Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PENDAHULUAN

NEUROPATI DIABETIK

NUR HIKMAH FAJRIANI ILHAM

PO714201171033

KELAS A D.IV KEPERAWATAN

POLTEKKES KEMENKES MAKASSAR

D.IV KEPERAWATAN

2021
LAPORAN PENDAHULUAN

A. MASALAH KESEHATAN :
Neuropati diabetik

B. PENGERTIAN
Diabetes melitus adalah sebuah gangguan metabolisme yang ditandai dengan
tingginya kadar gula darah (hiperglikemia) yang berhubungan dengan tidak normalnya
metabolisme karbohidrat, lemak, dan protein yang disebabkan oleh penurunan
sensitivitas insulin, atau penurunan sekresi insulin, ataupun keduanya yang
menyebabkan komplikasi kronis mikrovaskuler, makrovaskuler, dan neuropati (Yuliana
elin, 2009).
Kerusakan pada saraf adalah komplikasi yang paling sering terjadi. Ada penelitian
yang menyebutkan bahwa lebih dari 60% pasien DM akan mengalami komplikasi ini.
Dalam jangka lama, gula darah yang tinggi (hiperglikemia) akan melemahkan dan
merusak dinding pembuluh darah kapiler yang memberi makan ke saraf, sehingga terjadi
keusakan saraf yang disebut neuropati diabetik (Hans Tandra, 2017).

C. GEJALA DAN TANDA

Adapun tanda dan gejala yang dialami, antara lain :

1. Merasakan kram
2. Kesemutan atau kebas
3. Nyeri (seperti terbakar atau nyeri pada malam hari)
4. Tidak merasakan sensasi nyeri saat terluka

D. POHON MASALAH
E. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
Penentuan diagnosa dilakukan setelah melakukan beberapa tes atau pemeriksaan,
antara lain :
1) Gula darah sewaktu < 140 mg/dl, Digunakan untuk skrining bukan diagnostik.
2) Tes filament, Dokter akan menyikatkan serat nilon lembut (monofilamen) di atas
area kulit untuk menguji sensitivitas terhadap sentuhan.
3) Pengujian sensorik, Tes noninvasif ini digunakan untuk mengetahui bagaimana
saraf merespons getaran dan perubahan suhu.
4) Pengujian konduksi saraf, Tes ini untuk mengukur seberapa cepat saraf di lengan
dan kaki melakukan sinyal listrik. Tes ini juga sering digunakan untuk mendiagnosis
sindrom carpal tunnel.
5) Tes respons otot, Disebut juga dengan elektromiografi, tes ini sering dilakukan
dengan studi konduksi saraf. Pemeriksaan ini dilakukan untuk mengukur muatan
listrik yang dihasilkan di otot.
6) Pengujian otonom, Tes khusus ini dapat dilakukan untuk menentukan bagaimana
tekanan darah berubah saat kamu berada di posisi yang berbeda, dan apakah kamu
berkeringat secara normal.

F. PENATALAKSANAAN MEDIS
Menurut Hans Tandra (2017) pengobatan neuropati yang harus diingat adalah
melakukan kontrol kadar gula darah dengan baik. Dalam pengobatan neuropati perifer
dapat dibagi menjadi 3 bagian, yaitu :
1) Penyuluhan atau pemberian nasihat
2) Pengobatan nyeri
3) Perawatan kaki

G. PENGKAJIAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian Menurut (Santosa, Budi. 2008)
1) Identitas klien, meliputi : Nama pasien, tanggal lahir,umur, agama, jenis kelamin,
status perkawinan, pendidikan, pekerjaan, No rekam medis.
2) Keluhan utama
a. Kondisi hiperglikemi: Penglihatan kabur, lemas, rasa haus dan banyak kencing,
dehidrasi, suhu tubuh meningkat, sakit kepala.
b. Kondisi hipoglikemi Tremor, perspirasi, takikardi, palpitasi, gelisah, rasa lapar,
sakit kepala, susah konsentrasi, vertigo, konfusi, penurunan daya ingat, patirasa
di daerah bibir, pelo, perubahan emosional, penurunan kesadaran.
3) Riwayat kesehatan sekarang Biasanya klien masuk ke RS dengan keluhan utama
gatal-gatal pada kulit yang disertai bisul/lalu tidak sembuh-sembuh, kesemutan/rasa
berat, mata kabur, kelemahan tubuh. Disamping itu klien juga mengeluh poliurea,
polidipsi, anorexia, mual dan muntah, BB menurun, diare kadang-kadang disertai
nyeri perut, kram otot, gangguan tidur/istirahat, haus, pusing/sakit kepala, kesulitan
orgasme pada wanita dan masalah impoten pada pria.
4) Riwayat kesehatan dahulu DM dapat terjadi saat kehamilan, penyakit pankreas,
gangguan penerimaan insulin, gangguan hormonal, konsumsi obat-obatan seperti
glukokortikoid, furosemid, thiazid, beta bloker, kontrasepsi yang mengandung
estrogen.
5) Riwayat kesehatan keluarga Adanya riwayat anggota keluarga yang menderita DM.
6) Pemeriksaan Fisik
a) Aktivitas dan Istirahat
Gejala: lemah, letih, sulit bergerak atau berjalan, kram otot, tonus otot menurun,
gangguan istirahat dan tidur.
Tanda: takikardia dan takipnea pada keadaan istirahat atau dengan aktivitas,
letargi, disorientasi, koma.
b) Sirkulasi
Gejala : adanya riwayat penyakit hipertensi, infark miokard akut, klaudikasi,
kebas, kesemutan pada ekstremitas, ulkus pada kaki, penyembuhan yang
lama.
Tanda : takikardia, perubahan TD postural, nadi menurun, disritmia, krekels,
kulit panas, kering dan kemerahan, bola mata cekung.
c) Integritas ego
Gejala : stress, tergantung pada orang lain, masalah finansial yang berhubungan
dengan kondisi.
Tanda : ansietas, peka rangsang.
d) Eliminasi
Gejala : perubahan pola berkemih (poliuria), nokturia, rasa nyeri terbakar,
kesulitan berkemih, ISK, nyeri tekan abdomen, diare.
Tanda : urine encer, pucat, kuning, poliuri, bising usus lemah, hiperaktif pada
diare.
e) Makanan dan cairan
Gejala: hilang nafsu makan, mual muntah, tidak mengikuti diet, peningkatan
masukan glukosa atau karbohidrat, penurunan berat badan, haus, penggunaan
diuretik.
Tanda: kulit kering bersisik, turgor jelek, kekakuan, distensi abdomen, muntah,
pembesaran tiroid, napas bau aseton
f) Neurosensori
Gejala: pusing, kesemutan, kebas, kelemahan pada otot, parastesia, gangguan
penglihatan.
Tanda: disorientasi, mengantuk, letargi, stupor/koma, gangguan memori, refleks
tendon menurun, kejang.
g) Kardiovaskuler
Takikardia / nadi menurun atau tidak ada, perubahan TD postural, hipertensi
dysritmia, krekel, DVJ (GJK)
h) Pernapasan
Gejala: merasa kekurangan oksigen, batuk dengan atau tanpa sputum.
Tanda: pernapsan cepat dan dalam, frekuensi meningkat.
i) Seksualitas
Gejala: rabas vagina, impoten pada pria, kesulitan orgasme pada wanita
j) Gastro intestinal : Muntah, penurunan BB, kekakuan/distensi abdomen, anseitas,
wajah meringis pada palpitasi, bising usus lemah/menurun.
k) Muskulo skeletal Tonus otot menurun, penurunan kekuatan otot, ulkus pada
kaki, reflek tendon menurun kesemuatan/rasa berat pada tungkai.
l) Integumen Kulit panas, kering dan kemerahan, bola mata cekung, turgor jelek,
pembesaran tiroid, demam, diaforesis (keringat banyak), kulit rusak,
lesi/ulserasi/ulku.
7) Diagnosa Keperawatan
8) Intervensi Keperawatan
9) Implementasi Keperawatan

H. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Diagnosa keperawataan yang biasnya muncul, antara lain :
1) Resiko ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
2) Kekurangan volume cairan
3) Resiko perfusi jaringan serebral tidak efektif
4) Kerusakan integritas kulit
5) Resiko cedera

I. INTERVENSI KEPERAWATAN
No DIAGNOSA TUJUAN INTERVENSI
. KEPERAWATAN INTERVENSI
1. Resiko Setelah dilakukan 1) Timbang berat badan
ketidakseimbangan asuhan keperawatan setiap kunjungan
nutrisi kurang dari selama … x 24 jam, prenatal.
kebutuhan tubuh diharapkan berat 2) Kaji masukan kalori
badan dapat dan pola makan dalam
meningkat dan tidak 24 jam.
ada tanda-tanda 3) Tinjau ulang dan
malnutrisi dengan berikan informasi
kriteria hasil : mengenai perubahan
- Pasien mampu yang diperlukan pada
menghabiskan penatalaksanaan
porsi makan. diabetik.
- Perubahan gaya 4) Tinjau ulang tentang
hidup untuk pentingnya makanan
meningkatkan dan yang teratur bila
mempertahankan memakai insulin.
berat badan. 5) Perhatikan adanya
mual dan muntah
khususnya pada
trimester pertama.
6) Kaji pemahaman stress
pada diabetik.
7) Ajarkan pasien tentang
metode finger stick
untuk memantau
glukosa sendiri.
8) Tinjau ulang dan
diskusikan tanda
gejala serta
kepentingan hipo atau
hiperglikemia.
9) Instruksikan untuk
mengatasi
hipoglikemia
asimtomatik.
10) Anjurkan pemantauan
J. REFERENSI (3 BUKU)
1. http://www.p2ptm.kemkes.go.id/artikel-sehat/tanda-dan-gejala-diabetes
2. https://www.halodoc.com/artikel/5-tes-untuk-diagnosis-penyakit-neuropati-diabetik,
diakses pada tanggal 16 Mei 2021 pukul 07.41 WITA.
3. Decroli Eva. 2019. Diabetes Mellitus Tipe 2. Padang : Pusat Penerbitan Bagian Ilmu
Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Andalas.

4. Hans Tandra. 2017. Segala Sesuatu yang Harus Anda Ketahui Tentang Diabetes.
Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
5. Yuliana Elin, Andrajat Retnosari, 2009. ISO Farmakoterapi. Jakarta : ISFI.

Anda mungkin juga menyukai