Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH PEKAN ILMIAH

“ANEMIA”

DISUSUN OLEH:

ASNITA PUTRI
70200122002

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat serta
kasih sayang dan karunia-Nya yang telah diberikan kepada seluruh ciptaan-Nya,
shalawat dan salam semoga dilimpahkan kepada Nabi besar Muhammad SAW.
Alhamdulillah berkat kemudahan yang diberikan Allah SWT, saya dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “ANEMIA”.
Adapun tujuan dari Penyusunan makalah ini adalah sebagai salah satu tugas
pekan ilmiah angkatan 2022. Dalam Penyusunan makalah ini, saya banyak mengalami
kesulitan dan hambatan, hal ini disebabkan oleh keterbatasan ilmu pengetahuan yang
saya miliki.
saya berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi saya pada khususnya,
dan bagi para pembaca pada umumnya. Aamiin.
Saya sebagai penyusun sangat menyadari bahwa dalam Penyusunan makalah ini
masih banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, saya sangat
mengharapkan kritik dan saran yang ditujukan untuk membangun.

Samata, 5 Desember 2022

Asnita Putri

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................. i


DAFTAR ISI ............................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................. 1
C. Tujuan ............................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN
A. Definisi Anemia ................................................................................ 2
B. Penyebab Anemia .............................................................................. 3
C. Gejala Anemia................................................................................... 4
D. Jenis-jenis Anemia ............................................................................ 4
E. Pencegahan Primer pada Anemia....................................................... 7
F. Pencegahan Sekunder pada Anemia .................................................. 8
G. Pencegahan Tersier pada Anemia .................................................... 10
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ..................................................................................... 11
B. Saran ............................................................................................... 11

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pada masalah gizi dapat menimbulkan suatu tidak seimbangnya tubuh
manusia dan dapat menimbulkan penyakit lainnya. Masalah gizi adalah masalah
kesehatan masyarakat. Namun penanggulannya tidak dapat dilakukan dengan
pendekatan medis dan pelayanan kesehatan saja. Penyebab timbulnya masalah
gizi adalah multi faktor, karena itu pendekatan penanggulangan harus
melibatkan berbagai sektor yang terkait.

Dan pada masalah gizi pada anemia gizi disini merupakan kondisi sakit
seseorang yang disebabkan oleh berbagai faktor, diantaranya yaitu: perdarahan,
kekurangan makanan yang mengandung besi, dan lain-lain. Anemia gizi
defisiensi besi dapat dilihat dari kadar Hb, dan penderita yang sering
mengalaminya yaitu pada wanita, disebabkan karena menstruasi, kehamilan dan
pada bayi: karena membutuhkan gizi zat besi yang tinggi karena proses
pertumbuhan yang cepat.

B. Rumusan Masalah
1. Definisi Anemia
2. Penyebab Anemia
3. Gejala Anemia
4. Jenis-jenis Anemia
5. Pencegahan Primer pada Anemia
6. Pencegahan Sekunder pada Anemia
7. Pencegahan Tersier pada Anemia

C. Tujuan
Makalah ini bertujuan untuk mengetahui apa itu anemia, penyebab anemia,
pencegahan serta pengobatan anemia.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi Anemia
Anemia adalah istilah yang menunjukan rendahnya sel darah merah dan kadar
hemoglobin dan hematokrit di bawah normal (Smeltzer, 2002 : 935). Anemia
adalah berkurangnya hingga di bawah nilai normal sel darah merah, kualitas
hemoglobin dan volume packed red bloods cells (hematokrit) per 100 ml darah
(Price, 2006 : 256). Dengan demikian anemia bukan merupakan suatu diagnosis
atau penyakit, melainkan merupakan pencerminan keadaan suatu penyakit atau
gangguan fungsi tubuh dan perubahan patotisiologis yang mendasar yang diuraikan
melalui anemnesis yang seksama, pemeriksaan fisik dan informasi laboratorium.
Anemia dalam bahasa yunani tanpa darah adalah penyakit kurang darah yang
ditandai dengan kadar hemoglobin (Hb) dan sel darah merah (eritrosit) lebih
rendah dibandingkan normal.Jika kadar hemoglobin kurang dari 14g/dl dan eritrosit
kurang dari 41% pada pria , maka pria tersebut dikatakan anemia. Demikian pula
pada wanita, wanita yang memiliki kadar hemoglobin kurang dari 12 g/dl dan
eritrosit kurang dari 37% maka wanita itu dikatakan anemia.Berikut ini katagori
tingkat keparahan pada anemia.
• Kadar Hb 10 gram- 8 gram disebut anemia ringan.
• Kadar Hb 8 gram -5 gram disebut anemia saedang.
• Kadar Hb kurang dari 5 gram disebut anemia berat.
Karena hemoglobin terdapat dalam sel darah merah setiap ganguan pembentukan sel
darah merah baik ukuran maupun jumlahnya dapat menyebabkan terjadinya
anemia.ganguan tersebut dapat terjadi pabrik pembentukan sel (sumsum
tulang)maupun ganguan karena kekurangan komponen penting seperti zat besi , asam
folat maupun vitamin B 12. (Soebroto Ikhsan,Cara Mudah Mengatasi Problem
Anemia,Cetakan 1, Yogyakarta 2009).

2
B. Penyebab Anemia
Anemia umumnya disebabkan oleh perdarahan kronik. Gizi yang buruk atau
gangguan penyerapan nutrisi oleh usus. Juga adapat menyebabkan seseorang
mengal;ami kekurangan darah. Demikian juga pada wanita hamil atau menyusui, jika
asupan zat besi berkurang, besar kemungkinan akan terjadi anemia. Pendarahan
saluran pencernaan, kebocoran pada saringan darah di ginjal, menstruasi yang
berlerbihan, serta para pendonor darah yang tidak diimbangi dengan gizi yang baik
dapat mjemiliki resiko anemia. Perdarahan akut juga dapat menyebabkan kekurangan
darah. Pada saat terjadi pendarahan yang hebat, mungkin gejala anemia belum tampak
transfusi darah merupakan tindakan penanganan terutama jika terjadi pendarahan akut.
Pendarahan teresebut biasanya tidak kita sadari. Pengeluaran darah biasanya
berlangsung sedikit demi sedikit dan dalam waktu yang lama.Berikut ini tiga
kemungkinan dasar penyebab anemia :

1. Penghancuran sel darah merah yang berlebihan.


Bisa disebut anemia hemolitik ,muncul saat sel darah merah dihancurkan lebih cepat
dari normal (umur sel darah merah normalnya 120 hari).Sumsum tulang penghasil sel
darah merah tidak dapat memenuhi kebutuhan tubuh akan sel darah merah.
2. Kehilangan darah.
Kehilangan darah dapat menyebabkan anemia karena perdarahan
berlebihan,pembedahan atau permasalahan dengan pembekuan darah.Kehilangan
darah yang banyak karena menstruasi pada remaja atau perempuan juga dapat
menyebabkan anemia.Semua faktor ini akan meningkatkan kebutuhan tubuh akan zat
besi ,karena zat besi dibutuhkan untuk membuat sel darah merah baru.
3. Produksi sel darah merah yang tidak optimal.
Ini terjadi saat sumsum tulang tidak dapat membentuk sel darh merah dalam jumpah
cukup.ini diakibatkan infeksi virus,paparan terhadap kimia beracun atau obat-
obatan(antibiotic, antikejang atau obat kanker).

3
C. Gejala Anemia

Gejala yang sering kali muncul pada penderita anemia di antaranya:


 Lemah ,letih,lesu ,mudah lelah dan lunglai.
 Wajah tampak pucat.
 Mata berkunang-kunang.
 Sulit berkosentrasi dan mudah lupa.
 Sering sakit.
 Pada bayi dan batita biasanya terdapat gejala seperti kulit pucat atau
berkurangnya warna merah muda pada bibir dan bawah kuku.Perubahan
ini dapat terjadi perlahan-lahan sehingga sulit disadari.
 Jika anemia disebabkan penghancuran berlebihan dari sel darah merah
,makaterdapat gejala lain seperyi jaundice,warna kuning pada bagian putih
mata ,pembesaran limpa dan warna urin seperti teh.

D. Jenis-jenis Anemia
 Anemia Defisiensi zat besi
Anemia yang paling banyak terjadi adalah anemia akibat kurangnya zat
besi. Zat besi merupakan bagian dari molekul hemoglobin. Oleh sebab itu ketika
tubuh kekurangan zat besi , produksi hemoglobin akan menurun. Meskipun demikian
, penurunan hemoglobin sebetulnya baru akan terjadi jika cadangan zat besi (Fe)
tubuh sudah benar-benar habis .Kurangnya zat besi dalam tubuh bisa disebabkan
banyak hal .Kekurangan zat besi pada bayi mungkin disebabkan prematuritas, atau
bayi tersebut lahir dari seorang ibu yang menderita kekurangan zat besi.Pada anak-
anak mungkin disebabkan oleh asupan makanan yang kurang mengandung zat besi
Sedabgkan pada orang dewasa , kurangnya zat besi pada prinsipnya hampir selalu
disebabkan oleh pendaraah menahun atau berulang-ulang yang bisa berasal dari
semua bagian tubuh. Faktor resiko terjadinya anemia memang lebih besar pada
perempuan di bandingkan kaum pria .cadangan besi dalam tubuh perempuan lebih
sedikit daripada pria sedangkan kebutuhan perharinya justru lebih tinggin .setiap
harinya seorang wanita akan kehilangan sekitar 1-2 mg zat besi melalui ekskresi

4
secara normal .pada saat mentruasi ,kehilangan zat besi bisa bartambah hingga 1 mg
lagi. Kebutuhan zat besi pada wanita juga meningkat pada saat hamil dan melahirkan
.ketika hamil seorang ibu di tuntut untuk memenuhi kebutuhan zat besi untuk
dirinya,tetapi juga harus memenuhi kebutuhan zat besi untuk pertumbuhan
janinya.selain itu ,pendarahan saat melahirkan juga dapat menyebabkan seorang ibu
kehilangan banyak zat besi.
 Anemia Defisiensi Vitamin C
Anemia karena kekurangan vitamin c adalah sejenis anemia yang jarang
terjadi,yang disebabkan oleh kekurangan vitamin c yang berat dalam jangka waktu
lama. Penyebab kekurangan vitamin c biasanya adalah kurangnya asupan vitamin c
dalam makanan sehari hari. Salah satu fungsi vitamin c adalah membantu menyeret zat
besi,sehingga jika terjadi kekurangan vitamin c ,maka jumlah zat besi yang diserap
akan berkurang dan bisa terjadi anemia. Untuk mendiagnosa penyakit ini dilakukan
pengukuran kadar vitamin c dalam darah. Pada anemia jenis ini sum-sum tulang
menghasilkan sel darah merah berukuran kecil.
 Anemia Makrositik
Jenis anemia ini disebabkan karena tubuh kekurangan vitamin B12 atau
asam folat. Anemia ini memiliki ciri sel-sel darah abnormal dan berukuran besar
(Makrositer) dengan kadar hemoglobin per eritrosit yang normal atau lebih tinggi
(hiperkrom) dan MCV tinggi. MCV atau Mean Corpuscular Volume merupakan salah
satu karakteristik sel darah merah. Sekitar 90% anemia makrositik yang terjadi adalah
anemia pernisiosa. Selain menggangu proses pembentukan sel darah merah
kekurangan vitamin B12 juga mempengaruhi sistem saraf,sehingga penderita anemia
ini akan merasakan kesemutan ditangan dan kaki ,tungkai dan kaki,dan tangan seolah
mati rasa,serta kaki dalam bergerak.gejala lain yang dapat terlihat diantaranya adalah
buta warna tertentu,termasuk warna kuning dan biru,luka terbuka di lidah atau lidah
seperti terbakar penurunan berat badan warna kulit menjadi lebih
gelap,linglung,depresi, penurunan fungsi intelektual. Biasanya kekurangan vitamiin
B12 terdiagnosis pada pemeriksaan darah rutin untuk anemia.pada contoh darah yang
diperiksadibawah mikroskop ,tampak selah merah berukuran besar .juga dapat dilihat
perubahan sel darah putih dan trombosit,terutama jika penderita anemia dalam jangka

5
waktu yang lama.jiika diduga terjadi kekurangan ,maka dilakukan pengukuran kadar
vitamin b12 dalam darah.

 Anemia Hemolitik
Anemia hemolitik terjadi bila sel darah merah dihancurkan jauh lebih
cepatdari normal.umur sel darah merah normalnya 120 hari .pada anemia
hemolitik,umur sel darah merah lebih pendek sehingga sumsum tulang penghasil sel
darah merah tidak dapat memenuhi kebutuhan tubuh akan sel darah merah.

 Anemia Sel Sabit


Anemia sel sabit (sickle cell anemia) adalah suatu penyakit keturunan
yang ditandai dengan sel darah merah yang berbentuk sabit ,kaku ,dan anemia
hemolitik kronik.pada penyakit sel sabit,sel darah merah memiliki
hemoglobin(prootein pengangkut oksigen) yang bentuknya abnormal,sehingga
mengurangi jumlah oksigen dalam sel dan menyebabkan bentuk sel menjadi seperti
sabit.sel yang berbentuk sabit akan menyumbat dan merusak pembuluh darah terkecil
dalam limpa ,ginjal,otak,tulang,dan organ lainnya ,dan menyebabkan kurangnya
pasokan oksigen ke organ tersebut.sel sabit ini rapuh dan akan pecah pada saat
melewati pembuluh darah,kerusakan organ ,bahkan sampai pada kematian.

 Anemia Aplastik
Anemia aplastik adalah suatu kondisi yang terjadi ketika tubuh berhenti
memproduksi cukup sel darah baru dan merupakan jenis anemia yang berbahaya,
karena dapat mengancam jiwa. Anemia aplastik terjadi bila” pabrik”(sumsum tulang)
pembuatan darah merah terganggu .Pada anemia aplastik ,terjadi penurunan produksi
sel darah (eritrosit, leukosit dan trombosit). Anemia aplastik disebabkan oleh bahan
kimia ,obat-obatan ,virus dan terkait dengan penyakit-penyakit yang lain. Anemia
aplastik berkembang sebagai akibat keruskan sumsum tulang. Kerusakan dapat hadir
sejak lahir atau terjadi paparan radiasi.

6
E. Pencegahan Primer pada Anemia

 Pendidikan
Pendidikan dan upaya yang ada kaitannya dengan peningkatan asupan zat besi
melalui makanan Konsumsi tablet zat besi dapat menimbulkan efek samping yang
mengganggu sehingga orang cenderung menolak tablet yang diberikan. Agar
mengerti, harus diberikan pendidikan yang tepat misalnya tentang bahaya yang
mungkin terjadi akibat anemia, dan harus pula diyakinkan bahwa salah satu
penyebab anemia adalah defisiensi zat besi. Asupan zat besi dari makanan dapat
ditingkatkan melalui tiga cara :
1. Pemastian konsumsi makanan yang cukup mengandung kalori sebesar yang
semestinya dikonsumsi.
2. Meningkatkan ketersediaan hayati zat besi yang dimakan, yaitu dengan jalan
mempromosikan makanan yang dapat memacu dan menghindarkan pangan yang bisa
mereduksi penyerapan zat besi.
3. peningkatan gizi berupa makan makanan yang mengandung vitamin zat bezi,
seperti sayur-sayuran (bayam, kangkung, jagung), telur, kismis.

 Pola istirahat
Mengacu pada kegiatan/aktifitas yang mengakibatkan tubuh
mengalami/beresiko terkena anemia.menghindari kondisi dimana tubuh mengalami
gangguan pembentukan sel darah merah.dan istirahat yang dianjurkan adalah
minimal 8 jam per hari.

 Pola Hidup
menjaga agar sedikitnya jumlah hemoglobin dalam eritrosit. Kekurangan
hemoglobin ini menyebabkan kemampuan darah mengikat oksigen berkurang. Gaya
hidup sehat sangat penting dalam pencegahan anemia dengan mengonsumsi makanan
sehat dan bergzi.

7
 Pola Aktifitas
Menjaga kondisi dimana tubuh kekurangan zat gizi yang diperlukan untuk
sintesis eritrosit, antara lain besi, vitamin B12 dan asam folat. Selebihnya merupakan
akibat dari beragam kondisi seperti perdarahan, kelainan genetik, penyakit kronik,
keracunan obat, dan sebagainya. Menghindari situasi kekurangan oksigen atau
aktivitas yang membutuhkan oksigen. Melakukan tes darah secara rutin untuk melihat
profil darah dan mencegah terjadinya anemia.

 Melakukan tes laboratorium


Mengetahui kandungan B12 dalam darah sehingga bisa membedakan antara
anemia biasa dengan anemia pernicious. Bila ternyata kadar vitamin B12 normal,
maka dapat dilakukan pemberian asam folat dengan dosis 0,1-1,0 mg/hari.

F. Pencegahan Sekunder pada Anemia


a) Pengawasan penyakit infeksi
Pengobatan yang efektif dan tepat waktu dapat mengurangi dampak gizi yang
tidak diingini. Meskipun, jumlah episode penyakit tidak berhasil dikurangi, pelayanan
pengobatan yang tepat telah terbukti dapat menyusutkan lama serta beratnya infeksi.
Tindakan yang penting sekali dilakukan selama penyakit berlangsung adalah mendidik
keluarga penderita tentang cara makan yang sehat selama dan sesudah sakit.
Pengawasan penyakit infeksi memerlukan upaya kesehatan seperti penyediaan air
bersih, perbaikan sanitasi lingkungan dan kebersihan perorangan. Jika terjadi infeksi
parasit, tidak bisa disangkal lagi, bahwa cacing tambang (Ancylostoma dan Necator)
serta Schistosoma yang menjadi penyebabnya. Sementara peran parasit usus yang lain
terbukti sangat kecil. Ada banyak bukti tertulis, bahwa parasit parasit dalam jumlah
besar dapat menggaggu penyerapan berbagai zat gizi. Karena itu, parasit harus
dimusnahkan secara rutin. Bagaimanapun juga, jika pemusnahan parasit usus tidak
dibarengi dengan langkah pelenyapan sumber infeksi, reinfeksi dapat terjadi sehingga
memerlukan obat lebih banyak. Pemusnahan cacing itu sendiri dapat efektif dalam hal
menurunkan parasit, tetapi manfaatnya di tingkat hemoglobin sangat sedikit. Jika
asupan zat besi bertambah, baik melalui pemberian suplementasi maupun fortifikasi

8
makanan, kadar hemoglobin akan bertambah meskipun parasitnya sendiri belum
tereliminasi.

b) Fortifikasi makanan pokok dengan zat besi


Fortifikasi makanan yang banyak dikonsumsi dan yang diproses secara terpusat
merupakan inti pengawasan anemia di berbagai negara. Fortifikasi makanan
merupakan salah satu cara terampuh dalam pencegahan defisiensi zat besi. Di negara
industri, produk makana fortifikasi yang lazim adalah tepung gandum serta roti
makanan yang terbuat dari jagung dan bubur jagung. Di negara sedang berkembang
lain telah dipertimbangkan untuk memfortifikasi garam, gula, beras dan saus ikan.
c) Tranfusi Darah
Suatu tindakan medis yang bertujuan mengganti kehilangan darah pasien. Darah
yang tersimpan di dalam kantong darah dimasukan ke dalam tubuh melalui selang
infus.
d) Pemberian tablet atau suntikan zat besi
Pemberian tablet tambah darah pada pekerja atau lama suplementasi selama 3- 4
bulan untuk meningkatkan kadar hemoglobin, karena kehidupan sel darah merah
hanya sekitar 3 bulan atau kehidupan eritrosit hanya berlangsung selama 120 hari,
maka 1/20 sel eritrosit harus diganti setiap hari atau tubuh memerlukan 20 mg zat besi
perhari. Tubuh tidak dapat menyerap zat besi (Fe) dari makanan sebanyak itu setiap
hari, maka suplementasi zat besi tablet tambah darah sangat penting dilakukan.
Suplementasi dijalankan dengan memberikan zat gizi yang dapat menolong untuk
mengoreksi keadaan anemia gizi. Karena menurut hasil penelitian anemia gizi di
Indonesia sebagian besar disebabkan karena kekurangan zat besi.
e) Melakukan tes laboratorium
Mengetahui kandungan B12 dalam darah sehingga bisa membedakan antara
anemia biasa dengan anemia pernicious. Bila ternyata kadar vitamin B12 normal,
maka dapat dilakukan pemberian asam folat dengan dosis 0,1-1,0 mg/hari.

9
G. Pencegahan Tersier pada Anemia
a. pemberian suntikan untuk menghentikan pendarahan pemberian suntikan untuk
menghentikan pendarahan seperti vitmin B12 atau B kompleks.
b. Mengonsumsi bahan makanan sumber utama zat besi, asam folat, vitamin B6,
dan vitamin B12 seperti daging dan sayuran sesuai kecukupan gizi yang
dianjurkan.
c. Mengurangi makanan penghambat penyerapan zat besi seperti teh, kopi, dan
minuman beralkohol.
d. Meminum suplemen penambah darah dan sumplemen zat besi.

10
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Anemia adalah gejala dari kondisi yang mendasari, seperti kehilangan


komponen darah, eleman tidak adekuat atau kurang nutrisi yang dibutuhkan untuk
pembentukan sel darah, yang mengakibatkan penurunan kapasitas pengangkut
oksigen darah dan ada banyak tipe anemia dengan beragam penyebabnya. (Marilyn
E, Doenges, Jakarta, 1999). Kemungkinan dasar penyebab anemia:
1. Penghancuran sel darah merah yang berlebihan
Bisa disebut anemia hemolitik ,muncul saat sel darah merah dihancurkan lebih
cepat dari normal (umur sel darah merah normalnya 120 hari).Sumsum tulang
penghasil sel darah merah tidak dapat memenuhi kebutuhan tubuh akan sel darah
merah.
2. Kehilangan darah.
Kehilangan darah dapat menyebabkan anemia karena perdarahan
berlebihan,pembedahan atau permasalahan dengan pembekuan darah.Kehilangan
darah yang banyak karena menstruasi pada remaja atau perempuan juga dapat
menyebabkan anemia.
3. Produksi sel darah merah yang tidak optimal.
Ini terjadi saat sumsum tulang tidak dapat membentuk sel darah merah dalam
jumpah cukup.ini diakibatkan infeksi virus,paparan terhadap kimia beracun atau
obat-obatan (antibiotic, antikejang atau obat kanker).

B. Saran

Bagi pembaca dan masyarakat sebaiknya harus menjaga kesehatan


lingkungan dan makanan serta pola makan agar memenuhi kecukupan akan tubuh
kita. Sehingga kita terjauh dari penyakit terlebih anemia yang di sebabkan karena
kurangnya zat besi untuk memproduksi darah.

11
DAFTAR PUSTAKA

http://gejalapenyakitmu.blogspot.com/2013/05/gejala-anemia-penyebab-faktor-
risiko.html

http://id.wikipedia.org/wiki/Anemia

http://anemia029.blogspot.com

https://dinkes.pringsewukab.go.id/detailpost/anemia-pada-remaja-apa-penyebab-
dan-cara-mengatasinya

Joshi, M., & Gumashta, R. (2013). Weekly iron folate supplementation in


adolescentgirls–an effective nutritional measure for the management of iron
deficiency anaemia. Global journal of health science, 5(3), 188.

WHO. (2016). Strategies toPrevent Anaemia: Recommendations from an Expert


Group Consultation. World Health Organization.

Ersila, W., Prafitri, LD, 2016. Efektifitas Pemberian Tablet Zat Besi Ditambah
Pepaya (Carica Papaya L.) Terhadap Peningkatan Kadar Hemoglobin Pada
Remaja Putri Anemia Di Stikes Muhammadiyah Pekajangan The 4 th
Univesity Research Coloquium 2407-9189

Anda mungkin juga menyukai