Anda di halaman 1dari 25

ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN NY D DENGAN

DIAGNOSA MEDIS DIABETES MELLITUS,


HIPERGLIKEMIA, ANEMIA DAN PADA PASIEN DENGAN
TB PARU

DISUSUN

OLEH :

DEDE AMELIA KARTIKA

PRODI S1 KEPERAWATAN
STIKES LANGSA
2023 / 2024
A. Asuhan Keperawatan Pasien Dengan Diabetes Mellitus, Hiperglikemia, Anemia
2.3.1 Pengkajian
Pengkajian merupakan sebagian dari fase pertama dari proses pemberian asuhan
keperawatan, seluruh data yang di dapat di kumpulkan dengan cara sistemis guna
memastikan status kesehatan klien saat ini. Pemeriksaan perlu di lakukan dengan
cara efektif mengenai suatu aspek biologis, psikologis, sosial, maupun spiritual klien
(Raharjo, 2018)
2.3.2 Identitas Pasien
Meliputi nama klien, nomor Rekam Medis, usia, gender, tingkat sekolah, alamat,
kesibukan, kepercayaan, suku bangsa, tanggal dan jam MRS, nomor registrasi, serta
diagnosa (Raharjo, 2018)
2.3.3 Keluhan utama
Keluhan yang paling dirasakan pada gangguan perfusi jaringan pada penderita
Diabetes Mellitus , penting untuk mengenali tanda dan gejala secara umum dari
Diabetes Mellitus. Termasuk dalam keluhan utama yaitu Mudah lapar di malam hari,
dehidrasi, kesemutan, kebas, kram, mudah mengantuk, ulkus diabetes dan terdapat
luka yang tak kunjung sembuh
(Raharjo, 2018)
2.3.4 Riwayat kesehatan
1. Riwayat kesehatan sekarang
Pengkajian dalam riwayat kesehatan sekarang yaitu perawat menanyakan kepada
klien riwayat penyakit sejak timbulnya rasa sakit yang dikeluhkan akhirnya klien
mencari bantuan. Contohnya mulai dari kapan rasa sakit dari Diabetes Mellitus
terjadi, dan sudah berapalama di deritanya. Dari semua rasa sakit yang dirasakan
klien wajib di tanyakan sejelas-jelasnya dan di dokumetasikan di buku kesehatan
masa kini (Raharjo, 2018)
2. Riwayat kesehatan dahulu
Riwayat kesehatan diwaktu lampau perawat mendata dan mempertanyakan kepada
klien tentang penyakit yang sudah di alami klien pada waktu sebelum dapat kondusif
dari kasus Diabetes Mellitus yang berhubungan dengan sistem perfusi. Misalnya
apakah klien pernah di rawat sebelumnya, dengan sakit apa dan diagnosa apa,
pengobatan yang sudah di jalani, dan riwayat alergi (Raharjo, 2018)
3. Riwayat kesehatan keluarga
Pada riwayat kesehatan keluarga perawat menanyakan apakah dari bapak,ibu dan
turunan di atasnya memiliki riwayat penyakit turunan seperti yang di derita klien
2.3.5 Pemeriksaan fisik
1. Kepala dan leher : Mengkaji bentuk kepala , keadaan rambut, apakah ada pembesaran
pada leher, telinga apakah ada gangguan pendengaran, lidah sering terasa tebal, ludah
menjadi sedikit lebih kental, gusi mudah bengkak dan berdarah, apakah ada gangguan
penglihatan, diplopia dan lensa mata keruh.
2. Sistem integumen
Turgor kulit menurun, adanya luka atau odema bekas luka, tingkat kelembaban kulit
di sekitar ulkus jaringan yang rusak, kemerahan pada kulit sekitar luka, tekstur
rambut dan kuku.
3. Sistem pernafasan
Adakah sesak nafas, sputum, nyeri dada, Pada klien Diabetes Mellitus.
4. Sistem Gastrointestinal
Terdapat polifagi, polidipsi, mual, muntah, diare, konstipasi, dehidrasi, dan
perubahan berat badan, lingkar abdomen, obesitas.
5. Sistem Urinary
Poliuri, retensi urine, inkontinensia urine, rasa sakit saat berkemih
6. Sistem muskuloskeletal
Perubahan tinggi badan, cepat merasa lelah, letih dan nyeri pada luka ganggren
Cara penghitungan ABI
ABI kanan = Tekanan tertinggi pada kaki kanan

Tekanan tertinggi pada kedua lengan


Tekanan tertinggi pada kaki kiri
ABI kiri =

Tekanan tertinggi pada kedua lengan


Interpretasi
1. ABI ≤ 0,90 merupakan batas untuk menegakkan diagnosis PAD ekstremitasbawah.
2. Selama follow up, penurunan ABI ˃ 0,15 beberapa kali dapat secara efektif
mendeteksi perkembangan PAD yang signifikan.
Nilai ABI Status perfusi

> 1,3 Elevated/incompressible vessels

˃ 1,0 Normal

≤ 0,9 LEAD

≤ 0,6 - 0,8 Borderline

≤ 0,5 Severe ischemia

< 0,4 Critical ischemia, limb threatened


7. Sistem Neurologis
Terjadi penurunan sensori, parasthesia, anastesia, reflek lambat
2.3.6 Diagnosa Keperawatan
1. Ketidakstabilan gula darah berhubungan dengan resistensi insulin
2. Resiko infeksi berhubungan dengan penyakit kronis (diabetes mellitus)
3. Perfusi perifer tidak efektif berhubungan dengan penurunan hemoglobin
4. Resiko hipovolemia berhubungan dengan kehilangan cairan aktif
5. Defisit nutrisi berhubungan dengan ketidakmampuan mengabsorbsi
nutrien
6. Intoleransi Aktivitas berhubungan dengan kelemahan
2.3.7 Intervensi Keperawatan
Tabel 2.3 Diagnosa

SDKI,SLKI, SIKI (PPNI, 2019)(Tim Pokja SIKI DPP PPNI, 2018)(Tim Pokja SLKI DPP
PPNI, 2019)
NO DIAGNOSA TUJUAN INTERVENSI
1 Ketidakstabilan Setelah dilakukan Manajemen
gula darah tindakan hiperglikemia I. 03115
b.d keperawatan Observasi :
resistensi selama maka 1. Identifikasi kemungkinan penyebab
insulin ketidakstabilan hiperglikemia
D.0027 gula darah 2. Monitor tanda dan gejala hiperglikemia
DS membaik KH : Terapeutik :
1. Pasien L.03022 1. Berikan asupan cairan oral
mengatakan 1. Kestabilan Edukasi :
badan lemah dan kadar glukosa 1. Ajurkan kepatuhan terhadap diet
letih darah Kolaborasi :
2. Pasien membaik 1. Kolaborasi pemberian insulin 6 Iu
mengatkan 2. Pusing Edukasi program pengobatan
sering minum menurun I.12441
3. Pasien Sering 3. Rasa Observasi:
buang air lelah/lesu 1. Identifikasi pengobatan yang
kecil menurun direkomendasi
±10 X 4. Rasa lapar Terapeutik :
DO menurun 1. Berikan dukungan untuk menjalani program
1. Gula darah puasa 5. Mulut pengobatan dengan baik dan benar Edukasi:
(284) kering 1. Jelaskan mamfaat dan efek
2. Klien tampak menurun samping pengobatan
lelah 6. Rasa haus 2. Anjurkan mengosomsi obat sesuai
3. Klien tampa menurun t indikasi
sering buang air
kecil
4. Klien tampak
sering minum
2 Resiko infeksi Setelah dilakukan Pencegahan
berhubungan dengan tindakan infeksi I.14539
penyakit kronis Keperawatan Observasi:
(diabetes mellitus) diharapkan tidak 1. Monitor tanda dan gejala infeksi
O142 terjadi resiko Terapeutik :
DS infeksi dengan 1. Batasi jumlah pengunjung
1. Klien Kriteria hasil : 2. Berikan perawatan kulit pada area edema
mengatakan L.02017 3. Cuci tangan sebelum dan sesudah kontak
ada luka 1. Klien dengan pasien dan lingkungan pasien
pada tidak 4. Pertahankan tehnik aseptik pada pasien
kakinya demam berisiko tinggi
2. Keluarga 2. Tingkat nyeri Edukasi:
mengatakan menurun
pasien tidak 3. Bengkak 1. Jelaskan tanda dan gejala infeksi
nyaman dengan menurun 2. Ajarkan cara mencuci tangan
lukanya 4. Kadar sel dengan
DO darah putih benar
1. Klien panas naik membaik 3. Ajarkan cara memeriksa kondisi luka
turun 4. Anjurkan meningkatkan asupan nutrisi
2. Klien 5. Anjurkan meningkatkan asupan cairan
meringis Kolaborasi
kesakitan 1. Kolaborasi pemberian imunisas jika perlu
3. Skala nyeri 7 Intervensi Pendukung
4. Klien tampak Pencegahan Luka Tekan
gelisah I.14543
5. Peningkatan Observasi :
sel 1. Periksa adanya luka tekan sebelumnya
darah putih 2. Monitor suhu kulit yang tertekan
3. Monitor status kulit harian
4. Monitor ketat area yang memerah 5.
Monitor mobilitas dan aktivitas
individu Terapeutik :
1. Keringkan area kulit yang lembab akibat
keringat
2. Berikan bantalan pada titik tekan
3. Gunakan kasur khusus jika perlu
4. Hindari pemijatan diatas tonjolan tulang
5. Hindari menggunakan air hangat
dan sabun keras saat mandi
6. Pastikan asupan cukup terutama protein,
vitamin B dan C, zat besi, dan kalori
Edukasi:
1. Jelaskan tanda-tanda kerusakan kulit
2. Anjurkan melapor jika ada
kerusakan kulit
3. Anjurkan cara merawat kulit
3 Perfusi perifer tidak Setelah dilakukan Edukasi Terapi Darah
efekti berhubungan tintdakan I.12456
dengan penurunan keperawatan Observasi
hemoglobin D.0009 diharapkan perfusi 1. Identifikasi kesiapan dan
DS: perifer efektif kemampuan menerima informasi
1. Klien engatakan dengan Terapeutik
Badan terasa lemas Kriteria 1. Sediakan materi dan media
2. Klien mengatan hasil : pendidikan kesehatan
pusing L.02017 2. Jadwalkan pendidikan kesehatan
1. Membran 3. Berikan kesempatan untuk bertanya
mukosa
lembab
DO: meningkat Edukasi
1. CRT >3 detik 2. Hemoglobin 1. Jelaskan indikasi dan kontraindikasi terapi
2. Nadi perifer membaik darah
menurun atau 2. Jelaskan prosedur pemberian terapi darah
tidak teraba 3. Jelaskan prosedur penanganan jika terjadi
3. Akral dingin efek samping terapi darah Ajarkan
4. Klien terlihat cara memntau tanda dan gejala
pucat risiko dan efek samping terapi darah
5. Turgor kulit
menurun
4 Intoleransi Aktivitas Setelah dilakukan Terapi aktivitas
b.d imobilitas D.0056 tintdakan Observas :
DS: keperawatan • Identifikasi defisit tingkat aktivitas
1. klien mengtakan intoleransi Identifikasi kemapuan berpartisipasi
aktivitas dibantu aktivitas membaik dalam aktivitas tertentu
keluarga Kriteria Hasil : Terapeutik :
2. klien 1. Toleransi • Fasilitasi pasien dan keluarga dalam
mengatkan aktivitas menyesuiakan lingkungan untuk
aktivitas tebatas 2. Ambulasi mengakomodasi aktivitas yang di pilih -
DO 3. Tingkat Libatkan keluarga dalam aktivitas
1. Aktivitas klien keletihan Edukasi:
tampak dibantu • Ajarkan cara melakukan aktivitas yang
keluaraga dipilih
aktivitas tampak • Manajenen program latihan Observasi:
terbatas • Identifikasi pengetahuan dan pengalaman
2. saat makan klien aktivitas fisik sebelumnya
nampak dibantu • Identifikasi kemampuan pasien
keluarga beraktivitas Terapeutik:
• Motivasi untuk memulai/
melanjutkan aktivitas fisik Edukasi:
• Jelaskan mamnfaat aktivitas fisik
5. Resiko hipovolemia Setelah dilakukan Manajemen Hipovolemia
berhubungan dengan tindakan I.04154
kehilangan cairan keperawatan Observasi
aktif diharapkan tidak 1. Periksa tanda dan gejala hipovolemia
D0034 terjadi resiko (frekuensi nadi meningkat, nadi teraba
DS : hipovolemi lemah, tekanan darah menurun, turgor
1. Klien dengan kriteria kulit menurun, membran mukosa kering,
mengatakan hasil : hematokrit meningkat, haus, lemah)
badan terasa 1. Membran 2. Monitor intake dan output cairan
lemah mukosa Terapeutik
DO : lembab 1. Hitung kebutuhan cairan
1. Membran 2. Output 2. Berikan asupan cairan oral
mukosa kering urine Edukasi
2. TTV tensi: 90/60 meningkat 1. Anjurkan memperbanyak asupan cairan
mmHg nadi: 3. Perasaan oral
65x/menit lemah 2. Anjurkan menghindari perubahan posisi
suhu:37,5 C rr: menurun mendadak
22x/menit 4. Rasa Kolaborasi
3. Penurunan kadar haus 1. Kolaborasi pemberian cairan IV isotonis
serum natrium, menurun 2. Kolaborasi pemberian cairan hipotonis
kalium, klorida 5. Frekuensi 3. Kolaborasi pemberian cairan koloid
nadi, tekanan 4. Kolaborasi pemberian produk darah
darah, Intervensi pendukung
tekanan Manajemen elektrolit
nadi I.03102
membaik Observasi
6. Turgor 1. Observasitanda dan gejala
kulit ketidakseimbangan elektrolit
membaik 2. Identifikasi penyebab
7. Kadar ketidaksimbangan
serum elektrolit
elektrolit 3. Monitor kadar elektrolit
membaik Terapeutik
1. Berikan cairan, jika perlu
2. Berikan diit yang tepat
3. Anjurkan pasien dan keluarga
untuk
modifikasi diit
4. Pasang akses intravena
Edukasi
1. Jelaskan jenis, penyebab dan penanganan
ketidak seimbangan elektrolit
Kolaborasi
1. Kolaborasi pemberian suplemen
elektrolit, sesuai indikasi
6 Defisit nutrisi Setelah dilakukan Manajemen Nutrisi
berhubungan dengan tindakan I.03119
ketidakmampuan keperawatan Observasi
mengabsorbsi nutrien diharapkan 1. Identifikasi status nutrisi
D.0019 DS: kebutuhan 2. Identifikasi makanan yang disukai
1. Klien nutrisi 3. Monitor asupan makanan
mengatakan terpenuhi 4. Monitor berat badan
nafsu makan dengan Terapeutik
menurun kriteria hasil: 1. Lakukan oral hygiene sebelum makan
2. Klien L.03030 2. Sajikan makanan secara menarik
mengatakan 1. Porsi dan suhu yang sesuai
merasa makanan 3. Berikan makanan tinggi serat
kram/nyeri pada yang untuk mencegah konstipasi
perut dihabiskan 4. Berikan makanan tinggi kalori dan tinggi
3. Klien merasa meningkat protein
cepat kenyang 2. Serum 5. Berkan suplemen makanan, jika perlu
DO: albumin Edukasi
1. Penurunan berat meningkat 1. Anjurkan posisi duduk, jika mampu
badan minimal 3. Perasaan 2. Anjurkan diit yang diprogramkan
10% cepat Kolaborasi
2. Membran kenyang 1. Kolaborasi pemberian medikasi sebelum
mukosa pucat menurun makan
3. Serum 4. Nyeri 2. Kolaboras ahli gizi untuk menentukan
albumin abdomen jumlah kalori dan jenis nutrien yang
turun menurun dibutuhkan, jika perlu
4. Otot 5. Berat Intervensi Pendukung Edukasi Diet
menelan badan I.12369
lemah membaik Observasi
6. Indeks Massa 1. Identifikasi kemampuan pasien
Tubuh (IMT) dan keluarga menerima informasi
membaik 2. Identifikasi tingkat pengetahuan saat ini
3. Identifikasi kebiasaan pola makan saat ini
dan masa lalu
7. Nafsu 4. Identifikasi persepsi pasien dan keluarga
makan tentang diet yang diprogramkan
membaik 5. Identifikasi keterbatasan finansial untuk
menyediakan makanan
Terapeutik
1. Persiapkan materi, media dan alat peraga
2. Jadwalkan waktu yang tepat untuk
memberikan pendidikan kesehatan
3. Memberikan kesempatan pasien
dan
keluarga bertanya
4. Sediakan rencana makan tertulis
Edukasi
1. Jelaskan tujuan kepatuhan diet terhadap
kesehatan
2. Informasikan makanan yang
diperbolehkan dan dilarang
3. Informasikan kemungkinan interaksi obat
dan makanan, jika perlu
4. Anjurkan mengganti bahan makanan
sesuai dengan diet yang diprogramkan
5. Annjurkan melakukan olahraga
sesuai
toleransi
6. Ajarkan cara membaca label dan memilih
makanan yang sesuai
7. Ajarkan cara merencanakan makanan yang
sesuai program
8. Rekomendasikan resep makanan yang
sesuai dengan diet
Kolaborasi
1. Kolaborasi dengan ahli gizi dan sertakan
keluarga
2.3.8 Implementasi Keperawatan
Implementasi keperawatan tindakan serangkaian perilaku perawat yang berkoordinasi
dengan pasien, keluarga, dan anggota tim kesehatan lain untuk membantu masalah
kesehatan pasien yang sesuai dengan perencanaan dan kriteria hasil yang telah
ditentukan dengan cara mengawasi dan mencatat respon pasien terhadap tindakan
keperawatan yang telah dilakukan.
2.3.9 Evaluasi Keperawatan
Dalam memberikan asuhan keperawatan perawat perlu mengetahui hasil akhir yang
diperoleh dari pemberian asuhan keperawatan tersebut. Evaluasi proses keperawatan
pada pasien yang menderita diabetes mellitus bertujuan untuk mengetahui kemajuan
dari kesehatan pasien apakah pasien telah mencapai tujuan atau tidak bisa mencapai
tujuan yang telah ditentukan .
Asuhan Keperawatan
2.2.1 Pengkajian
Konsep keperawatan Tuberkulosis Paru meliputi :
1. Pengkajian
A. Anamnesis
1) Identitas Diri Pasien
Yang terdiri dari nama pasien, umur, jenis kelamin, agama dan lain-lain 2)
Keluhan Utama
Keluhan yang sering menyebabkan klien dengan TB Paru meminta
pertolongan pada tenaga medis dibagi menjadi 4 keluhan, yaitu :
A. Batuk
Keluhan batuk timbul paling awal dan paling sering dikeluhkan, apakah
betuk bersifat produktif/nonproduktif, sputum bercampur darah
B. Batuk Berdahak
Seberapa banyak darah yang keluar atau hanya blood streak, berupa garis
atau bercak-bercak darah
C. Sesak Nafas
Keluhan ini ditemukan bila kerusakan parenkim paru sudah luas atau karena
ada hal-hal menyertai seperti efusi pleura, pneumotoraks, anemia, dll.
D. Nyeri Dada
Gejala ini timbul apabila sistem persarafan di pleural terkena TB
3) Keluhan Sistematis
a. Demam
keluhan ini sering dijumpai yang biasanya timbul pada sore hari atau pada
malam hari mirip dengan influenza
b. Keluhan Sistematis Lain keluhan yang timbul antara lain : keringat malam,
anoreksia, penurunan berat badan dan malaise
B. Riwayat Kesehatan
1) Riwayat Kesehatan Sekarang :
a) Keadaan pernapasan (napas pendek)
b) Nyeri dada
c) Batuk, dan
d) Sputum
2) Kesehatan Dahulu :
Jenis gangguan kesehatan yang baru saja dialami, cedera dan pembedahan
3) Kesehatan Keluarga
Adakah anggota keluarga yang menderita empisema, asma, alergi dan TB
C. Pemeriksaan Fisik
1) Keadaan umum dan tanda – tanda vital
Hasil pemeriksaan tanda – tanda vital klien biasanya didapatkan
peningkatan suhu tubuh secara signifikan, frekuensi napas meningkat disertai
sesak napas, denyut nadi meningkat seirama dengan peningkatan suhu tubuh dan
frekuensi pernapasan dan tekanan darah biasanya sesuai dengan adanya penyakit
penyulit seperti hipertensi.
2) Breathing Inspeksi :
a) Bentuk dada dan gerakan pernapasan klien dengan TB Paru biasanya
terlihat kurus sehingga pada bentuk dada terlihat adanya penurunan
proporsi anterior-posterior bading proporsi diameter
lateral
b) Batuk dan sputum
Batuk produktif disertai adanya peningkatan produksi sekret dan sekresi
sputum yang purulen
Palpasi :
Gerakan dinding thoraks anterior/ekskrusi pernapasan. TB Paru tanpa
komplikasi pada saat dilakukan palpasi, gerakan dada biasanya normal dan
seimbang bagian kiri dan kanan. Adanya penurunan gerakan dinding pernapasan
biasanya ditemukan pada klien TB Paru dengan kerusakan parenkim paru yang
luas.
Perkusi :
Pada klien TB Paru tanpa komplikasi biasanya ditemukan resonan atau sonor
pada seluruh lapang paru. pada klien dengan komplikasi efusi pleura didapatkan
bunyi redup sampai pekak pada sisi yang sakit sesuai dengan akumulasi cairan
Aukultasi :
Pada klien TB Paru bunyi napas tambahan ronki pada sisi yang sakit
1) Brain
Kesadaran biasanya komposmentis, ditemukan adanya sianosis perifer apabila
gangguan perfusi jaringan berat. Pengkajian objektif, klien tampak wajah meringis,
menangis, merintih. Pada saat dilakukan pengkajian pada mata, biasanya didapatkan
konjungtiva anemis pada TB Paru yang hemaptu, dan ikterik pada pasien TB Paru
dengan gangguan fungsi hati.
2) Bledder
Pengukuran volume output urin berhubungan dengan intake cairan.
Memonitor adanya oliguria karena hal tersebut merupakan tanda awal syok.
3) Bowel
Klien biasanya mengalami mual, muntah, penurunan nafsu makan dan
penurunan berat badan
4) Bone
Aktivitas sehari-hari berkurang banyak pada klien TB Paru. gejala yang muncul
antara lain kelemahan, kelelahan, insomnia, pola hidup menetap.
5) Pemeriksaan Fisik Head To Toe
(a) Kepala
Kaji keadaan Kulit kepala bersih/tidak, ada benjolan/tidak, simetris/tidak
(b) Rambut
Kaji pertumbuhan rata/tidak, rontok, warna rambut (c)
wajah
Kaji warna kulit, struktur wajah simetris/tidak
(d) Sistem Penglihatan
Kaji kesimetrisan mata, conjungtiva anemia/tidak, sclera ikterik/tidak )
(e) Wicara dan THT
1. Wicara
Kaji fungsi wicara, perubahan suara,afasia, dysfonia
2. THT
a. Inspeksi hidung : kaji adanya obtruksi/tidak, simetris/tidak,ada
secret/tidak
b. Telinga : Kaji Telinga Luar bersih/tidak, membran tympani, ada
secret/tidak
c. Palpasi : Kaji THT ada/tidak nyeri tekan lokasi dan penjalaran
2.2.2 Diagnosa Keperawatan
1. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan adanya penumpukan sekret
2. Peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan proses peradangan
3. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia
4. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang informasi
2.2.3 Perencanaan Keperawatan
Perencanana keperawatan merupakan proses perawatan dengan melaksanakan
berbagai strategi keperawatan yang telah direncanakan dalam intervensi keperawatan.
Dalam tahap ini perawat harus mengetahui berbagai hal diantaranya bahaya-bahaya fisik
dan perlindungan pada klien, teknik komunikasi, kemampuan dalam prosedur tindakan,
pemahaman tentang hak-hak pasien serta memehami tingkat perkembangan pasien.
Dalam pelaksanaan tindakan
keperawatan terdapat dua jenis tindakan yaitu tindakan keperawatan mandiri dan
tindakan kolaborasi. Sebagai profesi perawat mempunyai kewenangan dan tanggung
jawab dalam menentukan asuhan keperawatan (A. Aziz Alimul Hidayat, 2009).
Tabel 2.1 Perencanaan Keperawatan
No Diagnosa Tujuan dan Rencana Rasional
Kriteria Hasil
1 Setelah a. Kaji fungsi a. Ronkhi, mengi
dilakukan pernapasan menunjukkan
tindakan (bunyi napas, akumulasi
keperawatan, kecepatan, sekret/
diharapkan irama, ketidakmampun
bersihan kedalaman, dan untuk
jalan penggunaan otot membersihkan
napas dengan bantu aksesori) jalan napas
kriteria hasil :
Pasien dapat b. Catat b. Pengeluaran sulit
mengeluarkan kemampuan bila sekret sangat
sekret tanpa pasien tebal, sputum
bantuan, Pasien mengeluarkan berdarah kental/
berpartisipasi dahak, catat darah cerah
dalam program karakter, jumlah (misal infeksi,
pengobatan dahak, adanya atau tidak
hemoptisis kuatnya hidrasi)
c. Ajarkan pasien c. Posisi membantu
posisi semi memaksimalkan
fowler tinggi ekspansi paru
dan latihan dan menurunkan
napas dalam upaya
pernapasan

d. Anjurkan pasien d. Pemasukan


untuk banyak e. tinggi cairan
minum air untuk
sedikitnya mengencerkan
2500ml perhari. sekret,
membantu
agar
dahak mudah
e. Kolaborasi : dikeluarkan
Pemberian terapi Antibiotik
OAT 3 tablet/hari spectrum
dan injeksi luas,
cefotaxim 1gr membunuh
kuman TBC
2 Setelah a. Pantau suhu a. Sebagai
dilakukan tubuh b. indikator untuk
tindakan mengetahui
keperawatan c. status hipetermi
diharapkan suhu
tubuh kembali b. Anjurkan untuk d. Dalam kondisi
normal dengan banyak minum e. demam terjadi
kriteria hasil : air putih untuk peningkatan
suhu tubuh mencegah evaporasi yang
dalam rentang dehidrasi memicu
(36oC – 37oC) timbulnya
dehidrasi
Mengurangi
c. Anjurkan istri suhu tubuh dan
pasien agar memberikan
memberikan kenyamanan
kompres hangat pada pasien
pada lipatan dengan faktor
ketiak dan konduksi
femur Untuk
meningkatkan
d. Anjurkan pengeluaran
pasien untuk panas melalui
memakai radiasi
pakaian yang
menyerap
keringat Mengurangi
panas dengan
e. Kolaborasi : farmakologis
Pemberian
paracetamol
500mg
3 Setelah a. Catat status a. Berguna dalam
dilakukan nutrisi pasien b. mendefinisikan
tindakan dari turgor kulit c. derajat/luasnya
keperawatan dan berat badan masalah dan
diharapkan Kaji adanya d. pilihan intervensi
kebutuhan anoreksia, mual, e. yng
nutrisi b. muntah, dan tepat
pasien catat
terpenuhi kemungkinan
dengan criteria c. hubungan Dapat
hasil : dengan obat mempengaruhi
Menunjukkan d. Motivasi pasien pilihan diet dan
peningkatan e. untuk makan mengidentifikasi
berat badan dan sedikit tapi area pemecahan
melakukan sering masalah untuk
perubahan pola Dorong pasien meningkatkan
makan untuk sering pemasukan
beristirahat
Menurunkan
Kolaborasi : iritasi gaster dan
Pemberian meningkatkan
injeksi status nutrisi
ranitidine Membantu
50mg, antacid menghemat
500mg dan energy
curcuma 50mg
Membantu
mengurangi
mual dan
membantu nafsu
makan secara
farmakologis
4 Setelah a. Kaji a. Belajar
dilakukan kemampuan tergantung
tindakan pasien untuk kepada emosi
keperawatan belajar dan kesiapan
diharapkan mengetahui fisik
pasien masalah,
mengetahui kelemahan,
informasi lingkungan,
tentang media yang
penyakitnya, terbaik bagi
dengan criteria pasien
hasil : Pesien
memperlihatkan b. Identifikasi b. Dapat
peningkatan gejala yang menunjukkan
pengetahuan harus kemajuan atau
mengenai dilaporkan pengaktifan
perawatan diri keperawatan, ulang penyakit
contoh atau efek obat
hemoptisis, yang
nyeri dada, memerlukan
demam, evaluasi
kesulitan berlanjut
bernapas
c. Jelaskan dosis c. Meningkatkan
obat, frekuensi kerja sama
pemberian, dalam program
kerja obat yang pengobatan dan
diharapkan dan mencegah
alasan penghentian
pengobatan obat sesuai
lama, kaji perbaikan
potensial kondisi pasien
interaksi
dengan obat
lain

d. Kaji potensial d. Mencegah dan


efek samping menurunkan
pengobatan dan ketidaknyamana
pemecahan n sehubungan
masalah dengan terapi
dan
meningkatkan
kerjasama dalam
program
e. Dorong pasien
atau orang e. Memberikan
terdekat untuk kesempatan
menyatakan untuk
takut atau memperbaiki
masalah, jawab kesalahan
pertanyaan
secra nyata

f. Berikan
instruksi dan f. Informasi
tertulis
informasi menurunkan
tertulis khusus pada hambatan pasien
pasien untuk untuk mengingat
rujukan. Contohnya sejumlah besar
jadwal obat informasi.

2.2.4 Implementasi Keperawatan


Implementasi Keperawatan adalah pelaksanaan rencana keperawatan oleh perawat dan
pasien. Perawat bertanggung jawab terhadap asuhan keperawatan yang berfokus pada
pasien dan berorientasi pada tujuan dan hasil yang diperkirakan dari asuhan keperawatan
dimana tindakan dilakukan dan diselesaikan, sebagaimana di gambarkan dalam rencana
yang sudah dibuat di atas.

2.2.5 Evaluasi Keperawatan


Evaluasi merupakan langkah terakhir dari proses keperawatan dengan cara
melakukan identifikasi sejauh mana tujuan dari rencana keperawatan tercapai atau tidak.
Dalam melakukan evaluasi, perawat seharusnya memiliki pengetahuan dan kemampuan
dalam memahami respon terhadap intervensi keperawatan, kemampuan
menggambarkan kesimpulan tentang tujuan yang ingin dicapai serta kemampuan dalam
menghubungkan tindakan keperawatan dalam kriteria hasil.

Anda mungkin juga menyukai