DISUSUN OLEH:
1. Nia Riski A. PO.71.20.3.18.046
6. Wulandari PO.71.20.3.18.074
Puji syukur alhamdulillah kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
telah melimpahkan rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga makalah ini
bisa selesai pada waktunya.
Terima kasih juga kami ucapkan kepada teman-teman yang telah berkontribusi
dengan memberikan ide-idenya sehingga makalah ini bisa disusun dengan baik dan rapi.
Kami berharap semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan para pembaca.
Namun terlepas dari itu, kami memahami bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna,
sehingga kami sangat mengharapkan kritik serta saran yang bersifat membangun demi
terciptanya makalah selanjutnya yang lebih baik lagi.
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Anemia adalah kondisi berkurangnya sel darah merah (eritrosit) dalam sirkulasi darah
atau massa hemoglobin sehingga tidak mampu memenuhi fungsinya sebagai pembawa
oksigen keseluruh jaringan. (Wasdinar, 2007)
Anemia secara umum merupakan salah satu masalah yang terjadi di Indonesia,
penyebab anemia yang paling banyak terjadi karena kekurangan zat besi. Berdasarkan profil
kesehatan tahun 2010 didapatkan data, namun cakupan pemberian tablet Fe kepada ibu hamil
menurun dari 66,03 (tahun 2007) menjadi 48,14% (tahun 2008) (Depkes RI, 2008).
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
PEMBAHASAN
A. Anemia
1. Definisi Anemia
Anemia adalah kondisi dimana seseorang tidak memiliki cukup sel darah merah yang
sehat untuk membawa Oksigen yang cukup ke jaringan tubuh. Anemia adalah suatu kondisi
di mana konsentrasi hemoglobin lebih rendah dari biasanya. Anemia bukanlah penyakit yang
spesifik namun merupakan tanda kelainan mendasar.
Anemia bisa bersifat sementara atau jangka panjang, dan bisa berkisar dari ringan
hingga berat. Tingkat normal hemoglobin umumnya berada pada pria dan wanita. Bagi pria,
kadar hemoglobin normal biasanya didefinisikan sebagai tingkat lebih dari 13,5 gram/100 ml,
dan pada wanita sebagai hemoglobin lebih dari 12,0 gram/100 ml.
Pada bayipun, apabila bayi yang lahir dengan Ibu non-anemia atau bergizi baik akan
membuat bayi tersebut lahir dalam keadaan zat besi yang cukup apabila diberikan ASI yang
cukup pula, akan tetapi apabila zat besi yang sebenarnya cukup tersedia dalam ASI tidak
dimanfaatkan oleh ibu dan anak tersebut tidak mendapatkan sumber zat besi yang dapat
diperoleh dari susu formula atau makanan yang kaya akan zat besi maka dapat menimbulkan
adanya anemia.
2. Klasifikasi Anemia
a. Hipoproliferatif, merupakan akibat yang disebabkan oleh sel darah yang rusak.
c. Hemolitik, merupakan suatau kondisi dimana hancurnya sel darah merah (eritrosit) lebih
cepat dibandingkan pembentukanya.
3. Penyebab Anemia
Penyebab anemia secara umum adalah kekurangan Fe yang dapat terjadi apabila
kekurangan asupan zat besi karena makanan tidak cukup mengandung kadar Fe, makanan
banyak sayuran dan kurang daging yang komposisinya tidak baik untuk penyerapan, adanya
gangguan penyerapan Fe, seperti adanya penyakit usus, kebutuhan Fe meningkat karena
pertumbuhan cepat, serta adanya penyakit peradangan yang kritis.
a. Pendarahan yang hebat seperti kecelakaan, operasi pembedahan atau dalam persalinan
d. Nafas pendek
B. Pencegahan dan Penanganan Gizi pada Anemia
Pemberian zat besi sesuai kebutuhan dapat mencegah anemia. Bayi yang masih muda
yang tidak bisa mendapatkan mineral pentingini bisa mendapatkanya dalam bentuk obat.
Pada bayi yang lebih besar dapat diberikan makanan yang kaya besi, seperti hati, telur, dan
sayuran hijau. Tambahan besi di dalam bentuk obat dapat juga diberikan jika Hb-nya sangat
rendah. Hindari makanan yang banyak mengandung karbohidrat, minuman beralkohol dan
selalu melakukan pola hidup yang sehat.
Bagi penderita Anemi Makanlah makanan yang berprotein tinggi dengan penekanan
pada zat-zat makanan lainya yang membantu pembentukkan sel-sel darah merah termasuk zat
besi, vitamin C, dan vitamin B-kompleks. Penyebab Anemia harus diobati dengan tepat.
Suplemen dan perbaikan hemoglobin perlu dilakukan dengan pemberian Fe, baik per oral
maupun parenteral. Contoh Fe per oral adalah Ferrosulfat: 20% elemen Fe, Ferrofumarat 33%
elemen Fe, Ferroglukonat 12% elemen Fe. Dosis masing-masing 5 mg elemen Fe/kgBB/hari
hingga 2 bulan setelah hemoglobin normal. Selanjutnya pemberian Fe parenteral ini
dilakukan jika pengobatan oral tidak memungkinkan dengan dosis BB (kg) x (Hb normal –
Hb penderita) x 2,5 =10 mg/kg elemen Fe. Transfusi dapat diberikan jika Hb kurang dari 3
g/dl atau bila anak dioperasi digunakan packed red cell (PRC) antara 6-10 ml/kg/kali sampai
Hb 12g/dl.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Anemia adalah kondisi dimana seseorang tidak memiliki cukup sel darah merah yang sehat
untuk membawa Oksigen yang cukup ke jaringan tubuh. Penyebab anemia secara umum
adalah kekurangan Fe yang dapat terjadi apabila kekurangan asupan zat besi karena makanan
tidak cukup mengandung kadar Fe. Pemberian zat besi sesuai kebutuhan dapat mencegah
anemia, penyebab Anemia harus diobati dengan tepat. Suplemen dan perbaikan hemoglobin
perlu dilakukan dengan pemberian Fe, baik per oral maupun parenteral.
B. Saran
Bagi kita semua yang telah membaca makalah ini diharapkan mampu menjaga kesehatan agar
terhindar dari Anemia, dengan makan secara teratur dan berolahraga dengan teratur maka
badan akan terhindar dari penyakit apapun, termasuk Anemia.
Daftar Pustaka