GIZI LEBIH
Dosen Pembimbing : Siti Kistimbar, SPd., Skep., Ns., Mkes
DISUSUN OLEH :
TINGKAT II-B
A. Tujuan
1. Tujuan Instruksional Umum :
Setelah mengikuti penyuluhan ini, diharapkan peserta dapat mengetahui dan
memahami tentang diet pada gizi lebih atau obesitas.
2. Tujuan Instruksional Khusus :
Setelah dilakukan penyuluhan tentang Gizi Lebih diharapkan akan mampu:
a. Menyebutkan kembali pengertian Obesitas.
b. Menyebutkan kembali Penyebab Obesitas.
c. Menyebutkan Tipe-tipe Obesitas.
d. Menyebutkan Komplikasi Obesitas
e. Menjelaskan Cara Diet Kelebihan Gizi yang baik
B. Materi Bahasan :
1. Pengertian Obesitas.
2. Penyebab Obesitas.
3. Tipe-tipe Obesitas.
4. Komplikasi Obesitas.
5. Cara Diet Kelebihan Gizi yang baik
C. Tahapan-Tahapan Penkes :
D. Materi: (terlampir)
E. Metode: Ceramah dan Tanya jawab
F. Media : PPT dan leaflet.
G. Sumber :
1.
H. Evaluasi :
1. Prosedur : Post Test
2. Bentuk : Lisan
3. Jenis : Tanya Jawab
4. Butir pertanyaan :
a. Apa yang dimaksud dengan obesitas?
b. Apa penyebab obesitas?
c. Sebutkan tipe-tipe obesitas!
d. Apa contoh komplikasi obesitas?
e. Bagaimana cara diet kelebihan gizi yang baik?
1. Pengertian Obesitas
Obesitas adalah kelebihan berat badan sebagai akibat dari penimbunan lemak tubuh
yang berlebihan. Setiap orang memerlukan sejumlah lemak tubuh untuk menyimpan
energi. Obesitas merupakan penyakit multifaktorial yang diduga bahwa sebagian besar
obesitas disebabkan oleh karena interaksi antara faktor genetik dan faktor lingkungan,
antara lain aktivitas fisik,gaya hidup, sosial ekonomi dan nutrisional yaitu perilaku
makan dan pemberian makanan padat terlalu dini pada bayi (Nugraha, 2009).
2. Penyebab Obesitas
A. Genetik
Kegemukan dapat diturunkan dari generasi sebelumnya pada generasi
berikutnya di dalam sebuah keluarga. Itulah sebabnya kita seringkali menjumpai
orangtua yang gemuk cenderung memiliki anak-anak yang gemuk pula. Dalam hal
ini nampaknya faktor genetik telah ikut campur dalam menentukan jumlah unsur sel
lemak dalam tubuh. Hal ini dimungkinkan karena pada saat ibu yang obesitas
sedang hamil maka unsur sel lemak yang berjumlah besar dan melebihi ukuran
normal, secara otomatis akan diturunkan kepada sang bayi selama dalam kandungan.
Maka tidak heranlah bila bayi yang lahirpun memiliki unsur lemak tubuh yang
relatif sama besar. Penelitian terbaru menunjukkan bahwa rata-rata faktor genetik
memberi pengaruh sebesar 33% terhadap berat badan seseorang.
B. Faktor lingkungan
C. Kurang olahraga
D. Faktor obat-obatan
Misalnya obat anti depresi, obat penggemuk, itu banyak menyebabkan berat
badan menambah.
E. Faktor emosional
Tipe seperti ini biasanya terdapat pada pria. Dimanan lemak tertumpuk disekitar perut .
resiko kesehatan pada tipe ini lebih tinggi dibandingkan tipe buah pear (Gynoid)
Tipe ini cenderung dimiliki oleh wanita, lemak yang ada disimpan disekitar pinggul
dan bokong. Resiko terhadap penyakit pada tipe gynoid umumnya kecil.
Cirri dari tipe ini adalah “ besar di seluruh bagian badan “. Tipe Ovid umumnya terdapat pada orang-
orang yang gemuk secara genetik.
Tipe hiperlastik
Tipe hiperlastik merupakan kegemukan yang disebabkan oleh jumlah sel lemak lebih banyak
dibandingkan dengan kondisi normal. Ukuran sel lemak tersebut masih sesuai dengan ukuran sel
yang normal.
Kegemukan tipe hiperlastik biasanya terjadi sejak masa anak-anak dan sulit untuk diturunkan keberat
badan normal.
Bila terjadi penurunan berat badan sifatnya hanya sementara dan kondisi tubuh akan mudah kembali
ke keadaan semula.
Tipe Hipertropik
Kegemukan yang termasuk dalam tipe ini mempunyai jumlah sel yang normal, tetapi ukuran sel lebih
besar dari ukuran sel lebih besar dari ukuran normal.
Kegemukan ini biasanya terjadi darah tinggi. Pada orang dewasa dan relatif lebih mudah menurunkan
berat badan disbanding tipe hiperlastik.
Kegemukan tipe ini mempunyai resiko lebih mudah terserang penyakit gula.
Tipe hiperlastik-hipertropik
Kegemukan tipe ini jumlah maupun ukuran sel yang tredapat pada tubuh seseorang melebihi ukuran
normal.
Proses kegemukan dimulai sejak masa anak-anak dan berlangsung terus hingga dewasa.
Mereka yang mengalami kegemukan tipe ini paling sukar menurunkan berat tubuh.
Cara Pemakaian :
Dosis didasarkan pada kondisi medis, respon terhadap pengobatan, usia, dan obat-
obatan lain yang mungkin di minum. Pastikan untuk memberi tahu dokter dan
apoteker tentang semua produk yang digunakan (termasuk obat resep, obat nonresep,
dan produk herbal). Untuk mengurangi risiko efek samping, dokter mungkin mulai
mengarahkan pada dosis rendah dan secara bertahap meningkatkan dosis. Ikuti
petunjuk dokter dengan hati-hati. Jangan meningkatkan dosis atau menggunakan obat
ini lebih sering atau lebih lama dari yang ditentukan. Kondis tidak akan meningkatkan
lebih cepat, tetapi risiko efek samping akan meningkat. Ambil obat ini secara teratur
untuk mendapatkan manfaat optimal. Perlu diingat untuk menggunakan obat pada
waktu yang sama setiap hari.
Penting untuk terus minum obat ini bahkan jika Anda merasa sudah baikan. Jangan
berhenti minum obat ini tanpa berkonsultasi dengan dokter Anda. Beberapa kondisi
bisa menjadi lebih buruk ketika obat ini tiba-tiba dihentikan. Juga, Anda mungkin
mengalami gejala seperti perubahan suasana hati, sakit kepala, kelelahan, perubahan
pola tidur, dan perasaan terkejut mirip dengan sengatan listrik. Untuk mencegah
gejala-gejala ini saat Anda menghentikan pengobatan dengan obat ini, dokter dapat
mengurangi dosis secara bertahap. Konsultasikan dengan dokter atau apoteker untuk
lebih jelasnya. segera laporkan jika terjadi gejala baru atau gejala yang memburuk.
Bisa memakan waktu hingga beberapa minggu sebelum Anda mendapatkan manfaat
penuh dari obat ini.
Efek samping yang sering dan mungkin terjadi pada pasien pertama kali menggunakan
paroxetine adalah:
Impotensi, kesulitan mengalami orgasme, penurunan keinginan seksual
Mulut kering, sering menguap
Sembelit dan kehilangan nafsu makan
Gangguan masalah tidur (insomnia)
Keringat, cepat, gemetar
Lelah, ngantuk, pusing
Penurunan daya lihat
Efek serius yang juga mungkin terjadi adalah:
Reaksi kulit yang buruk - kulit rasa panas dan kelupas, demam, sakit tenggorokan,
bengkak pada wajah dan lidah, rasa terbakar pada mata, kulit rasa sakit yang diikuti
oleh ruam merah atau ungu yang menyebar pada bagian wajah atau tubuh bagian atas.
Reaksi tegang yang parah - pingsan, gemetar, detak jantung yang cepat atau tidak
beraturan, bingung, keringat, demam, otot kaku.
Tingat sorotonin tinggi dalam tubuh - merasa terganggu, halusinasi, demam, mual,
muntah, diare, hilang kordinasi, pingsan
Mudah memar, pendarahan tidak normal pada dubur, vagina, mulut atau hidung, atau
batuk berdarah
Perubahan nafsu makan atau berat badan
Sakit yang tidak biasa pada tulang, bengkak, memar
Penglihatan kabur, penglihatan menyempit, sakit mata atau bengkak, melihat
lingkaran cahaya saat melihat sinar
Pikiran kacau, pengurangan kebutuhan untuk tidur, merasa sangat senang atau sening,
lebih sering berbicara daripada biasanya
Beberapa pasien usia muda yang mengosumsi obat anti depresi dapat mengalami
keinginan untuk bunuh diri. Pasien harus mengunjungi dokter secara berkala saat
sedang dalam pengobatan dan orang sekeliling harus waspada dengan perubahan
perilaku pasien.
Penggunaan paroxetine selama kehamilan dapat mengakibatkan masalah pada paru-
paru, cacat jantung atau komplikasi lainnya pada bayi. Namun gangguan depresi
mungkin akan kembali jika pasien berhenti menggunakan anti depresi, beritahu dokter
segera jika pasien hamil.
Evaluasi
1. Apa yang dimaksud dengan obat anti depresan?
2. Apa kegunaan dari obat Paroxetine?
3. Sebutkan beberapa efek samping dari penggunaan obat Paroxetine.
4. Apa saja efek serius dari obat Paroxetine.
5. Bagaimana peran perawat dalam pemberian obat?