Ibu D (45thn) masuk rumah sakitdengan Luka diabetikum pada kaki yang lama tisembuh sudah 6
bulan, bahkan lukanya sangat dalam sampai kelihatan bentuk tulangnya. Klien mengatakan merasa
lemas dan sering sekali minum, dan ingin makan terus menerus. Dari hasil pengkajian sementara
didapatkan:kondisi umum klien: lemah, TTV TD: 160/90 mmhg, HR: 90x/menit,suhu: 37C, RR:
18x/menit, sudah terjadi neurupati ekstremitas, kaki teraba dingin dan terlihat pucat, gula darah
sementara: 450/grdl, ada riwayat DM pada anggota keluarga (bapaknya meninggal karena
komplikasi), sejak kecil ibu D mengalami gizi lebih (obesitas), BB sekarang 42 kg, TB: 160cm, sebelum
sakit-sakitan BB nya pernah mencapai 84kg.
Jawab:
Pengkajian:
No Diagnosa Tujuan Intervensi
.
1. Ketidakstabilan Ekspectasi: Observasi:
kadar glukosa darah Kestabilan kadar 1. identifikasi penyebab hiperglikemi.
berhubungan glukosa darah 2. monitor kadar glukosa darah.
dengan resistensi meningkat: 3. monitor tanda dan gejala hiperglikemi :
insulin, ditandai -Kadar gula dalam poliphagi, poli dipsi, poliuri, malaise,
dengan: darah membaik. pandangan kabur dan sakit kepala.
-Rasa haus menurun.
DS: - Pasien -Rasa lapar menurun. Terapeutik:
mengatakan -Lemas menurun. 1. konsultasi dengan medis jika tanda dan
lemas dan gejala hiperglikemi tetap ada dan
sering sekali memburuk.
minum, dan 2. berikan asupan cairan oral.
ingin makan
terus menerus. Edukasi:
- Pasien 1. jelaskan tujuan kepatuhan diet terhadap
mengatakan penyakitnya.
ada riwayat DM 2. Anjurkan kepatuhan diet dan olahraga.
dari anggota
keluarga Kolaborasi:
(bapaknya 1. kolaborasi dengan ahli gizi untuk
meninggal perencanaan diet.
karena 2.kolaborasi pemberian insulin jika perlu.
komplikasi). 3.pemberian cairan intravena jika perlu.
Edukasi:
1. Jelaskan tanda dan gejala infeksi.
2. Anjurkan mengkonsumsi diet tinggi
protein.
Kolaboras:
1. Kolaborasia pemberian antibiotik jika perlu
2. Kolaborasi tindakan debridemen jika perlu.
Kolaborasi:
Kolaborasi pemberian kortikosteroid dan
analgetik jika perlu.
5. Resiko harga diri - Harga diri Observasi:
rendah: situasional meningkat. 1. Identifikasi budaya, agama, ras, jenis
berhubugan dengan - Penilaian diri positif kelamin dan usia terhadap harga diri.
penyakit fisik, meningkat. 2. Monitor verbalisasi yang merendahkan diri
ditandai dengan: - Gairah aktivitas sendiri.
DS: meningkat. 3. Monitor tingkat harga diri setiap waktu
DO: terdapat ulkus - Aktif meningkat. atau sesuai kebutuhan.
yang dalam dan - Perasaan malu
tidak sembuh- menurun Terapeutik:
sembuh. - Menunjukkan 1. Motivasi terlibat dalam verbalisasi positif
kemampuan untuk diri sendiri.
mengatasi masalah 2. Motivasi menerima tantangan atau hal
menurun. baru.
3. Diskusikan pengaruh persepsi negatif diri.
4. Berikan umpan balik positif atas
peningkatan mencapai tujuan.
Edukasi:
1. Jelaskan kepada keluarga pentingnya
dukungan dalam perkembangan konsep
positif diri pasien.
2. Latih cara berpikir dan berperilaku positif.
3. Latih meningkatkan kepercayaan diri pada
kemampuan dalam menangani situasi