A. Latar Belakang
Obesitas adalah kondisi kronis di mana terdapat jumlah lemak tubuh berlebihan. Sejumlah
tertentu lemak tubuh diperlukan untuk menyimpan energi, menginsulasi panas, meredam
goncangan, dan fungsi lainnya (Kamus Kesehatan). Kegemukan dan obesitas merupakan
masalah gizi berlebih yang kian marak dijumpai pada anak di seluruh dunia.
Perlu kita ketahui obesitas kini menjadi masalah besar di negara-negara maju.
Sebab anak-anak yang mengalami kegemukan sudah membawa bibit penyakit. Jadi
kelebihan berat badan pada anak adalah berbahaya dan obesitas ini bisa kita sebut sebagai
penyakit.
Obesitas pada anak ini membawa bibit penyakit seperti gangguan pembuluh darah, jantung,
diabetes dan hipertensi selain itu obesitas pada anak juga akan
berdampak ketika dewasa. Berdasarkan penelitian yang dipublikasikan dalam
British Medical Journal, anak berusia sembilan tahun dengan berat badan berlebih memiliki
risiko penyakit jantung.
Resiko ini meningkat jika mereka tidak menormalkan berat badan sampai usia 15 tahun.
Timbunan lemak dalam tubuh memicu tekanan darah tinggi dan meningkatkan kadar
kolesterol darah dan insulin. Kondisi kegemukan yang dialami anak-anak sejak kecil jelas
meningkatkan resiko kematian dini.
Angka kejadian overweight dan obesitas anak secara global meningkat dari 4,2% pada
tahun 1990 menjadi 6,7% pada tahun 2010. Kecenderungan ini diperkirakan akan mencapai
9,1 % atau 60 juta ditahun 2020. Di Indonesia, berdasarkan Riset Kesehatan Dasar
(Riskesdas) 2013, secara nasional menunjukkan bahwa masalah overweight dan obesitas
pada anak umur 5 sampai 12 tahun berturut-turut sebesar 10,8% dan 8,8%, sudah
mendekati perkiraan angka dunia di tahun 2020. Peningkatan obesitas tersebut di sertai
dengan peningkatan ko-morbiditas yang berpotensi menjadi penyakit degeneratif di
kemudian hari misalnya penyakit jantung koroner, hipertensi, DM Tipe 2, dll.
Berdasarkan data yang ditemukan pada Riskesdas 2013, beberapa penelitian yang
telah dilakukan mengenai prevalensi anak dan remaja obes serta komorbiditas yang
menyertai di Indonesia, dan kecenderungan anak obes menjadi dewasa obes yang
diperberat dengan kejadian obesitas pada orangtua, oleh karena itu peran orangtua sangat
penting dalam pencegahan obesitas pada anak.
B. Tujuan
1. Tujuan intruksional Umum
Setelah dilakukan promosi gizi, orang tua dapat memahami tentang obesitas dan
pencegahan obesitas pada anak.
2. Tujuan pembelajaran Khusus
Setelah diberikan penjelasan, diharapkan :
1. Mampu menjelaskan Pengertian obesitas pada anak
2. Mampu mendeteksi obesitas pada anak
3. Mengetahui akibat obesitas pada anak
4. Mengetahui penyebab obesitas
5. Mengetahui pencegahan obesitas pada anak
6. Mengetahui tips mengurangi berat badan bagi obesitas
7. Mengetahui menu dan makanan yang dianjurkan
C. Pokok Materi Penyuluhan
1. Pengertian obesitas pada anak
2. Ciri obesitas pada anak
3. Penyebab obesitas
4. Dampak obesitas pada anak
5. Mengatasi obesitas pada anak
6. Diet untuk anak obesitas
7. Menu dan Makanan yang dianjurkan pada anak obesitas
A. Kegiatan Penyuluhan
NO WAKTU KEGIATAN PENYULUHAN KEGIATAN
PESERTA
1 5 menit Pembukaan
a. Membuka kegiatan dengana. Menjawab salam
mengucapkan salam b. Mendengarkan
b. Memperkenalkan diri pembukaan .
c. Menjelaskan tujuan dari
penyuluhan
d. Menyebutkan materi yang
akan diberikan
e. Menyampaikan kontrak
waktu
2 5 menit Pelaksanaan Mendengarkan dan
Penyampaian materi oleh memberikan umpan
pemateri: balik tehadap materi
a. Menggali pengetahuan yang disampaikan.
peserta tentang obesitas
1. Mampu menjelaskan
Pengertian obesitas pada
anak
2. Mampu menyebutkan ciri
obesitas pada anak
3. Mengetahui penyebab
obesitas pada anak
4. Mengetahui dampak
obesitas pada anak
5. Mengetahui cara
mengatasi obesitas pada
anak
6. Mengetahui diet obesitas
pada anak
7. Mengetahui menu untuk
anak obesitas
G. Media
Media promosi kesehatan yang digunakan pada penyuluhan ini berupa:
1. Leaflet
H. Evaluasi
Evaluasi peserta
1. Apakah pengertian dari Obesitas?
Jawaban : Obesitas adalah kondisi kronis di mana terdapat jumlah lemak tubuh berlebihan.
2. Apa ciri obesitas pada anak?
Jawaban : badan besar tidak sesuai umur, lebih dari ukuran normal, bentuk wajah
bentuk muka anak yang obesitas udak proporsional, hidung dan mulut relatif kecil, dagu
ganda, lipatan tubuh, alat kelamin kecil pada anak laki-laki yang obesitas.
3. Bagaimana cara pencegahan obesitas pada anak ?
Jawaban : mulai dengan asi eksklusif, makanan yang sehat dan seimbang, lakukan kegiatan
fisik minimal 20-30 menit per hari
I. Daftar Pustaka
Ginanjar, Genis. 2009. Obesitas pada Anak. Jakarta: Mizan
IDAI. 2014. Diagnosis, Tata Laksana dan Pencegahan Obesitas pada Anak dan Remaja.
Jakarta: UKK Nutrisi dan Penyakit Metabolik
Soetjiningsih. 1995. Tumbuh Kembang Anak. Jakarta: EGC
Lampiran
3. Modifikasi perilaku
Tata laksana diet dan latihan fisis merupakan komponen yang efektif untuk pengobatan,
serta menjadi perhatian paling besar bagi ahli fisiologi untuk memperoleh perubahan makan
dan aktivitas perilakunya.Oleh karena prioritas utama adalah perubahan perilaku, maka
perlu menghadirkan peran orangtua sebagai komponen intervensi.
Beberapa cara pengubahan perilaku berdasarkan metode food rules diantaranya adalah
a. Pengawasan sendiri terhadap berat badan, masukan makanan, dan aktivitas fisis, serta
mencatat perkembangannya
b. Kontrol terhadap rangsangan/stimulus, misalnya pada saat menonton televisi diusahakan
untuk tidak makan karena menonton televisi dapat menjadi pencetus makan. Orangtua
diharapkan dapat meniadakan semua stimulus di sekitar anak yang dapat merangsang
keinginan untuk makan
c. Mengubah perilaku makan, misalnya belajar mengontrol porsi dan jenis makanan yang
dikonsumsi, serta mengurangi makanan camilan
d. Penghargaan, yaitu orangtua dianjurkan untuk memberikan dorongan, pujian terhadap
keberhasilan atau perilaku sehat yang diperlihatkan anaknya, misalnya makan makanan
menu baru yang sesuai dengan program gizi yang diberikan, berat badan turun, dan mau
melakukan olahraga
e. Pengendalian diri, misalnya dapat mengatasi masalah apabila menghadapi rencana
bepergian atau pertemuan sosial yang memberikan risiko untuk makan terlalu banyak, yaitu
dengan memilih makanan yang berkalori rendah atau mengimbanginya dengan melakukan
latihan tambahan untuk membakar energi
Pada obesitas sedang dan tanpa penyakit penyerta, diberikan diet seimbang rendah kalori
dengan pengurangan asupan kalori sebesar 30%. Sedang pada obesitas berat (IMT > 97
persentile) dan yang disertai penyakit penyerta, diberikan diet dengan kalori sangat rendah
(very low calorie diet).
Sesuaikan porsi makan dengan piramida makanan anak, yakni panduan pola makan
sehari-hari untuk anak usia 2-6 tahun.
Biasakan anak menyenangi aktivitas fisik untuk membakar kalori. Misalnya, bermain
petak umpet, berenang dan bermain bola yang dilakukan bersama orang tua atau
teman.
Contoh menu sehari balita usia 3 tahun:
Makan Siang :
Sore:
Nasi 100 gr
Ikan Grill Bumbu Teriyaki
Tahu Tim
Sup Sayuran 1 mangkuk kecil
Buah Pepaya Potong
Pola makan yang dianjurkan adalah pola makan gizi seimbang, yaitu mengkonsumsi
bervariasi makanan dengan porsi sesuai kebutuhan tubuhnya. Sebagai panduan,
berdasarkan angka kecukupan gizi bagi orang Indonesia, rata-rata anak usia 4-6 tahun
tersebut membutuhkan zat gizi sebagai berikut:
• Energi: 1.550 kkal
• Protein: 39 gram
• Kalsium 500 mg
• Zat besi 9 mg