun 2014. Hampir setengah dari anak-
anak di bawah usia 5 tahun yang kelebihan berat badan atau obesitas pada
tahun 2014 tinggal di Asia.

Menurut WHO (2015), Kelebihan berat tubuh dan obesitas dapat


menjadi faktor resiko penyakit karena gangguan metabolik seperti, penyakit
jantung koroner, stroke iskemia dan diabetes mellitus tipe 2 utama obesitas
karena tidak seimbangnya energi antara kalori yang dikonsumsi dan kalori
yang digunakan. Penyebab ketidakseimbangan dapat disebabkan karena peningkatan asupan
makanan berenergi dengan kandungan lemak yang tinggi
dan penurunan aktivitas fisik karena meningkatnya pola hidup yang menetap
dari berbagai bentuk pekerjaan, perubahan mode transportasi, dan
peningkatan urbanisasi.

B. Tujuan
I.   Tujuan Instruksional umum
     Setelah mengikuti penyuluhan diharapakan kepada ibu-ibu yang mempunyai anak usia 1-10
tahun mampu memahami maupun mengerti tentang dampak Obesitas .

II.  Tujuan Instruksional Khusus


Setelah mengikuti penyuluhan diharapkan peserta mampu memahami tentang :
1. Dapat menjelaskan tentang pengertian obesitas
2. Dapat menjelaskan kembali penyebab Obesitas
3. Menyebutkan kembali tanda dan ciri obesitas pada anak
4. Dapat menjelaskan kembali dampak obesitas pada anak
5. Dapat menentukan cara mengatasi Obesitas pada anak
6. Sumber nutrisi pada anak

C. Materi
1. Pengertian obesitas pada anak
2. Penyebab Obesitas pada anak .
3. Ciri-ciri obesitas pada anak
4. Dampak obesitas pada anak
5. Mengatasi Obesitas pada anak
6. Sumber gizi pada anak

D. STRATEGI PELAKSANAAN
1. Persiapan
a. menyusun satuan acara penyuluhan
b. menyiapkan alat,media dan bahan yang diperlukan
c. mempersiapkan materi yang akan disampaikan dalam penyuluhan
2. pelaksanaan
NO WAKTU KEGIATAN PENYULUHAN KEGIATAN PESERTA
Pembukaan
     - Membuka kegiatan dengan
mengucapkan salam Mendengarkan
b)     - Memperkenalkan diri pembukaan yang
1 5 menit
      - Menjelaskan tujuan dari penyuluhan disampaikan oleh
d)      - Menyebutkan materi yang akan moderator.
diberikan
      - Menyampaikan kontrak waktu
Pelaksanaan

Penyampaian materi oleh pemateri :

- Menggali pengetahuan peserta tentang obesitas


Mendengarkan dan
- Menjelaskan tentang pengertian, tanda dan ciri
obesitas pada anak memberikan umpan
2 15 menit
balik tehadap materi
- Menjelaskan penyebab Obesitas .
yang disampaikan.
- Menyebutkan dampak obesitas pada anak

- Menjelaskan cara mengatasi obesitas pada anak

- Sumber Gizi pada anak

h
Tanya jawab Mengajukan
Memberikan kesempatan kepada peserta Pertanyaan
3 5 menit
untuk bertanya tentang materi yang
kurang dipahami
Evaluasi
Menanyakan kembali kepada peserta
4 5 menit tentang materi yang telah diberikan dan Menjawab pertanyaan
Reinforcement kepada peserta yang dapat
menjawab pertanyaan
Penutup

- Mempersilahkan fasilitator dari pembimbing


klinik dan pembimbing akademik untuk
menambahkan ataupun menjelaskan kembali
jawaban pertanyaan peserta yang belum
Mendengarkan dengan
terjawab.
seksama dan
-  Menjelaskan kesimpulan dari materi
menjawab salam
penyuluhan

-  Ucapan terima kasih

-  Salam penutup

a)      

E. Metode
1. Ceramah
2. Diskusi
F.  Media
1.    Leaflet
2.    Ppt
3. Laptop

G. Kriteria Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
a)    Peserta hadir ditempat penyuluhan
b)    Penyelenggaraan penyuluhan dilaksanakan di Balai Desa .
2.  Evaluasi Proses
a)   Peserta antusias terhadap materi penyuluhan
b)   Peserta mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan secara benar
3.  Evaluasi Hasil
Setelah penyuluhan diharapkan sekitar 80% peserta penyuluhan mampu mengerti dan
memahami penyuluhan yang diberikan sesuai dengan tujuan khusus

MATERI PENYULUHAN KESEHATAN


OBESITAS PADA ANAK
1.      PENGERTIAN OBESITAS
Obesitas adalah kondisi kronis dimana terdapat jumlah lemak yang berlebih . Sejumlah lemak di
tubuh di perlukan untuk menyimpan energi, mengindikasi panas, meredam goncangan , dan
fungsi lainnya (Kamus kesehatan) . Kegemukan dan obesitas merupakan masalah gizi
berlebihan yang kian marak di jumpai pada anak- di seluruh dunia. Kegemukan dan obesitas
pada anak merupakan konsekuensi dari asupan kalori (energi) yang melebihi jumlah kalori yang
dilepaskan atau di bakar melalui proses metabolisme di dalam tubuh .

2.      PENYEBAB OBESITAS
Obesitas dapat terjadi bila terdapat kelebihan energi yang menerpa pada tubuh, atau
pemakaian energi yang berkurang secara menetap, atau kombinasi keduanya .

1. Masukan energi yang berlebih melebihi dari kebutuhan tubuh


a. Bayi
 Bayi yang minum susu botol yang di paksakan oleh ibunya ,bahwa setiap
kali minum harus habis .
 Kebiasaan untuk memberikan makanan/minuman setiap kali anak
menangis .
 Pemberian makanan yang tinggi kalori pada usia yang terlalu dini .
 Jenis susu yang diberikan osmolariyasnya tinggi (terlalu kental, terlalu
manis, kalorinya tinggi ) sehingga bayi selalu haus dan minta minum .
Obesitas pada bayi umur satu tahun pertama sebagian berhubungan
dengan berat badan lahirnya dan cara pemberian makannya. Tetapi pada
obesitas pada usia 6-12 bulan masih sulit diterangkan penyebab nya .
Faktor-faktor dibawah ini mempengaruhi terjadinya bayi berat badan
bayi yang terlahir lebih tinggi dari biasanya . Yaitu faktor Keturunan, ibu
yang obesitas , pertambahan berat badan , ibu pada waktu hamil
berlebih, ibu diabetes .
 Gangguan emosional
Biasanya pada anak yang lebih besar, dimana makanan biasanya untuk
pengganti untuk mencapai kepuasan dalam memperoleh kasih sayang .
 Gaya hidup masa kini
Kecenderungan anak-anak sekarang lebih suka makan fast food yang
berkalori tinggi seperti hamburger, pizza, ayam goreng dan kentang
goreng, es krim aneka macam mie , dll.
2. Penggunaan kalori yang kurang
Berkurangnya penggunaan energi dapat terjadi pada anak yang kurang aktifitas
fisiknya , seharian menonton tv tanpa aktifitas yang disertai dengan makan
makanan ringan tinggi kalori maka kecenderungan obesitas lebih besar.

3. CIRI DAN TANDA OBESITAS


1.Badan Besar Tidak Sesuai Umur
Biasanya anak yang mengalami obesitas akan terlihat lebih besar dan gemuk, ukuran
tubuh ini tidak sesuai dengan usia yang mereka miliki. Segera konsultasikan pada dokter
jika Si Kecil memiliki tubuh yang gemuk dan besar untuk memastikan apakah ia
mengalami obesitas atau bukan.
2. Lebih dari Ukuran Normal
Jika Si Kecil mengalami kenaikan berat badan secara signifikan dalam kurun waktu 3
bulan dan kenaikannya melebihi berat badan normal pada balita, maka dapat dikatakan
anak Anda mengalami obesitas.
3. Bentuk Wajah
Bentuk muka anak yang obesitas udak proporsional, hidung dan mulut relatif kecil,
dagu ganda
4. Lipatan Tubuh
Tidak hanya dilihat dari berat badan, obesitas pada anak juga dapat dilihat melalui
kondisi fisik secara lebih spesifik lagi. Contohnya adalah terdapat lipatan di beberapa
bagian tubuh seperti di bagian dagu dan perut, pipi terlihat tembem, dan leher terlihat
pendek.
5. Alat Kelamin Kecil
Pada anak laki-laki yang obesitas, akan terlihat bagian dada yang lebih besar, serta alat
kelamin yang akan terlihat lebih kecil jika dibandingkan dengan anak laki-laki dengan
berat badan normal. Hal ini disebabkan karena penumpukan lemak di area alat kelamin
yang menyebabkan terhambatnya pertumbuhan alat kelamin.

4. DAMPAK OBESITAS
Berbagai keadaan yang erat hubungannya dengan obesitas, baik yang terjadi pada masa
bayi maupun pada masa dewasa, antara lain:
1. Terhadap kesehatan.
Obesitas ringan sampai sedang, morbiditasnya kecil pada masa anak-anak. Tetapi bila
obesitas masih teriadi setelah masa dewasa, maka morbiditas maupun mortalitasnya
akan meningkat. Terdapat korelasi positif antara tingkat obesitas dengan berbagai
penyakit infeksi, kecuali TBC. Morbiditas dan mortalitas yang tinggi tersebut, dikaitkan
dengan menurunnya respons imunologik sel T dan aktifitas sel polimorfonuklear
2. Saluran pernafasan.
Pada bayi, obesitas merupakan resiko terjadinya infeksi saluran pernafasan bagian
bawah, karena terbatasnya kapasitas paru-paru. Adanya hipertrofi tonsil dan adenoid
akan mengakibatkan obstruksi saluran nafas bagian atas, sehingga mengakibatkan
anoksia dan saturasi oksigen rendah, yang disebut sindrom Chubby Puffer.
Obstruksikronis saluran pernafasan dengan hipertrofi tonsil dan adenoid. dapat
mengakibatkan gangguan tidur, gejala-gejala jantung dan kadar oksigen dalam darah
yang abnormal. Keluhan lainnya adalah nafas yang pendek.
3. Kulit
Kulit sering lecet karena gesekan. Anak merasa gerah/panas, sering disertai miliaria,
maupun jamur pada lipalan-lipatan kulit.
4. Ortopedi.
Anak yang obesitas pergerakannya lambat. Sering terdapat kelainan ortopedi seperti
Legg-Perthee disease, genu valgum, slipped femoral capital epiphyses, tibia vara dll.  
5. Kolesterol tinggi dan tekanan darah tinggi
Pola makan buruk yang dijalani anak obesitas dapat membuat ank rentang terkena kolestrol dan
tekanan darah tinggi. Kedua kondisi ini akan meningkatkan risiko penumpukan plak di arteri, yang
dapat meningkatkan risiko anak terkena penyakit jantung dan stroke.
6. DM tipe 2
Risiko untuk diabetes tipe 2 masa dewasa akan meningkat pada anak obesitas. Kondisi diabetes
tidak bisa disepelekan, karena dapat berpengaruh pada kerusakan berbagai organ, seperti mata,
saraf, dan ginjal.
7. Asma
Pada anak dengan obesitas, risiko penyakit asma meningkat. Penyebabnya belum dapat
dipastikan, namun penumpukan lemak berlebih dan reaksi peradangan kronis anak dengan
obesitas diduga menjadi pemicu terjadinya gangguan pernapasan, termasuk asma.
8. Radang sendi dan patah tulang
Anak obesitas lebih rentan mengalami radang sendi dan patah tulang dibandingkan anak
dengan berat ideal. Hal ini karena kelebihan berat badan akan menyebabkan adanya
tekanan berlebih pada persendian dan tulang.
Tidak hanya berdampak pada kesehatan fisik, kesehatan psikis anak juga bisa ikut
terpengaruh akibat obesitas. Kelebihan berat badan dapat membuat kepercayaan diri anak
menurun. Mereka juga rentan menjadi korban perundungan (bullying) teman-temannya.
Hal ini bisa gangguan kecemasan depresi.

5 . CARA MENGATASI OBESITAS

Mengatasi Obesitas Anak


Prinsip tata laksana gizi lebih dan obesitas pada anak adalah menerapkan pola makan yang
benar, aktivitas fisis yang benar, dan modifikasi perilaku dengan orangtua sebagai panutan.
Tujuan tata laksana gizi lebih dan obesitas pada anak harus disesuaikan dengan usia dan
perkembangan anak, penurunan berat badan mencapai 20% di atas berat badan ideal, serta pola
makan dan aktivitas fisis yang sehat dapat diterapkan jangka panjang untuk mempertahankan
berat badan tetapi tidak menghambat pertumbuhan dan perkembangan.29
1. Pola makan yang benar
Pemberian diet seimbang sesuai requirement daily allowances (RDA) merupakan prinsip
pengaturan diet pada anak gemuk karena anak masih bertumbuh dan berkembang dengan metode
food rules, yaitu
a. Terjadwal dengan pola makan besar 3x/hari dan camilan 2x/hari yang terjadwal (camilan
diutamakan dalam bentuk buah segar), diberikan air putih di antara jadwal makan utama dan
camilan, serta lama makan 30 menit/kali
b. Lingkungan netral dengan cara tidak memaksa anak untuk mengonsumsi makanan tertentu
dan jumlah makanan ditentukan oleh anak
c. Prosedur dilakukan dengan pemberian makan sesuai dengan kebutuhan kalori yang
diperoleh dari hasil perkalian antara kebutuhan kalori berdasarkan RDA menurut height age
dengan berat badan ideal menurut tinggi badan
Langkah awal yang dilakukan adalah menumbuhkan motivasi anak untuk ingin menurunkan
berat badan setelah anak mengetahui berat badan ideal yang disesuaikan dengan tinggi badannya,
diikuti dengan membuat kesepakatan bersama berapa target penurunan berat badan yang
dikehendaki.
2. Pola aktivitas fisis yang benar
Pola aktivitas yang benar pada anak dan remaja obes dilakukan dengan melakukan latihan dan
meningkatkan aktivitas harian karena aktivitas fisis berpengaruh terhadap penggunaan energi.
Peningkatan aktivitas pada anak gemuk dapat menurunkan napsu makan dan meningkatkan laju
metabolisme. Latihan aerobik teratur yang dikombinasikan dengan pengurangan energi akan
menghasilkan penurunan berat badan yang lebih besar dibandingkan hanya dengan diet saja.
Ilyas EI menyatakan bahwa latihan fisis yang diberikan pada anak disesuaikan dengan tingkat
perkembangan motorik, kemampuan fisis, dan umurnya. Pada anak berusia 6-12 tahun atau usia
sekolah lebih tepat untuk memulai latihan fisis dengan keterampilan otot seperti bersepeda,
berenang, menari, karate, senam, sepak bola, dan basket, sedangkan anak di atas usia 10 tahun
lebih menyukai olahraga dalam bentuk kelompok. Aktivitas sehari-hari dioptimalkan seperti
berjalan kaki atau bersepeda ke sekolah, menempati kamar tingkat agar naik dan turun tangga,
mengurangi lama menonton televisi atau bermain games komputer, dan menganjurkan bermain
di luar rumah.
a. Aktivitas aerobik
Aktivitas aerobik merupakan latihan fisis yang dapat dilakukan setiap hari selama 60 menit atau
lebih. Aktivitas aerobik terdiri dari aktivitas aerobik dengan intensitas sedang (misalnya jalan
cepat) atau aktivitas aerobik dengan intensitas bugar (misalnya berlari). Aktivitas aerobik dengan
intensitas bugar dilakukan paling sedikit tiga kali dalam satu minggu.

b. Penguatan otot (muscle strengthening)


Aktivitas penguatan otot, seperti senam atau push-up, dilakukan paling sedikit tiga kali dalam
satu minggu sebagai bagian dari total latihan fisis selama 60 menit atau lebih.

c. Penguatan tulang (bone strengthening)


Aktivitas penguatan tulang, seperti lompat tali atau berlari, dilakukan paling sedikit tiga kali
dalam satu minggu sebagai bagian dari total latihan fisis selama 60 menit atau lebih.
3. Modifikasi perilaku
Tata laksana diet dan latihan fisis merupakan komponen yang efektif untuk pengobatan, serta
menjadi perhatian paling besar bagi ahli fisiologi untuk memperoleh perubahan makan dan
aktivitas perilakunya.Oleh karena prioritas utama adalah perubahan perilaku, maka perlu
menghadirkan peran orangtua sebagai komponen intervensi.
Beberapa cara pengubahan perilaku berdasarkan metode food rules diantaranya adalah
a. Pengawasan sendiri terhadap berat badan, masukan makanan, dan aktivitas fisis, serta
mencatat perkembangannya
b. Kontrol terhadap rangsangan/stimulus, misalnya pada saat menonton televisi diusahakan
untuk tidak makan karena menonton televisi dapat menjadi pencetus makan. Orangtua
diharapkan dapat meniadakan semua stimulus di sekitar anak yang dapat merangsang keinginan
untuk makan
c. Mengubah perilaku makan, misalnya belajar mengontrol porsi dan jenis makanan yang
dikonsumsi, serta mengurangi makanan camilan
d. Penghargaan, yaitu orangtua dianjurkan untuk memberikan dorongan, pujian terhadap
keberhasilan atau perilaku sehat yang diperlihatkan anaknya, misalnya makan makanan menu
baru yang sesuai dengan program gizi yang diberikan, berat badan turun, dan mau melakukan
olahraga
e. Pengendalian diri, misalnya dapat mengatasi masalah apabila menghadapi rencana
bepergian atau pertemuan sosial yang memberikan risiko untuk makan terlalu banyak, yaitu
dengan memilih makanan yang berkalori rendah atau mengimbanginya dengan melakukan
latihan tambahan untuk membakar energi .

6 . SUMBER GIZI PADA ANAK

Berikut pilihan sumber makanan yang setidaknya harus ada setiap harinya untuk mencukupi
kebutuhan gizi atau nutrisi pada anak sekolah:

1. Karbohidrat

Karbohidrat termasuk salah satu sumber energi utama yang diperlukan otak untuk menjalankan
berbagai aktivitas dan proses metabolismenya.
Terpenuhinya kebutuhan karbohidrat anak berarti menambah asupan kalori anak yang nantinya
dipakai sebagai energi untuk beraktivitas.
Namun tidak semua karbohidrat itu sama, ada dua jenis karbohidrat yang bisa Anda berikan
untuk memenuhi gizi anak sekolah:

a. Karbohidrat sederhana
Karbohidrat sederhana adalah karbohidrat yang tersusun dari molekul gula yang sangat sedikit,
yakni berkisar antara satu atau dua molekul.
Ada beragam sumber makanan dengan kandungan karbohidrat sederhana. Sebagai contohnya
beberapa sayuran, buah, madu, gula putih, gula merah, dan berbagai jenis pemanis .
Selain itu, kue dan produk olahan seperti permen serta soda, juga mengandung jenis karbohidrat
ini.

b. Karbohidrat kompleks
Kebalikan dari karbohidrat sederhana, karbohidrat kompleks adalah karbohidrat yang tersusun
dari banyak rantai molekul gula. bisa memberikan roti, nasi, kentang, jagung, pasta, sereal
gandum, kacang-kacangan, serta beberapa jenis sayur dan buah-buahan untuk anak.

2. Lemak

Meski sering dipandang sebelah mata, ternyata tidak semua sumber lemak itu buruk dan masih
dibutuhkan untuk memenuhi gizi anak usia sekolah. LemakLemak berperan sebagai sumber
energi, khususnya ketika cadangan karbohidrat sudah. Sama halnya seperti karbohidrat,
kebutuhan lemak anak yang terpenuhi berarti menambah asupan kalori yang akan digunakan
sebagai energi. BerikutBerikut pembagian kelompok makanan sumber lemak berdasarkan
jenisnya:
a. Lemak baik
Ada dua kategori utama sumber lemak baik, yakni:

 Lemak tak jenuh tunggal


Kandungan lemak tak jenuh tunggal dalam makanan diyakini dapat
menurunkan kadar LDL (low density lipoprotein) atau lemak “jahat”.
Jenisenis lemak ini juga bisa membantu menjaga kadar HDL (high density
lipoprotein) atau lemak “baik” tetap tinggi. AdaAda banyak sumber
makanan yang bisa Anda berikan untuk anak, mulai dari minyak zaitun,
kacang-kacangan, buah alpukat, dan lain sebagainya.
 Lemak tak jenuh ganda
Makanan yang mengandung lemak tak jenuh ganda dipercaya baik untuk
kesehatan tubuh.

Salah satu contohnya ikan, yang juga mengandung asam lemak omega-3 dan omega-6.
Berbagai jenis ikan-ikanan dan minyak nabati bisa Anda berikan untuk menambah asupan gizi
lemak baik untuk anak usia sekolah.

Ambil contohnya ikan sarden, makarel, salmon, minyak safflower, kedelai, dan lainnya. Di
samping itu, kacang-kacangan, biji-bijian, serta telur juga tak kalah kaya kandungan omega-3.

Lemak jahat
Ada dua kategori utama sumber lemak jahat, yakni:

Lemak jenuh

Lemak jenuh atau juga disebut sebagai lemak padat berisiko meningkatkan serangan penyakit
bila dikonsumsi terlalu banyak dan dalam waktu lama.

Terlalu banyak makan makanan sumber lemak jenuh bisa meningkatkan kadar kolesterol
sehingga membuka peluang terserang penyakit jantung dan stroke.

Sumber lemak jenuh biasanya terdapat pada lemak dalam daging, produk daging, kulit ayam,
keju, dan produk susu lainnya.

Berbagai makanan olahan seperti kue, biskuit, keripik, serta minyak kelapa sawit, juga
mengandung lemak jenuh.

Lemak trans

Lemak trans biasanya ada di dalam makanan yang digoreng, kemasan, dan cepat saji.

Ambil contohnya seperti gorengan, kentang goreng, donat, kerupuk, dan sebagainya.
Berkebalikan dengan lemak baik, lemak trans ini berbahaya bagi kesehatan karena bisa
meningkatkan kadar LDL dan menurunkan kadar HDL.

Itu sebabnya, membiarkan anak sering makan makanan yang mengandung lemak trans, berisiko
membuatnya terserang penyakit jantung dan stroke nantinya.

3. Protein

Protein adalah zat gizi makro yang berperan dalam membangun serta memperbaiki jaringan
tubuh yang rusak.

Protein yang masuk ke dalam tubuh akan diubah menjadi asam amino.

Asam amino inilah yang nantinya dipergunakan sebagai bahan baku untuk membangun sel-sel
dan jaringan baru.

Sama halnya seperti karbohidrat, kebutuhan lemak anak yang terpenuhi berarti menambah
asupan kalori yang akan digunakan sebagai energi.

Ada dua jenis protein yang bisa Anda bisa untuk mencukup kebutuhan gizi harian anak usia
sekolah:

Protein hewani
Protein hewani adalah protein yang bersumber dari hewan. Kandungan asam amino adalah poin
utama yang membedakan protein hewani dan nabati.

Protein hewani yang terkandung dalam daging merah, daging ayam, ikan, telur, susu, dan keju,
mengandung asam amino esensial lengkap.

Protein nabati
Protein nabati adalah protein yang bersumber dari tumbuh-tumbuhan. Tidak seperti protein
hewani yang punya struktur asam amino lengkap, protein nabati punya asam amino yang lebih
sedikit.

Meski begitu, makanan sumber protein nabati sama baiknya untuk melengkapi zat gizi protein
bagi anak.

Anda bisa memberikan tahu, tempe, kacang-kacangan, gandum, oat, serta beberapa jenis buah-
buahan pada anak.

4. Serat

Agar proses pertumbuhannya berjalan dengan optimal, serat adalah salah satu zat gizi yang
diperlukan oleh anak.

Serat sebenarnya merupakan bagian dari karbohidrat kompleks, tetapi tanpa kandungan kalori di
dalamnya.

Anda mungkin juga menyukai