OLEH:
BAYU IRWANTO, S.Kep
DESSY KURNIATI, S.Kep
HERY WISMONO, S.Kep
LELIK JUNAIDI, S.Kep
RIAN PRAMANDANI, S.Kep
BAB I
PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
Insiden ulkus diabetikum atau ulkus diabetes mellitus setiap tahunnya adalah
2% di antara semua pasien dengan diabetes dan 5 – 7,5% di antara pasien
diabetes dengan neuropati perifer. Meningkatnya prevalensi diabetes di dunia
menyebabkan peningkatan kasus amputasi kaki karena komplikasi diabetes.
Studi epidemiologi melaporkan lebih dari satu juta amputasi dilakukan pada
penyandang diabetes setiap tahunnya. Ini berarti, setiap 30 detik ada kasus
amputasi kaki karena diabetes di seluruh dunia.
2. TUJUAN
Mahasiswa mampu menyelesaikan tugas dalam stase KMB untuk memenuhi
dan menyelesaikan pendidikan Program Profesi NERS di STIKes
Muhammadiyah Pringsewu.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Ulkus merupakan luka terbuka pada permukaan kulit atau
selaput lender dan usus adalah kematian jaringan yang luas
disertai invasive kuman saprofit (Zaidah, 2008).
ABSTRAK
Diabetes mellitus adalah gangguan metabolisme yang ditandai dengan hiperglikemia yang berhubungan dengan
abnormalitas metabolisme karbohidrat, lemak dan protein yang disebabkan oleh penurunan sekresi insulin atau
penurunan sensitivitas insulin atau keduanya yang menyebabkan komplikasi kronis mikrovaskuler dan neuropati.
Beberapa peneliti melakukan penelitian dengan metode pengobatan gangren secara herbal diantaranya yaitu dengan
minyak zaitun, minyak kelapa, aloe vera dan madu. Madu sangat dipercaya oleh masyarakat untuk berbagai jenis
pengobatan termasuk luka, madu juga mudahdidapat selain itu efektif dalam proses penyembuhan luka. Luaran: 1.
Publikasi ilmiah dalam Jurnal Nasional yang mempunyai ISSN, 2. Prosiding pada seminar ilmiah (berskala lokal,
regional maupun nasional). Hasil Penelitian: Dari hasil uji data pairet t tes hasil t hitung 5.000 dan p value 0.015
karena hasil t hitung 5.000 diatas harga atau > table t: 2.35 dan p < dari 0.05, maka disimpulkan ada manfaat
madu untuk mempercepat proses penyembuhan luka gangrene sehingga hipotesis yang berbunyi ada manfaat madu
terhadap penyembuhan luka gangrene di terima. Sementara kekuatan pengaruh atau manfaat dapat dilihat hasil
Paired Samples Correlations dengan hasil 0.57 atau memiliki kekuatan 57 %, sehingga dapat diketahui ada pengaruh
yang sedang.
BAB IV
PEMBAHASAN
Pelaksanaan asuhan keperawatan dilakukan pada Tanggal 04 Juni 2018 –
06 Juni 2018 pada Ny. M dengan diagnosa medik Ulkus Diabetikum di
Ruang Bedah RSUD Pringsewu. Pada saat pengkajian dilakukan,
didapatkan data bahwa ditemukan adanya luka di kaki sebelah kanan
sejak 1 bulan yang lalu. Setelah dikaji lebih lanjut, kondisi luka kotor,
bernanah (pus), bau khas gangren, terdapat jaringan nekrotik, tanda-
tanda infeksi (rubor,dolor dan calor) (+). Jika luka tidak segera diatasi
dengan perawatan luka yang baik, luka dapat semakin meluas dan resiko
penyebaran infeksi meningkat. Untuk itu tim medis dan paramedis
melakukan debridement luka dengan prinsip steril dan melakukan
perawatan luka dengan memberikan madu pada area luka sebanyak 1 kali
sehari selama 3 hari. Perawatan luka dengan memberikan madu pada
area luka didasarkan dari hasil penelitian yang termuat dalam jurnal-
jurnal kesehatan tentang perawatan luka dengan memberikan madu pada
area luka. Madu yang digunakan adalah madu yang steril yang didapatkan
dari apotik.
Lanjutan pembahasan
Setelah perawatan luka dengan memberikan madu pada area
luka dilakukan sebanyak 1 kali sehari selama 3 hari, perawat
mengevaluasi perkembangan proses penyembuhan luka
pasien. Dari hasil pengamatan didapatkan data bahwa proses
penyembuhan luka berjalan dengan baik, tidak ditemukan
Pus, luka dalam kondisi bersih, jaringan nekrotik minimal
dan terdapat granulasi. Hasil tersebut dapat menjadi
gambaran bahwa perawatan luka dengan memberikan madu
pada area luka dapat membantu proses penyembuhan luka
gangren pasien ulkus diabetikum tanpa mengesampingkan
faktor-faktor lain baik dari tubuh pasien sendiri maupun
dari keberhasilan terapi medis lainnya.
Lanjutan pembahasan
Hasil diatas sejalan dengan hasil penelitian yang termuat
dalam jurnal Nabhani & Widiyastuty (2017) yang berjudul
“Pengaruh Madu Terhadap Proses Penyembuhan Luka
Gangren Pada Pasien Diabetes Mellitus” dimana hasil
penelitian menunjukkan bahwa perawatan luka dengan
pemberian madu pada area luka dapat membantu proses
penyembuhan luka gangren pada pasien diabetes mellitus.
Menurut Hammad (2013), madu efektif dalam proses
penyembuhan luka karena kandungan airnya rendah, PH
madu yang asam serta kandungan hidrogen peroxida-nya
mampu membunuh bakteri dan mikro-organisme yang masuk
ke dalam tubuh kita. Selain itu madu juga mengandung
antibiotika sebagai antibakteri dan antiseptik yang menjaga
luka agar tidak terjadi infeksi.
Lanjutan pembahasan
Intanwidya (2006) dalam Kartini (2009) mengatakan
bahwa pada umumnya madu tersusun atas 17,1 % air,
82,4 % karbohidrat total, 0,5% protein, asam amino,
vitamin dan mineral. Selain asam amino non-esensial
ada juga asam amino esensial diantaranya listin,
hystadin, tritofan. Karbohidrat yang terkandung dalam
madu termasuk tipe karbohidrat sederhana.
Karbohidrat tersebut umumnya terdiri dari 38,5%
fruktosa dan 31% glukosa. Sisanya 12,9% karbohidrat
yang tersusun dari maltose, sukrosa, dan gula lain.
KESIMPULAN
Kesimpulan
Pemberian madu pada luka gangrene dapat membantu proses
penyembuhan luka gangrene. Hal tersebut dikarenakan kandungan
airnya rendah, PH madu yang asam serta kandungan hidrogen peroxida-
nya mampu membunuh bakteri dan mikro-organisme yang masuk ke
dalam tubuh kita. Selain itu madu juga mengandung antibiotika sebagai
antibakteri dan antiseptik yang menjaga luka agar tidak terjadi infeksi.
• Saran
Penulis berharap semoga penyusunan makalah tentang Askep pada
Keperawatan Medikal Bedah dengan Ulkus Diabetik ini dapat
memberikan ilmu dan pengetahuan dalam bidang pendidikan dan praktik
keperawatan. Dan juga dengan makalah ini dapat menjadi acuan untuk
tindakan proses keperawatan.