A. Latar Belakang
Obesitas adalah kondisi kronis di mana terdapat jumlah lemak tubuh berlebihan. Sejumlah
tertentu lemak tubuh diperlukan untuk menyimpan energi, menginsulasi panas, meredam
goncangan, dan fungsi lainnya (Kamus Kesehatan). Kegemukan dan obesitas merupakan
masalah gizi berlebih yang kian marak dijumpai pada anak di seluruh dunia. Kegemukan dan
obesitas pada anak merupakan konsekuensi dari asupan kalori(energi) yang melebihi jumlah
kalori yang dilepaskan atau dibakar melalui proses metabolisme di dalam tubuh.
Angka kejadian overweight dan obesitas anak secara global meningkat dari 4,2% pada tahun
1990 menjadi 6,7% pada tahun 2010. Kecenderungan ini diperkirakan akan mencapai 9,1 % atau
60 juta ditahun 2020. Di Indonesia, berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013, secara
nasional menunjukkan bahwa masalah overweight dan obesitas pada anak umur 5 sampai 12
tahun berturut-turut sebesar 10,8% dan 8,8%, sudah mendekati perkiraan angka dunia di tahun
2020. Peningkatan obesitas tersebut di sertai dengan peningkatan ko-morbiditas yang berpotensi
menjadi penyakit degeneratif di kemudian hari misalnya penyakit jantung koroner, hipertensi,
DM Tipe 2, dll.
Berdasarkan data yang ditemukan pada Riskesdas 2013,
201 3, beberapa penelitian yang telah
dilakukan mengenai prevalensi anak dan remaja obes serta komorbiditas yang menyertai
diIndonesia, dan kecenderungan anak
an ak obes menjadi dewasa obes yang diperberat dengan
kejadian obesitas pada orangtua, oleh karena itu peran orangtua sangat penting dalam
pencegahan obesitas pada anak.
B. Tujuan
1. Tujuan intruksional Umum
Setelah dilakukan promosi kesehatan, orang tua dapat memahami tentang obesitas dan
pencegahan obesitas pada anak.
2. Tujuan pembelajaran Khusus
Setelah diberikan penjelasan, diharapkan :
a. Dapat menjelaskan tentang pengertian obesitas
b. Dapat menyebutkan ciri-ciri obesitas pada anak
c. Dapat menyebutkan faktor penyebab obesitas
d. Dapat menjelaskan dampak dari obesitas anak
e. Dapat menentukan cara mengatasi obesitas anak
C. Pokok Materi Penyuluhan
1. Pengertian obesitas pada anak
2. Ciri-ciri obesitas pada anak
3. Faktor penyebab obesitas pada anak
4. Dampak dari obesitas pada anak
5. Mengatasi obesitas pada anak
A. Kegiatan Penyuluhan
G. Media
Media promosi kesehatan yang digunakan pada penyuluhan ini berupa:
1. Leaflet
2. Lembar balik
H. Evaluasi
Evaluasi peserta
1. Apakah pengertian dari Obesitas?
Jawaban : Obesitas adalah kondisi kronis di mana terdapat jumlah lemak tubuh berlebihan.
2. Apa ciri obesitas pada anak?
Jawaban : badan besar tidak sesuai umur, lebih dari ukuran normal, bentuk wajah
bentuk muka anak yang obesitas udak proporsional, hidung dan mulut relatif kecil, dagu ganda,
lipatan tubuh, alat kelamin kecil pada anak laki-laki yang obesitas.
3. Bagaimana cara pencegahan obesitas pada anak ?
Jawaban : mulai dengan asi eksklusif, makanan yang sehat dan seimbang, lakukan kegiatan fisik
minimal 20-30 menit per hari
Evaluasi penyuluhan
1. Evaluasi Struktur
a. Penyelenggaraan penyuluhan obesitas pada anak ditempat penyuluhan warga Bojong Kenyot.
b. Pelaksanaan penyuluhan obesitas pada anak sudah dikonsulkan dengan pembimbing.
c. Peserta hadir tepat waktu ditempat pelaksanaan penyuluhan
d. Peserta mengisi lembar absensi.
2. Evaluasi Proses
a. Peralatan untuk penyuluhan keluarga berencana telah dipersiapkan sebelum acara dimulai.
b. Peserta aktif bertanya
c. Tidak ada peserta yang meninggalkan ruangan tanpa alasan yang tidak jelas.
3. Evaluasi Hasil
70% peserta memahami
memah ami materi yang telah disampaikan meliputi pengertian, ciri-ciri, faktor
penyebab, dampak dari obesitas pada anak, pencegahan
pencegah an obesitas pada anak.
I. Daftar Pustaka
Ginanjar, Genis. 2009. Obesitas pada Anak. Jakarta: Mizan
IDAI. 2014. Diagnosis, Tata Laksana dan Pencegahan Obesitas pada Anak dan Remaja. Jakarta: UKK
Nutrisi dan Penyakit Metabolik
Soetjiningsih. 1995. Tumbuh Kembang Anak. Jakarta: EGC
Lampiran
A. Pengertian Obesitas
Obesitas adalah kondisi kronis di mana terdapat jumlah lemak tubuh berlebihan. Sejumlah
tertentu lemak tubuh diperlukan untuk menyimpan energi, menginsulasi panas, meredam
goncangan, dan fungsi lainnya (Kamus Kesehatan). Kegemukan dan obesitas merupakan
masalah gizi berlebih yang kian marak dijumpai pada anak di seluruh dunia. Kegemukan dan
obesitas pada anak merupakan konsekuensi dari asupan kalori (energi) yang melebihi jumlah
kalori yang dilepaskan atau dibakar melalui proses metabolisme di dalam tubuh.(Ginanjar :
B. Ciri Obesitas pada Anak
1. Badan Besar Tidak Sesuai Umur
Biasanya anak yang mengalami obesitas akan terlihat lebih besar dan gemuk, ukuran tubuh ini
tidak sesuai dengan usia yang mereka miliki. Segera konsultasikan pada dokter jika Si Kecil
memiliki tubuh yang gemuk dan besar untuk memastikan apakah ia mengalami obesitas atau
bukan.
2. Lebih dari Ukuran Normal
Jika Si Kecil mengalami kenaikan berat badan secara signifikan dalam kurun waktu 3 bulan dan
kenaikannya melebihi berat badan normal pada balita, maka dapat dikatakan anak Anda
mengalami obesitas.
3. Bentuk Wajah
Bentuk muka anak yang obesitas udak proporsional, hidung dan mulut relatif kecil, dagu ganda
4. Lipatan Tubuh
Tidak hanya dilihat dari berat badan, obesitas pada anak juga dapat dilihat melalui kondisi fisik
secara lebih spesifik lagi. Contohnya adalah terdapat lipatan di beberapa bagian tubuh seperti di
bagian dagu dan perut, pipi terlihat tembem, dan leher terlihat pendek.
5. Alat Kelamin Kecil
Pada anak laki-laki yang obesitas, akan terlihat bagian dada yang lebih besar, serta alat kelamin
yang akan terlihat lebih kecil jika dibandingkan dengan anak laki-laki dengan berat badan
normal. Hal ini disebabkan karena penumpukan lemak di area alat kelamin yang menyebabkan
terhambatnya pertumbuhan alat kelamin.
Berbagai keadaan yang erat hubungannya dengan obesitas, baik yang terjadi pada masa bayi
1. Terhadap kesehatan.
Obesitas ringan sampai sedang, morbiditasnya kecil pada masa anak-anak. Tetapi bila obesitas
meningkat. Terdapat korelasi positif antara tingkat obesitas dengan berbagai penyakit
infeksi, kecuali TBC. Morbiditas dan mortalitas yang tinggi tersebut, dikaitkan dengan
2. Saluran pernafasan.
Pada bayi, obesitas merupakan resiko terjadinya infeksi saluran pernafasan bagian
b agian
bawah, karena terbatasnya kapasitas paru-paru. Adanya hipertrofi tonsil dan adenoid akan
mengakibatkan obstruksi saluran nafas bagian atas, sehingga mengakibatkan anoksia dan
saturasi oksigen rendah, yang disebut sindrom Chubby Puffer. Obstruksikronis ssaluran
aluran
pernafasan dengan hipertrofi tonsil dan adenoid. dapat mengakibatkan gangguan tidur, gejala-
gejala jantung dan kadar oksigen dalam darah yang abnormal. Keluhan lainnya adalah nafas
yang pendek.
3. Kulit
Kulit sering lecet karena gesekan. Anak merasa gerah/panas, sering disertai miliaria, maupun
4. Ortopedi.
Anak yang obesitas pergerakannya lambat. Sering terdapat kelainan ortopedi seperti Legg-
Perthee disease, genu valgum, slipped femoral capital epiphyses, tibia vara dll.
Pemberian diet seimbang sesuai requirement daily allowances (RDA) merupakan prinsip
pengaturan diet pada anak gemuk karena anak masih bertumbuh dan berkembang dengan
metodefood rules,
rules, yaitu
a. Terjadwal dengan pola makan besar 3x/hari dan camilan 2x/hari yang terjadwal (camilan
diutamakan dalam bentuk buah segar), diberikan air putih di antara jadwal makan utama dan
b. Lingkungan netral dengan cara tidak memaksa anak untuk mengonsumsi makanan tertentu dan
c. Prosedur dilakukan dengan pemberian makan sesuai dengan kebutuhan kalori yang diperoleh
dari hasil perkalian antara kebutuhan kalori berdasarkan RDA menurut height age dengan berat
diikuti dengan membuat kesepakatan bersama berapa target penurunan berat badan yang
dikehendaki.
Beberapa cara pengubahan perilaku berdasarkan metode food rules diantaranya adalah
a. Pengawasan sendiri terhadap berat badan, masukan makanan, dan aktivitas fisis, serta mencatat
perkembangannya
b. Kontrol terhadap rangsangan/stimulus, misalnya pada saat menonton televisi diusahakan untuk
tidak makan karena menonton televisi dapat menjadi pencetus makan. Orangtua diharapkan
dapat meniadakan semua stimulus di sekitar anak yang dapat merangsang keinginan untuk
makan
c. Mengubah perilaku makan, misalnya belajar mengontrol porsi dan jenis makanan yang
dikonsumsi, serta mengurangi makanan camilan
d. Penghargaan, yaitu orangtua dianjurkan untuk memberikan dorongan, pujian terhadap
keberhasilan atau perilaku sehat yang diperlihatkan anaknya, misalnya makan makanan menu
baru yang sesuai dengan program gizi yang diberikan, berat badan turun, dan mau melakukan
olahraga
e. Pengendalian diri, misalnya dapat mengatasi masalah apabila menghadapi rencana bepergian
atau pertemuan sosial yang memberikan risiko untuk makan terlalu banyak, yaitu dengan
memilih makanan yang berkalori rendah atau mengimbanginya dengan melakukan latihan
tambahan untuk membakar energi