Anda di halaman 1dari 7

SATUAN ACARA BERMAIN (SAB)

PLASTISIN

Disusun Oleh :
WULAN SARI
P1337420418032
1B

PRODI DIII KEPERAWATAN BLORA


POLTEKKES KEMENKES SEMARANG
2019
SATUAN ACARA BERMAIN (SAB)

Pokok Bahasan : Terapi Bermain

Sub pokok bahasan : Bermain Plastisin

Sasaran : Anak usia pra-sekolah Ruang Flamboyan RSUD.Dr.R


Soedjati Purwodadi

Waktu Pelaksanaan : Kamis, 04 Juli 2019

Jumlah Anak : 3 – 6 orang

Waktu Bermain : 40 menit

Pelaksana : Mahasiswa Poltekkes Kemenkes Semarang

Tempat : Ruang Flamboyan RSUD.Dr.R Soedjati Purwodadi

A. Tujuan
1. Tujuan Intruksional Umum
Setelah dilakukan terapi bermain selama kurang lebih 40 menit diharapkan anak
dapat terstimulasi kemampuan motorik dan kreativitasnya.
2. Tujuan Intruksional Khusus :
a. Anak dapat melakukan interaksi dan bersosialisasi dengan teman sesamanya
b. Menurunkan perasaan hospitalisasi
c. Dapat beradaptasi dengan efektif terhadap stress karena penyakit dan dirawat
d. Meningkatkan latihan konsentrasi
e. Mengurangi rasa takut dengan tenaga kesehatan
f. Melanjutkan perkembangan ketrampilan motorik halus
g. Kesempatan untuk belajar mengenal bentuk dan warna beberapa alat permainan
B. Materi Bahasan
1. Pengertian bermain
2. Pengertian Pre School
3. Bermain plastisin
4. Manfaat bermain plastisin

C. Rencana Pelaksanaan
Fase Kegiatan Respon Waktu
Persiapan - Kontrak waktu dengan anak/ - Orang tua & anak 5 menit
orang tua menyetujui akan
- Kontrak waktu dengan dilaksankan terapi
perawat bermain
- Perawat menyetujui
akan dilakukan terapi
bermain

Orientasi 1. Persiapan alat dan ruangan 1. Ruangan sudah 10 menit


2. Anak dikumpulkan di tempat tersedia dan peralatan
yang sudah disediakan bila sudah lengkap
memungkinkan ditempatnya
3. Perkenalan dengan sesama 2. Anak datang pada
anak, dan petugas tempat terapi bermain
4. Menjelaskan maksud dan tepat pada waktunya
tujuan kepada anak mengenai 3. Anak memperhatikan
permainan yang akan dari perkenalan
dilaksanakan petugas
4. Anak memperhatikan
saat petugas
menjelaskan
maksud dan tujuan
kepada anak
mengenai permainan

Kerja 1. Mengatur posisi anak di 1. Anak duduk dengan 20 menit


tempat masing-masing tenang
2. Membagi alat permainan 2. Anak menerima
3. Perawat mengawasi saat anak mainan
bermain 3. Anak terpantau
4. Memberikan reward pada dengan baik
anak yang dapat 4. Anak dapat
menyebutkan nama hewan menyebutkan nama
5. Mulai membentuk plastisin hewan yang ada pada
sesui imajinasi anak poster
5. Anak mampu
membentuk plastisin
sesuai keinginannya.
Terminasi 1. Ucapan terima kasih kepada Anak tampak senang 5 menit
anak
2. Penutup

D. Materi : (terlampir)
E. Metode yang digunakan  : Ceramah, Bermain bersama
F. Evaluasi

Yang dievaluasi  dalam kegiatan ini adalah:

 Persiapan
 Kesiapan alat-alat permainan dan ruangan untuk bermain
 Kesiapan peserta dalam mengikuti permainan
 Ketepatan waktu
 Proses.
 Kemampuan leader memimpin permainan
 Kemampuan fasilitator dalam memfasilitasi anak
 Respon anak selama bermain (kontak mata, kehadiran penuh, antusiasme anak
selama bermain)
 Hasil
Kesan –kesananak setelah melakukan terapi bermain
Lampiran Materi
1. Pengertian Bermain
a. Menurut Hurlock (1999) bermain adalah kegiatan yang dilakuukan untuk
kesenangan yang ditimbulkan tanpa mempertimbangkan hasil akhir, bermain
dilakukan secara sukarela dan tidak ada paksaan atau tekanan dari luar atau
kewajiban.
b. Menurut Depkes RI (1993) bermain merupakan kesibukan anak, layaknya
seperti bekerja bagi orang dewasa , dilakukans secara sukarela untuk memperoleh
kesenangan.
c. Menurut Foster (1999) bermain adalah kegiatan yang dilakukan sesuai dengan
keinginan sendiri untuk memperoleh kesenangan.
d. Jadi bermain merupakan kegiatan yang dilakukan secara sukarela untuk
memperoleh kesenangan.
2. Pengertian Pre School
Menurut Joyce Engel (1999), yang dikatakan anak usia pra sekolah adalah anak-anak
yang berusia berkisar 3-6 tahun. Ada beberapa aspek yang perlu diperhatikan untuk
mengukur tingkat pertumbuhan dan perkembangan anak. Anak usia pra sekolah
adalah anak yang berusia antara 3-6 tahun ( Wong, 2000), anak usia prasekolah
memiliki karakteristik tersendiri dalam segi pertumbuhan dan perkembangannya.
Dalam hal pertumbuhan, Secara fisik anak pada tahun ketiga terjadi penambahan BB
1,8 s/d 2,7 kg dan rata-rata BB 14,6 kg. Penambahan TB berkisar antara 7,5 cm dan
TB rata-rata 95 cm.
3. Plastisin
Plastisin adalah bahan terbaik yang digunakan untuk belajar dengan anak-anak karena
plastisin dapat digunakan untuk mengajak dan untuk terapi. Kebanyakan anak-anak
menemukan bahwa teksture dari plastisin itu sendiri yang menyenangkan untuk di
sentuh dan di manipulasi atau dirubah. Ini amatlah mudah untuk membentuk sesuatu
dengan plastisin dan merubahnya menjadi bentuk, ukuran, dan tampilan yang lain.
Kebanyakan anak-anak telah siap memakai plastisin dan mereka asik dalam perasaan,
memukul-mukul plastisin, menekan plastisin, melumpuri plastisin, dan memotong
plastisin. Mereka memperoleh tentang pengalaman yang menyenangkan, memuaskan.
Kebanyakan, plastisin hampir seperti perluasan dari anak-anak, seperti sudah menjadi
bagian dari mereka.
Plastisin memungkinkan anak untuk menjadi kreatif. Selama aktivitas kreatifnya, dari
dalam emosi anak memungkinkan untuk muncul dan mengalami sesuatu yang jelas
dari aktivitas tersebut. Plastisin membolehkan anak untuk mengekspresikan
emosinya : seorang anak mungkin dengan tenang membanting plastisin, atau dengan
agresif memukul plastisin, atau menarik plastisin sehingga terpisah seperti sedang
frustasi. Emosi-emosi demikian yang mana seorang anak sedang memegang plastisin,
mungkin dijelaskan dari sisi terluar, dan dengan efek pencuci perut. Karena potongan
plastisin ini membuat plastisin lebih mudah untuk mengubah menjadi potongan yang
baru, medium ini mengajak anak untuk melanjutkan belajar mereka dengan
mengembangkan tema-tema yang ada dan menjelajahi atau mengembangkan tema-
tema yang baru.
Plastisin adalah bahan tiga dimensi. Ini membolehkan anak untuk memiliki kebebasan
untuk berkreativitas yang lebih daripada ketika mereka dengan dua dimensi seperti
melukis atau ketika menggambar. Dengan plastisin, anak dengan bebas dapat
menciptakan potongan-potongan plastisin menjadi hali yang realistis, imajinasi atau
simbolik. Contohnya misal seperti, seorang anak menciptakan potongan plastisin
tersebut menjadi replica monster. Potongan ini, mewakili monster, terlihat nyata, dan
terlihat seperti binatang, atau dapat terlihat seperti tokoh fantasi, atau mungkin
potongan itu merupakan suatu symbol yang khusus, atau bahkan mungkin hanya
potongan yang dibentuk kasar.
Belajar dengan plastisin bisa mendapatkan balasan yang khusus untuk anak-anak yang
mana mereka merasakan tidak mencukupi tentang kemampuan kreativitas mereka,
karena plastisin merupakan bahan yang dapat digunakan dengan kemampuan yang
kecil ini memiliki kemungkinan kegagalan yang kecil. Konselor tidak memerlukan
untuk membantu harapan-harapan atau peraturan-peraturan, sehingga anak dapat
merasakan kebebasan untuk mengekspresikan kondisinya saat itu dengan bentuk
pengalaman-pengalaman dari dalam tanpa pengendalian yang tida diperlukan.
Karena plastisin merangsang indera peraba dan kinestetik, ini membolehkan anak-
anak yang tertutup atau pendiam mengenai pengalaman sensorik dan emosinya
dengan cara memainkan plastisin-plastisin itu lagi. Seperti anak-anak dengan menjadi
digunakan sepenuhnya dalam belajar dengan plastisin, dengan sensitive bertambahnya
reaksi kinestetiknya mungkin itu merupakan hasil yang bermanfaat yaitu ungkapan
emosi. Konselor bias mengharapkan untuk melihat tingkah laku seperti
membayangkan proses yang ada dalam diri anak-anak. Konselor membutuhkan
observasi mengenai respon non verbal dan verbal dari anak-anak, dan juga merespon
pada mereka dengan menggunakan sikap atau cara-cara konseling yang tepat.
4. Manfaat bermain Plastisin
a. Hal-hal yang bisa diperoleh dari bermain dengan plastisin secara individu dan dalam
kelompok yaitu :
 Membantu anak untuk menceritakan dan berbagi tentang ceritanya dengan
menggunakan plastisin sebagai ilustrasi dalam ceritanya
 Memungkinkan anak untuk memikirkan tentang rencana yang mengandung
perasaan-perasaan lewat plastisin sehingga mereka bisa merasa diakui dan
memiliki
 Membantu anak untuk mengenali dan mengetahui hal-hal yang sedang terjadi
 Membantu anak untuk menyelidiki hubungan dan untuk mengembangkan
wawasan ke dalam hubungan dengan orang lain
 Memungkinkan anak memperoleh pengalaman dan kepuasan dalam pemenuhan
tugas kreativitas
b. Hal-hal yang bisa diperoleh dari bermain dengan plastisin dalam kelompok :
 Membantu anak memperoleh wawasan dan memahami dengan yang lainnya
 Dapat menambah rasa individu setiap anak termasuk kelompok
 Membantu anak untuk menemukan konsekuensi dari tingkah laku setiap anak
ketika di dalam kelompok.

Anda mungkin juga menyukai