Anda di halaman 1dari 14

Makalah Konsultasi Gizi

“Diet Defisiensi Gizi Anemia dan KVA Anemia”

DISUSUN OLEH :

Aulia Rahmadani (P01031219007)

Defani Putri Tara Nasution (P01031219012)

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN MEDAN

JURUSAN GIZI

TAHUN AJARAN 2021/2022


Kata Pengantar

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
selesainya makalah yang berjudul “Diet Defisiensi Gizi Anemia dan KVA Anemia”
Atas dukungan moral dan materil yang diberikan dalam penyusunan makalah ini,
maka penulis mengucapkan banyak terima kasih Seluruh pihak yang telah membantu
dalam penyusunan makalah ini.

Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi
susunan kalimat, tata bahasa maupun materi. Oleh karena itu saran dan kritik yang
membangun dari pembaca sangat kami butuhkan dalam penyempurnaan makalah ini.

Kisaran, 16 Maret 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................i

DAFTAR ISI............................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

1. 1 Latar Belakang..........................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN

2. 1 Pengertian Defisiensi Gizi Anemia........................................................... 2

2. 2 Pengertian KVA Anemia...................................................................................5

2.3 Diet Defisiensi Gizi Anemia dan KVA Anemia.................................................7

BAB III PENUTUP

3. 1 Kesimpulan...........................................................................................10

3. 2 Saran.....................................................................................................10

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................11

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1. 1 Latar Belakang
Masalah gizi merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat yang belum
pernah tuntas ditanggulangi di dunia. Masalah gizi pada anak usia sekolah yang utama
hingga saat ini adalah Kurang Energi Protein (KEP), Gangguan Akibat Kekurangan
Yodium (GAKY), Kurang Vitamin A, dan Anemia Defisiensi Besi (Depkes, 2008).
Salah satu masalah gizi yang masih dihadapi Indonesia yaitu anemia. Anemia
merupakan keadaan gangguan gizi yang masih menjadi masalah kesehatan paling
umum di dunia. Anemia gizi besi merupakan salah satu masalah gizi utama di Indonesia
yang cukup menonjol pada anak-anak sekolah.
Anemia adalah suatu keadaan dimana kadar haemoglobin kurang dari normal.
Ini disebabkan masukan (intake) makanan yang tidak memenuhi kebutuhan, sehingga
menyebabkan kurangnya cadangan zat gizi besi dalam tubuh dan mempunyai risiko
kemampuan belajar anak sekolah rendah (Sinaga, 2005). Penurunan konsentrasi belajar
disebabkan karena penderita anemia biasanya mengalami lemah, letih, lesu, lelah dan
cepat lupa, sehingga pada akhirnya tidak bisa berkonsentrasi mengikuti pelajaran dan
pada akhirnya prestasi belajar berkurang (Masrizal, 2007).
Menurut (Sartono dalam Setiyobroto, 2007) akibat yang ditimbulkan anemia
pada anak sekolah menyebabkan prestasi belajar menurun akibat mengalami kesulitan
berpikir 2 secara logika dan analog, menurunnya konsentrasi dalam menyelesaikan
tugas

1
BAB II

PEMBAHASAN

2. 1 Pengertian Defisiensi Gizi Anemia


Anemia defisiensi besi adalah satu jenis anemia yang disebabkan kekurangan
zat besi sehingga terjadi penurunan jumlah sel darah merah yang sehat. Zat besi
diperlukan tubuh untuk menghasilkan komponen sel darah merah yang dikenal sebagai
hemoglobin.
Anemia karena kurang zat besi adalah masalah yang paling umum dijumpai
terutama pada perempuan. Zat besi diperlukan untuk membentuk sel-sel darah merah,
kemudian dikonversi menjadi hemoglobin, lalu beredar ke seluruh tubuh yang berfungsi
sebagai pembawa oksigen. Remaja perempuan membutuhkan lebih banyak zat besi
daripada remaja laki-laki, karena remaja perempuan mengalami menstruasi setiap
bulannya. Agar zat besi yang diabsorbsi lebih banyak tersedia oleh tubuh, maka
diperlukan bahan makanan yang berkualitas tinggi. Seperti pada daging, hati, ikan, dan
ayam, juga bahan makanan yang mengandung tinggi vitamin C membantu dalam
penyerapan zat besi .

Apa saja tanda-tanda dan gejala anemia defisiensi besi?

Tergantung penyebabnya, berbagai jenis anemia bisa menimbulkan sejumlah


gejala khusus. Dikutip dari Mayo Clinic, tanda dan gejala paling umum dari anemia
defisiensi besi adalah:

 Kelelahan
 Tampak lemah, lesu, dan tidak bertenaga
 Sesak napas
 Kulit pucat
 Nyeri dada akibat detak jantung cepat
 Sakit kepala atau pusing
 Tangan dan kaki  terasadingin
 Peradangan atau nyeri lidah Anda
 Kuku jadi rapuh
 Mengidam makanan aneh, misalnya ingin makan seperti es batu

2
 Nafsu makan yang buruk, terutama pada bayi dan anak-anak dengan anemia
defisiensi besi

Apa penyebab anemia defisiensi besi?


Beda jenisnya, beda pula penyebab anemia yang mendasarinya. Penyebab
anemia defisiensi besi adalah kurangnya zat besi dalam tubuh untuk memproduksi
hemoglobin.
Hemoglobin merupakan bagian dari sel darah merah yang memberi darah warna
merah pada darah. Hemoglobin jugalah yang membawa oksigen ke seluruh tubuh agar
Anda bisa beraktivitas dengan baik.
Zat besi berperan dalam pembentukan hemoglobin. Jika zat besi dalam tubuh
kurang, kemampuan memproduksi hemoglobin berkurang pula.
Tak hanya kurang asupan zat besi, anemia defisiensi juga bisa terjadi jika
kemampuan tubuh untuk menyerap zat besi telah menurun. Trauma atau kecelakaan
yang menyebabkan Anda kehilangan banyak darah juga dapat menghabiskan simpanan
zat besi di dalam tubuh.

Apa saja faktor risiko anemia defisiensi besi?


Berikut adalah faktor yang dapat meningkatkan risiko Anda terkena anemia
defisiensi besi:
1. Kekurangan darah
Kekurangan darah adalah salah satu faktor penyebab anemia defisiensi zat besi.
Ada beberapa kondisi yang bisa menyebabkan Anda kekurangan darah, di antaranya:

 Menstruasi yang lama pada wanita


 Kecelakaan atau trauma
2. Kekurangan asupan zat besi
Kurang makan makanan mengandung zat besi juga dapat menyebabkan anemia.
Kurang asupan zat besi umumnya sering diderita pada mereka yang menjalani pola
hidup vegetarian. Untuk mengatasinya, para vegetarian bisa mengonsumsi suplemen zat
besi.
Konsumsi bahan makanan yang mengandung zat besi sebaiknya diikuti dengan
makan atau minum minuman yang kaya akan vitamin C.
Vitamin C berguna dalam membantu penyerapan zat besi. Ini berarti vitamin C
dapat membantu mengatasi anemia. 

3
3. Tubuh tidak mampu menyerap zat besi
Ulkus (luka) di lambung atau kanker pada saluran pencernaan adalah kondisi
yang dapat menyebabkan anemia defisiensi zat besi. Beberapa kondisi tersebut dapat
menyebabkan perdarahan gastrointestinal (saluran pencernaan).
Perdarahan ini bisa mengurangi tingkat zat besi dalam darah Anda. Jenis-jenis
kekurangan darah ini sulit dideteksi dan prosesnya lama
Operasi untuk mengangkat bagian usus tertentu dapat mengurangi kemampuan
tubuh untuk menyerap zat besi dan nutrisi lainnya. Ini juga bisa menjadi gejala penyakit
lain seperti penyakit Celiac atau Crohn.
4. Kehamilan
Anemia akibat kekurangan zat besi banyak terjadi pada wanita hamil. Ini karena
tubuh ibu akan butuh volume darah lebih banyak untuk janin yang dikandungnya.
5. Kondisi lainnya
Beberapa faktor yang meningkatkan risiko terkena anemia defisiensi besi
adalah:
 Jenis kelamin: wanita lebih mungkin mengalami kondisi ini karena menstruasi
dan hamil.
 Usia: bayi dan anak-anak lebih mungkin terkena anemia jika tidak mendapatkan
cukup zat besi dari susu yang diminum. Sedangkan remaja mungkin terkena
anemia jika tubuh mereka tidak menyediakan zat besi untuk pertumbuhan.
 Pola makan tertentu, seperti vegetarian.
 Donor darah: terlalu sering donor darah dapat menurunkan kadar zat besi dalam tubuh

Bagaimana cara mengobati anemia defisiensi besi?


Berikut adalah pilihan pengobatan yang dapat mengatasi anemia jenis ini:
1. Minum suplemen zat besi 
Secara umum, dosis suplemen zat besi untuk orang dewasa dengan anemia
defisiensi besi adalah sekitar 150-200 mg per hari. Dosis biasanya akan dibagi 3 kali
dalam sehari, masing-masing dosis  sering kali sekitar 60 mg.
2. Dekstran besi lewat infus
Ini adalah infus zat besi yang biaya pengobatannya paling murah. Sebelum
dijadikan terapi pengobatan dokter akan memberikan sejumlah kecil dosis obat yang
dimasukkan ke tubuh Anda. Jika tidak mengalami alergi atau reaksi apa pun, Anda akan
diberikan dosis lebih banyak.

4
3.  Pemberian Ferric gluconate lewat infus
Ferric gluconate adalah zat besi yang bisa diberikan ke tubuh Anda lewat infus
dalam dosis kecil. Obat anemia ini hanya diberikan pada orang dengan anemia
defisiensi zat besi yang harus menjalani hemodialisis karena penyakit ginjal yang parah.
4. Ferric carboxymaltose lewat infus
Obat anemia ini diberikan dalam 1 atau 2 infus tergantung pada tingkat
keparahan kondisi  Anda. Obat ini aman digunakan untuk anak-anak dengan
kekurangan zat besi.
5. Sukrosa besi
Sukrosa besi juga diberikan lewat infus lebih dari beberapa dosis kecil. Jika
Anda alergi terhadap obat lain, Anda mungkin menerima dosis uji kecil terlebih dahulu
untuk memastikan tidak ada reaksi sebelum menerima sisa obat.
Pemberian asupan zat besi lewat infus ini dapat digunakan pada orang yang
sedang menjalani dialisis atau pada wanita hamil.
6. Pengobatan lainnya
Jika suplemen zat besi atau infus tidak membantu, ada kemungkinan Anda
memiliki sumber perdarahan atau masalah penyerapan zat besi. Kemungkinan
pengobatan yang diberikan selanjutnya bertujuan untuk mengatasi penyebabnya,
seperti:

 Antibiotik dan obat lain untuk mengobati tukak lambung


 Operasi untuk mengangkat pendarahan polip, tumor, atau fibroid
 Anemia berat mungkin membutuhkan transfusi darah

2.2 Pengertian KVA Anemia


Kekurangan atau defisiensi vitamin A adalah kondisi ketika tubuh tidak
mendapatkan asupan vitamin A yang cukup dari makanan. Kekurangan vitamin A
adalah suatu keadaan di mana simpanan vitamin A dalam tubuh berkurang.
Gejala tersebut juga ditandai dengan menurunnya kadar serum retinol dalam
darah (kurang dari 20 µg/dl)
Bahwa anak usia sekolah umur 5-9 tahun yang kekurangan vitamin A
cenderung berisiko mengalami anemia sebesar 3,33 kali (p=0.063) dibandingkan anak

5
usia sekolah umur 5-9 tahun yang cukup vitamin A setelah dikontrol variabel asupan
energi, asupan protein, dan asupan vitamin B12.
Penyebab Kekurangan Vitamin A
 Konsumsi vitamin A dalam makanan sehari-hari tidak mencukupi kebutuhan
tubuh dalam jangka waktu lama.
 Proses penyerapan makanan dalam tubuh terganggu karena infestasi cacing,
diare, rendahnya konsumsi lemak, protein dan seng.
 Adanya penyakit ISPA, campak , dan diare.

Tanda dan Gejala KVA (Kekurangan Vitamin A)

 Buta senja ditandai dengan kesulitan melihat dalam cahaya remang atau senja
hari.
 Kulit tampak kering dan bersisik seperti ikan terutama pada tungkai bawah
bagian depan dan lengan atas bagian belakang. (Depkes RI, 2005).
 Pada keratinisasi didapatkan xerosis konjungtiva, bercak bitot, xerosis kornea,
tukak kornea (Sidarta, 2008). Kornea tampak lunak dan nekrotik pada
keratomalasia dan kadang juga terjadi perforasi (Vaughan dkk, 2008). Pada
KVA yang lama dan berat dapat terjadi kekeringan pada konjungtiva dan
kornea, ulcer juga skar (American Academy of Ophtalmology, 2007).

6
2.3 Diet Defisiensi Gizi Anemia dan KVA Anemia
1. Tujuan Diet
 Meningkatkan asupan makanan pasien
 Meningkatkan asupan makanan sumber zat besi
 Menormalkan kembali hasil labolatorium
 Meningkatkan pengetahuan pasien mengenai gizi dan makanan

2. Syarat dan prinsip diet


 Energi tinggi
 Protein diberikan tinggi
 Lemak cukup yaitu 10-25% dari kebutuhan energi total
 Karbohidrat cukup
 Vitamin dan mineral cukup
 Mudah cerna

Diet Untuk Penderita Anemia dan KVA Anemia :

1. Bayam

Bayam merupakan makanan yang sangat terkenal dapat mencegah anemia. Bayam kaya
akan kalsium, vitamin A, B9, E dan C, zat besi, serat dan beta carotene. Bayam dapat
membantu meningkatkan kesehatan tubuh secara keseluruhan. Sekitar ½ cup bayam
mengandung 3,2 mg zat besi ( 20% kebutuhan zat besi pada tubuh wanita).

 Tambahkan jumlah bayam dalam salad yang Anda konsumsi, dapat pula
dimakan bersama sayuran hijau lain seperti seledri, brokoli, kale untuk
mencegah anemia. Makan satu mangkuk salad sayuran setiap harinya untuk
melawan anemia.
 Bayam juga dapat direbus atau dijadikan sayur bayam.

2. Buah Bit/ Umbi Merah


Buah bit mengandung zat besi yang dapat membantu memperbaiki dan membuat sel
darah merah. Dengan menambahkan buah bit dalam diet Anda dapat mengatasi anemia.

 Buah bit dapat dicampur dengan sayuran lain (baik yang berdaun maupun tidak
seperti wortel, tomat, dan lain sebagainya) untuk membuat salad.
 Cara lain untuk menikmati buah bit adalah dengan membuatnya menjadi jus.

3. Daging Merah
Zat besi banyak ditemukan di daging sapi, kambing dan daging merah lainnya. Zat besi
yang dikandung adalah zat besi heme yang mudah sekali diserap oleh tubuh. Bagian

7
hati pada daging merah mengandung zat besi yang tinggi. Hati sapi mengandung 600 %
kebutuhan harian zat besi. Daging merah juga merupakan sumber vitamin B12.
 Konsumsi daging merah setidaknya 2 hingga 3 kali dalam seminggu untuk
melawan anemia

4. Selai Kacang/ Kacang-kacangan


Selai kacang kaya akan zat besi. Tambahkan selai kacang dalam menu makanan Anda.
Bila Anda tidak menyukai rasa selai kacang, Anda dapat mengonsumsi kacang-
kacangan lainnya dalam bentuk dimasak atau dipanggang untuk melawan anemia. Dua
sendok makan selai kacang mengandung 0,6 mg zat besi
 dapat mengonsumsi selai kacang saat sarapan di pagi hari bersama dengan roti.
Tambahkan pula jus jeruk agar penyerapan zat besi lebih mudah.

5. Tomat
Vitamin C dan lycopene merupakan kandungan utama dalam tomat. Vitamin C yang
terdapat di dalam tomat dapat membantu penyerapan zat besi. Selain itu tomat juga
kaya akan beta karoten dan vitamin E tang dapat membantu melembabkan kulit dan
rambut, serta menjaga kesehatan mata.

6. Telur
Terlur kaya akan protein dan antioksidan yang dapat membantu penyimpanan vitamin
di dalam tubuh ketika sedang mengalami anemia. Satu buah telur ukuran besar
mengandung sekitar 1 mg zat besi.
 Telur dapat direbus ataupun digoreng. Tambahkan telur dalam menu sarapan
untuk meningkatkan vitamin dalam tubuh.

7. Buah Delima
Buah delima terkenal mengandung zat besi dan vitamin C. Buah delima membantu
memperbaiki aliran darah di dalam tubuh dan juga efektif mengurangi gejala anemia
seperti lemas, pusing, lelah.

8. Kacang Kedelai
Kacang kedelai kaya akan zat besi. Kacang kedelai mengandung rendah lemak dan

8
tinggi protein, sehingga merupakan salah satu pilihan makanan bagi orang yang ingin
menurunkan berat badan.

9. Roti Gandum
Roti gandum merupakan sumber zat besi non-heme. Sepotong roti gandum
mengandung sekitar 6% kebutuhan harian zat besi. Anda dapat mencoba untuk
mengganti roti putih Anda dengan roti gandum.

10. Hidangan Laut


Ikan juga dapat mencegah anemia karena mengandung zat besi. Salmon, tuna, kerang
kaya akan zat besi. Konsumsi setidaknya 3x/minggu hidangan laut untuk mencegah
anemia

11. Madu
Madu sangatlah bermanfaat bagi kesehatan tubuh. Madu mengandung zat besi, sekitar
0,42 mg zat besi dalam 100 gram madu.
 Tambahkan satu sendok makan madu ke dalam segelah jus lemon di pagi hari
(saat perut kosong) untuk membantu menambah daya tahan tubuh dan melawan
anemia

12. Kurma, Buah Sitrus, Apel


Kurma, apel dan buah sitrus (jeruk, lemon) mengandung vitamin C yang dapat
membantu meningkatkan penyerapan zat besi di dalam tubuh.

9
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Masalah gizi utama di Indonesia yaitu Kurang Energi Protein (KEP), Kurang Vitamin A
(KVA), Anemia Gizi Besi (AGB) dan Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY).
Anemia gizi besi merupakan salah satu masalah gizi utama di Indonesia yang cukup
menonjol pada anak-anak sekolah. Kekurangan vitamin A dapat menurunkan sistem
kekebalan tubuh dan menurunkan epitelisme sel-sel kulit.
Kekurangan vitamin A dapat terjadi karena beberapa sebab antara lain konsumsi
makanan yang tidak cukup vitamin A dan provitamin A untuk jangka waktu yang lama

3,2 Saran

Sebaiknya penderita penyakit defisiensi gizi anemia dan KVA anemia mengonsumsi
cukup energy ,cukup protein ,cukup lemak, tinggi vitamin a,cukup mineral.

10
Daftar Pustaka
http://eprints.poltekkesjogja.ac.id/1514/3/Chapter1.pdf
http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/23508/Chapter%20II.pdf?
sequence=4&isAllowed=y
https://www.academia.edu/34470816/MASALAH_GIZI_DI_INDONESIA_LAPORA
N_ILMU_GIZI_DASAR

11

Anda mungkin juga menyukai