Anda di halaman 1dari 12

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN TN.

A DENGAN ANEMIA

DIRUANG PENYAKIT DALAM LANTAI 14 BLOK D RUMAH SAKIT UMUM DAERAH


KOJA

Disusun Oleh :

AKADEMI KEPERAWATAN HARUM JAKARTA

2019/2020

KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmad dan hidayah Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah dengan judul “Asuhan
Keperawatan Pada Klien Dengan Anemia Di Ruang Penyakit Dalam Lantai 14 Blok D
RSUD Koja Jakarta” tepat pada waktunya. Makalah ini disusun dalam rangka memenuhi
persyaratan seminar di Akademi Keperawatan Harum Jakarta.

Dalam penulisan makalah ini kami banyak mendapatkan bimbingan dan pengarahan baik
material maupun sprititual dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini kami
mengucapkan Terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Ibu Rusmawati Sitorus S.pd. S.kep. MA selaku Direktur Akademi Keperawatan Harum
Jakarta
2. Ibu Ns.Wiwik sofiah selaku dosen pembimbing akademik
3. Kepala ruangan beserta staff perawatan diruangan penyakit dalam lantai 14 blok D
RSUD Koja Jakarta utara
4. Klien tn. A dan keluarganya yang tela memberikan infomasi dan data yang dalam
penulisan makalah ini
5. Orang tua kami yang telah memberikan dorongan baik moral maupun materil sehingga
kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini
6. Rekan-rekan yang telah memberikan bantuan kepada kami dalam rangka menyusun
makalah ini

Kami menyadari dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari
sempurna. Oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik yamg bersifat membangun.
Dengan harapan kami, makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca umum dan perawat
khususnya dalam peningkatan perawatan pada klien dengan pemenuhan kebutuhan nutrisi.

Jakarta, maret 2020

Penulis
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Berdasarkandata World Health Organization (WHO) tahun 2015, lebih dari 30 % atau 2
milyar orang di dunia berstatus anemia. Berdasarkan hasil Riskesdas tahun 2013,
prevalensi anemia di Indonesia mencapai 21,7% dengan penderita anemia berusia 5-14
tahun sebesar 26,4% dan 18,4% penderita berusia 15-24 tahun.

Anemia adalah suatu penyakit yang sering diderita oleh masyarakat, baik anak – anak,
remaja, ibu hamil maupun orang tua. Penyebabnya sangat beragam, yaitu karena
perdarahan, kekurangan zat besi, asam folat, vitamin B12 dan kelainan hemolitik.

Anemia juga bisa didapatkan karna mengidap penyakit tertentu, contohnya pada
seseorang yang ter-infeksi HIV. Di Indonesia sendiri belum banyak penelitian tentang
prevalensi anemia pada kasus infeksi HIV menyebabkan kurangnya informasi yang
mendalam tentang penelitian anemia pada HIV/AIDS.

Anemia dapat diketahui dengan pemeriksaan fisik dan pemeriksaan laboratorium. Secara
fisik penderita anemia tampak pucat, lemah, dan hasil lab di dapatkan penurunan kadar
Hemoglobin (Hb) dalam darah dari rentan normal.

Pada kesempatan kali ini penulis akan membahas tentang perbandingan Asuhan
Keperawatan teori dan kasus pada Klien dengan Anemia di Ruang Penyakit Dalam Lt.14
Blok.D RSUD Koja.

B. Tujuan
a. Tujuan Umum :
Untuk memenuhi persyaratan makalah Diploma III mahasiswa mampu melakukan
asuhan keperawatan pada Tn. A dengan Anemia mengetahui konsep medis dari
penyakit Anemia.
b. Setelah dilakukan asuhan keperawatan pada klien Tn. A dengan Anemia mahasiswa
dapat mencapai hal-hal sebagai berikut :
a. Mahasiswa mampu mengetahui pengertian anemia.
b. Mahasiswa mampu menyebutkan penyebab anemia.
c. Mahasiswa mampu menyebutkan klasifikasi anemia.
d. Mahasiswa mampu menyebutkan tanda dan gejala anemia.
e. Mahasiswa mampu memahami penatalaksanaan pada pasien anemia.
C. Ruang Lingkup
Ruang lingkup penulisan makalah ini merupakan pembahasan Asuhan
Keperawatan kepada Tn, A dengan Anemia di Ruang Penyakit Dalam di Rumah Sakit
Umum Daerah Koja Jakarta Utara.
D. Metode Penulisan
Dalam penulisan makalah ini penulis menggunakan metode deskriptif melalui
pendekatan studi kasus dengan tujuan mendapatkan gambaran secara tepat tentang
asuhan keperawatan kepada Tn. A dengan Anemia di ruang penyakit dalam Rumah Sakit
Umum Daerah Koja Jakarta Utara untuk memperoleh data penulis dengan menggunakan
metode:
1. Metode deskriptif dengan pendekatan studi kasus dimana penulis mengambil satu
kasus dan diberikan asuhan keperawatan dalam pengumpulan data dan metode yang
penulis gunakan adalah wawancara, observasi, pengkajian.
2. Metode kepustakaan dengan mempelajari buku-buku refereni yang terkait dengan
asuhan keperawatan kepada Tn. A
3. Pemeriksaan fisik untuk mendapatkan data tentang klien secara objektif dan sujektif.
4. Tehnik melakukan pemeriksaan dengan inspeksi, palpasi, perkusi, dan auskultasi.
5. Melakukan observasi dan wawancara pada Tn. A . studi kasus yaitu penulis
melakukan observasi dan partisipasi aktif dalam memberikan asuhan keperawatan
langsung pada Tn. A untuk mendapat informasi yang akurat.
6. Studi dokumentasi.
E. Sistematika Penulisan
Adapun sistematika penulisan makalah ini adalah dengan menggunakan metode
penyusunan yang terdiri dari:

BAB I : pendahuluan yang terdiri dari latar belakang, tujuan penulisan, ruang lingkup,
metode penulisan dan sistematika penulisan.

BAB II : tinjauan teoritis yang terdiri anatomi dan fisiologi sistem pencernaan, konsep
dasar nutrisi dan asuhan keperawatan.

BAB III : tinjauan kasus yang terdiri dari pengkajian, diagnosa keperawatan,
perencanaan, implementasi dan evaluasi.

BAB IV : pembahasan yang terdiri dari pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan,


implementasi dan evaluasi.

BAB V : penutup yang terdiri dari kesimpulan dan saran.


BAB II
KONSEP DASAR
A. Pengertian Anemia
Anemia adalah suatu kondisi konsentrasi hemoglobin kurang dari normal, anemia merefleksikan
jumlah eritrosit yang kurang dari normal didalam sirkulasi akibatnya jumlah oksigen yang
dihantarkan ke jaringan tubuh juga berkurang. (Keperawatan Medikal Bedah edisi 12)

Anemia merupakan kondisi klinis akibat kurangnya suplai sel darah merah sehat, volume sel
darah, dan/ jumlah hemoglobin. (Keperawatan Medikal Bedah buku 3 edisi 8)

Anemia didefinisikan sebagai penurunan volume eritrosit dibawah rentang nilai yang yang
berlaku untuk orang sehat. (Behrman E Richard, IKA Nelson; 1680)

Anemia adalah istilah yang menunjukan rendahnya hitung sel darah merah dan kadar
hematocrit dibawah normal. Anemia bukan lah penyakit, melainkan merupakan pencerminan
keadaan suatu penyakit (gangguan) fungsi tubuh. Anemia tidak merupakan suatu kesatuan
tetapi merupakan akibat dari berbagai proses patologik yang mendasari. (Smeltzer C Suzanne,
Buku Ajar Keperawatan Medical Bedah Brunner dan Suddarth; 935)

Kelompok Kriteria anemia (HB)


Laki-laki dewasa < 13 g/dl
Wanita dewasa tidak hamil < 12 g/dl
Wanita hamil < 11 g/dl

Anemia adalah gejala dari kondisi yang mendasari seperti kehilangan komponen darah, elemen
tak adekuat, atau kurang nutrisi yang dibutuhkan sel darah, yang mengakibatkan penurunan kapasitas
pengangkut oksigen darah. Ada banyak tipe anemia dengan beragam penyebab. Defisiensi besi (OB),
akibat ketidak adekuatan absorpsi kehilangan besi berlebih pernisiosa (AP), akibat faktor intrinsic
esensial untuk absorpsi vit B12 aplastik, akibat kegagalan sumsum tulang dan hemolitik, akibat
memendeknya masa hidup SDM. (donggoes marylim E).

B. Patofisiologi
Timbulnya anemia mencerminkan adanya kegagalan sumsum tulang atau kehilangan sel darah
merah berlebihan atau keduanya. Kegagalan sumsum tulang dapat terjadi akibat kekurangan
nutrisi pajanan toksi, invasi, tumor, atau kebanyakan akibat penyebab yang tidak diketahui. Sel
darah merah dapat hilang melalui perdarahan atau hemodisis (destruksi) pada kasus yang
disebut terakhir, masalah dapat akibat efek sel darah merah normal atau akibat beberapa faktor
diluar sel darah merah yang menyebabkan destruksi sel darah merah.
Lisis sel darah merah (disolusi) terjadi terutama dalam system lagostik atau dalam system
retikuloedotenal terutama dalam hati limfa. Sebagai hasil samping proses ini bilirubin Yang
sedang terbentuk dalam fagosit akan masuk dalam aliran darah. Setiap kenakan destruksi sel
darah merah (hemolysis) segera direfleksikan dengan meningkatkan bilirubin plasma
(konsentrasi) normalnya 1 mg/dl atau kurang kadarnya 1,5 mg/dl mengakibatkan ikterik pada
skelera.
Anemia merupakan penyakit kurang darah ditandai rendahnya kadar hemoglobin (HB) dan sel
darah merah (eritrosit). Fungsi darah adalah membawa makanan dan 02 keseluruh tubuh. jika
suplai ini kurang, akibatnya dapat menghambat kerja organ-organ penting, salah satunya otak.
Otak terdiri dari 2,5 miliar sel bioneuron. Jika kapasitasnya kurang, maka otak akan seperti
computer yang memorinya lemah, lambat menangkap dan kalau sudah rusak, tidak bisa
diperbaiki (syaifoellah, 2010)
1. Etiologi
Anemia bukanlah suatu kesatuan penyakit tersendiri (desease entity), tetapi
merupakan gejala berbagai penyakit dasar (underlying) pada dasarnya anemia
disebabkan oleh karena :
b. Gangguan pembentukan eritrosit oleh sumsum tulang
c. Kehilangan darah keluar tubuh (perdarahan)
d. Proses penghancuran eritrosit oleh tubuh sebelum waktunya (hemolysis)
1. Patway anemia
2. Manifestasi klinis
Selain anemia itu sendiri, beberapa faktor turut mempengaruhi perkembangan
gejala yang terkait dengan anemia : kecepatan terbentuknya anemia, durasi
anemia (kronisitasnya), kebutuhan metabolic pasien, penyakit lain atau disabilitas
yang menyertai anemia ( mis penyakit jantung paru), dan komplikasi atau
manifestasi kondisi penyerta yang menimbulkan anemia. Biasanya, semakin cepat
anemia terbentuk, semakin berat gejalanya. Gejala yang menonjol dari anemia
mencakup:
a. Dyspnea, nyeri dada, nyeri otot, atau kram, taki kardia
b. Kelemahan keletihan malaise umum
c. Pucat pada kulit dan membrane mukosa (konjungtiva,
mukosa oral)
d. Ikterik (anemia megaloblastic atau hemolitik)
e. Lidah halus dan berwarna merah (anemia defisiensi besi)
f. Lidah luka seperti daging merah ( anemia megaloblastic)
g. Keilosis angular ( ulserasi pada tepi/ sudut mulut)
h. Kuku rapuh, melengkung/ membumbung, berbentuk
cekung dan pika ( secara tak lazim lapar tepung, tanah, es)
pada anemia defisiensi besi.
C. Klasifikasi anemia
Klasifikasi anemia menurut etiopatogenesis

1 . anemia karena gangguan pembentukan eritrosit dalam sumsum tulang.

a . kekurangan bahan esensial pembentuk eritrosit

 Anemia defisiensi besi


 Anemia defisiensi asamfolat
 Anemia defisiensi vit B12
b . gangguan pengunaan ( utilasi besi)
 Anemia akibat penyakit kronik
 Anemia sideroblastik
c . kerusakan sumsum tulang
 Anemia aplastic
 Anemia mieloplastik
 Anemia pada keganasan hematologi
 Anemia diseritropoletik
 Anemia pada sindrom mielodisplastik

2. anemia akibat hemoragi

a. anemia pasca perdarahan akut

b. anemia akibat perdarahan kronik


3. anemia hemolitik

a. anemia hemolitk intrakor paskular

 Gangguan membrane eritrosit


 Gangguan enzim eritrosit
 Gangguan hemoglobin
b . anemia hemolitik ekstrakorpaskular
 Anemia hemolitik autoimun
 Anemia hemolitik mikroangiopatik
4 . anemia dengan penyebab tidak diketahui atau dengan pathogenesis yang komplek
klasifikasi anemia berdasarkan morfologi dan etiologi

a . anemia hipokronik mikrositeribila mcv <80 fl dan mhc <27

 Anemia defisiensi besi


 Thallasema major
 Anemia akibat penyakit kronik
 Anemia sideroblastik
b . anemia normokronik normositer, bila mcv 60-95 fl dan mch 27-34 pg
 Anemia pasca perdarahan akut
 Anemia aplastic
 Anemia hemolitik didapat
 Anemia akibat penyakit kronik
 Anemia pada gagal ginjal kronik
 Anemia pada sindrom mielodisplastik
 Anemia pada keganasan hematologic

c . anemia makrasiter, bila mcv >95 fl

 Anemia defisiensi asam folat


 Anemia defisiensi B12
D. Komplikasi pada anemia
Komplikasi dari anemia sbb:
1 . gagal jantung pembesaran pada penderita anemia telah ditemukan sejak abad yang
lalu.

Anemia akan mengindikasikan terjadinya mekanisme kompensasi terhadap


penurunan konsentrasi HB untuk memenuhi kebutuhan O2 jaringan. Pada keadaan anemia,
jantung akan meningkatkan venus return. Maka sesuai mekanisme frank-starling. Jantung akan
meningkatkan stroke volume, sehingga dapat terjadi hipertropi ventrikal kiri dengan miofibri
jantung yang memanjang, gagal jantung kongestif, kejadian gagal jantung berulang dan
kematian.

2 . gagal ginjal

Dengan berkurangnya pasokan O2 kejaringan mis, pada ginjal akan terjadi kerusakan ginjal yang
dapat menyebabkan gagal ginjal

3 . hipoksia

Hipoksia adalah penurunan pasokan O2 kejaringan sampai ditingkat fisiologi HB berfungsi


untuk mengangkut O2 ke seluruh tubuh. jika terjadi penurunan HB maka akan terjadi hipoksia
bahkan dapat menyebabkan kematian.

E. Pemeriksaan diagnostic
1 . pemeriksaan fisik
a . tanda-tanda anemia umum : pucat, taki kardi, pulsus celer, suara pembuluh darah
spontan, bising karotis, bising sistolik, anorgenik pembesaran jantung.
b . manifestasi khusus pada anemia
 Defisiensi besi
 Defisiensi B12
 Hemolitik
 Aplastic
2 . pemeriksaan penunjang
a . pemeriksaan laboratorium
 Tes penyaring, tes ini dikerjakan pada tahap awal pada setiap kasus anemia.
Dengan pemeriksaan ini, dapat dipastikan adanya anemia dan bentuk morfologi
anemia tsb. Pemeriksaan ini meliputi pengkajian pada komponen-komponen
beriku ini: kadar hemoglobin indeks eritrosit, ( mcu,mcv, dan mchc), asupan
darah tepi.
 Pemeriksaan darah seri anemia: hitung leukosit, trombosit, laju endapan darah
(LED) dan hitung retikolosit.
 Pemeriksaan sumsum tulang: pemeriksaan ini memberikan informasi mengenai
keadaan system hematoposis
 Pemeriksaan atas indikasi khusus: pemeriksaan ini untuk mengonfirmasi dengan
diagnosis awal yang memiliki komponen.
b . pemeriksaan laboratorium non hematologis: faal ginjal, faal endokrin, asam urat, faal
hati, bahkan kuman.
c . radiologi: torak, bone survey, usg/ultrasonografi
d . pemeriksaan sitogenik
e . pemeriksaan biologi molekuler ( pcr poly merase chain raction, fishfluorescence in
situ hybridization)
F. Penetalaksaan
Penatalaksaan anemia diarahkan pada upaya mengoreksi atau mengontrol penyebab
anemia jika anemia berat, eritrosit yang hilang /hancur dapat digantikan dengan tranfusi
paket sel darah merah ( packed red blood cell, PRBC).

Anda mungkin juga menyukai