DISUSUN OLEH :
JURUSAN GIZI
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
selesainya makalah yang berjudul “Diet Defisiensi Gizi Anemia dan KVA Anemia”
Atas dukungan moral dan materil yang diberikan dalam penyusunan makalah ini,
maka penulis mengucapkan banyak terima kasih Seluruh pihak yang telah membantu
dalam penyusunan makalah ini.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi
susunan kalimat, tata bahasa maupun materi. Oleh karena itu saran dan kritik yang
membangun dari pembaca sangat kami butuhkan dalam penyempurnaan makalah ini.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
1. 1 Latar Belakang..........................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN
3. 1 Kesimpulan...........................................................................................10
3. 2 Saran.....................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................11
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1. 1 Latar Belakang
Masalah gizi merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat yang belum
pernah tuntas ditanggulangi di dunia. Masalah gizi pada anak usia sekolah yang utama
hingga saat ini adalah Kurang Energi Protein (KEP), Gangguan Akibat Kekurangan
Yodium (GAKY), Kurang Vitamin A, dan Anemia Defisiensi Besi (Depkes, 2008).
Salah satu masalah gizi yang masih dihadapi Indonesia yaitu anemia. Anemia
merupakan keadaan gangguan gizi yang masih menjadi masalah kesehatan paling
umum di dunia. Anemia gizi besi merupakan salah satu masalah gizi utama di Indonesia
yang cukup menonjol pada anak-anak sekolah.
Anemia adalah suatu keadaan dimana kadar haemoglobin kurang dari normal.
Ini disebabkan masukan (intake) makanan yang tidak memenuhi kebutuhan, sehingga
menyebabkan kurangnya cadangan zat gizi besi dalam tubuh dan mempunyai risiko
kemampuan belajar anak sekolah rendah (Sinaga, 2005). Penurunan konsentrasi belajar
disebabkan karena penderita anemia biasanya mengalami lemah, letih, lesu, lelah dan
cepat lupa, sehingga pada akhirnya tidak bisa berkonsentrasi mengikuti pelajaran dan
pada akhirnya prestasi belajar berkurang (Masrizal, 2007).
Menurut (Sartono dalam Setiyobroto, 2007) akibat yang ditimbulkan anemia
pada anak sekolah menyebabkan prestasi belajar menurun akibat mengalami kesulitan
berpikir 2 secara logika dan analog, menurunnya konsentrasi dalam menyelesaikan
tugas
1
BAB II
PEMBAHASAN
Kelelahan
Tampak lemah, lesu, dan tidak bertenaga
Sesak napas
Kulit pucat
Nyeri dada akibat detak jantung cepat
Sakit kepala atau pusing
Tangan dan kaki terasadingin
Peradangan atau nyeri lidah Anda
Kuku jadi rapuh
Mengidam makanan aneh, misalnya ingin makan seperti es batu
2
Nafsu makan yang buruk, terutama pada bayi dan anak-anak dengan anemia
defisiensi besi
3
3. Tubuh tidak mampu menyerap zat besi
Ulkus (luka) di lambung atau kanker pada saluran pencernaan adalah kondisi
yang dapat menyebabkan anemia defisiensi zat besi. Beberapa kondisi tersebut dapat
menyebabkan perdarahan gastrointestinal (saluran pencernaan).
Perdarahan ini bisa mengurangi tingkat zat besi dalam darah Anda. Jenis-jenis
kekurangan darah ini sulit dideteksi dan prosesnya lama
Operasi untuk mengangkat bagian usus tertentu dapat mengurangi kemampuan
tubuh untuk menyerap zat besi dan nutrisi lainnya. Ini juga bisa menjadi gejala penyakit
lain seperti penyakit Celiac atau Crohn.
4. Kehamilan
Anemia akibat kekurangan zat besi banyak terjadi pada wanita hamil. Ini karena
tubuh ibu akan butuh volume darah lebih banyak untuk janin yang dikandungnya.
5. Kondisi lainnya
Beberapa faktor yang meningkatkan risiko terkena anemia defisiensi besi
adalah:
Jenis kelamin: wanita lebih mungkin mengalami kondisi ini karena menstruasi
dan hamil.
Usia: bayi dan anak-anak lebih mungkin terkena anemia jika tidak mendapatkan
cukup zat besi dari susu yang diminum. Sedangkan remaja mungkin terkena
anemia jika tubuh mereka tidak menyediakan zat besi untuk pertumbuhan.
Pola makan tertentu, seperti vegetarian.
Donor darah: terlalu sering donor darah dapat menurunkan kadar zat besi dalam tubuh
4
3. Pemberian Ferric gluconate lewat infus
Ferric gluconate adalah zat besi yang bisa diberikan ke tubuh Anda lewat infus
dalam dosis kecil. Obat anemia ini hanya diberikan pada orang dengan anemia
defisiensi zat besi yang harus menjalani hemodialisis karena penyakit ginjal yang parah.
4. Ferric carboxymaltose lewat infus
Obat anemia ini diberikan dalam 1 atau 2 infus tergantung pada tingkat
keparahan kondisi Anda. Obat ini aman digunakan untuk anak-anak dengan
kekurangan zat besi.
5. Sukrosa besi
Sukrosa besi juga diberikan lewat infus lebih dari beberapa dosis kecil. Jika
Anda alergi terhadap obat lain, Anda mungkin menerima dosis uji kecil terlebih dahulu
untuk memastikan tidak ada reaksi sebelum menerima sisa obat.
Pemberian asupan zat besi lewat infus ini dapat digunakan pada orang yang
sedang menjalani dialisis atau pada wanita hamil.
6. Pengobatan lainnya
Jika suplemen zat besi atau infus tidak membantu, ada kemungkinan Anda
memiliki sumber perdarahan atau masalah penyerapan zat besi. Kemungkinan
pengobatan yang diberikan selanjutnya bertujuan untuk mengatasi penyebabnya,
seperti:
5
usia sekolah umur 5-9 tahun yang cukup vitamin A setelah dikontrol variabel asupan
energi, asupan protein, dan asupan vitamin B12.
Penyebab Kekurangan Vitamin A
Konsumsi vitamin A dalam makanan sehari-hari tidak mencukupi kebutuhan
tubuh dalam jangka waktu lama.
Proses penyerapan makanan dalam tubuh terganggu karena infestasi cacing,
diare, rendahnya konsumsi lemak, protein dan seng.
Adanya penyakit ISPA, campak , dan diare.
Buta senja ditandai dengan kesulitan melihat dalam cahaya remang atau senja
hari.
Kulit tampak kering dan bersisik seperti ikan terutama pada tungkai bawah
bagian depan dan lengan atas bagian belakang. (Depkes RI, 2005).
Pada keratinisasi didapatkan xerosis konjungtiva, bercak bitot, xerosis kornea,
tukak kornea (Sidarta, 2008). Kornea tampak lunak dan nekrotik pada
keratomalasia dan kadang juga terjadi perforasi (Vaughan dkk, 2008). Pada
KVA yang lama dan berat dapat terjadi kekeringan pada konjungtiva dan
kornea, ulcer juga skar (American Academy of Ophtalmology, 2007).
6
2.3 Diet Defisiensi Gizi Anemia dan KVA Anemia
1. Tujuan Diet
Meningkatkan asupan makanan pasien
Meningkatkan asupan makanan sumber zat besi
Menormalkan kembali hasil labolatorium
Meningkatkan pengetahuan pasien mengenai gizi dan makanan
1. Bayam
Bayam merupakan makanan yang sangat terkenal dapat mencegah anemia. Bayam kaya
akan kalsium, vitamin A, B9, E dan C, zat besi, serat dan beta carotene. Bayam dapat
membantu meningkatkan kesehatan tubuh secara keseluruhan. Sekitar ½ cup bayam
mengandung 3,2 mg zat besi ( 20% kebutuhan zat besi pada tubuh wanita).
Tambahkan jumlah bayam dalam salad yang Anda konsumsi, dapat pula
dimakan bersama sayuran hijau lain seperti seledri, brokoli, kale untuk
mencegah anemia. Makan satu mangkuk salad sayuran setiap harinya untuk
melawan anemia.
Bayam juga dapat direbus atau dijadikan sayur bayam.
Buah bit dapat dicampur dengan sayuran lain (baik yang berdaun maupun tidak
seperti wortel, tomat, dan lain sebagainya) untuk membuat salad.
Cara lain untuk menikmati buah bit adalah dengan membuatnya menjadi jus.
3. Daging Merah
Zat besi banyak ditemukan di daging sapi, kambing dan daging merah lainnya. Zat besi
yang dikandung adalah zat besi heme yang mudah sekali diserap oleh tubuh. Bagian
7
hati pada daging merah mengandung zat besi yang tinggi. Hati sapi mengandung 600 %
kebutuhan harian zat besi. Daging merah juga merupakan sumber vitamin B12.
Konsumsi daging merah setidaknya 2 hingga 3 kali dalam seminggu untuk
melawan anemia
5. Tomat
Vitamin C dan lycopene merupakan kandungan utama dalam tomat. Vitamin C yang
terdapat di dalam tomat dapat membantu penyerapan zat besi. Selain itu tomat juga
kaya akan beta karoten dan vitamin E tang dapat membantu melembabkan kulit dan
rambut, serta menjaga kesehatan mata.
6. Telur
Terlur kaya akan protein dan antioksidan yang dapat membantu penyimpanan vitamin
di dalam tubuh ketika sedang mengalami anemia. Satu buah telur ukuran besar
mengandung sekitar 1 mg zat besi.
Telur dapat direbus ataupun digoreng. Tambahkan telur dalam menu sarapan
untuk meningkatkan vitamin dalam tubuh.
7. Buah Delima
Buah delima terkenal mengandung zat besi dan vitamin C. Buah delima membantu
memperbaiki aliran darah di dalam tubuh dan juga efektif mengurangi gejala anemia
seperti lemas, pusing, lelah.
8. Kacang Kedelai
Kacang kedelai kaya akan zat besi. Kacang kedelai mengandung rendah lemak dan
8
tinggi protein, sehingga merupakan salah satu pilihan makanan bagi orang yang ingin
menurunkan berat badan.
9. Roti Gandum
Roti gandum merupakan sumber zat besi non-heme. Sepotong roti gandum
mengandung sekitar 6% kebutuhan harian zat besi. Anda dapat mencoba untuk
mengganti roti putih Anda dengan roti gandum.
11. Madu
Madu sangatlah bermanfaat bagi kesehatan tubuh. Madu mengandung zat besi, sekitar
0,42 mg zat besi dalam 100 gram madu.
Tambahkan satu sendok makan madu ke dalam segelah jus lemon di pagi hari
(saat perut kosong) untuk membantu menambah daya tahan tubuh dan melawan
anemia
9
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Masalah gizi utama di Indonesia yaitu Kurang Energi Protein (KEP), Kurang Vitamin A
(KVA), Anemia Gizi Besi (AGB) dan Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY).
Anemia gizi besi merupakan salah satu masalah gizi utama di Indonesia yang cukup
menonjol pada anak-anak sekolah. Kekurangan vitamin A dapat menurunkan sistem
kekebalan tubuh dan menurunkan epitelisme sel-sel kulit.
Kekurangan vitamin A dapat terjadi karena beberapa sebab antara lain konsumsi
makanan yang tidak cukup vitamin A dan provitamin A untuk jangka waktu yang lama
3,2 Saran
Sebaiknya penderita penyakit defisiensi gizi anemia dan KVA anemia mengonsumsi
cukup energy ,cukup protein ,cukup lemak, tinggi vitamin a,cukup mineral.
10
Daftar Pustaka
http://eprints.poltekkesjogja.ac.id/1514/3/Chapter1.pdf
http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/23508/Chapter%20II.pdf?
sequence=4&isAllowed=y
https://www.academia.edu/34470816/MASALAH_GIZI_DI_INDONESIA_LAPORA
N_ILMU_GIZI_DASAR
11