Anda di halaman 1dari 11

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

Pokok Bahasan : Obesitas pada Anak


Sub Pokok Bahasan : 1. Pengertian obesitas pada anak
2. Manfaat obesitas pada anak
3. Jenis-jenis, cara kerja, efektivitas, keuntungan, indikasi,
kontraindikasi, efek samping, cara dan waktu pemberian/pemasangan dari masing-masing alat
kontrasepsi.
Hari / tanggal : Senin 19 agustus 2019 , Pukul 15.00
Waktu : 40 menit
Tempat : kompleks kokoda jln. Kanal victori km.10 pantai
Sasaran : Ibu-ibu PKK
Target Sasaran : 10 orang
Penyuluh : gliska tuasuun
A. Latar Belakang
Obesitas adalah kondisi kronis di mana terdapat jumlah lemak tubuh berlebihan. Sejumlah
tertentu lemak tubuh diperlukan untuk menyimpan energi, menginsulasi panas, meredam
goncangan, dan fungsi lainnya (Kamus Kesehatan). Kegemukan dan obesitas merupakan
masalah gizi berlebih yang kian marak dijumpai pada anak di seluruh dunia. Kegemukan dan
obesitas pada anak merupakan konsekuensi dari asupan kalori(energi) yang melebihi jumlah
kalori yang dilepaskan atau dibakar melalui proses metabolisme di dalam tubuh.
Angka kejadian overweight dan obesitas anak secara global meningkat dari 4,2% pada tahun
1990 menjadi 6,7% pada tahun 2010. Kecenderungan ini diperkirakan akan mencapai 9,1 % atau
60 juta ditahun 2020. Di Indonesia, berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013, secara
nasional menunjukkan bahwa masalah overweight dan obesitas pada anak umur 5 sampai 12
tahun berturut-turut sebesar 10,8% dan 8,8%, sudah mendekati perkiraan angka dunia di tahun
2020. Peningkatan obesitas tersebut di sertai dengan peningkatan ko-morbiditas yang berpotensi
menjadi penyakit degeneratif di kemudian hari misalnya penyakit jantung koroner, hipertensi,
DM Tipe 2, dll.
Berdasarkan data yang ditemukan pada Riskesdas 2013, beberapa penelitian yang telah
dilakukan mengenai prevalensi anak dan remaja obes serta komorbiditas yang menyertai di
Indonesia, dan kecenderungan anak obes menjadi dewasa obes yang diperberat dengan kejadian
obesitas pada orangtua, oleh karena itu peran orangtua sangat penting dalam pencegahan obesitas
pada anak.
B. Tujuan
1. Tujuan intruksional Umum
Setelah dilakukan promosi kesehatan, orang tua dapat memahami tentang obesitas dan
pencegahan obesitas pada anak.
2. Tujuan pembelajaran Khusus
Setelah diberikan penjelasan, diharapkan :
a. Dapat menjelaskan tentang pengertian obesitas
b. Dapat menyebutkan ciri-ciri obesitas pada anak
c. Dapat menyebutkan faktor penyebab obesitas
d. Dapat menjelaskan dampak dari obesitas anak
e. Dapat menentukan cara mengatasi obesitas anak
C. Pokok Materi Penyuluhan
1. Pengertian obesitas pada anak
2. Ciri-ciri obesitas pada anak
3. Faktor penyebab obesitas pada anak
4. Dampak dari obesitas pada anak
5. Mengatasi obesitas pada anak

A. Kegiatan Penyuluhan
NO WAKTU KEGIATAN PENYULUHAN KEGIATAN PESERTA
1 5 menit Pembukaan
a. Membuka kegiatan dengan mengucapkan a. Menjawab salam
salam b. Mendengarkan pembukaan
b. Memperkenalkan diri dan memperkenalkan yang disampaikan oleh
kelompok tim moderator.
c. Menjelaskan tujuan dari penyuluhan
d. Menyebutkan materi yang akan diberikan
e. Menyampaikan kontrak waktu
2 10 menit Pelaksanaan Mendengarkan dan
Penyampaian materi oleh pemateri: memberikan umpan balik
a. Menggali pengetahuan peserta tentang tehadap materi yang
obesitas disampaikan.
b. Menjelaskan tentang pengertian dan ciri
obesitas pada anak
c. Menyebutkan dampak obesitas pada anak
d. Menjelaskan cara mengatasi obesitas pada
anak
3 15 menit Tanya jawab Mengajukan pertanyaan
Memberikan kesempatan kepada peserta
untuk bertanya tentang materi yang kurang
dipahami
3 5 menit Evaluasi Menjawab pertanyaan
Menanyakan kembali kepada peserta tentang
materi yang telah diberikan dan
reinforcement kepada peserta yang dapat
menjawab pertanyaan
4 5 menit Penutup Mendengarkan dengan
a. Mempersilahkan fasilitator dari seksama dan menjawab
pembimbing klinik dan pembimbing salam
akademik untuk menambahkan ataupun
menjelaskan kembali jawaban pertanyaan
peserta yang belum terjawab.
b. Menjelaskan kesimpulan dari materi
penyuluhan
c. Ucapan terima kasih
d. Salam penutup

F. Metode Promosi Kesehatan


1. Ceramah
2. Diskusi

G. Media
Media promosi kesehatan yang digunakan pada penyuluhan ini berupa:
1. Leaflet
2. Lembar balik

H. Evaluasi
Evaluasi peserta
1. Apakah pengertian dari Obesitas?
Jawaban : Obesitas adalah kondisi kronis di mana terdapat jumlah lemak tubuh berlebihan.
2. Apa ciri obesitas pada anak?
Jawaban : badan besar tidak sesuai umur, lebih dari ukuran normal, bentuk wajah
bentuk muka anak yang obesitas udak proporsional, hidung dan mulut relatif kecil, dagu ganda,
lipatan tubuh, alat kelamin kecil pada anak laki-laki yang obesitas.
3. Bagaimana cara pencegahan obesitas pada anak ?
Jawaban : mulai dengan asi eksklusif, makanan yang sehat dan seimbang, lakukan kegiatan fisik
minimal 20-30 menit per hari

Evaluasi penyuluhan
1. Evaluasi Struktur
a. Penyelenggaraan penyuluhan obesitas pada anak ditempat penyuluhan warga Bojong Kenyot.
b. Pelaksanaan penyuluhan obesitas pada anak sudah dikonsulkan dengan pembimbing.
c. Peserta hadir tepat waktu ditempat pelaksanaan penyuluhan
d. Peserta mengisi lembar absensi.
2. Evaluasi Proses
a. Peralatan untuk penyuluhan keluarga berencana telah dipersiapkan sebelum acara dimulai.
b. Peserta aktif bertanya
c. Tidak ada peserta yang meninggalkan ruangan tanpa alasan yang tidak jelas.
3. Evaluasi Hasil
70% peserta memahami materi yang telah disampaikan meliputi pengertian, ciri-ciri, faktor
penyebab, dampak dari obesitas pada anak, pencegahan obesitas pada anak.

I. Daftar Pustaka
Ginanjar, Genis. 2009. Obesitas pada Anak. Jakarta: Mizan
IDAI. 2014. Diagnosis, Tata Laksana dan Pencegahan Obesitas pada Anak dan Remaja. Jakarta: UKK
Nutrisi dan Penyakit Metabolik
Soetjiningsih. 1995. Tumbuh Kembang Anak. Jakarta: EGC
Lampiran

MATERI OBESITAS PADA ANAK

A. Pengertian Obesitas
Obesitas adalah kondisi kronis di mana terdapat jumlah lemak tubuh berlebihan. Sejumlah
tertentu lemak tubuh diperlukan untuk menyimpan energi, menginsulasi panas, meredam
goncangan, dan fungsi lainnya (Kamus Kesehatan). Kegemukan dan obesitas merupakan
masalah gizi berlebih yang kian marak dijumpai pada anak di seluruh dunia. Kegemukan dan
obesitas pada anak merupakan konsekuensi dari asupan kalori (energi) yang melebihi jumlah
kalori yang dilepaskan atau dibakar melalui proses metabolisme di dalam tubuh.(Ginanjar :
B. Ciri Obesitas pada Anak
1. Badan Besar Tidak Sesuai Umur
Biasanya anak yang mengalami obesitas akan terlihat lebih besar dan gemuk, ukuran tubuh ini
tidak sesuai dengan usia yang mereka miliki. Segera konsultasikan pada dokter jika Si Kecil
memiliki tubuh yang gemuk dan besar untuk memastikan apakah ia mengalami obesitas atau
bukan.
2. Lebih dari Ukuran Normal
Jika Si Kecil mengalami kenaikan berat badan secara signifikan dalam kurun waktu 3 bulan dan
kenaikannya melebihi berat badan normal pada balita, maka dapat dikatakan anak Anda
mengalami obesitas.
3. Bentuk Wajah
Bentuk muka anak yang obesitas udak proporsional, hidung dan mulut relatif kecil, dagu ganda

4. Lipatan Tubuh
Tidak hanya dilihat dari berat badan, obesitas pada anak juga dapat dilihat melalui kondisi fisik
secara lebih spesifik lagi. Contohnya adalah terdapat lipatan di beberapa bagian tubuh seperti di
bagian dagu dan perut, pipi terlihat tembem, dan leher terlihat pendek.
5. Alat Kelamin Kecil
Pada anak laki-laki yang obesitas, akan terlihat bagian dada yang lebih besar, serta alat kelamin
yang akan terlihat lebih kecil jika dibandingkan dengan anak laki-laki dengan berat badan
normal. Hal ini disebabkan karena penumpukan lemak di area alat kelamin yang menyebabkan
terhambatnya pertumbuhan alat kelamin.

C. Faktor Penyebab Obesitas Anak


Obesitas dapat terjadi bila terdapat kelebihan energi yang menetap, atau akibat pemakaian
energi yang berkurang secara menetap, atau kombinasi keduanya.
1. Masukan energi yang melebihi dari kebutuhan tubuh.
a. Pada bayi
 Bayi yang minum susu botol yang selalu dipaksakan oleh ibunya, bahwa setiap kali minum
harus habis.
 Kebiasaan untuk memberikan minuman/makanan setiap kali anak menangis.
 Pemberian makanan tambahan tinggi kalori pada usia yang terlalu dini.
 Jenis susu yang diberikan osmolaritasnya tinggi (terlalu kental, terlalu manis, kalorinya tinggi),
sehingga bayi selalu haus/minta minum.
Obesitas pada bayi umur satu tahun pertama. sebagian berhubungan dengan berat badan lahirnya
dan cara pemberian makannya. Tetapi sebagian besar obesitas pada usia 6-12 bulan masih sulit
diterangkan penyebabnya. Faktor-faktor dibawah ini mempengaruhi teriadinya bayi berat badan
lahir yang lebih tinggi dari biasanya, yaitu Faktor keturunan , ibu yang obesitas, pertambahan
berat badan ibu pada waktu hamil yang berlebihan, Ibu diabetes/pradiabetes.
b. Gangguan emosional
Biasanya pada anak yang lebih besar, dimana baginya makanan merupakan pengganti untuk
mencapai kepuasan dalam memperoleh kasih sayang.
c. Gaya hidup masakini
Kecenderungan anak-anak sekarang suka makanan fast food yang berkalori tinggi seperti
hamburger. pizza, ayam goreng dengan kentang goreng, es krim. aneka macam mie, dll.
2. Penggunaan kalori yang kurang
Berkurangnya pemakaian energi dapatleriadi pada anak yang kurang aktifitas fisiknya, seharian
nonton TV dll Lebih-lebih kalau nonton sambil tidak berhenti makan. maka kecenderungan
menjadi obesitas akan lebih besar.

D. Dampak Obesitas pada Anak


Berbagai keadaan yang erat hubungannya dengan obesitas, baik yang terjadi pada masa bayi

maupun pada masa dewasa, antara lain:

1. Terhadap kesehatan.

Obesitas ringan sampai sedang, morbiditasnya kecil pada masa anak-anak. Tetapi bila obesitas

masih teriadi setelah masa dewasa, maka morbiditas maupun mortalitasnya akan meningkat.
Terdapat korelasi positif antara tingkat obesitas dengan berbagai penyakit infeksi, kecuali TBC.

Morbiditas dan mortalitas yang tinggi tersebut, dikaitkan dengan menurunnya respons

imunologik sel T dan aktifitas sel polimorfonuklear

2. Saluran pernafasan.

Pada bayi, obesitas merupakan resiko terjadinya infeksi saluran pernafasan bagian bawah,

karena terbatasnya kapasitas paru-paru. Adanya hipertrofi tonsil dan adenoid akan

mengakibatkan obstruksi saluran nafas bagian atas, sehingga mengakibatkan anoksia dan

saturasi oksigen rendah, yang disebut sindrom Chubby Puffer. Obstruksikronis saluran

pernafasan dengan hipertrofi tonsil dan adenoid. dapat mengakibatkan gangguan tidur, gejala-

gejala jantung dan kadar oksigen dalam darah yang abnormal. Keluhan lainnya adalah nafas

yang pendek.

3. Kulit

Kulit sering lecet karena gesekan. Anak merasa gerah/panas, sering disertai miliaria, maupun

jamur pada lipalan-lipatan kulit.

4. Ortopedi.

Anak yang obesitas pergerakannya lambat. Sering terdapat kelainan ortopedi seperti Legg-

Perthee disease, genu valgum, slipped femoral capital epiphyses, tibia vara dll.

E. Mengatasi Obesitas Anak

Prinsip tata laksana gizi lebih dan obesitas pada anak adalah menerapkan pola makan yang
benar, aktivitas fisis yang benar, dan modifikasi perilaku dengan orangtua sebagai panutan.
Tujuan tata laksana gizi lebih dan obesitas pada anak harus disesuaikan dengan usia dan
perkembangan anak, penurunan berat badan mencapai 20% di atas berat badan ideal, serta pola
makan dan aktivitas fisis yang sehat dapat diterapkan jangka panjang untuk mempertahankan
berat badan tetapi tidak menghambat pertumbuhan dan perkembangan.29
1. Pola makan yang benar
Pemberian diet seimbang sesuai requirement daily allowances (RDA) merupakan prinsip

pengaturan diet pada anak gemuk karena anak masih bertumbuh dan berkembang dengan metode

food rules, yaitu

a. Terjadwal dengan pola makan besar 3x/hari dan camilan 2x/hari yang terjadwal (camilan

diutamakan dalam bentuk buah segar), diberikan air putih di antara jadwal makan utama dan

camilan, serta lama makan 30 menit/kali

b. Lingkungan netral dengan cara tidak memaksa anak untuk mengonsumsi makanan tertentu dan

jumlah makanan ditentukan oleh anak

c. Prosedur dilakukan dengan pemberian makan sesuai dengan kebutuhan kalori yang diperoleh

dari hasil perkalian antara kebutuhan kalori berdasarkan RDA menurut height age dengan berat

badan ideal menurut tinggi badan

Langkah awal yang dilakukan adalah menumbuhkan motivasi anak untuk ingin menurunkan

berat badan setelah anak mengetahui berat badan ideal yang disesuaikan dengan tinggi badannya,

diikuti dengan membuat kesepakatan bersama berapa target penurunan berat badan yang

dikehendaki.

2. Pola aktivitas fisis yang benar


Pola aktivitas yang benar pada anak dan remaja obes dilakukan dengan melakukan latihan dan
meningkatkan aktivitas harian karena aktivitas fisis berpengaruh terhadap penggunaan energi.
Peningkatan aktivitas pada anak gemuk dapat menurunkan napsu makan dan meningkatkan laju
metabolisme. Latihan aerobik teratur yang dikombinasikan dengan pengurangan energi akan
menghasilkan penurunan berat badan yang lebih besar dibandingkan hanya dengan diet saja.
Ilyas EI menyatakan bahwa latihan fisis yang diberikan pada anak disesuaikan dengan tingkat
perkembangan motorik, kemampuan fisis, dan umurnya. Pada anak berusia 6-12 tahun atau usia
sekolah lebih tepat untuk memulai latihan fisis dengan keterampilan otot seperti bersepeda,
berenang, menari, karate, senam, sepak bola, dan basket, sedangkan anak di atas usia 10 tahun
lebih menyukai olahraga dalam bentuk kelompok. Aktivitas sehari-hari dioptimalkan seperti
berjalan kaki atau bersepeda ke sekolah, menempati kamar tingkat agar naik dan turun tangga,
mengurangi lama menonton televisi atau bermain games komputer, dan menganjurkan bermain
di luar rumah.
a. Aktivitas aerobik
Aktivitas aerobik merupakan latihan fisis yang dapat dilakukan setiap hari selama 60 menit atau
lebih. Aktivitas aerobik terdiri dari aktivitas aerobik dengan intensitas sedang (misalnya jalan
cepat) atau aktivitas aerobik dengan intensitas bugar (misalnya berlari). Aktivitas aerobik dengan
intensitas bugar dilakukan paling sedikit tiga kali dalam satu minggu.

b. Penguatan otot (muscle strengthening)


Aktivitas penguatan otot, seperti senam atau push-up, dilakukan paling sedikit tiga kali dalam
satu minggu sebagai bagian dari total latihan fisis selama 60 menit atau lebih.

c. Penguatan tulang (bone strengthening)


Aktivitas penguatan tulang, seperti lompat tali atau berlari, dilakukan paling sedikit tiga kali
dalam satu minggu sebagai bagian dari total latihan fisis selama 60 menit atau lebih.
3. Modifikasi perilaku
Tata laksana diet dan latihan fisis merupakan komponen yang efektif untuk pengobatan, serta
menjadi perhatian paling besar bagi ahli fisiologi untuk memperoleh perubahan makan dan
aktivitas perilakunya.Oleh karena prioritas utama adalah perubahan perilaku, maka perlu
menghadirkan peran orangtua sebagai komponen intervensi.
Beberapa cara pengubahan perilaku berdasarkan metode food rules diantaranya adalah
a. Pengawasan sendiri terhadap berat badan, masukan makanan, dan aktivitas fisis, serta mencatat
perkembangannya
b. Kontrol terhadap rangsangan/stimulus, misalnya pada saat menonton televisi diusahakan untuk
tidak makan karena menonton televisi dapat menjadi pencetus makan. Orangtua diharapkan
dapat meniadakan semua stimulus di sekitar anak yang dapat merangsang keinginan untuk
makan
c. Mengubah perilaku makan, misalnya belajar mengontrol porsi dan jenis makanan yang
dikonsumsi, serta mengurangi makanan camilan
d. Penghargaan, yaitu orangtua dianjurkan untuk memberikan dorongan, pujian terhadap
keberhasilan atau perilaku sehat yang diperlihatkan anaknya, misalnya makan makanan menu
baru yang sesuai dengan program gizi yang diberikan, berat badan turun, dan mau melakukan
olahraga
e. Pengendalian diri, misalnya dapat mengatasi masalah apabila menghadapi rencana bepergian
atau pertemuan sosial yang memberikan risiko untuk makan terlalu banyak, yaitu dengan
memilih makanan yang berkalori rendah atau mengimbanginya dengan melakukan latihan
tambahan untuk membakar energi

Anda mungkin juga menyukai