Anda di halaman 1dari 10

SATUAN ACARA PENYULUHAN

(Penyebab dan Pencegahan Obesitas Pada Anak)

Satuan Acara Penyuluhan ini Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas
Promosi Kesehatan yang Dibimbing Oleh Erfan Roebiakto, S.KM., MS

Oleh

Muhammad Najemi Albar


NIM: P07134121035

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN BANJARMASIN


PROGRAM PENDIDIKAN TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIS
PROGRAM DIPLOMA III ANALIS KESEHATAN
BANJARBARU
2022
SATUAN ACARA PENYULUHAN
Topik : Obesitas
Pokok Bahasan : Penyebab dan Pencegahan Obesitas Pada Anak
Target/Sasaran : Orang tua dan pengasuh anak
Hari/Tanggal : Rabu, 9 Maret 2022
Waktu : 30 menit
Tempat : Desa Kota Raja

A. TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM (TIU)


Setelah mendapatkan penjelasan tentang penyakit obesitas diharapkan para
orang tua dapat mengenali gejala-gejalanya serta dapat mencegahnya dengan
mengatur nutrisi yang akan dikonsumsi oleh anak.

B. TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS (TIK)


Setelah mendapatkan penjelasan tentang obesitas diharapkan para orang tua
dapat:
1. Menjelaskan pengertian obesitas.
2. Menjelaskan penyebab obesitas.
3. Menjelaskan pencegahan yang akan dilakukan untuk meminimalisir
obesitas.
4. Menjelaskan tanda maupun gejala obesitas.
5. Menjelaskan pengobatan yang diperlukan bagi anak yang mengalami
obesitas.

C. MATERI PELAJARAN
1. Pengertian obesitas
2. Penyebab obesitas
3. Cara mencegah obesitas
4. Gejala atau tanda obesitas
5. Pengobatan bagi penderita obesitas
D. PESERTA
1. Orang tua,
2. Ibu hamil

E. METODE
1. Ceramah
2. Diskusi

F. MEDIA
1. Power Point

G. EVALUASI
1. Peserta dapat menyebutkan pengertian obesitas.
2. Peserta dapat menyebutkan penyebab obesitas.
3. Peserta dapat menyebutkan cara mencegah obesitas.
4. Peserta dapat menyebutkan gejala obesitas.
5. Peserta dapat menyebutkan cara pengobatan bagi penderita obesitas.

H. KEGIATAN PENYULUHAN
No. WAKTU KEGIATAN PENYULUHAN KEGIATAN PESERTA
Pembukaan:  
1.   Memperkenalkan diri  Menyambut salam dan
Mendengarkan
1 5 Menit 2.   Menjelaskan tujuan dari  Mendengarkan
penyuluhan.
3.   Melakukan kontrak waktu.  Mendengarkan
4.   Menyebutkan materi
penyuluhan ya ng akan  Mendengarkan
diberi kan
Pelaksanaan:
1. Menjelaskan tentang  Memperhatikan
pengertian obesitas  
2. Memberikan kesempatan pada
2 15 Menit ibu untuk bertanya
3. Menjelaskan tentang penyebab  Memperhatikan
obesitas  
4. Memberikan kesempatan pada
ibu untuk bertanya
5. Menjelaskan tentang cara  Memperhatikan
mencegah obesitas  
6.  Memberikan kesempatan pada
ibu untuk bertanya
 Memperhatikan
7. Menjelaskan tentang gejala
 
obesitas
8.  Memberikan kesempatan pada
ibu untuk bertanya
 Memperhatikan
9. Menjelaskan tentang
 
pengobatan bagi penderita
obesitas
10.Memberi kesempatan pada
ibu bertanya.
Evaluasi:  
1. Menanyakan pada ibu   Menjawab & menjelaskan
 tentang materi yang dibe-rikan pertanyaan
3 5 Menit dan reinforcement kepada
ibu bila dapat menjawab dan
menjelas kan kem bali
pertanyaan/materi
Teriminasi:  
4 5 Menit 1. Mengucapkan terima kasih Mendengarkan dan
kepada ibu-ibu  membalas salam
2. Mengucapkan salam

I. PENGORGANISASIAN DAN URAIAN TUGAS


a. Protokol/Pembawa acara
Uraian tugas:
1. Membuka acara penyuluhan, memperkenalkan diri dan tim kepada
peserta.
2. Mengatur proses dan lama penyuluhan.
3. Menutup acara penyuluhan.
b. Penyuluh/Pengajar
Uraian Tugas:
1. Menjelaskan materi penyuluhan dengan jelas dan dengan bahasa yang
mudah dipahami oleh peserta.
2. Memotivasi peserta untuk tetap aktif dan memperhatikan proses
penyuluhan.
3. Memotivasi peserta untuk bertanya.
c. Fasilitator
Uraian tugas:
1. Ikut bergabung dan duduk bersama di antara peserta.
2. Mengevaluasi peserta tentang kejelasan materi penyuluhan
3. Memotivasi peserta untuk bertanya materi yang belum jelas.
4. Menginterupsi penyuluh tentang istilah/hal-hal yang dirasa kurang jelas
bagi peserta.
d. Observer
Uraian Tugas:
1. Mencatat nama, alamat dan jumlah peserta, serta menempatkan diri
sehingga memungkinkan dapat mengamankan jalannya proses
penyuluhan.
2. Mencatat pertanyaan yang diajukan peserta.
3. Mengamati perilaku verbal dan nonverbal peserta selama proses
penyuluhan.
4. Mengevaluasi hasil penyuluhan denga rencana penyuluhan.
5. Menyampaikan evaluasi langsung kepada penyuluh yang dirasa tidak
sesuai dengan rencana penyuluhan.

DAFTAR PUSTAKA
Surudarma, I.W. (2017). OBESITAS PADA ANAK. UNUD: Bali
Pratiwi, R.W & Sapriyani. (2018). PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU TENTANG
OBESITAS PADA BALITA. Jurnal Ilmiah Kesehatan IQRA, 6(1) 1-9.
MATERI OBESITAS
A. Pengertian Obesitas
Obesitas merupakan keadaan patologis, yaitu penumpukan lemak yang
tidak normal atau berlebih yang dapat mengganggu kesehatan. Jika dibiarkan,
ada berbagai risiko penyakit yang bisa dialamai, seperti penyakit jantung,
diabetes, dan tekanan darah tinggi. Obesitas termasuk masalah kesehatan
terbesar di seluruh dunia. Selain menyebabkan masalah kesehatan, kondisi ini
juga dapat memicu gangguan psikologis, seperti stres dan depresi. Obesitas
termasuk masalah kesehatan terbesar di seluruh dunia. Selain menyebabkan
masalah kesehatan, kondisi ini juga dapat memicu gangguan psikologis, seperti
stres dan depresi. Obesitas berbeda dengan kelebihan berat badan (overweight).
Overweight yaitu kondisi kenaikan berat badan berlebih. Kondisi ini tidak
hanya disebabkan lemak berlebih, melainkan juga massa otot atau cairan dalam
tubuh.
Berdasarkan data World Health Organization di tahun 2016, ada sekitar 650
juta penduduk usia dewasa yang mengalami obesitas. Sementara di tahun 2020,
ada sekitar 39 juta anak usia di bawah 5 tahun yang menderita obesitas.

B. Penyebab Obesitas
Obesitas terjadi bila terjadi pertambahan jumlah sel lemak dan
pertambahan ukuran sel lemak. Obesitas terjadi ketika kadar kalori masuk lebih
banyak dari yang dibutuhkan oleh tubuh. Hal tersebut menyebabkan energi
menjadi berlebihan, sehingga diubah menjadi cadangan dalam bentuk lemak.
Selain itu, pengaruh genetik, perilaku dan hormonal pada berat badan juga
menjadi salah satu penyebab obesitas. Obesitas dapat ditelusuri ke penyebab
medis, seperti sindrom Prader-Willi, sindrom Cushing, penyakit dan kondisi
lainnya. Meski begitu, gangguan ini jarang terjadi. Secara umum, penyebab
utama obesitas adalah jarang beraktivitas serta pola makan dan kebiasaan
makan yang tidak sehat.
C. Upaya yang Dapat Dilakukan Untuk Mencegah Obesitas
Penanganan utama pada obesitas adalah mengatur pola makan sehat dan
sesuai dengan kebutuhan asupan kalori harian. Obesitas bisa dicegah dengan
mengatur jumlah kalori yang dikonsumsi. Kondisi ini juga dapat dicegah
dengan mengurangi asupan makanan cepat saji dan minuman yang
mengandung gula. Antje Körner, sebagai salah seorang peneliti, menyarankan
para orangtua untuk melakukan pencegahan yang tepat agar berat badan anak
tidak melonjak naik drastis seiring bertambahnya usia. Berikut ini beberapa
langkah yang bisa dicoba sedini mungkin untuk mencegah obesitas pada anak:
 Memberikan ASI Eksklusif, dinilai dapat membantu keseimbangan
persediaan energi sekaligus penyimpanan lemak dalam tubuh bayi.
 Kenalkan anak dengan beragam nutrisi penting nan sehat bagi tubuh sejak
kecil.
 Ajarkan anak untuk mengatur porsi camilan dan makanan harian sesuai
aturan, supaya tidak terlalu banyak ataupun sedikit.
 Batasi makan fast food jika anak menyukainya.
 Perhatikan apa saja makanan yang dimakan anak di luar rumah.
 Ajak anak dan anggota keluarga lainnya untuk rutin berolahraga,
setidaknya sekali dalam seminggu.

D. Tanda atau Gejala Obesitas


Obesitas bukan sekadar berat badan berlebih (overweight). Obesitas
ditandai dengan nilai indeks massa tubuh (IMT) 30 atau lebih, mudah atau
banyak berkeringat, penumpukan lemak di beberapa area tubuh, mudah lelah,
dan nyeri sendi. Pada anak-anak, obesitas umumnya ditandai dengan
penumpukan lemak di bagian payudara, sesak ketika melakukan aktivitas fisik,
dan gangguan pubertas. Obesitas tidak memiliki gejala yang pasti. Namun,
dokter akan mendiagnosis kondisi ini ketika indeks massa tubuh (IMT) Anda
30 atau lebih. Ada berbagai cara yang bisa dilakukan untuk menentukan
apakah seseorang termasuk obesitas atau tidak, yakni dengan mengukur:
 Body Mass Index (BMI)
 Lingkar pinggang
 Rasio lingkar pinggang dan panggul (RLPP)
 Tebal lipatan kulit menggunakan alat ukur yang bernama skinfold
 Kadar lemak tubuh dengan alat bioelectrical impedance analysis (BIA)
Bagi anak yang berusia kurang dari 5 tahun, berat badan ideal diukur lewat
kurva yang dirancang oleh Kementerian Kesehatan Indonesia seperti di bawah
ini:

Berat badan anak yang lebih dari rentang tersebut menandakan anak kelebihan
berat badan atau obesitas. Anak bisa disebut obesitas ketika berat badannya
lebih dari +3 SD grafik pertumbuhan. Sementara itu, dikatakan kelebihan berat
badan atau overweight adalah ketika berat badan anak lebih dari +2 SD grafik
pertumbuhan yang dibuat oleh WHO.
Untuk anak di atas 5 tahun, tanda ia mengalami obesitas bisa dilihat pada tabel
di bawah ini:

Untuk menentukan siapa saja yang masuk dalam golongan berat badan sehat
dan tidak sehat, diperlukan perhitungan BMI. Indeks massa tubuh alias BMI
membandingkan berat dengan tinggi badan anak, dihitung dengan membagi
berat badan dalam kilogram dengan tinggi badan dalam meter kuadrat. Jika
hasil perhitungan BMI anak Anda berada di rentang 23 – 29,9, ini berarti anak
Anda memiliki berat badan berlebih (kecenderungan obesitas). Sementara jika
hasil perhitungannya mencapai angka 30 ke atas, anak Anda sudah masuk ke
dalam golongan obesitas.
E. Pengobatan yang Bisa Dilakukan Bagi Penderita Obesitas
Tujuan dari pengobatan obesitas adalah menurunkan berat badan
hingga mencapai kategori ideal dan mempertahankannya. Berat badan ideal
dapat meningkatkan kesehatan secara keseluruhan dan mengurangi risiko
komplikasi. Diperlukan konsultasi dengan ahli diet atau dokter spesialis gizi
untuk memahami bagaimana mengubah kebiasaan makan. Berikut beberapa
cara yang direkomendasikan untuk mengatasi obesitas:
1. Merubah Pola Makan
Salah satu cara mengatasi obesitas yang penting yakni mengubah
kebiasaan makan, perlu bantuan dari dokter atau ahli gizi untuk
mengetahui berapa banyak kadar kalori yang dibutuhkan sesuai kondisi.
Perubahan pola makan yang drastis, seperti diet ketat, tidak dapat
membantu menjaga berat badan berlebih dalam jangka panjang. Itu
sebabnya, diperlukan program penurunan berat badan khusus untuk
meningkatkan peluang tersebut.
2. Lebih Banyak Berolahraga
Selain pola makan, juga diperlukan lebih banyak bergerak untuk
membakar kalori yang masuk ke dalam tubuh. Para penderita obesitas
disarankan untuk berolahraga intensitas sedang setidaknya 150 menit.
3. Obat Penurun Berat Badan dari Dokter
Pada dasarnya, menurunkan berat badan yang paling baik adalah
perubahan pola makan dan berolahraga. Namun, dokter mungkin akan
meresepkan obat penurun berat badan pada situasi tertentu. Obat penurun
berat badan biasanya digunakan bersama dengan pola makan, olahraga,
dan terapi perilaku. Tujuan penggunaannya adalah membantu pasien
menjalani diet rendah kalori dengan menghentikan rasa lapar.
4. Operasi
Jika berat badan 100% di atas berat badan ideal atau BMI melebihi 40 dan
gagal menerapkan metode yang disarankan, operasi mungkin akan
dilakukan. Ada sejumlah jenis operasi yang ditujukan untuk mengatasi
kegemukan, seperti:
 Operasi Bariatrik,
 Operasi Lambung,
 Operasi Lengan Lambung, Dan
 Prosedur Pada Wilayah Perut.

Anda mungkin juga menyukai