3. Intervensi Keperawatan
a. Observasi : Menejemen cairan, Identifikasi tanda dan gejala primer dan
sekunder penurunan curah jantung, monitor tekanan darah dan saturasi
oksigen.
b. Terapeutik : posisikan pasien semipowler atau powler dengan kaki
kebawah atau posisi nyaman, berikan diit jantung yang sesuai, gunakan
stoking elastis atau pneumatik internitem sesuai indikasi, berikan terapy
relaksasi untuk mengurangi stress bila perlu.
c. Edukasi : anjurkan beraktifitas fisik sesuai toleransi dan bertahap, anjrkan
berhenti merokok, kolaborasi pemberian antiaretmia jika perlu, ruujukke
program rehabilitasi jantung.
B. Kasus 2
Seorang laki-laki berusia 57 tahun dirawat dengan keluhan perut membesar dan
terasa tidak nyaman, hasil pengkajian : mua sejak 2 minggu yang lalu, nafsu makan
menurun, BB menurun kurang lebih 5 kg ( dalam 1 bulan ), ferkwensi nafas
21x/menit,frekwensinadi 9x/menit, TD 100/75 mmHg, pasien riwaat minum alkohol
sejak 20 tahun yang lalu.
1. Diagnosis keperawatan (SDKI)
Defisit Nutrisi berhubungan dengan nafsu makan menurun dibuktikan dengan
penurunan berat badan, mual, perut membesar dan riwayat minum alkohol.
C. Kasus 3
Seorang laki-laki berusia 49 tahun dirawat dengan keluhan sesak nafas sejak 2
tahun yang lalu dan memberat sejak 6 jam yang lalu. Hasil pengkajian : didapatkan
adanya sputum,batuk tidak efektif, frekwensi nafas 30x/menit,frekwensi nadi
100x/menit, TD 130/90 mmHg.
1. Diagnosa Keperwatan (SDKI)
Berihan Jalan Nafas Tidak Efektif Berhubugan dengan produksi sputum
dibuktikan dengan batuk tidak efektif,sesak nafas, frekwensi nafas meningkat,
nadi meningkat dan Tekanan Darah naik.
2. Luaran Keperawat (SKLI)
Luaran Utama : Bersihan jalan nafas meningkat
Luaran Tambahan : Batuk efektif meningkat, produksi sputum menurun, sesak
menurun, ferkwensi nafas membaik, Kontrol gejala, pertukaran gas
meningkat, respon alergi lokal, respon sistemik, respon ventilasi mekanik,
tingkat infeksi menurun, fungsi perifer meningkat, pola nafas membaik.
3. Intervensi Keperawatan (SIKI)
Intervensi Utama : menejemen jalan nafas terpantau, Latihan batuk efektif,
pantau repirasi
Intervensi pendukung : dukung kepatuhan program pengobatan.
1. Latihan Batuk Efektif
a. Observasi
Identifikasi kemampuan batuk
Monitor adanya retensi sputum
Monitor tanda dan gejala infeksi saluran napas
Monitor input dan output cairan ( mis. jumlah dan karakteristik)
b. Terapeutik
Atur posisi semi-Fowler atau Fowler
Pasang perlak dan bengkok di pangkuan pasien
Buang sekret pada tempat sputum
c. Edukasi
Jelaskan tujuan dan prosedur batuk efektif
Anjurkan tarik napas dalam melalui hidung selama 4 detik,
ditahan selama 2 detik, kemudian keluarkan dari mulut dengan
bibir mencucu (dibulatkan) selama 8 detik
Anjurkan mengulangi tarik napas dalam hingga 3 kali
Anjurkan batuk dengan kuat langsung setelah tarik napas dalam
yang ke-3
d. Kolaborasi
Kolaborasi pemberian mukolitik atau ekspektoran, jika perlu
2. Manajemen Jalan Nafas
a. Observasi
Monitor pola napas (frekuensi, kedalaman, usaha napas)
Monitor bunyi napas tambahan (mis. Gurgling, mengi,
weezing, ronkhi kering)
Monitor sputum (jumlah, warna, aroma)
b. Terapeutik
Pertahankan kepatenan jalan napas dengan head-tilt dan chin-lift (jaw-
thrust jika curiga trauma cervical)
Posisikan semi-Fowler atau Fowler
Berikan minum hangat
Lakukan fisioterapi dada, jika perlu
Lakukan penghisapan lendir kurang dari 15 detik
Lakukan hiperoksigenasi sebelum
Penghisapan endotrakeal
Keluarkan sumbatan benda padat dengan forsepMcGill
Berikan oksigen, jika perlu
c. Edukasi
Anjurkan asupan cairan 2000 ml/hari, jika tidak kontraindikasi.
Ajarkan teknik batuk efektif
d. Kolaborasi
Kolaborasi pemberian bronkodilator, ekspektoran, mukolitik, jika
perlu.
3. Pemantauan Respirasi
a. Observasi
Monitor frekuensi, irama, kedalaman, dan upaya napas
Monitor pola napas (seperti bradipnea, takipnea, hiperventilasi,
Kussmaul, Cheyne-Stokes, Biot, ataksik)
Monitor kemampuan batuk efektif
Monitor adanya produksi sputum
Monitor adanya sumbatan jalan napas
Palpasi kesimetrisan ekspansi paru
Auskultasi bunyi napas
Monitor saturasi oksigen
Monitor nilai AGD
Monitor hasil x-ray toraks
b. Terapeutik
Atur interval waktu pemantauan respirasi sesuai kondisi pasien
Dokumentasikan hasil pemantauan
c. Edukasi
Jelaskan tujuan dan prosedur pemantauan
Informasikan hasil pemantauan, jika perlu