Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH ANEMIA

Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memenuhi Tugas


Mata Kuliah gizi diet.
Dosen pengempuh : Rany yuliani,SST.,M.Kes.

Oleh Kelompok 2 :

- Arinda Puspa (221FK0691) - Nadia putri h (221FK06110)


- Aftina amalia a.(221FK06135) - Novi novianti(221FK06113)
- Fani mandasari (221FK0697) - Reza aulia d (221FK06119)
- Farandika (221FK0698) - Sofi septiani (221FK06130)
- Gita rahmawati (221FK0699) - Wawan Gunawan (221FK06132)
- Lena Karlina (221FK06107)

PROGRAM STUDI D3 KEPERAWATAN


UNIVERSITAS BHAKTI KENCANA GARUT
2023
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Alhamdulillahirabbilalamin. Segala puji bagi Allah yang telah menolong kami


menyelesaikan makalah ini dengan penuh kemudahan. Tanpa pertolongan-Nya mungkin
penyusun tidak akan sanggup menyelesaikan dengan baik. Shalawat dan salam semoga
terlimpah curahkan kepada baginda tercinta yakni Nabi Muhammad SAW.

Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang “Teori
Keperawatan”, yang kami sajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber.
Makalah ini disusun oleh penyusun dengan berbagai rintangan. Baik itu yang datang dari
diri penyusun maupun yang datang dari luar. Namun dengan penuh kesabaran dan
terutama pertolongan dari Tuhan akhirnya makalah ini dapat terselesaikan.

Makalah ini memuat tentang “Teori Keperawatan Florence Nightingale dan Dorothea
Elisabeth Orem” yang harus diketahui bagi mahasiswa. Walaupun makalah ini mungkin
kurang sempurna tapi juga memiliki detail yang cukup jelas bagi pembaca.

Penyusun juga mengucapkan terimakasih kepada teman-teman yang telah membantu


dalam pengerjaan makalah ini hingga selesai. Semoga makalah ini dapat memberikan
wawasan yang lebih luas kepada pembaca. Walaupun makalah ini memiliki kelebihan
dan kekurangan. Penyusun mohon untuk saran dan kritiknya.

Terima kasih.

Kelompok
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................i
DAFTAR ISI....................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang..................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.............................................................................1
1.3 Tujuan...............................................................................................2
1.4 Manfaat Makalah..............................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Definisi Anemia................................................................................3
2.2 Penyebab Anemia.............................................................................4
2.3 Gejala Anemia..................................................................................5
2.4 Jenis-jenis Anemia............................................................................6
2.5 Pencegahan Primer pada Anemia.....................................................9
2.6 Pencegahan Sekunder pada Anemia...............................................10
2.7 Pencegahan Tersier pada Anemia...................................................13
2.8 Pengobatan Anemia........................................................................13

BAB III PENUTUP


3.1 Kesimpulan.....................................................................................14
3.2 Saran...............................................................................................15

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………15
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pada masalah gizi dapat menimbulkan suatu tidak seimbangnya tubuh
manusia dan dapat menimbulkan penyakit lainnya. Masalah gizi adalah
masalah kesehatan masyarakat. Namun penanggulannya tidak dapat dilakukan
dengan pendekatan medis dan pelayanan kesehatan saja. Penyebab timbulnya
masalah gizi adalah multi faktor, karena itu pendekatan penanggulangan harus
melibatkan berbagai sektor yang terkait.

Dan pada masalah gizi pada anemia gizi disini merupakan kondisi sakit
seseorang yang disebabkan oleh berbagai faktor, diantaranya yaitu:
perdarahan, kekurangan makanan yang mengandung besi, dan lain-lain.
Anemia gizi defisiensi besi dapat dilihat dari kadar Hb, dan penderita yang
sering mengalaminya yaitu pada wanita, disebabkan karena menstruasi,
kehamilan dan pada bayi: karena membutuhkan gizi zat besi yang tinggi
karena proses pertumbuhan yang cepat.

1.2 Rumusan Masalah


1. Definisi Anemia
2. Penyebab Anemia
3. Gejala Anemia
4. Jenis-jenis Anemia
5. Pencegahan Primer pada Anemia
6. Pencegahan Sekunder pada Anemia
7. Pencegahan Tersier pada Anemia
8. Pengobatan Anemia
1.3 Tujuan
Makalah ini tiada lain yaitu untuk memenuhi tugas ilmu gizi, dimana memberi
pengetahuan tentang kurangnya gizi yang lebih khususnya pada anemia
defisiensi besi dan juga memberi pengetahuan bagi pembaca.

1.4 Manfaat Makalah


1. Mampu mempermudah penyusun dan pembaca guna memahami
materi tentang sistem imunologi dan Hematologi yang berhubungan
dengan Anemia.
2. Menambah pengetahuan kita sebagai mahasiswa perawat tentang
system Imunologi dan Hematologi.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1Definisi Anemia
Anemia adalah istilah yang menunjukan rendahnya hitungan sel darah
merah dan kadar hemoglobin dan hematokrit di bawah normal (Smeltzer, 2002 :
935).Anemia adalah berkurangnya hingga di bawah nilai normal sel darah merah,
kualitas hemoglobin dan volume packed red bloods cells (hematokrit) per 100 ml
darah (Price, 2006 : 256). Dengan demikian anemia bukan merupakan suatu
diagnosis atau penyakit, melainkan merupakan pencerminan keadaan suatu
penyakit atau gangguan fungsi tubuh dan perubahan patotisiologis yang mendasar
yang diuraikan melalui anemnesis yang seksama, pemeriksaan fisik dan informasi
laboratorium.
Anemia , dalam bahasa yunani tanpa darah adalah penyakit kurang darah
yang ditandai dengan kadar hemoglobin (Hb) dan sel darah merah (eritrosit) lebih
rendah dibandingkan normal.Jika kadar hemoglobin kurang dari 14g/dl dan
eritrosit kurang dari 41% pada pria , maka pria tersebut dikatakan anemia.
Demikian pula pada wanita , wanita yang memiliki kadar hemoglobin kurang dari
12 g/dl dan eritrosit kurang dari 37% , maka wanita itu dikatakan anemia.Berikut
ini katagori tingkat keparahan pada anemia.
• Kadar Hb 10 gram- 8 gram disebut anemia ringan.
• Kadar Hb 8 gram -5 gram disebut anemia saedang.
• Kadar Hb kurang dari 5 gram disebut anemia berat.
Karena hemoglobin terdapat dalam sel darah merah , setiap ganguan
pembentukan sel darah merah , baik ukuran maupun jumlahnya , dapat
menyebabkan terjadinya anemia.ganguan tersebut dapat terjadi ‘’pabrik’’
pembentukan sel (sumsum tulang)maupun ganguan karena kekurangan komponen
penting seperti zat besi , asam folat maupun vitamin B 12. (Soebroto Ikhsan,Cara
Mudah Mengatasi Problem Anemia,Cetakan 1, Yogyakarta 2009)

2.1Penyebab Anemia
Anemia umumnya disebabkan oleh perdarahan kronik. Gizi yang buruk
atau gangguan penyerapan nutrisi oleh usus. Juga adapat menyebabkan seseorang
mengal;ami kekurangan darah. Demikian juga pada wanita hamil atau menyusui,
jika asupan zat besi berkurang, besar kemungkinan akan terjadi anemia.
Pendarahan saluran pencernaan, kebocoran pada saringan darah di ginjal,
menstruasi yang berlerbihan, serta para pendonor darah yang tidak diimbangi
dengan gizi yang baik dapat mjemiliki resiko anemia.
Perdarahan akut juga dapat menyebabkan kekurangan darah. Pada saat
terjadi pendarahan yang hebat, mungkin gejala anemia belum tampak transfusi
darah merupakan tindakan penanganan terutama jika terjadi pendarahan akut.
Pendarahan teresebut biasanya tidak kita sadari. Pengeluaran darah biasanya
berlangsung sedikit demi sedikit dan dalam waktu yang lama.Berikut ini tiga
kemungkinan dasar penyebab anemia :

1.Penghancuran sel darah merah yang berlebihan.

Bisa disebut anemia hemolitik ,muncul saat sel darah merah dihancurkan
lebih cepat dari normal (umur sel darah merah normalnya 120 hari).Sumsum
tulang penghasil sel darah merah tidak dapat memenuhi kebutuhan tubuh akan sel
darah merah.

2.Kehilangan darah.

Kehilangan darah dapat menyebabkan anemia karena perdarahan


berlebihan,pembedahan atau permasalahan dengan pembekuan darah.Kehilangan
darah yang banyak karena menstruasi pada remaja atau perempuan juga dapat
menyebabkan anemia.Semua faktor ini akan meningkatkan kebutuhan tubuh akan
zat besi ,karena zat besi dibutuhkan untuk membuat sel darah merah baru.
3.Produksi sel darah merah yang tidak optimal.

Ini terjadi saat sumsum tulang tidak dapat membentuk sel darh merah
dalam jumpah cukup.ini diakibatkan infeksi virus,paparan terhadap kimia beracun
atau obat-obatan(antibiotic, antikejang atau obat kanker).

2.1Gejala Anemia
Gejala yang sering kali muncul pada penderita anemia di antaranya:
- Lemah ,letih,lesu ,mudah lelah dan lunglai.
- Wajah tampak pucat.
- Mata berkunang-kunang.
- Sulit berkosentrasi dan mudah lupa.
- Sering sakit.
- Pada bayi dan batita biasanya terdapat gejala seperti kulit pucat atau
berkurangnya warna merah muda pada bibir dan bawah kuku.Perubahan
ini dapat terjadi perlahan-lahan sehingga sulit disadari.
- Jika anemia disebabkan penghancuran berlebihan dari sel darah
merah ,makaterdapat gejala lain seperyi jaundice,warna kuning pada
bagian putih mata ,pembesaran limpa dan warna urin seperti teh.

2.1Jenis-jenis Anemia
A. Anemia Defisiensi zat besi

Anemia yang paling banyak terjadi adalah anemia akibat kurangnya zat besi .
Zat besi merupakan bagian dari molekul hemoglobin.Oleh sebab itu , ketika tubuh
kekurangan zat besi , produksi hemoglobin akan menurun. Meskipun demikian ,
penurunan hemoglobin sebetulnya baru akan terjadi jika cadangan zat besi (Fe)
dsala tubuh sudah benar-benar habis .Kurangnya zat besi dalam tubuh bisa
disebabkan banyak hal .Kekurangan zat besi pada bayi mungkin disebabkan
prematuritas, atau bayi tersebut lahir dari seorang ibu yang menderita kekurangan
zat besi.Pada anak-anak mungkin disebabkan oleh asupan makanan yang kurang
mengandung zat besi . Sedabgkan pada orang dewasa , kurangnya zat besi pada
prinsipnya hampir selalu disebabkan oleh pendaraah menahun atau berulang-
ulang yang bisa berasal dari semua bagian tubuh.

Faktor resiko terjadinya anemia memang lebih besar pada perempuan di


bandingkan kaum pria .cadangan besi dalam tubuh perempuan lebih sedikit
daripada pria ,sedangkan kebutuhan perharinya justru lebih tinggin .setiap harinya
seorang wanita akan kehilangan sekitar 1-2 mg zat besi melalui ekskresi secara
normal .pada saat mentruasi ,kehilangan zat besi bisa bartambah hingga 1 mg lagi.

Kebutuhan zat besi pada wanita juga meningkat pada saat hamil dan
melahirkan .ketika hamil seorang ibu di tuntut untuk memenuhi kebutuhan zat
besi untuk dirinya,tetapi juga harus memenuhi kebutuhan zat besi untuk
pertumbuhan janinya.selain itu ,pendarahan saat melahirkan juga dapat
menyebabkan seorang ibu kehilangan banyak zat besi.

b)Anemia Defisiensi Vitamin C

Anemia karena kekurangan vitamin c adalah sejenis anemia yang jarang


terjadi,yang disebabkan oleh kekurangan vitamin c yang berat dalam jangka
waktu lama. Penyebab kekurangan vitamin c biasanya adalah kurangnya asupan
vitamin c dalam makanan sehari hari.

Salah satu fungsi vitamin c adalah membantu menyeret zat besi,sehingga


jika terjadi kekurangan vitamin c ,maka jumlah zat besi yang diserap akan
berkurang dan bisa terjadi anemia. Untuk mendiagnosa penyakit ini dilakukan
pengukuran kadar vitamin c dalam darah. Pada anemia jenis ini sum-sum tulang
menghasilkan sel darah merah berukuran kecil.

c)Anemia Makrositik
Jenis anemia ini disebabkan karena tubuh kekurangan vitamin B12 atau
asam folat. Anemia ini memiliki ciri sel-sel darah abnormal dan berukuran besar
(Makrositer) dengan kadar hemoglobin per eritrosit yang normal atau lebih tinggi
(hiperkrom) dan MCV tinggi. MCV atau Mean Corpuscular Volume merupakan
salah satu karakteristik sel darah merah. Sekitar 90% anemia makrositik yang
terjadi adalah anemia pernisiosa.

Selain menggangu proses pembentukan sel darah merah kekurangan


vitamin b12 juga mempengaruhi sistem saraf,sehingga penderita anemia ini akan
merasakan kesemutan ditangan dan kaki ,tungkai dan kaki,dan tangan seolah mati
rasa,serta kaki dalam bergerak.gejala lain yang dapat terlihat diantaranya adalah
buta warna tertentu,termasuk warna kuning dan biru,luka terbuka dilidah atau
lidah seperti terbakar,penurunan berat badan,warna kulit menjadi lebih
gelap,linglung,depresi,penurunan fungsi intelektual.

Biasanya kekurangan vitamiin b12 terdiagnosis pada pemeriksaan darah


rutin untuk anemia.pada contoh darah yang diperiksadibawah mikroskop ,tampak
selah merah berukuran besar .juga dapat dilihat perubahan sel darah putih dan
trombosit,terutama jika penderita anemia dalam jangka waktu yang lama.jiika
diduga terjadi kekurangan ,maka dilakukan pengukuran kadar vitamin b12 dalam
darah.

d) Anemia Hemolitik
Anemia hemolitik terjadi bila sel darah merah dihancurkan jauh lebih
cepatdari normal.umur sel darah merah normalnya 120 hari .pada anemia
hemolitik,umur sel darah merah lebih pendek sehingga sumsum tulang penghasil
sel darah merah tidak dapat memenuhi kebutuhan tubuh akan sel darah merah.

e) Anemia Sel Sabit


Anemia sel sabit (sickle cell anemia) adalah suatu penyakit keturunan
yang ditandai dengan sel darah merah yang berbentuk sabit ,kaku ,dan anemia
hemolitik kronik.pada penyakit sel sabit,sel darah merah memiliki
hemoglobin(prootein pengangkut oksigen) yang bentuknya abnormal,sehingga
mengurangi jumlah oksigen dalam sel dan menyebabkan bentuk sel menjadi
seperti sabit.sel yang berbentuk sabit akan menyumbat dan merusak pembuluh
darah terkecil dalam limpa ,ginjal,otak,tulang,dan organ lainnya ,dan
menyebabkan kurangnya pasokan oksigen ke organ tersebut.sel sabit ini rapuh
dan akan pecah pada saat melewati pembuluh darah,kerusakan organ ,bahkan
sampai pada kematian.

f) Anemia Aplastik
Merupakan jenis anemia yang berbahaya, karena dapat mengancam jiwa.
Anemia aplastik terjadi bila” pabrik”(sumsum tulang )pembuatan darah merah
terganggu .Pada anemia aplastik ,terjadi penurunan produksi sel darah (eritrosit,
leukosit dan trombosit).Anemia aplastik disebabkan oleh bahan kimia ,obat-
obatan ,virus dan terkait dengan penyakit-penyakit yang lain.

2.5Pencegahan Primer pada Anemia


a)Pendidikan

Pendidikan dan upaya yang ada kaitannya dengan peningkatan asupan zat
besi melalui makanan Konsumsi tablet zat besi dapat menimbulkan efek samping
yang mengganggu sehingga orang cenderung menolak tablet yang diberikan. Agar
mengerti, harus diberikan pendidikan yang tepat misalnya tentang bahaya yang
mungkin terjadi akibat anemia, dan harus pula diyakinkan bahwa salah satu
penyebab anemia adalah defisiensi zat besi. Asupan zat besi dari makanan dapat
ditingkatkan melalui tiga cara :

A.) Pemastian konsumsi makanan yang cukup mengandung kalori sebesar yang
semestinya dikonsumsi.

b.) Meningkatkan ketersediaan hayati zat besi yang dimakan, yaitu dengan jalan
mempromosikan makanan yang dapat memacu dan menghindarkan pangan yang
bisa mereduksi penyerapan zat besi.
c.) peningkatan gizi berupa makan makanan yang mengandung vitamin zat bezi,
seperti sayur-sayuran (bayam, kangkung, jagung), telur, kismis.

b) Pola istirahat
Mengacu pada kegiatan/aktifitas yang mengakibatkan tubuh
mengalami/beresiko terkena anemia.menghindari kondisi dimana tubuh
mengalami gangguan pembentukan sel darah merah.dan istirahat yang dianjurkan
adalah minimal 8 jam per hari.

a) Pola Hidup
menjaga agar sedikitnya jumlah hemoglobin dalam eritrosit.
Kekurangan hemoglobin ini menyebabkan kemampuan darah
mengikat oksigen berkurang.

b) Pola Aktifitas
Menjaga kondisi dimana tubuh kekurangan zat gizi yang
diperlukan untuk sintesis eritrosit, antara lain besi, vitamin B12
dan asam folat. Selebihnya merupakan akibat dari beragam
kondisi seperti perdarahan, kelainan genetik, penyakit kronik,
keracunan obat, dan sebagainya. Menghindari situasi
kekurangan oksigen atau aktivitas yang membutuhkan oksigen.
Melakukan tes darah secara rutin untuk melihat profil darah
dan mencegah terjadinya anemia.
d) Melakukan tes laboratorium
Mengetahui kandungan B12 dalam darah sehingga bisa
membedakan antara anemia biasa dengan anemia pernicious.
Bila ternyata kadar vitamin B12 normal, maka dapat dilakukan
pemberian asam folat dengan dosis 0,1-1,0 mg/hari.

2.5Pencegahan Sekunder pada Anemia


a) . Pengawasan penyakit infeksi
Pengobatan yang efektif dan tepat waktu dapat mengurangi dampak gizi
yang tidak diingini. Meskipun, jumlah episode penyakit tidak berhasil dikurangi,
pelayanan pengobatan yang tepat telah terbukti dapat menyusutkan lama serta
beratnya infeksi. Tindakan yang penting sekali dilakukan selama penyakit
berlangsung adalah mendidik keluarga penderita tentang cara makan yang sehat
selama dan sesudah sakit. Pengawasan penyakit infeksi memerlukan upaya
kesehatan seperti penyediaan air bersih, perbaikan sanitasi lingkungan dan
kebersihan perorangan. Jika terjadi infeksi parasit, tidak bisa disangkal lagi,
bahwa cacing tambang (Ancylostoma dan Necator) serta Schistosoma yang
menjadi penyebabnya. Sementara peran parasit usus yang lain terbukti sangat
kecil. Ada banyak bukti tertulis, bahwa parasit parasit dalam jumlah besar dapat
menggaggu penyerapan berbagai zat gizi. Karena itu, parasit harus dimusnahkan
secara rutin. Bagaimanapun juga, jika pemusnahan parasit usus tidak dibarengi
dengan langkah pelenyapan sumber infeksi, reinfeksi dapat terjadi sehingga
memerlukan obat lebih banyak. Pemusnahan cacing itu sendiri dapat efektif dalam
hal menurunkan parasit, tetapi manfaatnya di tingkat hemoglobin sangat sedikit.
Jika asupan zat besi bertambah, baik melalui pemberian suplementasi maupun
fortifikasi makanan, kadar hemoglobin akan bertambah meskipun parasitnya
sendiri belum tereliminasi.

b) Fortifikasi makanan pokok dengan zat besi


Fortifikasi makanan yang banyak dikonsumsi dan yang diproses secara
terpusat merupakan inti pengawasan anemia di berbagai negara. Fortifikasi
makanan merupakan salah satu cara terampuh dalam pencegahan defisiensi zat
besi. Di negara industri, produk makana fortifikasi yang lazim adalah tepung
gandum serta roti makanan yang terbuat dari jagung dan bubur jagung. Di negara
sedang berkembang lain telah dipertimbangkan untuk memfortifikasi garam, gula,
beras dan saus ikan.
c). Tranfusi Darah
Suatu tindakan medis yang bertujuan mengganti kehilangan darah pasien.
Darah yang tersimpan di dalam kantong darah dimasukan ke dalam tubuh melalui
selang infus.

d) . Pemberian tablet atau suntikan zat besi


Pemberian tablet tambah darah pada pekerja atau lama suplementasi
selama 3- 4 bulan untuk meningkatkan kadar hemoglobin, karena kehidupan sel
darah merah hanya sekitar 3 bulan atau kehidupan eritrosit hanya berlangsung
selama 120 hari, maka 1/20 sel eritrosit harus diganti setiap hari atau tubuh
memerlukan 20 mg zat besi perhari. Tubuh tidak dapat menyerap zat besi (Fe)
dari makanan sebanyak itu setiap hari, maka suplementasi zat besi tablet tambah
darah sangat penting dilakukan. Suplementasi dijalankan dengan memberikan zat
gizi yang dapat menolong untuk mengoreksi keadaan anemia gizi. Karena
menurut hasil penelitian anemia gizi di Indonesia sebagian besar disebabkan
karena kekurangan zat besi.
e) .Melakukan tes laboratorium
Mengetahui kandungan B12 dalam darah sehingga bisa membedakan
antara anemia biasa dengan anemia pernicious. Bila ternyata kadar vitamin B12
normal, maka dapat dilakukan pemberian asam folat dengan dosis 0,1-1,0
mg/hari.
f). Suplemen asam folat dapat merangsang pembentukan sel darah merah.

Pencegahan Tersier pada Anemia


a) pemberian suntikan untuk menghentikan pendarahan
pemberian suntikan untuk menghentikan pendarahan seperti
vitmin B12 atau B kompleks.
b) Mengonsumsi bahan makanan sumber utama zat besi, asam
folat, vitamin B6, dan vitamin B12 seperti daging dan sayuran
sesuai kecukupan gizi yang dianjurkan.
c) Melakukan tes laboratorium untuk mengetahui kandungan B12
dalam darah sehingga bisa membedakan antara anemia biasa
dengan anemia pernicious. Bila ternyata kadar vitamin B12
normal, maka dapat dilakukan pemberian asam folat dengan
dosis 0,1-1,0 mg/hari.
d) Mengkonsumsi Suplemen asam folat dapat merangsang
pembentukan sel darah merah.
e) Menjaga kondisi dimana tubuh kekurangan zat gizi yang
diperlukan untuk sintesis eritrosit, antara lain besi, vitamin B12
dan asam folat. Selebihnya merupakan akibat dari beragam
kondisi seperti perdarahan, kelainan genetik, penyakit kronik,
keracunan obat, dan sebagainya. Menghindari situasi
kekurangan oksigen atau aktivitas yang membutuhkan oksigen.

2.1 Pengobatan Anemia


Perlu diketahui, anemia hanyalah sebuah gejala dan
menemukan penyebabnya adalah langkah penting dalam
penanganan anemia.Pada dasarnya pengobatan akan disesuaikan
dengan penyebab terjadinya anemia .

BAB III

PENUTUP

1.1 Kesimpulan
Anemia adalah gejala dari kondisi yang mendasari, seperti kehilangan komponen
darah, eleman tidak adekuat atau kurang nutrisi yang dibutuhkan untuk pembentukan
sel darah, yang mengakibatkan penurunan kapasitas pengangkut oksigen darah dan ada
banyak tipe anemia dengan beragam penyebabnya. (Marilyn E, Doenges, Jakarta, 1999)

.Berikut ini katagori tingkat keparahan pada anemia.:


• Kadar Hb 10 gram- 8 gram disebut anemia ringan.
• Kadar Hb 8 gram -5 gram disebut anemia saedang.
• Kadar Hb kurang dari 5 gram disebut anemia berat.

Kemungkinan dasar penyebab anemia:

1.Penghancuran sel darah merah yang berlebihan.


Bisa disebut anemia hemolitik ,muncul saat sel darah merah dihancurkan
lebih cepat dari normal (umur sel darah merah normalnya 120 hari).Sumsum
tulang penghasil sel darah merah tidak dapat memenuhi kebutuhan tubuh akan sel
darah merah.

2.Kehilangan darah.
Kehilangan darah dapat menyebabkan anemia karena perdarahan
berlebihan,pembedahan atau permasalahan dengan pembekuan darah.Kehilangan
darah yang banyak karena menstruasi pada remaja atau perempuan juga dapat
menyebabkan anemia.Semua faktor ini akan meningkatkan kebutuhan tubuh akan
zat besi ,karena zat besi dibutuhkan untuk membuat sel darah merah baru.

3.Produksi sel darah merah yang tidak optimal.


Ini terjadi saat sumsum tulang tidak dapat membentuk sel darh merah
dalam jumpah cukup.ini diakibatkan infeksi virus,paparan terhadap kimia beracun
atau obat-obatan (antibiotic, antikejang atau obat kanker).

1.2 Saran
Bagi pembaca dan masyarakat sebaiknya harus menjaga kesehatan
lingkungan dan makanan serta pola makan agar memenuhi kecukupan akan Fe
pada tubuh kita.Sehingga kita terjauh dari penyakit terlebih anemia yang di
sebabkan karena kurangnya zat besi untuk memproduksi darah.
DAFTAR PUSTAKA

http://gejalapenyakitmu.blogspot.com/2013/05/gejala-anemia-penyebab-faktor-risiko.html

http://id.wikipedia.org/wiki/Anemia

http://anemia029.blogspot.com

Anda mungkin juga menyukai