Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

PERMASALAHAN ANEMIA YANG MELANDA

INDONESIA

Oleh:

YERI MARTEN (1710035)

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIK)

TAMALATEA MAKASSAR
2018/2019
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr Wb

Segala puji dan rasa syukur kehadirat Allah SWT yang senantiasa
melimpahkan rahmat dan hidayahNya kepada kita semua hingga
terselesainya tugas makalah ini. Segala kerinduan dan penghambaan
marilah hanya kita tujukan kepada Allah SWT yang mencerdaskan hamba
yang memohon kepadaNya.

Semoga makalah ini bermanfaat bagi siapapun yang membacanya.


Buku ini disusun melalui berbagai sumber dan sejumlah referensi yang
relevan. Makalah yang berisi tentang anemia defisiensi zat besi ini
insyaallah bermanfaat bagi siapapun yang membacanya.

Demikian yang dapat saya sampaikan. Apabila ada kekurangan


pada makalah ini, ataupun ada kata kata yang kurang pantas untuk dibaca
saya mohon maaf. Saran dan masukan yang positif tentu saja sangat
diharapkan demi penyempurnaan di masa mendatang. Terimakasih.

Wassalamualaikum Wr Wb

Makassar, 1 april 2019

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar .............................................................................. i

Daftar Isi ........................................................................................ ii

BAB 1 Pendahuluan......................................................................... 1

A. Latar Belakang .................................................................1


B. Rumusan Masalah..............................................................1

BAB 2 Pembahasan......................................................................... 2

A. Pengertian Anemia Defisiensi Zat Besi.............................. 2


B. Penyebab Balita terkena Anemia Defisiensi Zat Besi ........3
C. Gejala Balita yang terkena Anemia Defisiensi Zat Besi .....4
D. Cara Pengobatan Anemia Defisiensi Zat Besi ...................4

BAB 3 Kesimpulan .......................................................................... 6

DAFTAR PUSTAKA.......................................................................... 7

ii
BAB 1

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Kata Anemia sudah tidak asing lagi bagi para tokoh dunia,
ilmuwan, tokoh pendidikan, pendidik, maupun peserta didik. Banyak
definisi definisi yang dipaparkan oleh para tokoh dunia, maupun
tokoh nasional, juga pemaparan dari gejala dan cara mengatasi
Anemia Defisiensi Zat Besi pada anak.

Anemia defisiensi besi (ADB) merupakan masalah defisiensi


nutrien tersering pada anak di seluruh dunia terutama di negara
sedang berkembang termasuk Indonesia. Penyakit ini disebabkan
oleh kurangnya zat besi dalam tubuh penderita. Dalam makalah ini
nantinya akan dijelaskan penyebab, akibat, dan juga cara mengatasi
balita yang terkena Anemia Defisiensi Zat Besi.

RUMUSAN MASALAH

1. Apa yang dimaksud Anemia Defisiensi Zat Besi?


2. Apa penyebab balita terserang Anemia Defisiensi Zat Besi?
3. Bagaimana Gejala balita yang terkena Anemia Defisiensi Zat
Besi?
4. Bagaimana cara pengoabatan balita yang terserang Anemia
Defisiensi Zat Besi?

1
BAB 2

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN ANEMIA DEFISIENSI ZAT BESI


Anemia adalah suatu keadaan di mana kadar sel darah merah atau
hemoglobin (Hb) di bawah normal. Sedangkan Anemia Defisiensi Besi
merupakan anemia yg disebabkan kurangnya zat besi untuk sintesis
hemoglobin. Berdasarkan hasil penelitian oleh beberapa lembaga
kesehatan di Indonesia, prevelensi anemia pada wanita hamil 50-70%
dan balita 30-40%.
Pada balita, Anemia Defisiensi Besi akan menghambat
pertumbuhan dan perkembangan kecerdasan serta mempengaruhi
fungsi tubuh secara normal. Balita akan mudah terserang penyakit
karena penurunan daya tahan tubuh. Berikut ini batasan normal kadar
hemoglobin.
Secara epidemiologi, prevalens tertinggi ditemukan pada akhir
masa bayi dan awal masa kanak-kanak diantaranya karena terdapat
defisiensi besi saat kehamilan dan percepatan tumbuh masa kanak-
kanak yang disertai rendahnya asupan besi dari makanan, atau
karena penggunaan susu formula dengan kadar besi kurang. Selain
itu ADB juga banyak ditemukan pada masa remaja akibat percepatan
tumbuh, asupan besi yang tidak adekuat dan diperberat oleh
kehilangan darah akibat menstruasi pada remaja puteri. Data SKRT
tahun 2007 menunjukkan prevalens ADB . Angka kejadian anemia
defisiensi besi (ADB) pada anak balita di Indonesia sekitar 40-45%.
Survai Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 2001 menunjukkan
prevalens ADB pada bayi 0-6 bulan, bayi 6-12 bulan, dan anak balita
berturut-turut sebesar 61,3%, 64,8% dan 48,1%.

2
Kekurangan zat besi sangat mempengaruhi fungsi kognitif, tingkah laku
dan pertumbuhan seorang bayi. Besi juga merupakan sumber energy bagi
otot sehingga mempengaruhi ketahanan fisik dan kemampuan bekerja
terutama pada remaja. Bila kekuranganm zat besi terjadi pada masa
kehamilan maka akan meningkatkan risiko perinatal serta mortalitas bayi.
B. PENYEBAB BALITA TERSERANG ANEMIA DEFISIENSI ZAT BESI
1. Bayi kurang dari 1 tahun
a. Cadangan besi kurang, karena bayi berat lahir rendah,
prematuritas, lahir kembar, ASI ekslusif tanpa suplementasi
besi, susu formula rendah besi, pertumbuhan cepat dan
anemia selama kehamilan.
b. Alergi protein susu sapi
2. Anak umur 1-2 tahun
a. Asupan besi kurang akibat tidak mendapat makanan
tambahan atau minum susu murni berlebih.
b. Obesitas
c. Kebutuhan meningkat karena infeksi berulang / kronis.
d. Malabsorbsi.
3. Anak umur 2-5 tahun
a. Asupan besi kurang karena jenis makanan kurang
mengandung Fe jenis heme atau minum susu berlebihan.
b. Obesitas
c. Kebutuhan meningkat karena infeksi berulang / kronis baik
bakteri, virus ataupun parasit).
d. Kehilangan berlebihan akibat perdarahan (divertikulum
Meckel / poliposis dsb).
4. Anak umur 5 tahun-remaja
a. Kehilangan berlebihan akibat perdarahan(a.l infestasi cacing
tambang) dan
b. Menstruasi berlebihan pada remaja puteri.
3
C. GEJALA BALITA YANG TERKENA ANEMISA DEFISIENSI ZAT BESI
Balita yang menderita anemia defisiensi besi akan terlihat pucat,
lesu, dan tidak bergairah. Jika tidak segera diatasi, balita tersebut
akan mengalami ganguan tumbuh kembang seperti gangguan nafsu
makan, kuku seperti sendok, dan ganguan belajar. Tranfusi darah
tidak rutin diberikan pada balita dengan anemia defisiensi besi, kecuali
dia mengalami keadaan yang berat atau kadar Hbnya sangat rendah.
D. CARA PENGOBATAN BALITA YANG TERKENA ANEMIA
DEFISIENSI ZAT BESI
Pengobatan anemia defisiensi besi, yang utama adalah pemberian
obat yang mengandung zat besi dan makanan yang banyak
mengandung zat besi. Seperti, daging berwarna merah dan hati ayam.
Periksa kembali darah balita. Jika ternyata Hb-nya sangat rendah,
mungkin memang perlu tranfusi darah.

Penanganan anak dengan anemia defisiensi besi yaitu


1. Mengatasi faktor penyebab.
2. Pemberian preparat besi
a. Oral
1. Dapat diberikan secara oral berupa besi elemental
dengan dosis 3 mg/kgBB sebelum makan atau 5
mg/kgBB setelah makan dibagi dalam 2 dosis.
2. Diberikan sampai 2-3 bulan sejak Hb kembali normal
3. Pemberian vitamin C 2X50 mg/hari untuk
meningkatkan absorbsi besi.
4. Pemberian asam folat 2X 5-10 mg/hari untuk
meningkatkan aktifitas eritropoiesis
5. Hindari makanan yang menghambat absorpsi besi
(teh, susu murni, kuning telur, serat) dan obat seperti
antasida dan kloramfenikol.
4
6. Banyak minum untuk mencegah terjadinya konstipasi
(efek samping pemberian preparat besi)

b. Parenteral
Indikasi:
1. Adanya malabsorbsi
2. Membutuhkan kenaikan kadar besi yang cepat (pada
pasien yang menjalani dialisis yang memerlukan
eritropoetin)
3. Intoleransi terhadap pemberian preparat besi oral
Pencegahan dalam hal Pendidikan
1. Meningkatkan pengetahuan masyarakat :
a. Tentang gizi dan jenis makanan yang mengandung
kadar besi yang tinggi dan absorpsi yang lebih baik
misalnya ikan, hati dan daging.
b. Kandungan besi dalam ASI lebih rendah
dibandingkan dengan susu sapi tetapi
penyerapan/bioavailabilitasnya lebih tinggi (50%).
Oleh karena itu pemberian ASI ekslusif perlu
digalakkan dengan pemberian suplementasi besi dan
makanan tambahan sesuai usia.
c. Penyuluhan mengenai kebersihan lingkungan untuk
mengurangi kemungkinan terjadinya infeksi bakteri /
infestasi parasit sebagai salah satu penyebab
defisiensi besi.

5
BAB 3
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Anemia Defisiensi Besi merupakan anemia yg disebabkan
kurangnya zat besi untuk sintesis hemoglobin. Pada balita, Anemia
Defisiensi Zat Besi akan menghambat pertumbuhan dan perkembangan
kecerdasan serta mempengaruhi fungsi tubuh secara normal. Anemia
Defisiensi Zat Besi yang dialami oleh balita biasanya disebabkan
balitakurang mendapat sumber besi pada makanannya. Pengobatan
Anemia Defisiensi Zat Besi yang utama adalah pemberian obat yang
mengandung Zat Besi. Seperto daging berwarna merah dan hati ayam.

6
DAFTAR PUSTAKA

Almatsier, Sunita. 2002. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta : PT. Gramedia
Pustaka Utama.
Anonym. 2015. Anemia Defisiensi Besi. www.alodokter.com. (diakses 12
maret 2015).
Anonym. Anemia Defisiensi Besi. Last3artree.files.wordpress.com.
(diakses 12 maret 2015).
Anonym. Balita Anemia Defisiensi Besi. www.ayahbunda.com. (diakses 12
maret 2015).

Anda mungkin juga menyukai