NIM : J230215130
Seorang perempuan usia 45 tahun diantar keluarganya ke IGD RS. Keadaan umum pasien lemah kesadaran compos mentis, klien
mengeluh lemas, mual,dan muntah serta ada luka di kaki sebelah kanan yang tak kunjung sembuh. Pasien mengatakan tidak nafsu
makan dan hanya menghabiskan 1/2 porsi dari porsi makan biasanya. BB sebelum sakit : 59 Kg, BB saat ini = 50 Kg. TB = 156 cm.
Hasil pengkajianpasien post debridemen ulkus dikaki kanan pada jari kelingking dan jari manis. Keadaan luka basah dan terdapat
pus. Dilakukan pemeriksasan tanda – tanda vital, hasil TD 150/60 mmhg, ND 100x/ menit. Rr: 20 x/ menit, S 39 C, GDS : 524 mg/dl
(<200 mg/dl). Hasil pemeriksaan laboratorium darah Hb : 11.0 g/dl, Leukosit : 11.500 /ul, Hematokrit : 35%, Trombosit : 370.000.
A. ANALISA DATA
DO:
- post debridemen ulkus dikaki kanan pada jari
kelingking dan jari manis. Keadaan luka basah
dan terdapat pus
- GDS : 524 mg/dl
- TD 150/60 mmhg, ND 100x/ menit. Rr: 20 x/
menit, S 39 C
2 DS: Faktor pasikologis (keengganan Deficit nutrisi
- Pasien mengatakan lemas, mual, muntah, dan untuk makan)
tidak nafsu makan dan hanya menghabiskan 1/2
porsi dari porsi makan biasanya
DO:
- TB 156 cm
- BB 50 Kg
3 DS : - Penyakit kronis Resiko Infeksi
DO :
- Keadaan luka basah dan terdapat pus
- Suhu : 36 C
- Leukosit : 11.500/uL
4 DS: Neuropati perifer Gangguan integritas jaringan
- Pasien mengatakan terdapat luka dikaki kanan
pada jari kelingking dan jari manis.
DO:
- TD 150/60 mmhg
- GDS : 524 mg/dl
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Perfusi perifer tidak efektif b.d hiperglikemia (D.0009)
2. Defisit nutrisi b.d faktor psikologis (D.0019)
3. Resiko infeksi b.d penyakit kronis (D.0142)
4. Gangguan integritas jaringan b.d neuropati perifer (D.0129)
C. INTERVENSI
No Diagnosa Tujuan Perencanaan Rasional
1 Perfusi perifer Perfusi perifer Perawatan Sirkulasi (I.02079)
(L.02011) Observasi Observasi
tidak efektif
Setelah dilakukan - Periksa sirkulasi perifer ( mis. Nadi - Mengetahui nadi
b.d tindakan perifer ,edema,pengisian kapiler , perifer,edema, dan suhu
keperawatan selama warna, suhu, anklebeachial index) - Mengetahui faktor resiko
hiperglikemia
…x 24 jam gangguan sirkulasi
- Identifikasi faktor risiko gangguan
(D.0009) diharapkan perfusi - Memantau adanya panas,
perifer meningkat sirkulasi (mis. Diabetes, perokok, kemerahan, nyeri, dan
dengan kriteria hasil orang tua, hipertensi,dan kadar bengkak ada ekstremitas
: kolesterol tinggi)
1. Denyut nadi - Monitor panas,kemerahan,nyeri, atau
perifer bengkak pada ekstremitas.
meningkat Terapeutik
2. Penyembuhan - Agar sirkulasi darah pada
- Terapeutik
luka meningkat ekstremitas lancar
3. Sensasi - Hindari pengukuran tekanan darah - Menghindari infeksi
meningkat pada ekstremitas dengan keterbatasan
4. Warna kulit perfusi
pucat menurun - Lakukan pencegahan infeksi
5. Edema perifer
menurun Edukasi Edukasi
6. Parastesia - Anjurkan menggunakan obat penurun - Menurunkan tekanan darah
7. Nekrosis tekanan darah ,antikoagulan ,dan - Menjaga kelembapan kulit
menurun penurun kolesterol, jika perlu- - Program diet membantu
8. Tekanan darah mempercepat penyembuhan
- Anjurkan melalui perawatan kulit
sistolik membaik - Mengetahui tanda gejala
9. Tekanan darah yang tepat( mis. melembabkan kulit darurat agar cepat ditangani
disastolik kering pada kaki)
membaik - Ajarkan program diet untuk
10. Indeks ankle memperbaiki sirkulasi( mis. rendah
brachial lemak jenuh ,minyak ikan, Omega 3)
membaik - Informasikan tanda dan gejala darurat
yang harus dilaporkan( mis. rasa sakit
yang tidak hilang saat istirahat ,luka
tidak sembuh, hilangnya rasa)
Tujuan : Tujuan dari penulisan ini adalah menawarkan alternatif perawatan topikal ulkus diabetik yang
merupakan salah satu komplikasi diabetes mellitus. Sedangkan manfaat yang dapat diperoleh
berupa sebagai salah satu alternatif dalam perawatan ulkus diabetik, meminimalisirterjadinya amputasi dan
kematian dikarenakan perawatan ulkus diabetik yang tidak tepa
Metode : Peneliti menggunakan desain penelitian quasy experimentdengan kelompok pembanding (control time
series design). Populasi dalam penelitian ini adalah pasien RSU dr.Zainal Abidin banda Aceh yang
dirawat dengan ulkus diabetic. Pada kelompok kontrol akan diberikan alternatf topical perawatan
ulkus diabeticberupa kombinasi habbatus sauda dan madu sedangkan pada kelompok
pembanding adalah pasien yang tidak mendapat perawatan alternatif menggunakan habbatus sauda
dan madu.
Hasil : Perawatan dengan menggunakan kombinasi keduanya dapat menjadi pilihan dikarenakan komponen
yang dimiliki oleh keduanya sesuai dengan prinsip manajemen ulkus diabetik. Selain itu
biaya yang harus dikeluarkan oleh pasien dan keluarga pun tidak begitu besar. Oleh karena
itu diharapkan kombinasi ini dapat menjadi salah satu solusi perawatan alternatif ulkusdiabetik dan dapat
mempercepat penyembuhan ulkus, sehingga risiko amputasi pun dapat diminimalisir.
Sumber : https://bimiki.e-journal.id/bimiki/article/view/26/22