Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PENDAHULUAN KONSEP KEBUTUHAN ELIMINASI FEKAL

OLEH
Wayan Teguh Nugraha (2101036)

PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN

PROGRAM STUDI DII KEPERAWATAN

UNIVERSITAS AN NUUR PURWODADI

TAHUN 2021 / 2022


I. KONSEP DASAR PEMENUHAN KEBUTUHAN ELIMINASI FEKAL

A.Pengertian
Eliminasi merupakan salah satu proses pengeluaran zat zat sisa yang tidak diperlukan oleh
tubuh.Eliminasi dapat dibedakan menjadi 2yaitu:Eliminasi urine dan Eliminasi fekal.
Eliminasi fekal sangat erat kaitanya dengan saluran pencernaan yaitu saluran yang menerima
makanan dari luar dan mempersiapkannya untuk diserap oleh tubuh dengan proses pencernaan
(pengunyahan penelanan dan pencampuran )dengan enzim dan zat cair dari mulut samapi anus.
Secara normal,makanan dan cairan masuk kedalam mulut ,dikunyah (jika padat)didorong ke
faring oleh lidah dan di telan dengan adanya reflek otomatis ,dari esophagus kedalam
lambung.Pencernaan berawal di mulut dan berakhir di usus kecil walaupun cairan akan
melanjutkanya sampai direabsorpsi di kolon.

B. Fungsi Fisiologi

1. Anatomi
2. Fungsi Fisiologi

a) Usus Halus : Berfungsi menerima sekresi hati dan pancreas,mengasorbsi saripati


makanan dan menyalurkan sisa darihasil metabolisme ke usus besar.
b) Usus Besar / Kolon : Berfungsi menyerap air selama prosespencernaan ,tempat
dihasilkannya vitamin K dan vitamin H (biotin) sebagai hasil simbiosis dengan
bakteri usus,misalya E.Coli .Daan juga tempat pembentukan massa feses dan
mendorong keluar tubuh
c) Rectum :Merupakan lubang tempat pembuangan feses keluar tubuh melalui anus.

3. Gangguan Pemenuhan Kebutuhan Dasar Eliminasi fekal


Faktor yang mempengaruhi defaksi (Saryono & Widianti,2010):
1) Usia dan perkembangan gerakan paristaltik usus menurun dan melambatnya
pengosongan usus seiring bertambahnya usia
2) Diet asupan makanan yang begizi dan teratur tiap hari membantu dalam defaksi
secara normal ,terutama adalah serat.Solulosa,serat dalam diet memberikan
volume feses.
3) Cairan kehilangan cairan mempengaruhi karakteristik feses.Asupan cairan yang
tidak adekuat,misalnya muntah berlebih sehingga tubuh mengabsorpsi cairan dan
chymus dan menyebabkan feses keras serta eliminasinya terhambat.
4) Aktivitas imobilisasi akan menekan motilitas usus seperti otot pelvis dan otot
abdomen yang lemah.
5) Faktor psikologis adanya stres emosional menurrunkan rangsangan defeksi.
6) Gaya hidup kebiasaan individu yang lebih senang bila melakukan defeksi di
toiletnya sendiri.
7) Medikasi beberapa obat memiliki efek samping yang mengganggu eliminasi
normal seperti diare,morfin dan kokain yang menyebabkan konstipasi.
8) Prosedur diagnostik Prosedur diagnodstik tertentu,seperti
sigmoidoscopy,membutuhkan agar tidak ada makanan dan cairan setelah tengah
malam sebagai persiapan pada pemeriksan,dan sering melibatkan enema sebelum
pemeriksaan.
9) Kondisi patologis adanya cedera kepala dan medulla spinalis akan menurunkan
sensori untuk defeksi.

4. Etiologi
Dalam buku Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (PPNI,2016) penyebab Defisit
Nutrisi yang menimbulkan gangguan Eliminasi fekal adalah:

1) Ketidak mampuan menelan makanan


2) Ketidak mampuan mencerna makanan
3) Ketidak mampuan mengabsorbsi nutrient
4) Peningkatan kebutuhan metabolism
5) Faktor ekonomi( mis,finansial tidak mencukupi)
6) Faktor psikologis( mis,stress,keengganan untuk makan)

5. Manifesstasi Klinis
Gejala dan tanda gangguan Eliminasi terkait dengan Defisit Nutrisi dapat dibagi menjadi
2 (dua)yaitu sebagai berikut (PPNI,2016):

1.Gejala dan tanda Mayor:

a) Subjektif
(tidak tersedia)
b) Objektif
1) Berat badan menurun minimal 10%di bawah rentang ideal

2.Gejala dan tanda Minor:

a) Subjektif
1) Cepat kenyang setelah makan
2) Kram/Nyeri abdomen
3) Nafsu makan menurun
b) Objektif
1) Bising usus hiperaktif
2) Otot menelan lemah
3) Diare
4) Membran mukosa pucat
5) Serum albumin menurun

6. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan pada eliminasi fekal(PPNI,2018)
1) Konstipasi
-Periksa pergerakan usus ,karakteristik feses
-periksa tanda dan gejala konstipasi
-Identifikasi factor risiko konstipasi
-Anjurkan diet tinggi serat
-Anjurkan peningkatan cairan
- Konsultasi dengan tim medis tentang penurunan / peningkatan frekuensi suara
usus
-Kolaborasi penggunaan obat pencahar

2). Diare

- Identifikasi penyebab diare

-Identifikasi riwayat pemberian makan

-Identifikasi invaginasi-monitor warna,volume frekuensi,dan konsitensi tinja

-Kolaborasi pemberian obat antispasmodic/spasmolidic

-Kolaborasi pemberian obat pengeras feses

II.KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

A. Pengkajian
1. Identitas
Meliputi identitas klien dan identitas penanggung jawab. Berisi nama, umur,
alamat, pekerjaan.
2. Riwayat Kesehatan
a. Keluhan Utama : keluhan yang paling dirasakan oleh klien pada saat
dilakukan pengkajian secara subjektif.
b. Riwayat Kesehatan Sekarang: keluhan yang dirasakan oleh pasien sesuai
dengan gejala-gejala yang ada sampai pasien dirawat di ruangan.
c. Riwayat Kesehatan Dahulu: riwayat yang pernah dialami pasien dahulu.
d. Riwayat kesehatan Keluarga: Informasi tentang kesehatan keluarga, termasuk
penyakit kronik (menahun/terus-menerus), seperti diabetes millitus dan
jatung, infeksi seperti tuberkulosis dan hepatitis.
3. Pengkajian Pola Fungsional: menggunakan Virginia Henderson.
4. Pemeriksaan Fisik : pemeriksaan dilakukan dari kepala sampai kaki.
5. Data Penunjang : meliputi pemeriksaan laboratorium, terapi dan pengobatan dan
pemeriksaan diagnostik.

B.DIAGNOSA KEPERAWATAN

1). Defisit Nutrisi (D.0019)

a. Definisi : Asupan nutrisi tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolisme


b. Defisit nutrisi berhubungan dengan anoreksia
c. Ditandai dengan:
1) Gejala dan tanada Mayor :Berat badan menurun minimal 10%dibawah rentang ideal
2) Gejala dan tanda Minor : Cepet kenyang setelah makan,Nafsu makan
menurun,,Diare,Otot pengunyah lemah,Membran mukosa pucat,Bising usus
hiperaktif.

2). Inkontinensia Fekal (D.0041)

a. Definisi : Perubahan kebiasaan buang air besar dari pola normal yang ditandai
dengan pengeluaran feses secara involunter(tidak disadari)
b. Inkontinensia fekal berhubungan dengan frekuensi defekasi meningkat
c. Ditandai dengan:
1) Gejala dan tanda Mayor : Tidak mampu mengontrol pengeluaran feses,Tidak
mampu menunda defekasi,Feses keluar sedikit sedikit dan sering
2) Gejala dan tanda Minor :Bau feses,Kulit perianal kemerahan

C.PERENCANAAN ATAU INTERVENSI

-Defisit Nutrisi (D.0019)


1.SLKI Status Nutrisi (L.03030)

a. Definisi : Keadekuatan asupan nutrisi untuk memenuhi kebutuhan metabolism


b. Ekspektasi : Membaik
c. Kriteria Hasil :
Kekuatan otot menelan : Meningkat
Diare : Menurun
Berat badan : Membaik
Nafsu makan : Membaik

2.SIKI Manajemen Nutrisi (I.03119)

a. Definisi : Mengidentifikasi dan mengelola asupan nutrisi yang seimbang


b. Observasi
-Identifikasi status nutrisi
-Identifikasi makanan yang disukai
-Monitor berat badan
-Monitor asupan makanan

Terapeutik
-Sajikan makanan secara menarik dan suhu yang sesuai
-Berikan makanan tinggi kalori dan tinggi protein
-Berikan siplemen makanan jika perlu

Edukasi
Anjurkan posisi duduk,jika mampu

-DX.Inkontinensia Fekal (D.0041)

1.SLKI Kontinensia Fekal (L.04035)

a. Definisi : Pola normal kebiasaan buang air besar


b. Ekspektasi :Membaik
c. Kriteria Hasil:
Pengontrolan pengeluaran feses : Meningkat
Defekasi :Membaik
Frekuensi buang air besar : Membaik

2.SIKI Perawatan Inkontinensia Fekal (I.04162)

a. Definisi : Mengidentifikasi dan merawat pasien yang mengalami pengeluaran feses


secara involunter(tidak disadari)
b. Observasi
Identifikasipenyebab inkontinensia fekal baik fisik maupun psikologis
Identifikasi perubahan frekuensi defekasi dan konsistensi feses
Monitor keadekuatan evakuasi feses
Monitor efek samping pemberian obat

Terapeutik
Bersihkan daerah perianal dengan sabun dan air
Berikan celana pelindung / pembalut / popok sesuai kebutuhan
Hindari makanan yang menyebabkan diare

Edukasi
Jelaskan definisi,jenis inkontinensia,penyebab inkontinensia fekal

Kolaborasi
Kolaborasi pemberian obat diare (mis,loperamide,atropine)

D.Implementasi Keperawatan
Implementasi adalah fase ketika perawat mengimplemasikan intervensi keperawatan.
Implementasi merupakan langkah ke empat dari proses keperawatan yang telah direncanakan
oleh perawat untuk dikerjakan dalam rangka membantu klien untuk mencegah, mengurangi, dan
menghilangkan dampak atau respons yang ditimbulkan oleh masalah keperawatan dan kesehatan
(Ali 2016)
Mandiri : aktivitas perawat yang didasarkan pada kemampuan sendiri dan bukan merupakan
petunjuk/perintah dari petugas kesehatan
Delegatif : tindakan keperawatan atas intruksi yang diberikan oleh petugas kesehatan yang
berwenang
Kolaboratif : tindakan perawat dan petugas kesehatan yang lain dimana didasarkan atas
keputusan bersama.

E. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi adalah Penilaian hasil dan proses. Penilaian hasil menentukan seberapa jauh
keberhasilan yang dicapai sebagai keluaran dari tindakan. Penilaian proses menentukan apakah
anda ada kekeliruan dari setiap tahapan proses mulai dari pengkajian,
diagnosa,perencanaan,tindakan dan evaluasi (Ali 2016). Evaluasi merupakan tahap akhir yang
bertujuan untuk menilai apakah tindakan keperawatan yang telah dilakukan tercapai atau tidak
untuk mengatasi suatu masalah.
DAFTAR PUSTAKA

https://studylibid.com/doc/4346839/laporan-pendahuluan-gangguan-eliminasi-
fekal

https;//id.scribd.com/doc/142574415/lp-Eliminasi-Fekal

Anda mungkin juga menyukai