Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PENDAHULUAN

“ANEMIA”

Oleh :
DHEA MERCHELINA

NIM: 1920015

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN PROGRAM SARJANA


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KEPANJEN
2022
2

LAPORAN PENDAHULUAN

A. Definisi Anemia
Anemia adalah kondisi dimana seseorang tidak memiliki cukup sel darah
merah yang sehat untuk membawa oksigen yang cukup ke jaringan tubuh.
Anemia adalah suatu kondisi di mana konsentrasi hemoglobin lebih rendah
dari biasanya. Kondisi ini mencermin kan kurang nya jumlah normal eritrosit
dalam sirkulasi. Akibat nya, jumlah oksigen yang di kirim ke jaringan tubuh juga
berkurang (Sugeng Jitowiyono, 2018).
Anemia adalah suatu kondisi konsetrasi hemoglobin kurang dari normal
anemia merefleksikan jumlah eritrosit yang kurang dari normal di dalam
sirkulasi. Akibatnya jumlah oksigen yang dihantarkan ke jaringan tubuh juga
berkurang. Anemia bukan merupakan kondisi penyakit khusus melainkan suatu
tanda adanya gangguan yang mendasari ( Brunner & Suddarth, 2015).
B. Etiologi
Menurut ( Sugeng Jitowiyono, 2018 ), Pada dasarnya hanya tiga penyebab
anemia yang ada: kehilangan darah, peningkatan kerusakan sel darah merah
(hemolisis), dan penurunan produksi sel darah merah. Masing – masing penyebab
ini mencakup sejumlah kelainan yang membutuhkan terapi spesifik dan tepat.
Etiologi genetik meliputi:
a. Hemoglobinopati
b. Thalasemia
c. Kelainan enzim pada jalur glikolitik
d. Cacat sitoskeleton sel darah merah
e. Anemia persalinan kongenital
f. Penyakit Rh null
C. Manifestasi Klinis dan Klasifikasi

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi perkembangan gejala yang


berhubungan dengan anemia. Faktor tersebut antara lain kecepatan anemia,
kronisital anemia, kebutuhan metabolik pasien, gangguan fisik (misalnya
penyakit jantung atau paru), serta gambaran umum dari kondisi yang
menyebabkan anemia. Secara umum, semakin cepat anemia berkembang,
semakin parah gejalan nya. Orang yang biasanya sangat aktif atau memiliki
tuntutan signifikan terhadap kehidupan mereka cenderung memiliki gejala yang
lebih tinggi daripada orang yang lebih banyak duduk. Beberapa anemia oleh
sebagai kelainan lain yang tidak diakibatkan oleh anemia namun secara inheren
3

dikaitkan dengan penyakit tertentu (Sugeng Jitowiyono, 2018)


Berdasarkan pendekatan fisiologis dibedakan menjadi 5 yaitu Anemia
Aplastik, Anemia pada penyakit ginjal, Anemia Defisiensi Besi, Anemia
Megaloblastik dan Anemia Hemolitika ( Ni Ketut & Briggita, 2019).

D. Patofisiologi
Anemia menurut ( Wijaya & Putri, 2013) mencerminkan adanya kegagalan
sum – sum atau kehilangan sel darah merah secara berlebihan atau kedua nya.
Kegagalan sum – sum dapat terjadi akibat kekurangan nutrisi, pajanan toksik,
invasi tumor atau kebanyakan akibat penyebab yang tidak di ketahui. Sel darah
merah dapat hilang melalui perdarahan atau hemolisis (dekstruksi), hal ini dapat
terjadi akibat defek sel darah merah yang tidak sesuai dengan ketahanan sel darah
merah normal yang menyebabkan dekstruksi sel darah merah. Lisis sel darah
merah (disolusi) terjadi terutama dalam sel fagostik atau dalam sistem
retikuloendotelial, terutama dalam hati dan limpa. Sebagai efek samping proses
ini, bilirubin yang terbentuk dalam fagosit akan memasuki aliran darah. Setiap
kenaikan dekstruksi sel darah merah (hemolisis) segera direfleksikan dengan
peningkatan bilirubin plasma. Konsentrasi normal nya 1 mg/dL atau kurang, bila
kadar diatas 1,5 mg/dL akan mengakibatkan interik pada sklera. Proses
perjalanan penyakit dan gejala yang timbul serta keluhan yangdirasakan dapat
digambarkan dalam bentuk bagian sebagai berikut:
4

E. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang menurut (Sugeng Jitowiyono, 2018) untuk anemia
adalah sebagai berikut:
a. Jumlah Hb lebih rendah dari normal (12- 14 g/dL);
b. Kadar Ht menurun (normal 37 – 41%);
c. Peningkatan bilirubin total (pada anemia hemolitik);
d. Terlihat retikulositosis dan sferositosis pada apusan darah tepi;
e. Terdapat pansitopenia, sumsum tulang kosong diganti lemak (padaanemia
aplastik).

F. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan Anemia menurut (Sugeng Jitowiyono, 2018) yang dapat
dilakukan pada pasien Anemia adalah sebagai berikut:
a. Transplantasi sel darah merah
b. Antibiotik diberikan untuk mencegah infeksi
c. Suplemen asam folat dapat merangsang pembentukan sel darah merah
d. Obati penyebab perdarahan abnormal (bila ada)
e. Diet kaya besi yag mengandung daging dan sayuran hijau

G. Diagnosa Keperawatan
1. Perfusi Jaringan tidak efektif
2. Intoleransi aktivitas
3. Gangguan pola tidur
5

H. Tujuan rencana keperawatan


No Rencana Standar Luaran Standar Intervensi
Keperawatan Keperawatan Indonesia Keperawatan Indonesia
(SLKI) (SIKI)
1 2 3 4
1 Perfusi perifer Setelah dilakukan tindakan Perawatan Sirkulasi
tidak Efektif asuhan keperawatan dengan Observasi
Definisi : 3 x 24 jam diharapkan - Periksa sirkulasi
Penurunan Perfusi perifer meningkat perifer (Mis. Nadi
sirkulasi darah dengan kriteria hasil: perifer, edema,
pada level kapiler a. Warna Kulit pengisian kapiler,
yang dapat Pucat = warna, suhu, ankle-
mengganggu Meningkat. branchial index)
metabolisme b. Kelemahan otot = - Identifikasi faktor risiko
tubuh. Menurun gangguan sirkulasi (mis.
c. Akral = Membaik Diabetes, perokok, orang
d. Turgor Kulit= Membaik tua, hipertensi dan kadar
kolesterol tinggi)
Terapeutik
- Hindari pengukuran
tekanan darah pada
ekstremitas dengan
keterbatasan perifer
- Hindari penekanan
dan pemasangan
torniquet pada area
yang cedera
- Lakukan
pencegahan infeksi
- Lakukan perawatan
kaki dan kuku
- Lakukan hidrasi
6

Edukasi
- Anjurkan berolahraga
rutin
- Anjurkan
menggunakan obat
peurun darah ,
antikoagulan, dan
penurun kolestrol
jika perlu

2. Intoleransi Setelah dilakukan tindakan Manajemen Energi


Aktivitas asuhan keperawatan dengan Observasi
Definisi : 3 x 24 jam diharapkan - Identifikasi Defisit
Ketidakcukupan Aktivitas pasien meningkat tingkat aktivitas
energi untuk dengan kriteria hasil: - Identifikasi
melakukan 1. Kemudahan dalam kemampuan
aktivitas sehari- melakukan sehari-hari berpartisipasi dalam
hari = Meningkat. aktivitas tertentu
2. Kecepatan berjalan - Monitor respon
= Meningkat emosional, fisik, sosial
3. Keluhan lelah dan spiritual terhadap
= Menurun. aktivitas
4. Perasaan lemah
= Menurun Terapeutik
5. Sianosis = Membaik. - Fasilitasi fokus pada
6. Frekuensi napas kemampuan, bukan defisit
= Membaik yang dialami
- Koordinasikan pemilihan
aktivitas sesuai usia
- Fasilitasi makna
aktivitas yang dipilih
- libatkan keluarga
dalam aktivitas jika perlu
- berikan penguatan positif
atas partisipasi dalam
aktivitas

Edukasi
- jelaskan metode aktivitas
fisik sehari-hari, jika
perlu
- Ajarkan secara melakukan
aktivitas yang dipilih
- Anjurkan melakukan
aktivitas fisik, sosial,
spiritual dan kognitif
dalam menjaga fungsi dam
kesehatan
7

Kolaborasi
- Kolaborasi dengan
terapia okupasi dalam
merencanakan dan
memonitor program
aktivitas jika sesuai
- rujuk pada pusat atau
program aktivitas
komunitas

3. Gangguan Setelah dilakukan tindakan Dukungan Tidur


Pola Tidur asuhan keperawatan dengan Observasi
Definisi = 3 x 24 jam diharapkan pola - Identifikasi pola
Gangguan tidur pasien meningkat aktivitas dan tidur
kualitas dan dengan kriteria hasil: - Identifikasi faktor
kuantitas waktu 1. Keluhan sulit tidur= penganggu tidur (Fisik?
tidur akibat Meningkat. dan atau psikologis)
faktor eksternal 2. Keluhan sering terjaga = - Identifikasi obat tidur
Meningkat yang dikonsumsi
3. Kemampuan beraktivitas
= Membaik Terapeutik
- Modifikasi Lingkungan
(mis. Pencahayaan,
kebisingan,suhu, matras,
dan tempat tidur)
- Batasi waktu tidur siang
jika perlu
- Fasilitasi
menghilangkan stres
sebelum tidur
- Tetapkan jadwal
tidur rutin

Edukasi
- Jelaskan pentingnya
tidur cukup selama sakit
- Anjurkan menepati
kebiasaan waktu
tidut
- Anjurkan menghindari
makanan/minuman
yang
menganggu tidur
8

I. Intervensi Keperawatan dan Rasional perdiagnosa keperawatan

No Dx Keperawatan Intervensi Keperawatan (SIKI) Rasional


1 Perfusi jaringan Perawatan Sirkulasi 1. Untuk mengetahui
tidak efektif Observasi keadaan umum
- Periksa sirkulasi
pasien
perifer (Mis. Nadi
perifer, edema, 2. Untuk mengetahui
pengisian kapiler, faktor-fator risiko
warna, suhu, ankle- yang menyebabkan
branchial index) komplikasi pada px
- Identifikasi faktor risiko 3. Untuk
gangguan sirkulasi (mis.
mempercepat
Diabetes, perokok, orang
tua, hipertensi dan kadar penyembuhan
kolesterol tinggi) pasien
Terapeutik 4. Untuk
- Hindari pengukuran menghindari
tekanan darah pada terjadi infeksi
ekstremitas dengan 5. Untuk
keterbatasan perifer
menghindari
- Hindari penekanan
dan pemasangan cedera pada px
torniquet pada area
yang cedera
- Lakukan pencegahan
infeksi
- Lakukan perawatan
kaki dan kuku
- Lakukan hidrasi
Edukasi
- Anjurkan berolahraga
rutin
- Anjurkan
menggunakan obat
peurun darah ,
antikoagulan, dan
penurun kolestrol
jika perlu
9

2 Intoleransi Manajemen Energi 1. Untuk mengetahui


Aktivitas Observasi gangguan fungsi
1. Identifikasi Defisit tubuh yang dialami
tingkat aktivitas
pasien akibat
2. Identifikasi kemampuan
berpartisipasi dalam kelelahan
aktivitas tertentu 2. Untuk mengetahui
3. Monitor respon tingkat fisik dan
emosional, fisik, sosial emosional pasien
dan spiritual terhadap 3. Untuk mengetahui
aktivitas pola tidur pasien
apakah teratur atau
Terapeutik
1. Fasilitasi fokus pada tidak
kemampuan, bukan 4. Untuk memberikan
defisit yang dialami rasa nyaman bagi
2. Koordinasikan pasien
pemilihan aktivitas 5. Untuk
sesuai usia meningkatkan dan
3. Fasilitasi makna
aktivitas yang dipilih melatih massa otot
4. libatkan keluarga dalam dan gerak
aktivitas jika perlu ekstremitas
5. berikan penguatan positif 6. Untuk
atas partisipasi dalam mengalihakn rasa
aktivitas ketidaknyamanan
yang dialami oleh
Edukasi
1. jelaskan metode aktivitas pasien
fisik sehari-hari, jika 7. Untuk memberikan
perlu kenyamanan
2. Ajarkan secara melakukan pasien saat
aktivitas yang dipilih berisitirahat
3. Anjurkan melakukan 8. Agar pasien dapat
aktivitas fisik, sosial, spiritual
dan kognitif dalam menjaga mengatasi
fungsi dam kesehatan keleahannya secara
mandiri dengan
Kolaborasi mudah
1. Kolaborasi dengan terapia 9. Untuk
okupasi dalam memaksimalkan
merencanakan dan proses
memonitor program aktivitas
jika sesuai penyembuhan
2. rujuk pada pusat atau pasien
program aktivitas
komunitas
10

3 Gangguan Pola Dukungan tidur 1. Memberikan


Tidur Observasi informasi rencana
1. Identifikasi pola keperawatan
aktivitas dan tidur
2. Mengatur pola
2. Identifikasi faktor
penganggu tidur (Fisik? tidur
dan atau psikologis) 3. Meningkatkan
3. Identifikasi obat tidur pola tidur
yang dikonsumsi 4. Mengurangi
gangguan pola
Terapeutik tidur
1. Modifikasi Lingkungan
(mis. Pencahayaan, 5. Memberikan
kebisingan,suhu, kenyamanan untuk
matras, dan tempat tidur
tidur)
2. Batasi waktu tidur siang jika
perlu
3. Fasilitasi
menghilangkan stres
sebelum tidur
4. Tetapkan jadwal tidur rutin

Edukasi
1. Jelaskan pentingnya
tidur cukup selama sakit
2. Anjurkan menepati
kebiasaan waktu
tidut
3. Anjurkan menghindari
makanan/minuman yang
menganggu tidur
11

DAFTAR PUSTAKA

Brunner & Suddarth. (2015). Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta : ECG


PPNI, T. P. (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI) : Definisi
dan Indikator Diagnostik (Cetakan III (Edisi 1). Jakarta : DPP PPNI
PPNI, T. P. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) : Definisi
dan Indikator Diagnostik (Cetakan III (Edisi 1). Jakarta : DPP PPNI
PPNI, T. P. (2019). Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI) : Definisi
dan Indikator Diagnostik (Cetakan III (Edisi 1). Jakarta : DPP PPNI
Rilyani, R., Elliya, R., Triyoso, T., & Gunawan, M. R. (2019). PENYULUHAN
PENYAKIT ANEMIA PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS RAWAT
INAP KEMILING BANDAR LAMPUNG. J. Kreat. Pengabdi. Kpd. Masy,
2(1), 83-88.
Sugeng Jitowiyono. (2018). Asuhan Keperawatan pada pasien dengan gangguan
sistem hematologi. Yogyakarta : Pustaka Baru Press
Sulardi, N., & Witanti, A. (2020). Sistem Pakar Untuk Diagnosis Penyakit Anemia
Menggunakan Teorema Bayes. Jurnal Teknik Informatika (Jutif), 1(1), 19-
24.
Wijaya & Putri. (2013). KMB 2 Keperawatan Medikal Bedah Keperawatan
Dewasa. Yogyakarta : Nuha Medika

Anda mungkin juga menyukai