Anda di halaman 1dari 28

BAB II

TINJAUAN TEORI

A. KONSEP MEDIK
1. Pengertian
Anemia adalah keadaan rendahnya jumlah sel darah merah dan kadar
darah Hemoglobin (Hb) atau hematokrit di bawah normal. (Brunner &
Suddarth, 2000:22).
Anemia adalah suatu keadaan di mana kadar Hb dan/atau hitung eritrosit
lebih rendah dari nilai normal. Dikatakan sebagai anemia bila Hb < 14 g/dl
dan Ht < 41% pada pria atau Hb < 12 g/dl dan Ht < 37% pada wanita. (Arief
Mansjoer, 201:454).

2. Etiologi
a. Defisit zat besi
b. Faktor-faktor hereditas
c. Penyakit kronis

3. Patofisiologi
Anemia terjadi apabila sel-sel darah merah sum-sum tulang terganggu atau
apabila sel-sel darah merah yang terbentuk rusak atau hilang. Kegagalan sum-
sum tulang (misalnya: berkurangnya eritropoesis) dapat terjadi akibat
kekurangan nutrisi beserta pembentukan sel-sel darah merah seperti zat besi,
asam total B12, atau kekurangan eritropoetin dikarenakan penyakit ginjal,
invasi tumor akibat penyebab yang tidak diketahui. Sel darah merah dapat
hilang melalui perdarahan atau hemolisis. Tanda-tanda anemi akan tampak
bila kapasitas sel-sel pembawa O2 berkurang. Anemi yang disebabkan
berubahnya produksi pula dirusak oleh sel-sel pagnosis pada sistem
retikuloendotial terutama hati dan lien. Bilirubin juga direaksikan pada kulit
yang menyebabkan warna kuning ini merupakan indikator terjadinya
kerusakan sel darah merah, sel darah merah yang dikenal sebagai anemia sel
berbentuk sabit dan penyakit homolitik pada bayi yang baru lahir. Anemia

44
yang disebabkan oleh kehilangan darah biasanya bersifat sangat cepat.
Misalnya: hemoragik atau perdarahan yang terjadi pada penyakit-penyakit
kronis seperti kanker atau penyakit peradangan perut, kehilangan sel darah
merah pada perdarahan merupakan faktor yang menyebabkan anemia.
4. Manifestasi Klinis
a. Kelemahan
b. Pucat
c. Mudah Lelah
d. Keletihan
e. Palpitasi

5. Klasifikasi
a. Anemia pernisiosa adalah suatu anemia megaloblastik yang dikaitkan
dengan defisiensi vitamin B12 karena penyakit usus halus, reaksi lambung
atau malabsorbsi genetic.
b. Anemia defisiensi asam folat adalah suatu anemia megaloblastik yang
disebabkan oleh defisiensi diet, alkoholisme, malabsorbsi yeyenum,
kehamilan dan beberapa obat-obatan (metoreksat, tenitoin, sulfa
metaxazol).
c. Anemia aplastik adalah hipoplasia sum-sum tulang yang mengakibatkan
parsitopenia/insufesiensi jumlah trombosit.
d. Anemia cooley adalah mikrostik genetic, anemia hemolityik paling umum
terlihat pada orang keturunan mediterania.

6. Pemeriksaan Diagnostik
a. Fertinin dan kadar besi serum rendah pada anemia defisiensi besi.
b. Kadar B12 serum rendah pada anemia pernisiosa.
c. Tes comb direk positif menandakan anemia hemolitik autoimun.
d. Hemoglobin elektroforesi mengidentifikasi tipe hemoglobin abnormal
pada penyakit sel sabit.
e. Tes schiting digunakan untuk mendiognosa defisiensi vitamin B12.

44
7. Komplikasi
a. Kardiomegali
b. Gagal Jantung
c. Gagal Ginjal
d. Gagal Jantung Paralisis

8. Pengobatan
a. Terapi Vitamin B12
b. Terapi Analgetik dan Anti Anemi
c. Transfusi PRC sampai kadar Hb : 11 – 16,5 gr %

B. KONSEP KEPERAWATAN

44
1. PROSES KEPERAWATAN
Proses keperawatan adalah metode dimana suatu konsep diterapkan dalam
praktek keperawatan. Hal ini disebut sebagai suatu pendekatan problem-
solving yang memerlukan ilmu, teknik dan keterampilan interversonal dan
ditujukan untuk kebutuhan klien/keluarga. Proses keperawatan terdiri dari
lima tahap yang seguensial dan berhubungan: Pengkajian, Diagnosa,
Perencanaan, Implementasi, dan Evaluasi.

2. TUJUAN PROSES KEPERAWATAN


Tujuan proses keperawatan adalah untuk membuat suatu kerangka
konsep berdasarkan kebutuhan individual dari klien, keluarga, dan masyarakat
dapat terpenuhi. Proses keperawatan adalah suatu tahap desain tindakan yang
ditujukan untuk memenuhi tujuan keperawatan yang meliputi :
mempertahankan keadaan kesehatan klien yang optimal, apabila keadaan
berubah membuat suatu jumlah dan kualitas tindakan keperawatan terhadap
kondisinya guna kembali keadaan normal. Iyer et al, (1996) dalam nursalam,
(2002. 1-2)

3. TAHAP-TAHAP PROSES KEPERAWATAN


a) Pengkajian
Pengkajian adalah tahap awal dari proses keperawatan dan
merupakan suatu proses yang sistematis dalam pengumpulan data dari
berbagai sumber data mengevaluasi dan mengidentifikasi status kesehatan
klien. Tahap pengkajian merupakan dasar utama dalam memberikan
asuhan keperawatan sesuai dengan individu. Dalam hal ini yang perlu
dikaji pada pasien berupa:
1) Biodata
Terdiri dari nama, umur, jenis kelamin, alamat, status perkawinan,
agama, suku, pendidikan, pekerjaan, dan penanggung jawab.

44
2) Riwayat Kesehatan Sekarang
Alasan masuk rumah sakit, keluhan utama yang dirasakan dan keluhan
menyertai.
3) Riwayat Kesehatan Masa Lalu
Penyakit yang pernah dialami pada masa lalu, riwayat pernah masuk
rumah sakit atau pernah dilakukan pembedahan dan mengalami
kecelakaan, alergi obat dan makanan.
4) Riwayat Kesehatan Keluarga
Genogram, penyakit sama dengan klien.
5) Riwayat Psikososial
Orang yang terdekat, interaksi keluarga, pola komunikasi, dampak
penyakit terhadap keluarga, hubungan dengan tenaga kesehatan atau
pasien lain.
6) Keadaan Spritual Klien
Sumber kekuatan, kegiatan keagamaan.
7) Kondisi Lingkungan Klien
Keadaan rumah, lingkungan rumah dan kebersihannya.
8) Data Dasar Pengkajian

b) Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan yang dimiliki muncul pada penderita
anemia adalah sebagai berikut :
1. Perubahan Perfusi jaringan B/D penurunan komponen seluler yang
diperlukan untuk pengiriman oksigen/nutrien ke sel.
2. Intoleran aktifitas B/D Kelemahan Umum
3. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh B/D kegagalan untuk
mencerna atau ketidakmampuan untuk mencerna makanan/absorpsi
nutrient yang diperlukan untuk pembentukan SDM normal.

4. Kurang perawatan diri B/D perubahan sirkulasi dan neurologist


(anemia), gangguan mobilitas, defisit nutrisi.

44
5. Kurang pengetahuan B/D kurang informasi tentang penyakit.
c). Perencanaan
Menurut Marilyn E. Dongoes, dkk (1999;569-581), intervensi
ataupun perencanaan yang dapat dilaksanakan pada klien dengan penyakit
anemia adalah sebagai berikut :
Diagnosa I : Perubahan perfusi jaringan B/D penurunan komponen seluler
yang diperlukan untuk pengiriman oksigen / nutrient ke sel.
Intervensi
Mandiri
1). Awasi tanda vital, kaji pengisian kapiler, warna kulit/membran
mukosa.
Rasional : memberikan informasi tentang derajat.keadekuatan perfusi
jaringan dan membantu menentukan kebutuhan intervensi.
2). Tinggikan kepala tempat tidur sesuai toleransi
Rasional : meningkatkan ekspansi paru dan memaksimalkan
oksigenasi untuk kebutuhan seluler.
3). Awasi upaya pernafasan, auskultasi bunyi nafas perhatikan bunyi
adventisius.
Rasional : Dispneu, gemericik menunjukan GJK karena regangan
jantung lama/peningkatan kompensasi curah jantung.
4). Selidiki keluhan dada, palpitasi
Rasional : Iskemia seluler mempengaruhi jaringan
miokardial/potensial resiko infrak
5). Kaji untuk respon verbal melambat, mudah terangsang, agitasi,
gangguan memori, bingung.
Rasional : dapat mengindikasikan gangguan fungsi serebral karena
hipoksia atau defisiensi Vitamin B12.
6). Orientasikan ulang pasien sesuai kebutuhan, Catat jadwal aktifitas
pasien untuk dirujuk. Berikan cukup waktu untuk pasien berfikir,
komunikasi dan aktifitas.

44
Rasional : membantu memperbaiki proses pikir dan kemampuan
melakukan/mempertahankan kebutuhan AKS.
7). Catat keluhan merasa dingin, pertahankan suhu lingkungan dan tubuh
sesuai indikasi
Rasional : Vasokonstriksi (ke organ vital) menurunkan sirkulasi
perifer. Kenyamanan pasien/kebutuhan rasa hangat harus
seimbang dengan kebutuhan untuk menghindari panas
berlebihan pencetus vasodilatasi (penurunan fungsi organ)
8). Hindari penggunaan bantalan penghangat atau botol air panas, Ukur
suhu air dengan termoreseptor.
Rasional : Termoreseptor jaringan dermal dangkal karena gangguan
oksigen
Kolaborasi
1). Awasi pemeriksaan Lab. Misalnya Hb/Ht dan jumlah SDM dan GDA
Rasional : Mengidentifikasi defisiensi dan kebutuhan
pengobatan/respons terhadap terapi.
2). Berikan SDM darah lengkap/packet produk darah sesuai indikasi.
Awasi ketat untuk komplikasi transfusi.
Rasional : Meningkatkan jumlah sel pembawa oksigen : memperbaiki
defisiensi untuk menurunkan resiko perdarahan.
3). Berikan oksigen tambahan sesuai indikasi
Rasional : Memaksimalkan transport oksigen ke jaringan
4). Siapkan intervensi pembedahan sesuai indikasi
Rasional : Transplantasi sum-sum tulang dilakukan pada kegagalan
sum-sum tulang anemia aplastik.

Diagnosa II : Intoleran aktifitas B/D kelemahan umum.


Intervensi
Mandiri

44
1). Kaji kemampuan klien untuk melakukan tugas/AKS. Catat laporan
kelelahan, keletihan dan kesulitan menyelesaikan tugas.
Rasional : mempengaruhi pilihan intervensi / bantuan
2). Kaji kehilangan gangguan keseimbangan gaya jalan, kelemahan otot.
Rasional : menunjukkan perubahan neurologi karena defisiensi
vitamin B12 mempengaruhi keamanan pasien.
3). Awasi tekanan darah, nadi, pernafasan selama dan sesudah aktifitas.
Rasional : manifestasi kardiopulmonal dari upaya jantung dan paru
untuk membawa jumlah oksigen adekuat ke jaringan.
4). Berikan lingkungan yang tenang, pertahankan tirah baring, pantau dan
batasi pengunjung.
Rasional : meningkatkan istirahat untuk menurunkan kebutuhan
oksigen tubuh dan menurunkan regangan jantung dan paru.
5). Ubah posisi pasien dengan perlahan dan pantau terhadap pusing
Rasional : Hipotensi postural atau hipoksia serebral dapat
menyebabkan pusing berdenyut dan peningkatan resiko
cedera.
6). Prioritaskan jadwal asuhan keperawatan untuk meningkatkan istirahat
Rasional : mempertahankan tingkat energi dan meningkatkan
regangan pada system jantung dan pernafasan.
7). Berikan bantuan dalam aktifitas/ambulasi bila perlu memungkinkan
pasien untuk melakukannya sebanyak mungkin.
Rasional : membantu bila perlu harga diri ditingkatkan bila pasien
melakukan sesuatu sendiri.
8). Rencanakan kemajuan aktifitas dengan pasien, termasuk aktifitas yang
pasien pandang perlu
Rasional : meningkatkan secara bertahap tingkat aktifitas sampai
normal dan memperbaiki tonus otot/stamina tanpa
kelelahan.
9). Gunakan tehnik pengamatan energi misalnya mandi dengan duduk,
untuk melakukan tugas-tugas

44
Rasional : mendorong pasien melakukan banyak aktifitas dengan
membatasi penyimpangan energi dan mencegah kelemahan.
Diagnosa III : Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh B/D intake
tidak adekuat.
Intervensi
Mandiri
1). Kaji riwayat nutrisi termasuk makanan yang disukai
Rasional : mengidentifikasi defisiensi, menduga kemungkinan
intervensi
2). Observasi dan catat masukan makanan pasien
Rasional : mengawasi penurunan berat badan atau efektifitas
intervensi nutrisi.
3). Berikan makan sedikit dan frekuensi sering
Rasional : makan sedikit dapat menurun kelemahan dan meningkatkan
serta mencegah distensi gaster.
4). Observasi dan catat kejadian mual atau muntah, flatus dan gejala lain
yang berhubungan.
Rasional : Gejala GI dapat menunjukkan efek anemia (hipoksia pada
organ)
5). Berikan dan Bantu personal hygiene mulut sebelum dan sesudah
makan menggunakan sikat gigi halus untuk penyikatan lembut.
Rasional : Meningkatkan nafsu makan dan pemasukan oral
menurunkan pertumbuhan bakteri dan meminimalkan
pertumbuhan infeksi.
Diagnosa IV : Kurang perawatan diri b/d perubahan sirkulasi dan
neurologist ( anemia ), gangguan mobilitas, deficit nutrisi.
Intervensi
Mandiri
1). Kaji integritas kulit, catat perubahan pada turgor, gangguan warna
Rasional : Kondisi kulit dipengaruhi oleh sirkulasi, nutrisi, dan
imobilisasi

44
2). Ubah posisi secara periodik dan pijat permukaan tulang bila pasien
tidak bergerak atau ditempat tidur.
Rasional : meningkatkan sirkulasi ke semua area kulit membatasi
iskemia jaringan/mempengaruhi hipoksia selular.
3). Ajarkan permukaan kulit kering dan bersih batasi penggunaan sabun
Rasional : Area lembab, terkontaminasi memberikan media yang
sangat baik untuk pertumbuhan organisme outogenik sabun
dapat mengeringkan kulit secara berlebihan dan
meningkatkan iritasi.
4). Bantu untuk latihan rentan gerak aktif atau pasif.
Rasional : meningkatkan sirkulasi jaringan mengah statis.
Diagnosa V : Kurang pengetahuan B/D kurang informasi tentang
penyakit.
Intervensi
Mandiri
1). Berikan informasi tentang anemia spesifik diskusikan kenyataan bahwa
terapi tergantung pada tipe dan beratnya anemia.
Rasional : Memberikan dasar pengetahuan sehingga pasien dapat
membuat pilihan yang tepat menurunkan ansietas dan
dapat meningkatkan kerja sama dalam program terapi.
2). Tinjau tujuan dan persiapan untuk pemeriksaan diagnostik
Rasional : Ansietas / takut tentang ketidaktahuan meningkatkan
tingkat stress, yang selanjutnya meningkatkan beban
jantung
3). Tinjau perubahan diet yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan
diet khusus (tentukan tipe anemia/defisiensi)
Rasional : Daging merah, hati, kuning telur, cairan berdaun hijau
biji bersekam dan buah yang dikeringkan adalah sumber
besi.

44
Lampiran 4
SATUAN ACARA PENYULUHAN
(SAP)

Cabang ilmu : Penyakit Dalam


Topik : Anemia
Hari/Tanggal : Rabu, 27 Agustus 2008
Waktu : 10.00 WITA
Tempat : Ruang Interna Kelas II Lantai 2
Sasaran : Klien dan Keluarga
Metode : Ceramah dan Diskusi
Media : Leaflet, Lembar Balik
Materi : Terlampir

A. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Setelah mengikuti penyuluhan pendidikan kesehatan tentang penyakit
anemia selama 30 menit diharapkan pasien dan keluarga mengenal,
merawat dan menggunakan fasilitas kesehatan.
2. Tujuan Khusus
Setelah mendapatkan pendidikan kesehatan tentang anemia di
harapkan Nn. R. A dapat:
1. Menyebutkan pengertian anemia
2. Menyebutkan penyebab anemia
3. Menyebutkan tanda dan gejala anemia
4. Menyebutkan pengobatan anemia

B. METODE
1. Ceramah : memberikan penyuluhan/penjelasan tentang anemia.
2. Diskusi dan tanya jawab.
C. MEDIA

44
1. Leaflet
2. Lembar Balik

D. KEGIATAN PENYULUHAN

No. Tahap Kegiatan Media Waktu


1. Pembukaan - Memberi salam 3 Menit
- Memperkenalkan diri
- Menjelaskan tujuan penyuluhan
- Kontrak waktu
2. Penyajian - Menyebutkan pengertian - Leaflet 7 Menit
anemia - Lembar
- Menyebutkan penyebab balik
anemia
- Menyebutkan tanda dan
gejala anemia
- Menyebutkan pengobatan
anemia
3. Penutup - Memberikan kesempatan 20 Menit
bertanya
- Memberikan umpan balik
- Menjelaskan hal-hal yang
belum di mengerti
- Memberi salam penutup

E. EVALUASI
1. Menyebutkan Pengertian Anemia
Score 1 : tidak dapat menyebutkan
2 : menyebutkan tapi tidak benar
3 : menyebutkan tapi sebagian benar
4 : menyebutkan dengan baik dan benar

44
2. Menyebutkan Penyebab Anemia
Score 1 : tidak dapat menyebutkan
2 : menyebutkan tapi tidak benar
3 : menyebutkan tapi sebagian benar
4 : menyebutkan dengan baik dan benar

3. Menyebutkan Tanda dan Gejala Anemia


Score 1 : tidak dapat menyebutkan
2 : menyebutkan tapi tidak benar
3 : menyebutkan tapi sebagian benar
4 : menyebutkan dengan baik dan benar

4. Menyebutkan Pengobatan Anemia


Score 1 : tidak dapat menyebutkan
2 : menyebutkan tapi tidak benar
3 : menyebutkan tapi sebagian benar
4 : menyebutkan dengan baik dan benar

Kriteria Hasil
Score : > 12 sangat baik
Score : 8-12 baik
Score : 5-7 cukup
Score : < 5 kurang

Hasil : …….….….

44
Lampiran 1

STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN


FASE AWAL

Hari/Tanggal : Selasa, 26-08-2008


Ruangan : Interna Kelas II Lt II

A. Proses Keperawatan
1. Kondisi
-
2. Diagnosa
-
3. Tujuan : Bina Hubungan Saling Percaya
4. Tindakan keperawatan
1.1 Salam Terapeutik
1.2 Perkenalkan diri
1.3 Tanyakan nama lengkap & nama panggilan yang disukai
1.4 Jelaskan tujuan pertemuan
1.5 Jujur & menepati janji
1.6 Tunjukan sikap empati & menerima klien apa adanya
1.7 Beri perhatian & perhatikan kebutuhan dasarnya

B. Strategi Komunikasi Dalam Pelaksanaan Tindakan Keperawatan


1. Orientasi/Perkenalan
a. Salam Terapeutik
“Assalamu Alaikum Pak/Ibu, Perkenalakan nama saya “Meliyanti
Habie” saya biasa dipanggil “Meli”. Saya mahsiswi Poltekes
Gorontalo yang akan bertugas diruangan ini selama 3 hari. saat ini saya
dinas pagi dari pkl 08.00 – pkl 14.00, dan di sambung lagi dinas sore
dari pkl 14.00 – pkl 21.00. Selama saya dinas di ruangan ini sayalah

44
yang bertanggung jawab atas perawatan Bapak/Ibu. Nama Bapak/Ibu
Siapa?. Senangnya dipanggil apa? Apabila Bapak/Ibu membutuhkan
bantuan bisa Bapak/Ibu panggil saya di ruangan perawat.
b. Kontrak
Topik : Bagaimana kalau kesempatan kali ini kita berbincang-
bincang dengan perbincangan tentang keadaan Bapak/Ibu
saat ini. Semoga dengan perbincangan ini kita dapat
menceritakan cara penyelesaiannya, atau hal-hal lain yang
memungkinkan Bapak/Ibu ingin sampaikan untuk dapat
membantu proses perawatan Bapak/Ibu.
c. Waktu : Kalau Bapak/Ibu mau, berapa lama Bapak/Ibu mau
membicarakan hal ini? Bagaimana kalau kita berbincang-
bincang 10 menit saja.
d. Tempat : Bagaimana kalau kita berbicara di ruangan ini saja. Agar
bapak/Ibu bisa tetap beristirahat.

2. Kerja
a. Bisa Bapak/Ibu katakan pada saya apa keluhan atau masalah yang
Bapak/Ibu rasakan sekarang ini?
b. Sejak kapan Bapak/Ibu merasakan hal itu?
c. Jika keluhan itu datang bagaimana perasaan Bapak/Ibu.
d. Pada saat bagaimanakah keluhan itu datang?
e. Apa yang bapak/Ibu lakukan untuk mengatasinya?
f. Apa saja yang bisa menjadi pencetus keluhan itu atau yang
memperberat keluhan itu?

3. Terminasi
a) S : Bagaimana perasaan Bapak/Ibu setelah bincang-bincang tadi?
O: Kontak mata tetap di perhatikan, sambil tersenyum.
b) Tindak lanjut
Selain keluhan yang Bapak/Ibu katakan tadi, apa masih ada hal lain
yang ingin Bapak/Ibu katakan?

44
c) Kontrak yang akan datang
Topik : Saya akan datang untuk melakukan pemeriksaan fisik dan
pengkajian, sekaligus untuk berbincang-bincang lagi
mengenai masalah kesehatan Bapak/Ibu.
Waktu : Kita berbincang-bincang selama 10 menit saja.
Tempat : Bagaimana kalau tempatnya diruangan ini lagi?

44
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

No
Hari/tgl Jam Implementasi Evaluasi
Dx.
Selasa 1. 09.00 1. Mengawasi tanda vital, kaji Jam : 14.00
26/08/2008 pengisian kapiler, warna S :
kulit/membran mukosa - Klien mengatakan sakit
dengan hasil kepala
- Vital Sign : - Klien mengeluh pusing
TD : 100/70 mmHg - Klien mengeluh jantung
SB : 36,5 oC berdebar-debar.
N : 84 x/menit O:
R : 20 x/menit - KU lemah
- Warna kulit / membran - Membran mukosa tampak
mukosa tampak pucat pucat
- Pengisian kapiler ± 6 dtk - Vital Sign :
TD : 100/70 mmHg
09.50 2. Meninggikan bagian kepala SB : 36,5 oC
tempat tidur yaitu semi fowler N : 84 x/menit
dengan hasil klien merasa R : 20 x/menit
nyaman - Pengisian kapiler ± 6 dtk
- Bunyi napas vesikuler
10.00 3. Mengawasi A:
upaya pernafasan, auskultasi Perubahan perfusi jaringan
bunyi nafas, dengan hasil belum teratasi
klien tidak mengalami P : Lanjutkan intervensi
gangguan saat bernafas 1. Awasi tanda vital, kaji
dengan jenis pernapasan pengisian kapiler, warna
normovesikuler kulit/membran mukosa
2. Tinggikan bagian kepala
10.20 tempat tidur sesuai toleran

44
4. Mengkaji untuk respon verbal 3. Awasi upaya pernafasan,
melambat, mudah terangsang, auskultasi bunyi nafas
gangguan memori dengan 4. Kaji untuk respon verbal
hasil klien tidak mengalami melambat, mudah
gangguan terangsang, gangguan
10.25 memori, bingung
6. Menghindari penggunaan ban- 6. Hindari penggunaan ban-
tal penghangat atau botol air tal penghangat atau botol
panas dengan hasil klien tidak air panas
menggunakan bantal 5. Pertahankan suhu lingku-
penghangat atau botol air ngan dan tubuh hangat
panas sesuai indikasi
7. Kolaborasi dalam
pemeriksaan
laboratorium seperti Hb

Selasa 2. 11.10 Jam : 14.00


26/08/2008 1. Mengkaji pola makan klien S :
dengan hasil klien makan - Klien mengeluh kurang
kurang lebih 2x/hari jenis nafsu makan
makanan bubur dan telur waktu - Klien mengeluh sering
makan pagi dan sore hari mual
11.20 - Klien mengatakan nyeri
3. Menyajikan makanan dalam Ulu hati
keadaan hangat dengan hasil O :
makan bubur + telur dalam - KU lemah
keadaan hangat - Porsi makan tidak dihabis-
11.45 kan (4-5 sendok)
5. Menganjurkan klien dengan
keluarga untuk membantu
klien dalam perawatan oral

44
sebelum dan sesudah makan A :
dengan hasil keluarga Masalah nutrisi kurang dari
membantu klien kebutuhan tubuh belum
membersihkan mulut klien teratasi
sebelum dan sesudah makan P : Lanjutkan intervensi
1. Kaji pola makan klien
3. Sajikan makanan dalam
keadaan hangat
5. Anjurkan klien dengan
keluarga untuk
membantu klien dalam
perawatan oral
2.  Catat intake dan output
nutrisi
4. Timbang berat badan
setiap hari
6. Kolaborasi dengan ahli
gizi dalam pemberian
makanan / diit

Selasa 3. 11.50 Jam : 21.00


26/08/2008 1. Mengkaji kemampuan klien S :
untuk melakukan aktivitas dan - Klien mengeluh badan
kesulitan menyelesaikan tugas terasa lemah
dengan hasil klien dibantu - Klien mengeluh tidak bisa
aktifitasnya oleh keluarga Melakukan aktifitas
Berlebihan

O:
- KU lemah
-Aktivitas dibantu oleh

44
melakukan aktivitas
karena masih lemah berlebihan
11.55 O:
2. Memberikan lingkungan yang -KU lemah
tenang yaitu menganjurkan -aktivitas dibantu oleh
pada pengunjung untuk datang keluarga
saat jam besuk -vital sign:
12.10 TD:120/80 mmHg
3. Mengubah posisi klien dengan SB:36ºC
perlahan dan memantau adanya N:80x/mnt
pusing dengan hasil klien R:20x/mnt
merasa pusing dan sakit kepala -Hb:4,5 gr%(25-08-08)
12.15 A:
4. Menganjurkan kepada keluarga Intoleransi aktifitas belum
untuk memberikan bantuan teratasi
dalam aktivitas / ambulasi bila P : Lanjutkan intervensi
perlu dengan hasil keluarga 1. Kaji kemampuan klien
mau melakukannya untuk melakukan
12.25 aktivitas dan kesulitan
6. Menganjurkan klien untuk menyelesaikan tugas
menghentikan aktivitas bila 2. Berikan lingkungan yang
mengalami pusing dan merasa tenang, pertahankan tirah
tubuh lemah dengan hasil baring bila diindikasikan
klien mau melakukannya. 3. Perlahan dan pantau
terhadap pusing
4. Anjurkan kepada
keluarga untuk
memberikan bantuan
dalam aktivitas /
ambulasi bila perlu
memungkinkan klien

44
untuk melakukan
sebanyak mungkin
6. Anjurkan klien untuk
menghentikan aktivitas
bila mengalami pusing
dan merasa tubuh lemah
5. tingkatkan aktifitas
sesuai toleransi

Selasa 4. 12.30 Jam : 14.00


26/08/2008 1. Memberikan informasi tentang S :
anemia secara spesifik dengan - Klien mengeluh belum
hasil klien belum memahami memahami benar tentang
benar tentang anemia anemia
12.40 - Klien sering bertanya –
2. Tinjau tujuan dan persiapan tanya tentang penyakitnya
dengan hasil klien telah O :
dilakukan pemeriksaan - Klien nampak belum
diagnostik mengerti
A:
Masalah kurang pengetahuan
12.45 belum teratasi
3. Menjelaskan bahwa darah P : Lanjutkan intervensi
diambil untuk pemeriksaan 1.Berikan informasi tentang
laboratorium tidak akan anemia secara spesifik
memperburuk anemia dengan 2.Tinjau tujuan dan
hasil klien mengerti dengan persiapan untuk
penjelasan oleh perawat pemeriksaan diagnostic.
12.50 2. Jelaskan bahwa darah
4. Meninjau perubahan diet diambil untuk
diperlukan untuk memenuhi pemeriksaan laboratorium

44
kebutuhan diet khusus adalah tidak akan memperburuk
klien menkonsumsi telur dan anemia.
buah-buahan 3. Tinjauan perubahan diet
diperlukan untuk
12.55 memenuhi kebutuhan diet
5. Mendiskusikan pentingnya khusus
hanya meminum obat yang 4. Diskusikan pentingnya
diresepkan dengan hasil klien hanya meminum obat
sudah meminum obat yang yang diresepkan
telah diresepkan oleh dokter 5. Sarankan minum obat
13.00 dengan makanan atau
6. Sarankan minum obat dengan segera setelah makan
makanan atau segera setelah
makan dengan hasil klien
minum obat setelah makan

44
CATATAN PERKEMBANGAN

No
Hari / tgl Jam Implementasi Evaluasi
Dx.
Selasa 1. 15.00 1. Mengawasi tanda vital, kaji Jam : 21.00
26/08/2008 pengisian kapiler, warna S :
kulit/membran mukosa - Klien mengatakan sakit
dengan hasil kepala
- Vital Sign : - Klien mengeluh pusing
TD : 130/70 mmHg - Klien mengeluh jantung
SB : 36 oC berdebar-debar
N : 80 x/menit O:
R : 22 x/menit - Keadaan klien lemah
- Warna kulit / membrane - Membran mukosa tampak
mukosa tampak pucat pucat
- Pengisian kapiler ± 6 dtk - Vital Sign :
TD : 130/70 mmHg
15.30 2. Meninggikan bagian kepala SB : 36 oC
tempat tidur yaitu semi N : 80 x/menit
fowler dengan hasil klien R : 22 x/menit
merasa nyaman - Pengisian kapiler ± 6 dtk
- Bunyi napas vesikuler
15.40 3. Mengawasi upaya A :
pernafasan, auskultasi bunyi Perubahan perfusi jaringan
nafas, dengan hasil klien belum teratasi
tidak mengalami gangguan P : Lanjutkan intervensi
saat bernafas dengan jenis 1. Awasi tanda
pernapasan normovesikuler vital, kaji pengisian
kapiler, warna
15.50 4. Mengkaji untuk respon kulit/membran mukosa,
verbal melambat, mudah 2. Tinggikan

44
terangsang, gangguan bagian kepala tempat
memori dengan hasil klien tidur sesuai toleran
tidak mengalami gangguan 3. Awasi upaya
pernafasan, auskultasi
16.00 5. Pertahankan suhu bunyi nafas
lingkungan dan tubuh hangat 4. Kaji untuk
sesuai indikasi dengan hasil respon verbal melambat,
klien sudah merasa hangat mudah terangsang,
dengan menggunakan gangguan memori,
selimut bingung
16.05 6. Menghindari penggunaan 5. Pertahankan
bantal penghangat atau botol suhu lingkungan dan
air panas dengan hasil klien tubuh hangat sesuai
tidak menggunakan bantal indikasi
penghangat atau botol air 6. Hindari penggunaan
panas bantal penghangat atau
botol air panas.
16.10 1. Mengkaji 7. Kolaborasi dalam
Selasa 2. pola makan klien dengan pemeriksaan
26/08/2008 hasil klien makan kurang laboratorium seperti Hb
lebih 2x/hari jenis makanan
bubur dan telur waktu pagi Jam : 21.00
16.30 dan sore hari S:
3. Menyajikan makanan dalam - Klien mengeluh kurang
keadaan hangat dengan hasil nafsu makan
makan bubur + telur dalam - Klien mengeluh sering
16.40 keadaan hangat mual
5. Menganjurkan klien dengan - Klien mengatakan nyeri
ulu hati
- KU lemah
- Porsi makan tidak

44
dengan hasil keluarga membantu
klien membersihkan mulut
klien sebelum dan sesudah
makan A:
Masalah nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh belum
teratasi
P : Lanjutkan intervensi
1. Kaji pola makan klien
3. Sajikan makanan dalam
keadaan hangat
5. Anjurkan klien dengan
keluarga untuk
membantu klien dalam
perawatan oral
2. Catat intake dan output
nutrisi
4. Timbang berat badan
setiap hari
6. Kolaborasi dengan ahli
Selasa 3. 16.50 gizi dalam pemberian
26/08/2008 1. Mengkaji kemampuan klien makanan / diit
untuk melakukan aktivitas
dan kesulitan menyelesaikan
tugas dengan hasil klien Jam : 21.00
dibantu aktifitasnya oleh S :
keluarga karena masih lemah - Klien mengatakan badan
17.00 tidak terasa lemah
2. Memberikan lingkungan yang - Klien sudah mampu
tenang yaitu menganjurkan melakukan aktifitas sendiri

44
O:
pada pengunjung untuk datang - KU lemah
saat jam besuk - Aktifitas sudah tidak
17.10
3. Mengubah posisi klien dalam dibantu oleh keluarga
posisi semi fowler dengan A :
hasil klien tidak merasa Masalah intoleran aktivitas
pusing dan sakit kepala teratasi
P:-
17.20
4. Menganjurkan kepada
keluarga untuk memberikan
bantuan dalam aktivitas /
ambulasi bila perlu dengan
hasil keluarga mau
melakukannya
17.30
6. Menganjurkan klien untuk
menghentikan aktivitas bila
mengalami pusing dan
merasa tubuhnya lemah
dengan hasil klien mau
melakukannya

Selasa 4. 18.25
26/08/2008 1. Memberikan informasi
tentang anemia secara
spesifik dengan hasil klien

44
Jam : 21.00
S:
18.30 - Klien mengeluh belum
2. belum memahami benar
tentang anemia memahami benar tentang
anemia
3. Tinjau tujuan dan persiapan - Klien sering bertanya –
18.40 dengan hasil klien telah tanya tentang penyakitnya
dilakukan pemeriksaan
diagnostic O:
- Klien nampak belum
4. Menjelaskan bahwa darah mengerti
diambil untuk pemeriksaan A :
laboratorium tidak akan Masalah kurang pengetahuan
memperburuk anemia belum teratasi
19.00 dengan hasil klien mengerti P : Lanjutkan intervensi
dengan penjelasan oleh 1.Berikan informasi tentang
perawat anemia secara spesifik

5. Meninjau perubahan diet 2.Tinjau tujuan dan


diperlukan untuk memenuhi persiapan untuk
19.20 kebutuhan diet khusus pemeriksaan diagnostik.
adalah klien mengkonsumsi 3.Jelaskan bahwa darah
telur dan buah-buahan diambil untuk
pemeriksaan laboratorium
6. Mendiskusikan pentingnya tidak akan memperburuk
hanya meminum obat yang anemia.
diresepkan dengan hasil 4.Tinjauan perubahan diet
19.30 klien sudah meminum obat diperlukan untuk
yang telah diresepkan oleh memenuhi kebutuhan diet
dokter khusus

44
5.Diskusikan pentingnya
7. Sarankan minum obat dengan hanya meminum obat
makanan atau segera setelah yang diresepkan
makan dengan hasil klien 6.Sarankan minum obat
minum obat setelah makan dengan makanan atau
segera setelah makan

44

Anda mungkin juga menyukai