Anda di halaman 1dari 4

Dx : Perfusi perifer tidak efektif b.

d Penurunan konsentrasi hemoglobin

Kriteria hasil :

1. Denyut nadi perifer meningkat


2. Penyembuhan luka meningkat
3. Sensasi meningkat
4. Warna kulit pucat menurun
5. Edema perifer menurun
6. Nyeri ekstremitas menurun
7. Parastesia menurun
8. Kelemahan otot menurun
9. Kram otot menurun
10. Bruit femoralis menurun
11. Nekrosis menurun
12. Pengisian kapiler membaik
13. Akral membaik
14. Turgor kulit membaik
15. Tekanan darah sistolik membaik
16. Tekanan darah diastolik membaik
17. Tekanan arteri rata-rata membaik
18. Indeks ankle-brachial membaik

Intervensi :

1. Observasi
- Periksa sirkulasi perifer (nadi perifer, edema, pengisian perifer, suhu, ankle-
brachial index)
- Indetifikasi faktor risiko gangguan sirkulasi (diabetes, perokok, orangtua,
hipertensi, kadar kolestrol tinggi)
- Monitor panas, kemerahan, nyeri atau bengkak pada ekstremitas
2. Terapeutik
- Hindari pemasangan infus atau pengambilan darah di area keterbatasan perfusi
- Hindari pengukuran tekanan darah pada ekstremitas dengan keterbatasan perfusi
- Hindari penekanan dan pemasangan tourniquet pada area yang cedera
- Lakukan pencegahan infeksi
- Lakukan perawatan kaki dan kuku
- Lakukan hidrasi
3. Edukasi
- Anjurkan berhenti merokok
- Anjurkan olahraga rutin
- Anjurkan mengecekan air mandi untuk menghindari kulit terbakar
- Anjurkan menggunakan obat penurun darah tinggi, antikoagulan, dan penurunan
kolestrol, jika perlu
- Anjurkan minum obat pengontrol tekanan darah secara rutin
- Anjurkan menghindari penggunaan obat penyekat beta
- Anjurkan melakukan perawatan kulit yang tepat (melembabkan kulit kering pada
kaki)
- Anjurkan program rehabilitas vaskular
- Ajarkan program diet untuk memperbaiki sirkulasi (rendah lemak jenuh, minyak
ikan omega 3)
- Informasikan tanda dan gejala darurat yang harus dilaporkan (rasa sakit yang tidak
hilang saat istirahat, luka tidak sembuh, hilangnya rasa)

Dx : Defisit nutrisi b.d kurangnya asupan nutrisi

Kriteria hasil :

1. Porsi makanan yang dihabiskan meningkat


2. Kekuatan otot pengunyah meningkat
3. Kekuatan otot menelan meningkat
4. Serum albumin meningkat
5. Verbilisasi keinginan untuk meningkatkan nutrisi meningkat
6. Pengetahuan tentang pilihan makanan yang sehat meningkat
7. Pengetahuan tentang standar asupan nutrisi yang tepat meningkat
8. Penyiapan dan penyimpanan makanan yang aman meningkat
9. Penyiapan dan penyimpanan minuman yang aman meningkat
10. Sikap terhadap makanan/minuman sesuai dengan tujuan kesehatan meningkat
11. Perasaan cepat kenyang menurun
12. Nyeri abdomen menurun
13. Sariawan menurun
14. Rambut rontok menurun
15. Diare menurun
16. Berat badan membaik
17. Indeks masa tubuh membaik
18. Frekuensi makan membaik
19. Nafsu makan membaik
20. Bising usus membaik
21. Tebal lipatan kulit trisep membaik
22. Membran mukosa membaik

Intervensi

1. Observasi
- Indetifikasi status nutrisi
- Indetifikasi alergi dan intoleransi makanan
- Indetifikasi makanan yang disukai
- Indetifikasi kebutuhan kalori dan jenis nutrien
- Indentifikasi perlunya penggunaan selang nasogastrik
- Monitor asupan makanan
- Monitor berat badan
- Monitor hasil pemeriksaan laboratorium
2. Terapeutik
- Lakukan oral hygiene sebelum makan
- Fasilitasi menentukan pedoman diet (piramida makanan)
- Sajikan makanan secara menarik dan suhu yang sesuai
- Berikan makanan tinggi serat untuk mencegah konstipasi
- Berikan makanan tinggi kalori dan tinggi protein
- Berikan suplemen makanan
- Hentikan pemberian makanan melalui selang nasogastrik jika asupan oral dapat
ditoleransi
3. Edukasi
- Anjurkan posisi duduk
- Ajarkan diet yang diprogramkan
4. Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian medikasi sebelum makan (pereda nyeri, antiemetik)
- Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan jenis nutrien
yang dibutuhkan

Dx : Intoleransi aktivitas b.d ketidakadekuatan pertahanan tubuh

Kriteria hasil :

1. Frekuensi nadi meningkat


2. Saturasi oksigen meningkat
3. Kemudahan dalam melakukan aktivitas sehari-hari meningkat
4. Kecepatan berjalan meningkat
5. Jarak berjalan meningkat
6. Kekuatan tubuh bagian atas meningkat
7. Kekuatan tubuh bagian bawah meningkat
8. Toleransi dalam menaiki tangga meningkat
9. Keluhan lelah menurun
10. Dispnea saat aktivitas menurun
11. Dispnea setelah aktivitas menurun
12. Perasaan lemah menurun
13. Aritmia saat aktivitas menurun
14. Aritmia setelah aktivitas menurun
15. Sianosi menurun
16. Warna kulit membaik
17. Tekanan darah membaik
18. Frekuensi nafas membaik
19. EKG Iskemia membaik

Intervensi
1. Observasi
- Identifikasi gangguan fungsi tubuh yang mengakibatkan kelelahan
- Monitor kelelahan fisik dan emosional
- Monitor pola dan jam tidur
- Monitor lokasi dan ketidaknyamanan selama melakukan aktivitas
2. Terapeutik
- Sediakan lingkungan nyaman dan rendah stimuluasi (cahaya, suara, kunjungan)
- Lakukan latihan rentang gerak pasif dan aktif
- Berikan aktivitas distraksi yang menenangkan
- Fasilitasi duduk di sisi tempat tidur, jika dapat berpindah atau berjalan
3. Edukasi
- Anjurkan tirah baring
- Anjurkan melakukan aktivitas secara bertahap
- Anjurkan menghubungi perawat jika ada tanda dan gejala kelelahan tidak
berkurang
- Ajarkan strategi koping untuk mengurangi kelelahan
4. Kolaborasi
- Kolaborasi dengan ahli gizi tentang cara meningkatkan asupan makanan.

Anda mungkin juga menyukai