Anda di halaman 1dari 10

PROPOSAL PENELITIAN

HUBUNGAN LAMA PUASA DENGAN KEJADIAN MUAL


MUNTAH PADA PASIEN POST OPERASI SC DENGAN
TINDAKAN SPINAL ANESTESI

Disusun Oleh :

Tati Meiyana Thamrin

1811604041

PRODI D4 KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ‘AISYIYAH YOGYAKARTA
2020-2021
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Menurut Morgan puasa preanestesi adalah salah


satu tindakan persiapan sebelum operasi, pasien tidak boleh
makan dan minum dimulai pada waktu tertentu sebelum
operasi. Lamanya puasa yang dibutuhkan tergantung dari
banyak faktor, seperti jenis operasi, waktu makan terakhir
sampai dimulainya tindakan (pada operasi emergensi), tipe
makanan, dan pengobatan yang diberikan pada pasien
sebelum operasi (Siswanti, 2020). Puasa pra-anestesi
berfungsi untuk memberikan waktu yang cukup bagi
pengosongan lambung, dan mengurangi risiko regurgitasi
dan aspirasi paru dari sisa-sisa makanan. Sebaiknya,
disarankan untuk melakukan puasa sebelum induksi
anestesia agar tidak menyebabkan dehidrasi, hipoglikemia,
dan khususnya agar tidak menyebabkan mual muntah pasca
post operasi (Dausawati, 2015)
Mual muntah sendiri adalah salah satu gejala yang
sering timbul akibat tindakan anestesi pada pasien dengan
post SC. Mual muntah pada pasien SC dengan spinal
anestesi disebabkan oleh hipotensi, hipoksia, kecemasan,
pemberian narkotik, peningkatan syaraf parasimpatik, dan
reflex manipulasi oleh operator. Mual muntah pasca operasi
dapat menyebabkan morbiditas, diantaranya dehidrasi,
ketidakseimbangan elektrolit, hipertensi dan perdarahan,
ruptur esofagus dan apabila muntah masuk ke dalam saluran
pernafasan maka berakibat pasien mengalami gangguan
jalan nafas pasien merasakan sesak nafas yang dapat
mengancam jiwa (Hayati, 2019). Meskipun PONV biasanya
sembuh sendiri dan tidak fatal, hal ini dapat menyebabkan
morbiditas yang bermakna, diantarnya dehidrasi,
ketidakseimbangan elektrolit, hipertensi dan perdarahan,
ruptur esofagus dan gangguan jalan nafas yang dapat
mengancam jiwa, meskipun komplikasi yang lebih berat
jarang terjadi (Faridah, 2013)
Muntah dapat dibedakan menjadi 3 fase, yaitu fase
preejeksi, fase ejeksi, dan fase postejeksi. Fase preejeksi
didominasi oleh rasa mual dan berhubungan dengan
perubahan otonomik dan gastrointestinal. Gejala awal yang
terjadi adalah saliva kental, berkeringat, pucat dan takikardi.
Fase preejeksi bisa berakhir dalam menit, jam bahkan
sampai beberapa hari, seperti tampak pada pasien yang
mendapat kemoterapi dan kehamilan, serta tidak selalu
berakhir dengan muntah. Fase ejeksi terdiri dari retching dan
muntah (David, 2016)
Banyak kejadian pasien yang berpuasa 12– 16 jam
yang ditemukan di berbagai institusi kesehatan. Puasa akan
memanjang lebih lama ketika operasi ditunda. Penelitian di
India mendapatkan data pemanjangan waktu puasa
disebabkan oleh instruksi yang salah dari petugas kesehatan
sebanyak 74% dan akibat diundurnya jadwal operasi
sebanyak 32%. American Society of Anesthesiology (ASA)
telah menerbitkan pedoman praktik tentang puasa pre-
anestesi sebagai suatu upaya untuk meminimalkan kejadian
aspirasi. Makanan padat dilarang dalam waktu 6 sampai 8
jam sebelum anestesia (umumnya setelah tengah malam), air
susu ibu (ASI) dalam waktu 4 jam sebelum anestesia, dan
cairan bening dalam waktu 2 jam sebelum anestesia.
(Dausawati, 2015)
Dalam studi pendahuluan yang dilakukan di RSD
Mardi Waluyo selama kurun waktu 1 bulan terakhir, yaitu
pada bulan September 2018 didapatkan data bahwa dari 20
pasien yang menjalani operasi seksio sesarea dengan
anestesi spinal, 70% atau sejumlah 14 pasien yang
mengalami efek samping nausea and vomiting (Hayati,
2019). Di Rumah Sakit Muhammadiyah Lamongan kejadian
mual muntah pasca operasi sebanyak 68 pasien (12 %) dari
semua pasien post operasi Sectio Caesarea pada tahun 2010
(Rekam Medik RSML). (Faridah, 2013)

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan dari latar belakang diatas, maka dapat
dirumuskan masalah untuk penellitian yaitu “Adakah
hubungan lama puasa dengan kejadian mual muntah pada
pasien post operasi SC dengan tindakan spinal anestesi?”

C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum
Mengetahui hubungan lama puasa dengan kejadian
mual muntah pada pasien post operasi SC dengan
tindakan spinal anestesi.
2. Tujuan khusus
a. Diketahuinya lama puasa pada pasien post operasi
SC dengan tindakan spinal anestesi
b. Diketahuinya kejadian mual muntah pada pasien
post operasi SC dengan tindakan spinal anestesi

D. Ruang Lingkup
Ruang lingkup penelitian ini adalah mencakup bidang
keperawatan anesesiologi pada tahap post anestesi pada
pasien SC yang dilakukan tindakan spinal anestesi di
ruang IBS sebuah rumah sakit.

E. Manfaat Penelitian
Diharapkan dengan adanya penelitian ini diharapkan
dapat memberi manfaat sebagai berikut :
1. Manfaat teoritis
Diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan
informasi yang bisa digunakan sebagai masukan ilmu
pengetahuan khususnya keperawatan anetesiologi
tentang hubungan lama puasa dengan kejadian mual
muntah pada pasien post operasi SC dengan tindakan
spinal anestesi.
2. Manfaat praktis
Diharapkan hasil dari penelitian ini diharapkan dapat
memberikan manfaat sebagai berikut :
a. Institusi rumah sakit
Dapat menjadi bahan masukan dan informasi
berkaitan dengan salah satu hubungan lama puasa
dengan kejadian mual muntah pada pasien post
operasi SC dengan tindakan spinal anestesi,
sehingga dapat mengatasi kemungkinan
terjadinya mual muntah akibat lama puasa pasien.
b. Penata anestesi
Dapat menjadi bahan informasi mengenai
hubungan lama puasa dengan kejadian mual
muntah pada pasien post operasi SC dengan
tindakan spinal anestesi., sehingga dapat
mengetahui tindakan pelaksanaan untuk
mencegah terjadinya mual muntah saat pasien
belum berpuasa ataupun puasa pasien kurang.
c. Bagi peneliti
Dapat menjadi bahan bacaan dan informasi bagi
pengembangan penelitian selanjutnya mengenai
hubungan lama puasa dengan kejadian mual
muntah pada pasien post operasi SC dengan
tindakan spinal anestesi.

F. Keaslian Penelitian
1. Penelitian ini mengacu pada penelitian yang
dilakukan oleh Virgianti Nur Faridah (2013). Dengan
judul penelitian pengaruh pemberian minum air
hangat terhadap kejadian post operative nausea
vomitting (PONV) pada pasien post operasi sectio
caesarea dengan anestesi spinal di unit perawatan
pasca anestesi rumah sakit Muhammadiyah
Lamongan. Penelitian ini menggunaakan penelitian
experimental dengan desain penelitian post test only
controlled group desain. Sampel penelitian diambil
dari ibu post operasi SC dengan anestesi spinal di
RSM Lamongan sebanyak 32 orang menggunakan
teknik Simple Random Sampling yang dibagi
menjadi 2 kelompok yaitu kelompok yang diberikan
minum air hangat 16 pasien dan kelompok yang tidak
diberikan minum air hangat 16 pasien (kelompok
kontrol). Pengumpulan data menggunakan lembar
observasi mual muntah berupa check list dan uji yang
digunakan adalah uji Mann-Whitney U-Test. Dari
hasill penelitian tidak terdapat pengaruh pemberian
minum air hangat terhadap kejadian PONV pada
pasien post operasi sectio caesarea dengan anestesi
spinal, dengan nilai mean ranknya adalah 16,12,
sedangkan nilai Z =-0.314 dan nilai p = 0.753.
Persamaan dengan penelitian yang dilakukan oleh
Virgianti Nur Faridah adalah Sampel penelitian
diambil dari ibu post operasi SC sebanyak 32 orang
menggunakan teknik Simple Random Sampling yang
dibagi menjadi 2 kelompok yaitu kelompok yang
diberikan minum air hangat 16 pasien dan kelompok
yang tidak diberikan minum air hangat 16 pasien
(kelompok kontrol). Sedangkan perbedaan penelitian
yang dilakukan oleh Virgianti Nur Faridah yaitu
Pengumpulan data menggunakan lembar observasi
mual muntah berupa check list dan uji yang
digunakan adalah uji Mann-Whitney U-Test.

2. Penelitian ini mengacu pada penelitian yang


dilakukan oleh Heny Siswanti, Sri Karyati, dan Fuji
Nurul Hidayah (2020) dengan judul penelitian
hubungan lamanya puasa pre anestesi dengan status
hemodinamik pada pasien operasi elektif di ruang
instalasi bedah sentral (IBS) RSUD RA Kartini
Kabupaten Jepara. Penelitian ini menggunakan desain
penelitian korelasi (Correlation study) dengan
pendekatan cross sectional, Populasi pada penelitian
ini nya adalah seluruh pasien di ruang IBS RSU RA.
Kartini Jepara dengan populasi sebanyak 80 pasien
dengan menggunakan tehnik Eksidental Sampling.
Penelitian dibagi dalam 2 kategori yaitu penelitian
tentang lamanya puasa dan penelitian tentang status
hemodinamik. Penelitian tentang lamanya puasa pre
anestesi didapatkan bahwa lama puasa baik sebanyak
41 responden (51.2%) dan lama puasa kurang baik
sebanyak 39 responden (48.8%). Sedangkan
Penelitian tentang status hemodinamik didapatkan
bahwa status hemodinamik baik sebanyak 35
responden (43.8%) dan status hemodinamik kurang
baik sebanyak 45 responden (56.2%). Dari hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa Ada hubungan
lamanya puasa pre anestesi dengan status
hemodinamik pada pasien operasi elektif di Ruang
IBS RSUD RA Kartini Kabupaten Jepara, dengan
hasil uji spearman rho diperoleh p value = 0,000 (p <
0,05) maka Ho ditolak dan Ha diterima.

Persamaan dengan penelitian yang dilakukan Heny


Siswanti, Sri Karyati, dan Fuji Nurul Hidayah adalah
metode penelitian berupa lembar oservasi yaitu
Pengisian identitas responden, status hemodinamik
Analisa data menggunakan rumus dengan program
komputer. Sedangkan perbedaan penelitian yang
dilakukan Heny Siswanti, Sri Karyati, Fuji Nurul
Hidayah adalah menganalisa data menggunakan
rumus dengan program komputer.

DAFTAR PUSTAKA
Faridah, V. N. (2013). Pengaruh Pemberian Minum Air Hangat
Terhadap Kejadian Post Operative Nausea Vomitting (Ponv)
Pada Pasien Post Operasi Sectio Caesarea Dengan Anestesi
Spinal Di Unit Perawatan Paska Anestesi Rumah Sakit
Muhammadiyah Lamongan. Surya 14 Vol. 01, No. XIV, April
2013.

Hayati, F. K. (2019). Pengaruh Pemberian Aromaterapi


Peppermint terhadap Nausea pada Pasien Post Operasi Sectio
Caesarea dengan Anestesi Spinal (Doctoral dissertation, STIKes
Patria Husada Blitar).

Siswanti, H., Karyati, S., & Hidayah, F. N. (2020).


HUBUNGAN LAMANYA PUASA PRE ANESTESI DENGAN
STATUS HEMODINAMIK PADA PASIEN OPERASI
ELEKTIF DI RUANG INSTALASI BEDAH SENTRAL (IBS)
RSUD RA KARTINI KABUPATEN JEPARA. Proceeding of
The URECOL, 379-384.

Dausawati, A. F., Tavianto, D., & Kadarsah, R. K. (2015).


Hubungan antara Lama Puasa Preanestesi dan Kadar Gula Darah
Saat Induksi pada Pasien Pediatrik yang Menjalani Operasi
Elektif. Jurnal Anestesi Perioperatif, 3(3), 203-208.

Guyton AC, Hall JE. Physiology of Gastrointestinal disorders In:


Guyton AC, Hall JE. Textbook of Medical Physiology. 11th
Edition. Philadelphia: Elsevier Inc. 2006. p. 823-824.

Anda mungkin juga menyukai