Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PENDAHULUAN dan KONSEP ASUHAN

KEPERAWATAN HERNIA

Disusun oleh :

Belya Meirose Putri Chantika

P1337420418081

2A

POLTEKKES SEMARANG
2019/2020
LAPORAN PENDAHULUAN HERNIA

A. PENGERTIAN
Hernia adalah penonjolan isi suatu rongga melalui defek atau bagian lemah
dari dinding rongga bersangkutan. Pada hernia abdomen isi perut menonjol melalui
defek atau bagian lemah dari lapisan dinding perut (Sjamsuhidayat, 2004).
Hernia merupakan prostrusi atau penjolan isi suatu rongga melalui defek atau
bagian lemah dari dinding rongga bersangkutan (NANDA NIC-NOC Jilid 2)
Hernia adalah proporsi abnormal organ jaringan atau bagian organ melalui
stuktur yang secara normal berisi bagian ini. Hernia paling sering terjadi pada rongga
abdomen sebagai akibat dari kelemahan muskular abdomen konginental atau didapat
(Ester, 2004).
Hernia adalah menonjolnya suatu organ atau struktur organ dari tempatnya
yang normal melalui sebuah defek kongenital atau yang didapat (Long, 2002).

B. ETIOLOGI
Penyebab penyakit Hernia dapat diakibatkan beberapa hal seperti :
1. Kongenital disebabkan kelemahan pada otot merupakan salah satu faktor resiko
yang  berhubungan dengan faktor peningkatan tekanan intra abdomen. Kelemahan
otot tidak dapat dicegah dengan cara olahraga atau latihan-latihan.
2. Obesitas adalah salah satu penyebab peningkatan tekanan intra-abdomen karena
banyaknya lemak yang tersumbat dan perlahan-lahan mendorong peritoneum. Hal
ini dapat dicegah dengan pengontrolan berat badan.
3. Pada Ibu hamil biasanya ada tekanan intra-abdomen yang meningkat terutama
pada daerah rahim dan sekitarnya.
4. Mengedan juga dapat menyebabkan peningkatan tekanan intra-abdomen.
5. Dan terlalu seringnya mengangkat beban berat.
6. Keturunan
7. Penyakit penyerta

C. MANIFESTASI KLINIS
1. Berupa benjolan keluar masuk/keras dan yangtersering tampak benjolan di lipat
paha.
2. Adanya rasa nyeri pada daerah benjolan bila isinya terjepit disertai rasa mual.
3. Terdapat gejalamual dan muntah atau distensi bila telah ada komplikasi
4. Bila terjati hernia ingualis stragulata perasaan sakitakan bertambah hebat serta
kulit diatasnyamenjadi merah dan panas.
5. Terdapat keluhan kencing berupa disuria pada hernia femoralis yang berisi
kandung kencing.
6. Bila pasien mengejan atas batuk maka benjolan benjolan hernia akan bertambah
besar.

D. PATOFISIOLOGI

Menrurut Long C, Barbara, Perawatan Medikal Bedah, Jilid 2, 1996. Hernia


diklasifikasikan menurut lokasi dimana mereka muncul. Sekitar 75% Hernia terjadi
di pangkal paha.ini juga dikenal sebagai hernia inguinalis atau femoralis. Sekitar 10%
adalah hernia ventral atau insisional dinding abdomen. 3% adalah hernia umbilikalis.
Beberapa jenis hernia sering sekali tidak menimbulkan gejala, hernia inguinalis salah
satunya. Hanya saja mungkin bengkak,benjolan, dan tonjolan diselangkangan
terutama dengan mengangkat atau tegang. Jika hernia inguinalis dapat
dikembalikan,isi kantung kembali ke rongga perut, baik secara spontan sebagai
tekanan intra-abdomen berkurang. Bebera pakomplikasi yang terkait dengan hernia
direduksi seperti obstruksi dan cekikan. Obstruksi terjadi ketika lumen usus yang
terkandung dalam hernia menjadi tersumbat, sangat mirip dengan Crimping dari
sebuah selang.
Jika suplai darah ke isi hernia terganggu, hasilnya adalah hernia terjepit. Komplikasi
ini dapat mengakibatkan infark usus yang terkena bencana dengan rasa sakit yang
parah dan perforasi dengan kontaminasi dari rongga paritoneal. Perwujudan hernia
terjepit seperti nyeri dan distensi perut,mual,muntah, takikardia, dan demam.
Pembedahan sering dilakukan terhadan hernia yang besar atau terdapat resiko tinggi
untukterjadi inkarserasi. Suatu tindakan herniorraphy terdiri atas menjepit defek di
dalam fascia. Akibat darikeadaan post operatif seperti peradangan, edema dan
perdarahan, sering terjadi pembengkakan skrotum. Setelah perbaikan
hernia,komplikasi ini sangat sangat menimbulkan rasa nyeri dan pergerakan apapun
akan membuat pasien tidak nyaman, kompres es akan membantu mengurangi nyeri.
E. PATHWAY
Faktor pencetus : Aktivitas berat, bayi
premature, kelemahan dinding abdominal,intra Hernia
Abdominal tinggi,adanya tekanan

Hernia Umbilikais Hernia Umbilikais Hernia Inguinalis


koongenital

Kantung hernia Kantung hernia


melewati dinding memasuki celah
Masuknya omentum abdomen inguinal
organ intestinal ke
kantong umbilikaslis
Prostusi hilang Dinding posterior
timbul canalis inguinal yang
lemah
Gg. Suplai darah ke
intestinal Ketidaknyamanan
abdominal Benjolan pada
Nikrosis intestinal region inguinal
Intervensi bedah
relative/konservatif Diatas ligamentum
inguinal mengecil
bila berbaring

Pembedahan

Insisi bedah Asupan gizi kurang Mual

Peristaltik usus Napsu makan


Restensi menurun menurun
pendarahan resti
infeksi Intake makanan
Terputusnya inadekuat
jaringan syaraf

Ketidakseimbangan
Nyeri
nutrisi kuirang dari
Kantung hernia memasuki kebutuhan tubuh
F. KOMPLIKASI
Hernia insisional celah bekas insisi

Heatus hernia Kantung hernia mesasuki rongga thorak


a. Hernia berulang
b. Kerusakan pada pasokan darah atau testis pada pasien laik-laki
c. Pendarahan yang berlebihan atau infeksi luka bedah
d. Luka pada usus
e. Setelah herniografi dapat terjadi hematoma
f. Fostes urin dan feses
g. Resisdip
h. Komplikasi lama merupaka atropi testis karena lesi

G. PEMERIKSAAN PENUNJANG

1. Sinar X abdomen menunjukan abnormalnya kadar gas dalam usus/obstruksi usus


2. Hitung darah lengkap dan serum elektrolit dapat menunjukan hemokonsetrasi,
peningkatan sel darah putih dan ketidakseimbangan elektrolit.

H. PENATALAKSANAAN

1. Konservatif
Pengobatan konservatif terbatas pada tindakan melakukan reposisi dan pemakaian
penyangga atau penunjang untuk mempertahankan isi hernia yang telah direposisi.
Bukan merupakan tindakan definitive sehingga dapat kambuh kembali. Terdiri
atas:
a. Reposisi
Reposisi adalah suatu usaha untuk mengembalikan isi hernia kedalam cavum
peritonii atau abdomen. Reposisi dilakukan secara bimanual dengan kedua
tangan.
b. Suntikan
Dilakukan penyuntikan sklerotik berupa alkohol atau kinin didaerah sekitar
hernia,yang menyebabkan pintu hernia mengalami sclerosis atau penyempitan
sehingga isi hernia keluar dari cavum peritonii.

c. Sabuk hernia
Diberikan pada pasien yang hernia masih kecil dan menolak dilakukan
operasi.

2. Operatif
a. Herniotomy
Membuka dan memotong kantong hernia serta mengembalikan hernia ke
cavum abdominalis.
b. Hernioraphy
Mulai dari mengikat leher hernia dan menggantungkannya pada conjoint
tendon.
c. Hernioplasty
Menjahitkan conjoint tendon pada ligamentum inguinale agar LMR
hilang/tertutup dan dinding perut jadi lebih kuat karena tertutup otot.

KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN HERNIA


A. PENGKAJIAN

a.       Aktivitas/istirahat

Tanda dan gejala: Atropi otot, gangguan dalam berjalan, riwayat pekerjaan yang
perlu mengangkat benda berat, duduk dalam waktu lama.

b.      Eliminasi

Gejala: Konstipasi, mengalami kesulitan dalam defekasi adanya inkontinensia


atau retensi urin.

c.       Integritas ego

Tanda dan gejala: Cemas, depresi, menghindar ketakutan akan timbulnya


paralisis, ansietas masalah pekerjaan, finansial keluarga.

d.      Neuro sensori

Tanda dan gejala: Penurunan reflek tendon dalam kelemahan otot hipotonia, nyeri
tekan, kesemutan, ketakutan kelemahan dari tangan dan kaki.

e.       Nyeri atau ketidaknyamanan

Gejala: Sikap, perubahan cara berjalan, nyeri seperti tertusuk benda tajam,
semakin memburuk dengan batuk, bersin membengkokkan badan.

f.       Keamanan

Gejala: adanya riwayat masalah punggung yang baru saja terjadi.

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN DAN INTERVENSI


Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul dan intervensi yang dapat
dilakukan adalah:

a.      Gangguan rasa nyaman (nyeri) sehubungan dengan kompresi syaraf, spasme


otot

Kriteria hasil:

 Melaporkan nyeri hilang dan terkontrol.


 mengungkapkan metode yang memberi penghilangan.
 mendemonstrasikan penggunaan intervensi terapeutik.
Intervensi:

1)     Kaji adanya keluhan nyeri, catat lokasi lamanya serangan, faktor


pencetus atau yang memperberat

Rasional: Membantu menentukan pilihan intervensi dan memberikan dasar


untuk perbandingan dan evaluasi terhadap terapi

2)     Pertahankan tirah baring selama fase akut letakkan pasien pada posisi
semi fowler dengan tulang spinal, pinggang dan lutut dalam keadaan
fleksi, posisi terlentang dengan atau tanpa meninggikan kepala 10-30
derajat pada posisi lateral

Rasional: Tirah baring dalam posisi yang nyaman memungkinkan pasien


untuk menurunkan spasme otot menurunkan penekanan pada bagian tubuh
tertentu dan memfasilitasi terjadinya reduksi dari tonjolan discus.

3)      Batasi aktivitas selama fase akut sesuai dengan kebutuhan

Rasional: Menurunkan gaya gravitasi dan gerak yang dapat


menghilangkan spasme otot dan menurunkan edema dan tekanan pada
struktur sekitar discus intervertebralis.

4)     Instruksikan pada pasien untuk melakukan teknik relaksasi atau


visualisasi
Rasional: Memfokuskan perhatian klien membantu menurunkan tegangan
otot dan meningkatkan proses penyembuhan.

5)      Kolaborasi dalam pemberian terapi

Rasional: Intervensi cepat dan mempercepat proses penyembuhan.

b.     Koping individu tidak efektif (ansietas) sehubungan dengan krisis


situasional, perubahan status kesehatan

Kriteria hasil:

 Tampak rileks dan melaporkan ansietas berkurang.


 Mengkaji situasi terbaru dengan akurat mendemonstrasikan ketrampilan
pemecahan masalah.
Intervensi:

1)      Kaji tingkat ansietas klien, tentukan bagaimana pasien menangani


masalahnya sebelumnya dan sekarang

Rasional: Mengidentifikasi keterampilan untuk mengatasi keadaannya


sekarang.

2)      Berikan informasi yang akurat

Rasional: Memungkinkan pasien untuk membuat keputusan yang


didasarkan pada pengetahuannya.

3)      Berikan kesempatan pada klien untuk mengungkapkan masalah yang


dihadapinya

Rasional: Kebanyakan pasien mengalami permasalahan yang perlu


diungkapkan dan diberi respon.

4)      Catat perilaku dari orang terdekat atau keluarga yang meningkatkan
peran sakit pasien

Rasional: Orang terdekat mungkin secara tidak sadar memungkinkan


pasien untuk mempertahankan ketergantungannya.
c.       Kerusakan mobilitas fisik sehubungan dengan nyeri, spasme otot

Kriteria hasil:

 Mengungkapkan pemahaman tentang situasi atau faktor resiko dan aturan


pengobatan individual.
Intervensi:

1)      Berikan tindakan pengamanan sesuai indikasi dengan situasi yang


spesifik

Rasional: Tergantung pada bagian tubuh yang terkena atau jenis prosedur
yang kurang hati-hati akan meningkatkan kerusakan spinal.

2)      Catat respon emosi atau perilaku pada saat immobilisasi, berikan
aktivitas yang disesuaikan dengan pasien

Rasional: Immobilitas tang dipaksakan dapat memperbesar kegelisahan,


peka terhadap rangsang.

3)      Bantu pasien dalam melakukan aktivitas ambulasi progresif

Rasional: Keterbatasan aktivitas tergantung pada kondisi tang khusus


tetapi biasanya berkembang dengan lambat sesuai toleransi.

4)      Ikuti aktivitas atau prosedur dengan periode istirahat

Rasional: Meningkatkan penyembuhan dan membentuk kekuatan otot.

5)      Berikan atau bantu pasien untuk melakukan latihan rentang gerak aktif,
dan pasif

Rasional: Memperkuat otot abdomen dan fleksor tulang belakang,


memperbaiki mekanika tubuh.

d.     Resiko perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh yang berhubungan


dengan muntah, mual, gangguan peristaltic usus
Kriteria hasil:

 Meningkatkan masukan oral.


 Menjelaskan faktor penyebab apabila diketahui.
Intervensi:

1)     Tentukan kebutuhan kalori harian yang adekuat, kolaborasi dengan ahli


gizi.

Rasional: Mencukupi kalori sesuai kebutuhan, memudahkan menentukan


intervensi yang sesuai dan mempercepat proses penyembuhan.

2)     Jelaskan pentingnya nutrisi yang adekuat, negosiasikan dengan klien


tujuan masukan untuk setiap kali makan dan makan makanan kecil

Rasional: Klien dapat mengontrol masukan nutrisi yang adekuat sesuai


kebutuhan, yang digunakan sebagai cadangan energi yang untuk
beraktivitas.

3)     Timbang berat badan dan pantau hasil laboratorium

Rasional: Dapat digunakan untuk memudahkan melakukan intervensi yang


akurat dan sesuai dengan kondisi klien.

4)     Anjukan klien untuk menjaga kebersihan mulut secara teratur pantau


klien dalam melakukan personal hygiene.

Rasional: Meningkatkan nafsu makan dan memberi kenyamanan dalam


mengkonsumsi makanan sehingga kebutuhan kalori terpenuhi.

5)     Atur rencana perawatan untuk mengurangi atau menghilangkan


ketidaknyamanan yang dapat menyebabkan mual, muntah, dan
mengurangi nafsu makan

Rasional: Menentukan intervensi yang sesuai meningkatkan masukan oral.

e.      Perubahan perfusi jaringan berhubungan dengan penurunan aliran darah


pembentukan hematoma
Kriteria hasil:

 Melaporkan atau mendemonstrasikan situasi normal.


Intervensi:

1)      Lakukan penilaian terhadap fungsi neurologist secara periodik

Rasional: Penurunan atau perubahan mungkin mencerminkan resolusi


edema, inflamasi sekunder.

2)     Pertahankan pasien dalam posisi terlentang sempurna selama beberapa


jam

Rasional: Penekanan pada daerah operasi dapat menurunkan resiko


hematoma.

3)      Pantau tanda-tanda vital catat kehangatan, pengisian kapiler

Rasional: Perubahan kecepatan nadi mencerminkan hipovolemi akibat


kehilangan darah, pembatasan pemasukan oral mual, muntah.

4)      Kolaborasi dalam pemberian cairan atau darah sesuai indikasi

Rasional: Terapi cairan pengganti tergantung pada derajat hipovolemi.

C. IMPLEMENTASI
Tahap pelaksanaan adalah pemberian asuhan keperawatan secara nyata berupa
serangkaian kegiatan sistematis berdasarkan perencanaa untuk mencapai kriteria hasil
yang optimal.

D. EVALUASI
Evaluasi adalah proses berkelanjutan untuk menilai efek dari tindakan keperawatan
pada klien. Evaluasi ini berguna untuk menilai dan mengukur kemajuan klien dalam
menentukan keefektifan rencana atau menentukan apakah rencana tersebut dapat
diteruskan, perlu diubah atau sudah selesai.
DAFTAR PUSTAKA

Kusuma Hadi, 2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis &
Nanda Nic-NOC Jilid 2. Mediaction Jogja.

Long C, Barbara, Perawatan Medikal Bedah, Jilid 2, 1996.

https://www.google.com/search?
q=PATHWAY+HERNIA&safe=strict&client=firefox-b-
d&source=lnms&tbm=isch&sa=X&ved=2ahUKEwj37PzD1vTpAhUDcCsKHTxkDt
UQ_AUoAXoECAwQAw&biw=1366&bih=654#imgrc=pjaOt6DWyZlAzM

Anda mungkin juga menyukai