Anda di halaman 1dari 17

18 NOVEMBER 2021

ASUHAN KEPERAWATAN
GADAR PADA TN. R DENGAN
DIAGNOSA
MEDIS ANEMIA GRAVIS DI
RUMAH SAKIT DR. DORIS
SYLVANUS PALANGKA RAYA
By : Noor Anisa Wulandari
Definisi
Anemia gravis adalah berkurangnya
kadar Hb dalam darah sehingga

Konsep Dasar
terjadi gangguan perfusi O2 ke
jaringan tubuh. Disebut gravis yang
artinya berat dan nilai Hb di bawah 7

medis Anemis
g/dl sehingga memerlukan
tambahan umumnya melalui
transfusi. Pada anemia gravis sel –

Gravis
sel dalam tubuh tidak mendapatkan
cukup oksigen untuk menjalankan
fungsinya secara normal. Akibatnya,
penderita tidak hanya mengalami
gejala anemia yang berat, tetapi juga
berisiko mengalami komplikasi
serius, seperti kerusakan organ
tubuh (Badan POM, 2019)
Penyebab tersering dari
anemia adalah kekurangan Etiologi
zat gizi yang diperlukan
untuk sintesis eritrosit,
antara lain besi, vitamin B12
dan asam folat. Selebihnya
merupakan akibat dari
beragam kondisi seperti
perdarahan, kelainan
genetik, penyakit kronik,
keracunan obat, dan
sebagainya.
TANDA DAN GEJALA
Sesak napas
- Lemas atau kelelahan
- Jantung berdebar kencang
- Pusing
- Nyeri didada, perut dan sendi
- Kulit terlihat lebih pucat
- Tangan dan kaki dingin

Timbulnya anemia mencerminkan adanya kegagalan sum-sum


Patofisiologi tulang atau kehilangan sel darah merah berlebihan atau
keduanya. Kegagalan sum-sum tulang dapt terjadi akibat
kekurangan nutrisi, pajanan toksik, inuasi tumor, atau
kebanyakan akibat penyebab yang tidak diketahui. Sel darah
merah dapat hilang melalui perdarahan atau hemolisis
(destruksi) pada kasus yang disebut terakhir, masalah dapat
akibat efek sel darah merah yang tidak sesuai dengan ketahanan
sel darah merah normal atau akibat beberapa factor diluar sel
darah merah yang menyebabkan destruksi sel darah merah.
Lisis sel darah merah (disolusi) terjadi terutama dalam system
fagositik atau dalam system retikuloendotelial terutama dalam
hati dan limpa.Sebagai hasil samping proses ini bilirubin yang
sedang terbentuk dalam fagosit akan masuk dalam aliran darah.
Setiap kenaikan destruksi sel darah merah (hemolisis) segera
direpleksikan dengan meningkatkan bilirubin plasma
(konsentrasi normalnya 1 mg/dl atau kurang kadar 1,5 mg/dl
WOC
Komplikasi

1. Daya tahan tubuh kurang


2. Mudah terkena infeksi
3. Serangan jantung
4. Mudah lelah
5. Gagal Ginjal Akut

Pemeriksaan Kadar Hb, hematokrit, indek


sel darah merah, penelitian sel
Penunjang darah putih, kadar Fe,
pengukuran kapasitas ikatan
besi, kadar folat, vitamin B12,
hitung trombosit, Pemeriksaan
diagnostic untuk menentukan
adanya penyakit akut dan
kronis serta sumber kehilangan
darah kronis.
Pengkajian

Lakukan Riwayat Penyakit Observasi


pengkajian fisik terdahulu
Diagnosa
1. Perfusi perifer tidak efektif
berhubungan dengan perubahan
ikatan O2 dengan Hb, penurunan
Keperawatan konsentrasi Hb dalam darah
2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang
dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan inadekuat intake makanan
3. Deficit perawatan diri berhubungan
dengan kelemahan
4. Intoleransi aktifitas berhubungan
dengan ketidakseimbangan suplai dari
kebutuhan oksigen
5. Gangguan pertukaran gas
berhubungan dengan ventilasi perfusi
Perawatan Sirkulasi (I.02079)
Intervensi a. Observasi
- Periksa sirkulasi perifer(mis. Nadi perifer, edema, pengisian kalpiler, warna,
Keperawatan suhu, angkle brachial index)
- Identifikasi faktor resiko gangguan sirkulasi (mis. Diabetes, perokok, orang
tua, hipertensi dan kadar kolesterol tinggi)
1. perfusi perifer tidak efektif b.d - Monitor panas, kemerahan, nyeri, atau bengkak pada ekstremitas
b. Terapeutik
perubahan ikatan O2 dengan Hb,
- Hindari pemasangan infus atau pengambilan darah di area keterbatasan
penurunan konsentrasi Hb dalam perfusi
darah - Hindari pengukuran tekanan darah pada ekstremitas pada keterbatasan
perfusi
- Hindari penekanan dan pemasangan torniquet pada area yang cidera
Perfusi Perifer(L.02011)
- Lakukan pencegahan infeksi
Setelah dilakukan tindakan keperawatan - Lakukan perawatan kaki dan kuku
selama 1 x 4 jam perfusi jaringan klien - Lakukan hidrasi
adekuat dengan kriteria : c. Edukasi
- Anjurkan berhenti merokok
- Denyut nadi perifer meningkat
- Anjurkan berolahraga rutin
- Warna kulit pucat menurun - Anjurkan mengecek air mandi untuk menghindari kulit terbakar
- Pengisian kapilermembaik - Anjurkan menggunakan obat penurun tekanan darah, antikoagulan, dan
- Akral membaik penurun kolesterol, jika perlu
- Anjurkan minum obat pengontrol tekakan darah secara teratur
- Turgor kulit membaik

2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake yang kurang,
anoreksia

Status Nutrisi (L.03030) Manajemen Nutrisi (I.03119)


setelah dilakukan a. Observasi
tindakan keperawatan Identifikasi status nutrisi
selama 1x4 jam status Identifikasi alergi dan intoleransi makanan
nutrisi klien adekuat
Identifikasi makanan yang disukai
dengan kriteria :
Identifikasi kebutuhan kalori dan jenis nutrient
- Porsi makanan yang
dihabiskan meningkat Identifikasi perlunya penggunaan selang ntiemetic
- Berat badan membaik Monitor asupan makanan
- Indeks massa tubuh Monitor berat badan
(IMT) membaik Monitor hasil pemeriksaan laboratorium
b. Terapeutik
Lakukan oral hygiene sebelum makan, jika perlu
Fasilitasi menentukan pedoman diet (mis. Piramida makanan)
Sajikan makanan secara menarik dan suhu yang sesuai
Berikan makan tinggi serat untuk mencegah konstipasi
Berikan makanan tinggi kalori dan tinggi protein
Berikan suplemen makanan, jika perlu
Hentikan pemberian makan melalui selang nasigastrik jika asupan oral dapat ditoleransi
Edukasi
Anjurkan posisi duduk, jika mampu
Ajarkan diet yang diprogramkan
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian medikasi sebelum makan (mis. Pereda nyeri, ntiemetic), jika perlu
Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan jenis nutrient yang dibutuhkan, jika perlU
3. Defisit perawatan diri berhubungan
dengan kelemahan fisik
Dukungan Perawatan Diri (I.11348)

a. Observasi
Perawatan Diri (L.11103)
- identifikasi kebiasaan aktivitas perawatan diri sesuai
setelah dilakukan tindakan
keperawatan selama 1x4 jam usia
perawatan diri klien terpenuhi dengan - monitor tingkat kemandirian
kriteria : - identifikasi kebutuhan alat bantu kebersihan diri,
- Kemampuan mandi meningkat
berpakaian, berhias dan makan
- Kemampuan mengenakan pakaian
meningkat
b. terapeutik
- Kemampuan makan meningkat - sediakan lingkungan yang terapeutik (mis. suasana
- Kemampuan ketoilet (BAB/BAK) hangat, rileks, privasi)
meningkat - siapkan keperluan pribadi (mis.parfum, sikat gigi, dan
- Verbalisasi keinginan melakukan
sabun mandi)
perawatan diri meningkat
- Minat melakukan perawatan diri - damping dalam melakukan perawatan diri sampai
meningkat mandiri

- fasilitasi untuk menerima keadaan ketergantungan
- fasilitasi kemandirian, bantu jika tidak mampu
melakukan perawatan diri
- jadwalkan rutinitas perawatan diri
c. edukasi
- anjurkan melakukan perawatan diri secara konsisten
sesuai kemampuan

Implementasi Keperawatan
Pada tahap ini untuk melaksanakan intervensi dan aktivitas-aktivitas yang
telah dicatat dalam rencana perawatan pasien. Agar implementasi/
pelaksanaan perencanaan ini dapat tepat waktu dan efektif maka perlu
mengidentifikasi prioritas perawatan, memantau dan mencatat respon pasien
terhadap setiap intervensi yang dilaksanakan serta mendokumentasikan
intervensi keperawatan
EVALUASI
Pada saat akan melakukan pendokumentasian,
menggunakan SOAP, yaitu:
S : Data subyektif merupakan masalah yang
diutarakan klien
O : Data obyektif merupakan tanda klinik dan fakta
yang berhubungan dengan diagnosa keperawatan.
A : Analisis dan diagnosa.
P : Perencanaan merupakan pengembangan rencana
untuk yang akan datang dari intervensi.
DAFTAR PUSTAKA

Herdman, T.H. & Kamitsuru, S. (Eds). (2019).


SDKIInternational Nursing Diagnoses: Definitions &
classification, 2015-2017. Oxford : Wiley Blackwell.
Lewis, SL., Dirksen, SR., Heitkemper, MM, and Bucher, L.
(2019).Medical surgical Nursing. Mosby: ELSIVER
Tim Pokja SDKI DPP PPNI, (2019), Standar Diagnosis
Keperawatan Indonesia (SDKI), Edisi 1, Jakarta, Persatuan
Perawat Indonesia
Tim Pokja SLKI DPP PPNI, (2019), Standar Luaran
Keperawatan Indonesia (SLKI), Edisi 1, Jakarta, Persatuan
Perawat Indonesia
Tim Pokja SIKI DPP PPNI, (2019), Standar Intervensi
Keperawatan Indonesia (SIKI), Edisi 1, Jakarta, Persatuan
Perawat Indonesia

Terima
Kasih

Anda mungkin juga menyukai