Pada tanggal 6 dan 9 Agustus 1945, Hirosima dan Nagasaki dibom oleh sekutu. Dan
pada tanggal 14 Agustus 1945 Jepang menyerah tanpa syarat pada sekutu.
Pada tanggal 15 Agustus 1945, Sultan syahrir (golongan muda) mendengar pidato
penyerahan kaisar Hirohito dari radio. Tetapi, berita tersebut masih simpang siur.
Penyiar radio :”…. Baik, selanjutnya ada berita kekalahan Jepang yang menyerah
tanpa syarat kepada pihak sekutu. Salah satu penyebabnya adalah ketika peristiwa pemboman
kota Hiroshima dan Nagasaki pada tanggal 6 dan 9 Agustus 1945 oleh sekutu, akibatnya
Jepang kehilangan pasukan tentaranya dan…”
Sultan Syahrir : “Dari yang kudengar di radio Domei, Jepang telah melakukan
genjatan senjata.”
Djohar Nur : “Saat ini, Indonesia berada dalam keadaan kosong kekuasaan.
Bagaimana jika kita secepatnya memproklamasikan kemerdekaan?”
Kusnandar : “Tapi, Jepang memberikan kemerdekaan Indonesia sekitar 24
Agustus 1945.”
Subianto : “Tapi, siapa yang akan menemui bapak Soekarno dan bapak
Moh.Hatta untuk menyampaikan keputusan ini?”
Margono : “Darwis”
Darwis dan Wikana: “Baik, kami yang akan menyampaikan keputusan ini.”
Tanggal 15 Agustus 1945, kira-kira pukul 22.00, di Jalan Pegangsaan Timur No. 56
Jakarta, tempat kediaman Bung Karno, berlangsung perdebatan serius antara sekelompok
pemuda dengan Bung Karno mengenai Proklamasi Kemerdekaan.
Chairul Shaleh : “Sekarang Bung, sekarang! malam ini juga kita kobarkan revolusi !”
Sukarni : “Kita harus segera merebut kekuasaan! Kami sudah siap
mempertaruhkan jiwa kami !”
Wikana : “Jika Bung Karno tidak mengeluarkan pengumuman pada malam ini
juga, akan berakibat terjadinya suatu pertumpahan darah dan pembunuhan besar-besaran esok
hari .”
Mendengar kata-kata ancaman seperti itu, Soekarno naik darah dan berdiri menuju
Wikana sambil berkata:
Soekarno : “Ini batang leherku, seretlah saya ke pojok itu dan potonglah leherku
malam ini juga! Kamu tidak usah menunggu esok hari !”
Hatta : “Jepang adalah masa silam. Kita sekarang harus menghadapi Belanda
yang akan berusaha untuk kembali menjadi tuan di negeri kita ini. Jika saudara tidak setuju
dengan apa yang telah saya katakan, dan mengira bahwa saudara telah siap dan sanggup
untuk memproklamasikan kemerdekaan, mengapa saudara
tidak memproklamasikan kemerdekaan itu sendiri ? Mengapa
meminta Soekarno untuk melakukan hal itu ?”
Chairul Shaleh : “Apakah kita harus menunggu hingga kemerdekaan itu diberikan
kepada kita sebagai hadiah, walaupun Jepang sendiri telah menyerah dan telah takluk
dalam ‘Perang Sucinya ‘!. Mengapa bukan rakyat itu sendiri yg memproklamasikan
kemerdekaannya ? Mengapa bukan kita yang menyatakan kemerdekaan kita sendiri, sebagai
suatu bangsa ?”
Soekarno : “Kekuatan yang segelintir ini tidak cukup untuk melawan
kekuatan bersenjata dan kesiapan total tentara Jepang! Coba, apa yang bisa kau perlihatkan
kepada saya ? Mana bukti kekuatan yang diperhitungkan itu ?
Apa tindakan bagian keamananmu untuk menyelamatkan perempuan dan
anak-anak ? Bagaimana cara mempertahankan kemerdekaan
setelah diproklamasikan ? Kita tidak akan mendapat bantuan dari Jepang atau
Sekutu. Coba bayangkan, bagaimana kita akan tegak di atas kekuatan
sendiri.”
Hatta : “Baiklah, tapi kami perlu waktu untuk berunding sebentar.”
Kemudian para golongan tua yang ada di tempat itu seperti Soekarno, Moh. Hatta,
Soebardjo, Iwa kusumantri, Djojo Pranoto dan Sudiro segera masuk ruangan untuk
berunding.
Soekarno : Tapi kita tidak boleh gegabah. Kita butuh waktu untuk mempersiapkan
semuanya agar dapat berjalan dengan baik.
Soebardjo : Saya setuju. Menurut saya, yang terpenting sekarang adalah bagaimana
kita menghadapi sekutu yang ingin mengembalikan kekuasaan di Indonesia.
Setelah selesai berunding, para golongan tua segera menemui para golongan muda
yang telah menunggu di luar ruangan.
Hatta : Setelah kami berunding tadi, kami memutuskan untuk tidak tergesa-
gesa dalam mengambil keputusan. Apalagi tentang kemerdekaan Indonesia.
Dengan berat hati, akhirnya para pemuda meninggalkan tempat itu. Tapi mereka juga
membuat strategi bagaimana cara membujuk Ir. Soekarno dan M. Hatta untuk segara
memproklamirkan kemerdekaan.Akhirnya pada tanggal 16 agustus 1945 pukul 04.30 mereka
dibawa oleh golongan pemuda ke Rengasdengklok.
Darwis : maksud kami kesini adalah untuk membawa pak hatta dan pak karno
agar ikut kami.
Darwis : “begini, karena keamanan kalian saat ini sangatlah terancam
apabila terjadi bentrok antara rakyat dan jepang. Tapi alangkah baiknya apabila anda
mengajak anak dan istri anda agar terjaga keamanannya.”
Sudancho ; “Kalian tidak perlu tau. Diam dan jangan coba-coba melawan”
Ir. Soekarno :”Baik, jika ini keinginan kalian. Kami akan melaksanakan
proklamasi kemerdekaan Indonesia setelah kami kembali ke Jakarta.”
Ir. Soekarno : “Ada urusan apa kalian membawa kami ke tempat ini?
Kenapa kami harus diculik segala?”
Yusuf Kunto : “Kami membawa anda berdua kesini karena kami ingin
anda dapat secepatnya memproklamasikan kemerdekaan Indonesia. Coba kau pikirkan.
Sudah berapa orang yang gugur untuk Negara ini? Dan setelah saat yang paling tepat
untuk memproklamasikan kemerdekaan tiba, kau ingin menyianyiakan saat itu?”
Rombongan Ahmad Subardjo yang menjemput Ir. Soekarno dan Moh.Hatta tiba di
Rengasdengklok pukul 17.30 WIB.
Pada tanggal 16 agustus 1945 rombongan Soekarno Hatta tiba kembali di Jakarta pada
pukul 23.00 WIB. Setelah menurunkan Fatmawati dan putranya di kediaman Soekarno,
Pemimpin perjalanan Soebardjo , membawa mereka langsung menuju rumah Laksamana
Maeda di jln Imam Bonjol no 1.
Setelah kelompok yang menyendiri di ruang makan itu selesai merumuskan teks
Proklamasi, kemudian mereka menuju serambi muka untuk menemui hadirin yang
berkumpul di ruangan itu. Saat itu, dinihari menjelang subuh. Jam menunjukkan pukul 04.00,
Soekarno mulai membuka pertemuan itu dengan membacakan rumusan teks Proklamasi yang
masih merupakan konsep.
Sukarni :”Hadirin banyak yang tidak setuju. Cukup dua orang saja,
yakni bapak Soekarno dan bapak Hatta atas nama bangsa Indonesia.”
Hadirin :”Setuju..”
Ir. Soekarno :”Baik. Selanjutnya teks proklamasi akan diketik oleh Sayuti
Melik.”
Ahmad S : “Akhirnya teks proklamasi ini selesai. Dan tinggal diketik
oleh Sayuti Melik.”
Sayuti Melik : “Baiklah, pak! Bagian mana yang harus saya ketik?
Ketika Sayuti Melik mengetik dia menemukan kejanggalan pada rancangan teks
Proklamasi.
Sayuti Melik : “Maaf pak, bagaimana jika kata tempoh kita ganti menjadi
tempo, dan kata wakil – wakil bangsa Indonesia diganti menjadi atas bangsa Indonesia karena
wakil – wakil bangsa Indonesia adalah PPKI, sedangkan PPKI adalah buatan Jepang dan
Djakarta 17-8-05 menjadi Djakarta hari 17 boelan 8 tahoen 05. “
Moh Hatta : “Baiklah kalau begitu diganti saja, jika menurutmu itu salah”
Tidak lama kemudian, teks Proklamasi pun telah selesai di ketik oleh Sayuti Melik.
Moh. Hatta : “ Kalau begitu akan kami tanda tangani. Sekarang kita
tinggal memberitahu rakyat di seluruh Indonesia, dan ke seluruh pelosok
dunia. Di mana bagaimana hal ini harus diselanggarakan?”
Semua persiapan proklamasi rampung pada pukul 04.30 WIB. Lalu, semua hadirin
pulang ke rumah masing-masing dengan perasaan gembira. Kemudian para pemuda
mengirimkan kurir-kurir untuk menyampaikan bahwa saat proklamasi telah tiba. Mereka juga
mengatur pelaksanaan penyiaran berita proklamasi kemerdekaan. Menyebarkan beberapa
pamfleet ke penjuru Jakarta dan sekitarnya. Pengeras suara diusahakan adanya. Semua
dilakukan agar rakyat dapat turut menyaksikan momen paling berharga untuk bangsa
Indonesia
Pada saat yang sama, Soekarno dan Ibu Fatmawati sampai di kediaman mereka dan
berbincang sejenak.
Ibu Fatmawati : “Iya, terimakasih Gusti Allah yang telah memberikan jalan
pada bangsa kita untuk memproklamasikan kemerdekaan. Oh Iya pak, apakah
kalian sudah merencanakan bagaimana proklamasi besok akan berlangsung?”
Soekarno : “Sudah, kita akan melaksanakan upaca bendera, yang nanti
akan di iringi lagu Indonesia Raya karya Supratman.”
Soekarno : “Ya ampun, Bapak sampai lupa Bu. Kalau begitu bagaimana
jika ibu saja yang menjahitkan bendera"
Ibu Fatmawati : “Tapi Ibu tidak punya kain, Pak. Kain yang ada hanya kain
merah dan putih. Apa tidak apa-apa?”
Soekarno : “Tidak papa. Buatlah bendera yang sederhana. Yang penting
kita sudah berusaha menyediakannya.”
Ibu Fatmawati : “Baiklah Pak. Dan Ibu punya ide. Kita namakan saja
benderanya “Sang Saka Merah Putih” Bagaimana?”
Soekarno : “Ide yang bagus. Bendera Pusaka “Sang Saka” dan
warnanya Merah Putih, menjadi “Sang Saka Merah Putih”
Ibu Fatmawati : “Ya sudah, sebaiknya Bapak bersiap sana. Menyusun pidato
yang nanti akan bapak bacakan.”
Trimurti : “Siap, Bung. Saya akan menyuruh anak didik saya untuk
mengibarkannya. (memanggil Suhud dan Latief) Hei, kalian ! Jaga baik-baik bendera ini.
Kalian mendapat kehormatan untuk mengibarkan bendera ini untuk pertama kalinya dalam
sejarah Indonesia.”
Latief dan Suhud : “Siap, Komandan ! Kami tak akan mengecewakan Anda.”
Suasana menjadi sangat hening. Soekarno dan Hatta dipersilahkan maju beberapa langkah
dari tempatnya semula. Soekarno mendekati mikrofon. Dengan suaranya yang lantang dan
mantap, Soekarno pun membacakan pidato pendahuluan sebelum beliau membacakan teks
proklamasi.
Pidato Soekarno :
PROKLAMASI
Kami bangsa Indonesia dengan ini menyatakan Kemerdekaan bangsa Indonesia. Hal-hal yang
mengenai pemindahan kekuasaan dan lain-lain, diselenggarakan dengan cara saksama dan
dalam tempo yang sesingkat-singkatnya
Soekarno-Hatta
Kemudian di kibarkanlah bendera Sang Saka Merah Putih diiringi lagu Indonesia
Raya. Hadirin turut menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia tersebut.
Peristiwa Proklamasi ini memang hanya berlangsung sebentar. Namun. Peristiwa itu
telah megubah segala sendi kehidupan bangsa Indonesia. Peristiwa Proklamasi Kemerdekaan
telah menjadi momentum puncak perjuangan Bangsa Indonesia. Oleh karena itu, kita sebagai
generasi penerus bangsa harus berprestasi dalam rangka mengisi kemerdekaan tersebut,
bukan malah menodainya. Kita harus bisa membalas budi para pejuang Tanah Air jaman
dahulu dengan cara mempertahankan kemerdekaan ini !