KELOMPOK 10
Dosen Pengampu
2022/2023
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum wr.wb
Alhamdulillah, puji syukur atas rahmat Allah SWT. Berkat rahmat serta karunia-nya sehingga
penulis dapat menyelesaikan tugas makalahnya tentang “Asuhan Keperawatan Anemia”
Tugas ini dibuat dengan tujuan memenuhi tugas awal semester 3 dari Ibu Ns. Lenni Sastra,
S.Kep, MS pada bidang studi Keperawatan Dewasa. Selain itu, penyusunan makalah ini bertujuan
menambah wawasan kepada pembaca tentang Asuhan Keperawatan Anemia.
Penulis menyampaikan ucapan terimakasih kepada Ibu Ns.Lenni Sastra, S.Kep, MS. selaku
dosen mata kuliah Keperawatan Dewasa. Berkat tugas yang diberikan ini,dapat menambah
wawasan penulis dan pembaca berkaitan dengan topik yang diberikan. Penulis juga mengucapkan
terimakasih yang sebesarnya kepada semua pihak yang membantu dalam proses penyusunan tugas
ini.
Penulis memohon maaf jika terdapat kesalahan dan ketidak sempurnaan yang pembaca
temukan. Penulis berharap adanya kritik serta saran dari pembaca apabila menemukan kesalahan.
Wassalamualaikum wr.wb.
Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Anemia adalah suatu keadaan dimana terjadi penurunan jumlah sel darah merah
yang mengakibatkan penurunan jumlah hemoglobin dan hematokrit dibawah 12 g/dL.
Asuhan protein dalam tubuh sangat membantu penyerapan zat besi, maka dari itu protein
bekerja sama dengan rantai protein mengangkut elektron yang berperan dalam
metabolisme energi. Selain itu vitamin C dalam tubuh harus tercukupi karena vitamin C
merupakan reduktor, maka di dalam usus zat besi (Fe) akan dipertahankan tetap dalam
bentuk ferro sehingga lebih mudah diserap. Selain itu vitamin C membantu transfer zat
besi dari darah ke hati serta mengaktifkan enzim-enzim yang mengandung zat
besi.(Brunner & Suddarth, 2000:22)
Di Indonesia sendiri masalah anemia juga merupakan salah satu masalah utama.
Prevalensi anemia secara nasional menurut Riset Kesehatan dasar (Riskesdas, 2007) yaitu
sebesar 11,9% dan sebagian besar yang terkena anemia adalah anak-anak usia 1 sampai 4
tahun yaitu sebesar 27,7%, sementara penderita anemia pada usia 5 tahun keatas
prevalensinya lebih rendah yaitu 9,4% (Riskesdas, 2007).
1
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Anemia ?
2. Bagaimana klasifikasi, etiologi, manifestasi klinis, komplikasi, patofisiologi,
pemeriksaan penunjang, dan penatalaksanaan anemia.
3. Bagaimana pathway Anemia ?
4. Bagaimana asuhan keperawatan Anemia ?
1.3 Tujuan
1. Mengetahui pengertian Anemia.
2. Memahami klasifikasi, etiologi, manifestasi klinis, komplikasi, patofisiologi,
pemeriksaan penunjang, dan penatalaksanaan anemia.
3. Memahami pathway anemia.
4. Memahami asuhan keperawatan anemia.
2
BAB II
2.1 Definisi
Anemia merupakan kondisi klinis akibat kurangnya suplai sel darah merah
sehat,volume sel darah merah ,dan/atau jumlah hemoglobin.Hipoksia terjadi karena
tubuh kekurangan oksigen.Terlepas dari penyakit itu sendiri , anemia mencerminkan
beberapa kondisi pantogenik yang mengarah pada abnormalitas jumlah,struktur,dan
fungsi sel darah merah. ( joyce M.Black jane hokanson hawks, edisi 3, buku 3, hal : 817
)
Dewasa :
Kadar hemoglobin kurang dari batas minimal dikatakan anemia sedangkan yang
melebihi batas maksimal dikatakan polisitemia.
3
2.2 Klasifikasi
4
Pria : 10 mg/hari
Wanita : 15 mg/hari
Factor resiko utama anemia defisiensi besi antara lain :
Kurangnya asupan zat besi harian
Kehilangan darah
Gangguan absorpsi zat besi
Kebutuhan berlebihan sel darah merah sebagai akibat hemolisis
Talasemia merupakan kelainan genetic autosom resesif yang mengakibatkan
kurangnya produksi homoglobin. Jenis talasemia yang paling umum yaitu Alfa
bawaan (heterozigot) asimtomatis pada 30% masyarakat afrika – ameriaka
Anemia sideroblastic (black, joyce. M dan hawks, jane hokanson, edisi 8 buku
3, KMB; hal : 832).
a. Kerusakan sintesis DNA seperti :
Anemia megaloblastic merupakan kelainan yang disebabkan oleh
kerusakan DNA yang berakibat pada sel darah merah abnormal berukuran
besar. Kondisi ini disebabkan oleh kekurangan vitamin B12 dan asam folat
(black, joyce. M dan hawks, jane hokanson, edisi 8 buku 3, KMB; hal : 833).
b. Menurunya prekusor eritrosit seperti pada anemia aplastic dan anemia
penyakit kronis (black, joyce. M dan hawks, jane hokanson, edisi 8 buku 3,
KMB; hal : 830).
5
sel darah merah (black, joyce. M dan hawks, jane hokanson, edisi 8 buku 3, KMB; hal :
837).
2.3 Etiologi
Penyebab tersering dari anemia adalah kekurangan zat gizi yang diperlukan
untuk sintesis eritrosit yaitu besi, vitamin B12 dan asam folat.Anemia juga dapat
diakibatkan dari beragam kondisi seperti perdarahan, kelainan genetik, penyakit kronik,
keracunan obat, dan sebagainya.
1. Perdarahan hebat
2. Akut (mendadak)
3. Kecelakaan
4. Pembedahan
Manifestasi yang menyertai munculnya anemia adalah sebagai akibat tubuh yang
bereaksi terhadap hipoksia, Gejala bervariasi bergantung tingkat keparahan dan
kecepatan hilangnya darah, sudah berapa lama anemia terjadi, usia klien, dan adanya
kelainan lain. Kadar hemoglobin (Hb) biasanya digunakan untuk menegakkan tingkat
keparahan anemia. Klien dengan anemia ringan (kadar Hb 20 hingga 14 g/dl) biasanya
asimtomatis. jika gejala klinis muncul, biasanya sebagai akibat kerja terlalu keras. Klien
dengan anemia sedang (kadar Hb 6 hingga 10 g/dl) mungkin akan mengalami dispnea
(sesak napas/napas pendek), menggigil, diaforesis (keringat berlebih) saat beraktivitas,
dan kelelahan kronis. Beberapa klien dengan anemia berat (kadar Hb kurang dari 6 g/dl),
misalnya klien dengan gagal ginjal kronis, dapat saja asimtomati karena anemianya
terjadi secara bertahap; sedangkan pada klien lain, gejala klinis muncul dengan segera
dan melibatkan banyak sistem tubuh. Manifestasi lain muncul bergantung pada etiologi;
pemeriksaan secara saksama dapat memberikan petunjuk mengenai etiologi. Hitung
eritrosit, kadar hemoglobin, dan nilai hematokrit menguatkan adanya anemia. Spesimen
sumsum tulang mungkin diperlukan untuk menentukan tipe anemia Apusan perifer/darah
tepi (indeks eritrosit) diperlukan untuk menetukan ukuran eritrosit. (joyce M.Black jane
hokanson hawks, edisi 3, buku 3, hal : 818).
6
Pada klien anemia defisiensi besi ringan, Biasanya gejala tidak tampak: pada kasus
yang lebih parah, pengkajian akan mendapatkan gejala umum anemia, meliputi
keletihan; nyeri kepala: dispnea: palpitasi; pucat pada wajah, telapak tangan, dasar E
kuku, membran mukosa mulut, dan konjungtiva; angular t stomatitis (inflamasi pada
mukosa mulut), glossitis (inflamasi pada lidah), dan cheilitis (inflamasi pada bibir); dan
kuku rapuh. Setelah diagnosis anemia ditegakkan, perlu diketahui penyebabnya.
Pemeriksaan radiografi saluran cerna (gastrointestinal), pemeriksaan feses untuk
memeriksa darah samar, esofagoskopi, gastroskopi, dan sigmoidoskopi umumnya
dilakukan untuk mengetahui lokasi perdarahan. Koreksi penyebab masalah (malnutrisi,
alkoholisme, perdarahan) adalah mutlak agar defisiensi tidak terjadi lagi. (joyce M.Black
jane hokanson hawks, edisi 3, buku 3, hal : 836)
2.5 Komplikasi
Gangguan anemia yang terjadi memang termasuk salah satu penyakit yang umum
terjadi. Terdapat beberapa jenis anemia yang dapat terjadi, yaitu anemia defisiensi zat
besi, anemia, defisiensi vitamin, anemia aplastik, hemolitik anemia, dan anemia sel sabit.
Beberapa dari jenis gangguan tersebut dapat menimbulkan komplikasi yang ringan
hingga berbahaya. Berikut beberapa komplikasi yang dapat disebabkan oleh anemia(
cleveland clinic, 2020.) :
2. Kelainan Jantung
3. Kematian
2.6 Patofisiologi
pecah atau rusaknya sel darah merah terjadi terutama dalam hati dan limpa.
Hasil samping proses ini adalah bilirubin yang akan memasuki aliran darah. Setiap
8
kenaikan destruksi sel merah atau hemolisis segera direfleksikan dengan peningkatan
bilirubin plasma (konsentrasi normal kurang lebih 1 mg/dl, kadar diatas 1,5 mg/dl
mengakibatkan ikterik pada sklera). Apabila sel darah merah mengalami penghancuran
dalam sirkulasi (pada kelainan hemplitik) maka hemoglobin akan muncul dalam plasma
hemoglobinemia. Apabila konsentrasi plasmanya melebihi kapasitas haptoglobin
plasma (Protein pengikat hemoglobin yang terlepas dari sel darah merah yang telah
rusak) untuk mengikat semuanya, hemoglobin akan berdifusi dalam glomerulus ginjal
dan kedalam urin (hemoglobinuria).
Anemia pada pasien disebabkan oleh penghancuran sel darah merah atau
produksi sel darah merah yang tidak mencukupi biasanya dapat diperoleh dengan dasar
menghitung renkulosit dalam sirkulasi damh, derajat proliferasi sel darah merah muda
dalam sumsum tulang dan cara pematanganya, seperti yang terlihat dalam biopsy dan
ada tidaknya hyperbilirubinemia dan hemoglobinemia.
Anemia defisiensi zat besi adalah anemia yang paling sering menyerang anak-
anak, bayi cukup bulan yang lahir dari ibu non anemik dan bergizi baik, memiliki
cukup persediaa zat besi sampai berat badan lahirnya menjadi dua kali lipat pada
umumnya saat berusia 46 bulan. Sesudah itu zat besi harus tersedia dalam makanan
untuk memenuhi kebutuhan anak. Jika asupan zat besi dari makanan tidak mencukupi
maka terjadi anemia defisiensi zat besi. Hal ini paling sering terjadi karena pengenalan
makanan padat yang terlalu dini (sebelum usia 4-6 bulan) dihentikannya susu formula
bayi yang bulan) diber mengandung zat besi atau ASI sebelum usia 1 tahun dan minum
susu sapi berlebihan tanpa tambahan makanan pada kaya besi. Bayi yang tidak cukup
bulan, bayi dengan perdarahan perinatal berlebihan atau bayi dari ibu yang kurang gizi
dan kurang zat besi juga tidak memiliki cadangan zat besi yang adekuat. Bayi ini
berisiko lebih tinggi menderita anemia defisiensi besi sebelum berusia 6 bulan.
Anemia defisiensi zat besi dapat juga terjadi karena kehilangan darah yang
kronik. Pada Bayi terjadi karena perdarahan usus kronik yang disebabkan oleh protein
dalam susu sapi yang tidak tahan panas. Pada anak sembarang umur kehilangan darah
sebanyak 1-7 ml dari saluran cerna setiap hari menyebabkan anemia defisiensi zat besi.
9
Pada remaja putri anemia defisiensi zat besi juga dapat terjadi karena menstruasi yang
berlebihan.
A. Pemeriksaan Laboratorium
1. Hemoglobin (Hb)
10
menggunakan alat sederhana seperti Hb sachli, yang dilakukan minimal 2 kali
selama kehamilan, yaitu trimester I dan III.
MCH adalah berat hemoglobin rata-rata dalam satu sel darah merah.
Dihitung dengan membagi hemoglobin dengan angka sel darah merah. Nilai
norma l 27-31 pg, mikrositik hipokrom < 27 pg dan makrositik > 31 pg.
11
ukuran, bentuk inti, sitoplasma sel darah merah. Dengan menggunakan
flowcytometry hapusan darah dapat dilihat pada kolom morfology flag.
Luas distribusi sel darah merah adalah parameter sel darah merah yang
masih relatif baru, dipakai secara kombinasi dengan parameter lainnya untuk
membuat klasifikasi anemia. RDW merupakan variasi dalam ukuran sel merah
untuk mendeteksi tingkat anisositosis yang tidak kentara. Kenaikan nilai RDW
merupakan manifestasi hematologi paling awal dari kekurangan zat besi, serta
lebih peka dari besi serum, jenuh transferin, ataupun serum feritin. MCV rendah
bersama dengan naiknya RDW adalah pertanda meyakinkan dari kekurangan zat
besi, dan apabila disertai dengan eritrosit protoporphirin dianggap menjadi
diagnostik. Nilai normal 15 %.
a. Anemia aplastik
12
1) Pada pasien dialysis harus ditanganidengan pemberian besi dan asam folat
2) Ketersediaan eritropeotin rekombinan
Pada anemia tidak menunjukan gejala dan memerlukan penanganan khusus. Besi
sumsum tulang dipergunakan untuk membuat darah, sehingga Hb meningkat .
e. Anemia megaloblastik
13
2.9 WOC
MK : Perfusi
Perifer tidak efektif
MK :
Keletihan
14
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
TEORITIS
b. Riwayat Kesehatan
Riwayat Kesehatan Sekarang
Biasanya pasien yang memiliki Riwayat penyakit Anemia akan tampak
keletihan, kelemahan pada tubuh, pusing, gemetaran, kemampuan beraktivitas
menurun dan nyeri pada luka.
Riwayat Kesehatan Dahulu
Biasanya pasien yang memiliki Riwayat penyakit Anemia dapat dilihat dari
konjungtivanya.
Riwayat Kesehatan keluarga
Biasanya pasien akan mengatakan adanya salah satu keluarga pesien yang
mederita anemia, maupun penyakit lain seperti ( penyakit kronis, maupun
penyakit akut ) dan dapat menyebabkan salah satu keturunannya mengalami
penyakit yang sama.
Pola Kebiasaan
Biasanya pasien yang memiliki Riwayat penyakit anemia memiliki pola
kebiasaan yang kurang baik seperti :
Pada Wanita yang mengalami haid atau menstruasi yang berlebihan pada
masa produktif atau subur
Makanan atau minuman penghambat penyerapan zat besi seperti : kebiasaan
mengkonsumsi teh, kopi, dan coklat
Pola tidur yang tidak teratur
e. Pola Eliminasi
Biasanya pasien yang mengalami Riwayat penyakit anemia akan mengalami
perubahan fisik seperti penderita penyakit anemia ini akan tampak pucat dan
mengalami keletihan pada tubuhnya serta aktivitas yang dilakukan akan menurun.
Sehat
Biasanya klien / pasien yang mengalami penyakit anemia akan BAK kurang
lebih 5x per hari dan BAB klien lancar.
Sakit
Biasanya klien / pasien yang mengalami penyakit anemia tidak terpasang
kateter, namun jika pasien berada d rumah sakit bisa jadi terpasang kateter
dengan jumlah urine yang dikeluarkan kurang lebih 500ml.
K. Pola reproduksi.
Biasanya pasien mengatakan jumlah saudaranya.
M. Pemeriksaan Fisik
Kesadaran : composmentis
GCS : 15 ( E: 4 V: 5 M:6 )
Uraian Gambaran
Tanda vital Suhu : Biasanya meningkat
17
Nadi : biasanya meningkat
TD : Biasanya Menurun ( 90/80 mmHg )
RR: biasanya cepat
Integument Mukosa pucat , kering dan kulit keriput
Tiroid
18
Dada Inspeksi : Pergerakkan dinding
dada,takipnea,orthopnea,dispnea (kesulitan bernafas ), nafas
Paru
pendek ,cepat lelah ketika beraktivitas yang merupakan
manifestasi berkurangnya pengiriman oksigen
Palpasi : taktil premitus
Perkusi : biasanya bunyi sonor
Auskultasi : biasanya suara napas vesikuler,dan bunyi nafas
tambahan lainnya.
Jantung Inspeksi : jantung berdebar-debar ,takhikardi dan bising
jantung yang menggambarkan suatu beban pada jantung
dan curah jantung mengalami peningkatan
Palpasi : tidak teraba danya massa
Perkusi : pekak
Auskultasi : biasanya bunyi jantung murmur sistolik
Abdomen Inspeksi : Kesimetrisan , perut tampak datar ,tidak ada lesi
dan pembengkakan .
Auskultasi : Suara bising usus
Perkusi : Terdapat bunyi timpani
Palpasi : terabanya pembesaran hepar/tidak,terdapat nyeri
tekan/tidak
Ekstremitas
Kelemahan dalam beraktivitas , terdapat pucat pada membrane
mukosa dan dasar kuku, kuku mudah patah.
Neurologi : a. Biasanya kesadaran composmentis dengan GCS 15
Status mental/CGS b. Bisanya tidak ada gangguan
c. Biasanya tidak ada gangguan
Saraf cranial d. Biasanya reflek patologis normal
Reflek fisiologi
(bisep, trisep)
Reflek patologis
(babinski)
Payudara Biasanya bentuk simetris kiri dan kanan, tidak teraba adanya
masa, membesar sesuai dengan jenis kelamin.
Genitalia Biasanya tidak ada gangguan
19
Rectal Biasanya tidak ada gangguan
a. Diagnosa adalah tahap kedua dari proses keperawatan yang mencakup Analisa data.
b. Diagnosa adalah label spesifik atau pernyataan yang menggambarkan tentang status
Kesehatan klien dan keluarga.
Diagnosa keperawatan adalah klinik tentang respon individu, keluarga atau komunitas
terhadap masalah Kesehatan atau proses kehidupan yang actual atau pontensial.
Diagnosis keperawatan merupakan dasar pemilihan intervensi dalam mencapai tujuan
yang telah di tetapka oleh perawat yang bertanggung jawab. Diagnosis keperawatan
adalah respon individu terhadap ransangan yang timbul dari diri sendiri maupun luar
(lingkungan).
20
1. Daftar Diagnosis Keperawatan
1. Perfusi perifer tidak efektif berhubungan dengan penurunan konsentrasi
hemoglobin
2. Intolerasi aktivitas berhubungan dengan kelemahan
3. Keletihan berhubungan dengan kondisi fisiologis ( mis. Penyakit kronis,
penyakit terminal, anemia, malnutrisi, kehamilan )
21
dan kadar
kolesterol
tinggi)
monitor panas,
kemerahan,
nyeri atau
bengkak pada
ekstermitas
b. terapeutik
hindari
pemasangan
infus dan
pengambialn
darah diarea
keterbatasan
perfusi
hindari
pengukuran
tekanan darah
pada ekstermitas
dengan
keterbatasan
perfusi
hindari dan
penekanan
turniquet pada
area yang cedera
lakukan
pencegahan
infeksi
lakukan
22
perawatan kaki
dan kuku
lakukan hidrasi
c. edukasi
anjurkan
berhenti
merokok
anjurkan
berolahraga
rutin
anjurkan untuk
mengecek air
mandi untuk
menghindari
kulit terbakar
anjurkan
menggunakan
obat penurun
tekanan darah,
antikoagulan,
dan penurunan
kolesterol jika
perlu
anjurkan minum
obat pengontrol
tekanan darah
secara teratur
anjurkan
menghindari
penggunaan
23
obat penyekat
beta
anjurkan
melakukan
perawatan kulit
yang tepat (mis.
Melembabkan
kulit kering pada
kaki)
anjurkan
program
rehabilitas
vascular
ajarkan program
diet untuk
memperbaiki
sirkulasi (mis.
Rendah lemak
jenuh, minyak
ikan omega 3)
informasikan
tanda dan gejala
darurat yang
harus dilaporkan
(mis. Rasa sakit
yang tidak
hilang saat
istirahat, luka
tidak sembuh,
hilangnya rasa)
24
2 Intolerasi aktivitas Setelah dilakukan Tindakan keperawatan
berhubungan intervensi selama 1x24 manajemen energi :
dengan kelemahan jam maka toleransi a. Observasi
aktivitas meningkat Identifikasi
dengan hasil kriteria : gangguan fungsi
Kemudahan tubuh yang
dalam mengakibatkan
melakukan kelelahan
aktivitas sehari Monitor
–hari meningkat kelelahan fisik
Keluhan Lelah dan emosional
menurun monitor pola
Perasaan lemah dan jam tidur
menurun monitor lokasi
Sianosis dan
menurun ketidaknyaman
Warna kulit selama
membaik melakukan
aktivitas
b. terapeutik
sediakan
lingkungan yang
nyaman dan
rendah stimulus
(mis. Cahaya,
suara dan
kunjungan)
lakukan latihan
rentang gerak
pasif dan/atau
aktif
25
berikan aktivitas
distraksi yang
menenangkan
fasilitasi duduk
disisi tempat
tidur jikia tidak
ada perpindahan
atau berjalan
c. edukasi
anjurkan tirah
baring
anjurkan
melakukan
aktivias secara
bertahap
anjurkan
menghubungi
perawat jika
tanda dan gejala
kelelahan tidak
berkurang
ajarkan strategi
koping untuk
mengurangi
kelelahan
d. kolaborasi
kolaborasi
dengan ahli gizi
tentang car
meningkatkan
26
asupan makanan
27
olahraga secara
rutin
anjurkan terlibat
dalam aktivitas
kelompok,
aktivitas
bermain atau
aktivitas lainya
anjurkan
Menyusun
jadwal aktivitas
dan istirahat
ajarkan cara
mengidentifika
kebutuhan
istirahat (mis.
Kelelahan, sesak
napas saat
aktivitas)
ajarkan cara
mengidentifika
target dan jenis
aktivitas sesuai
dengan
kemampuan
28
3.3 Implementasi
3.4 Evaluasi
29
BAB IV
PENUTUP
4.1 kesimpulan
Anemia merupakan kondisi klinis akibat kurangnya suplai sel darah merah
sehat,volume sel darah merah ,dan/atau jumlah hemoglobin.Hipoksia terjadi karena
tubuh kekurangan oksigen.Terlepas dari penyakit itu sendiri , anemia mencerminkan
beberapa kondisi pantogenik yang mengarah pada abnormalitas jumlah,struktur,dan
fungsi sel darah merah.
Penyebab tersering dari anemia adalah kekurangan zat gizi yang diperlukan untuk
sintesis eritrosit yaitu besi, vitamin B12 dan asam folat.Anemia juga dapat diakibatkan
dari beragam kondisi seperti perdarahan, kelainan genetik, penyakit kronik, keracunan
obat, dan sebagainya. Dan anemia bisa disebabkan (1) penurunan produksi sel darah
merah, (2) peningkatan kecepatan penghancuran darah (hemolisis) dan (3) kehilangan
darah.
Diagnosa keperawatan yang sering mencul pada kasus anemia sebagai berikut :
30
3. Keletihan berhubungan dengan kondisi fisiologis ( mis. Penyakit kronis,
penyakit terminal, anemia, malnutrisi, kehamilan )
4.2 Saran
Sebagai perawat kita harus mampu mengenali tanda – tanda anemia dan
memberikan asuhan keperawatan pada pasien dengan anemia secara benar.
31
DAFTAR PUSTAKA
Handayani, d. V. (2020, Juni 16). Apakah Anemia Bisa Sebabkan Komplikasi? Retrieved
Oktober 19, 2022, from halodoc: https://www.halodoc.com/artikel/apakah-anemia-bisa-
sebabkan-komplikasi
Rosyandi, H. (2015, Oktober 6). Askep Anemia (Asuhan Keperawatan bagi Pasien Anemia).
Retrieved Oktober 19, 2022, from satujam: https://satujam.com/askep-anemia/
32