Anda di halaman 1dari 3

STANDAR ASUHAN KEPERAWATAN (SAK)

DM (MIOMA UTERI)
Standar Asuhan kebidanan pada pasien dengan mioma uteri
1. Pengertian suatu neoplasma jinak yang berasal dari otot uterus dan jaringan
ikat yang menopangnya.
a. Keluhan
1). Nyeri perut atau desakan pada perut bagian bawah
2). Gangguan menstruasi
a). Perdarahan yang berkepanjangan
b). Menoraghia atau menometroraghia seperti gumpalan
darah
Standar
c). Dismenoraghia
Assessment
2. b. Faktor prediposisi
Keperawatan
1) Genetic atau factor-faktor lingkungan (variasi hormon)
Indonesia
2) Nullipara
3) Riwayat keluarga
4) Usia
5) Pareitas
6) Kehamilan
c.
a. Ketidakstabilan kadar glukosa darah (D.0027)
Standar
b. Kesiapan peningkatan nutrisi (D.0026)
Diagnosis
3. c. Resiko perfusi perifer tidak efektif (D.0015)
Keperawatan
d. Intoleransi aktivitas (D.0056)
Indonesia (SDKI)
a. Ketidakstabilan kadar glukosa darah (D.0027)
Kestabilan kadar glukosa darah membaik (L.03022) dengan
kriteria hasil:
1) Pusing menurun
2) Lelah atau lesu menurun
3) Gemetar dan berkeringat menurun
4) Kadarglukosa dalam darah dan urin membaik
5) Mulut kering dan rasa haus menurun
b. Kesiapan peningkatan nutrisi (D.0026)
Status nutrisi membaik (L.03030) dengan kriteria hasil:
1) Porsi yang dihabiskan meningkat
2) Pengetahuan tentang standar asupan nutrisi yang tepat
meningkat
3) Nyeri abdomen menurun
4) Berat badan membaik
Standart Luaran
5) Nafsu makan membaik
4. Keperawatan
c. Resiko perfusi perifer tidak efektif (D.0015)
Indonesia (SLKI)
Perfusi perifer meningkat (L.02011) dengan kriteria hasil:
1) Denyut nadi perifer meningkat
2) Penyembuhan luka dan sensasi meningkat
3) Nyeri ekstermitas, kelemahan otot, kram otot, nekrosis
menurun
4) Akral, turgor kulit membaik
5) Tekanan darah sistol dan diastole membaik
d. Intoleransi aktivitas (D.0056)
Toleransi aktivitas membaik (L.05047) dengan kriteria hasil:
1) Saturasi oksigen meningkat
2) Kemudahan dalam melakukan aktivitas sehari-hari
meningkat
3) Dispnea setelah aktivitas menurun
4) Tekanan darah, frekuensi napas, EKG Iskemia membaik
a. Ketidakstabilan kadar glukosa darah (D.0027)
Manajemen hiperglikemia (I.03115)
1) Observasi: identifikasi kemungkinan penyebab
hyperglikemia, situasi yang menyeababkan kebutuhan
insulin meningkat, monitor kadar glukosa darah, tanda
dan gejala, intake, ouput ataupunkadar analisa gas darah
2) Teraupeutik: berikan asupan cairan oral dan fasilitasi
ambulasi jika ada hipotensi ortastik
3) Edukasi: Anjurkan menghindari olahraga saat kadar
glukosa dara lebih dari 250 mg/dl, monitor kadar glukosa
darah, anjurkan kepatuhan diet
4) Kolaborasi: pemerian insulin, cairan iv dan kalium
b. Kesiapan peningkatan nutrisi (D.0026)
Manajemen ganguan makan (I. 03111)
1) Observasi: monitor asupan dan keluarnya makanan dan
cairan serta kebutuhan kalori
2) Temperautik: timbang berat badan, diskusikan perilaku
makan dan jumlah aktivitas fisik, rencanakan program
pengoatan dan perawatan dirumah
3) Edukasi: anjurkan membuat catatan harian tentang pemicu
pengeluaran makanan dan ajarkan pengaturan diet yang
tepat
4) Kolaborasi: dengan ahli gizi tentang target berat badan,
Standar kebutuhan kalori dan pilihan makanan
Intervensi c. Resiko perfusi perifer tidak efektif (D.0015)
5.
Keperawatan Pencegahan syok (I.02068)
indonesia (SIKI) 1) Observasi: monitor status kardiopulmonal, frekuensi, nadi,
napas, TD), Monitor status oksigen, cairan, tingkat
kesadaran, dan respon pupil
2) Teraupetik: berikan oksigen untuk mempertahankan
saturasi, persiapkan intubasi, pasang kateter urine, lakukan
skin test untuk mencegah reaksi alergi
3) Edukasi: jelaskan penyebab, faktor resiko syok,
tanda,gejala, anjurkan perbanyak asupan cairan oral
4) Kolaborasi: pemberian IV, Pemberian tranfusi darah, dan
antiinflamasi
d. Intoleransi aktivitas (D.0056)
Terapi aktivitas (I.05186)
1) Observasi: identifikasi defisit tingkat aktivitas, kemampuan
berpartisipasi dalam aktivitas, strategi menigkatkan
partisipasi dalam aktivitas, monitor respon emosional, fisik,
sosial dan spiritual terhadap aktivitas
2) Teraupetik: jadwalkan aktivitas dalam rutinitas sehari-hari,
fasilitasi aktivitas rutin (ambulansi, mobilisasi, perawatan
diri)
3) Edukasi: jelaskan metode aktivitas sehar0-hari, ajarkan cara
untuk melakukan aktivitas yang dipilih, dan anjurkan dalam
aktivitas kelompok atau terapi
4) Kolaborasi: kolaorasi dengan terapis okupasi dalam
merencanakan dan memonitor program aktivitas

a. Edukasi dan informasi tentang penyakit dan perawatan


dirumah
Informasi dan b. Penjelasan dengan faktor resiko DM dan manajemen
6.
Edukasi lingkungan
c. Berikan penjelasan tentang program diet DM
d. Ajarkan kepada keluarga tanda-tanda kadar glukosa tidak
stabil
a. Kadar glukosa dalam darah stabil
7. Evaluasi b. Mual dan muntah tidak ada
c. ADL secara mandiri
8. Penelaah Kritis Bidang keperawatan
a. Ackley, B. J., Ladwig, G, B., &Makic, M. B. F (2017).
Nursing diagnosis handcock, an evidence-based guide to
planning care 11thEed. St. Louis: Elsevier.
b. Carpenito-Moyet, L. J. (2013). Nursing diagnosis application
to clinical practice. 14th Ed. Philadelphia: Lippincolt
Williams & Wilkins.
c. Doenges, M. E. Moorhouse, M. F., &Murr, A.C. (2013).
Nursing diagnosis manual planning, individualizing and
documenring client care 4th Ed. Philadelphia: F. A. Davis
Company.
d. International Council of Nurses (2015). International
9. Kepustakaan classification of nursing practice, nursing, diagnosis and
outcomes statement. Geneva, Switzerland: International
Council of Nurses.
e. Newfield, S. A., Hinz, M. D., Tiley, D. S., Sridaromont, K.
L., Maramba, P. J., (2012). Cox’s clinical applications of
nursing diagnosis adult, child, women’s, mental helath,
gerontic, and home health considerations. 6th Ed.
Philadelphia: F.A. Davis Company.
f. Tim pokja SDKI, SIKI, & SLKI. (2018). Standar diagnosis
keperawatan Indonesia, standarintervensikeperawatan
Indonesia, &standarluarankeperawatan Indonesia edisi 1
cetakan II. Jakarta: DPP PPNI.

Anda mungkin juga menyukai