Anda di halaman 1dari 14

Teks 1 :

Drama peristiwa rengasdengklok sampai kemerdekaan

Pada tanggal 14 Agustus 1945 Jepang menyerah tanpa syarat kepada sekutu.Berita
tentang kekalahan tersebut sangat dirahasiakan oleh Jepang bahkan semua stasiun
radio disegel oleh Jepang tetapi tokoh golongan muda yakni Sutan Sjahrir, Wikana,
Darwis, dan Chaerul Saleh mendengar kabar ini melalui radio BBC.

Adegan              : (Sutan Syahrir, Wikana, Darwis dan Chaerul Saleh sedang
mendengarkan radio)

Sutan syahrir : “Barusan, Saya mendengar berita dari radio BBC London di Bandung yang
menginformasikan Jepang menyerah kepada Sekutu, berarti di indonesia terjadi kekosongan
kekuasaan.

Chairul Shaleh : "Kalau begitu, kita harus mendesak golongan tua terutama bung Karno
untuk segera memproklamirkan kemerdekaan!”

Sukarni:" Benar itu, Jepang sudah tak ada wewenang lagi di negeri kita. Kita harus
memanfaatkan momen ini !"

Wikana :”Betul sekali kawan.”

Sutan Syahrir :”Tetapi jangan sampai Proklamasi kemerdekaan diproklamirkan oleh PPKI.”

Choirul Shaleh :”Kenapa kau berpendapat demikian sobat?”

Sutan Syahrir :”Karena PPKI adalah badan bentukan Jepang!.Kita tidak ingin ada campur
tangan Jepang dalam Proklamasi Kemerdekaan!”

Wikana : “Maka dari itu, mari kita sepakat untuk menolak segala bentuk " hadiah"
kemerdekaan dari Jepang karena kita akan menyusun kemerdekaan sendiri.”

Darwis : “Bung Syahrir benar, Kemerdakaan itu adalah hak dan persoalan rakyat yang harus
segera diproklamasikan. Mari kita semua meminta kepada Ir. Soekarno dan Bung Hatta untuk
memutuskan segala hubungan dengan Jepang.”

Sukarni: Tepat sekali . Kalau begitu, bung Wikana dan Chairul, kalian harus pergi ke
kediaman Soekarno untuk menyampaikan kabar ini.Saya dan yang lainnya akan
memerintahkan anggota pemuda lainnya untuk merebut kekuasaan dari Jepang.

Tanggal 14 Agustus 1945 Syahrir, Wikana,Wikana dan Darwis tiba di kediaman


Soekarno di Jalan Pegangsaan Timur No. 56. Jakarta, sekitar pukul 21.00. WIB.
Keduanya menyampaikan hasil-hasil keputusan rapat. Pada pertemuan itu, datang
beberapa tokoh nasionalis seperti Moh. Hatta, Iwa Kusumasumantri, Samsi, Buntaran,
Sudiro dan Ahmad Subardjo.

Sukarno:”Silahkan masuk.Ada maksud apa saudara-saudara datang kemari.”(bung Karno


mempersilahkan masuk dan duduk di ruang tamu).
Syahrir: "Saya mendengar berita Jepang menyerah kepada Sekutu di Radio BBC London di
Bandung. Maka dari itu tadi siang kami dari golongan para pemuda berkumpul mengadakan
rapat dan hasilnya adalah,semua pemuda setuju agar Bung Soekarno dan Bung Hatta segera
menyusun kemerdekaan Indonesia.”

Ir. Soekarno       : “Kita tidak bisa begitu saja memproklamasikan kemerdekaan. Kita harus
membicarakan dalam rapat PPKI.”

Sultan Syahrir         : “Kita tidak mungkin membicarakannya dalam rapat PPKI, karena PPKI
dibentuk oleh Jepang dan kemerdekaan Indonesia haruslah dari usaha rakyat Indonesia bukan
pemberian bangsa lain.”

Moh.Hatta               : “Bukan begitu, kita memang seharusnya membicarakannya dalam rapat


PPKI. Karena PPKI adalah badan yang bertugas mempersiapkan kemerdekaan.

Chairul Shaleh: Apakah kita harus menunggu janji Jepang untuk memerdekakan bangsa ini ?
Kita bisa, Bung . Kita harus bangkit dan memproklamirkan kemerdekaan sendiri . Mengapa
harus menunggu janji manis itu? Jepang sendiri bahkan telah kalah dalam “Perang Suci”
nya !

Soekarno: Kekuatan segelintir ini takkan mampu mengalahkan armada perang milik Jepang !
Coba kau perlihatkan padaku, mana bukti kekuatan yang diperhitungkan itu ? Apa
tindakanmu untuk menyelamatkan wanita dan anak-anak jika ternyata terjadi pertumpahan
darah ? Bagaimana cara kita nanti untuk mempertahankan kemerdekaan ? Coba bayangkan,
bagaimana kita akan tegak di atas kekuatan sendiri.

Wikana: Tapi semakin cepat kita memproklamasikan kemerdekaan akan semakin cepat pula
kita mengakhiri penderitaan rakyat yang sudah ditanggungselama ini.. Inilah yang sudah
ditunggu-tunggu bangsa kita, Bung.

Moh. Hatta: Baiklah. Tapi berikan kami waktu untuk berunding sebentar.

Darwis              :”Baik kalau begitu, kami mohon diri”

Akhirnya karena masing-masing mempertahankan pendapatnya keempat orang


golongan muda tersebut berpamitan kepada bung Karno.Syahrir, wikana, Darwis dan
Saleh berpamitan dan bergegas meninggalkan kediaman Bung Karno dengan wajah
kesal.

Kemudian para anggota golongan tua yang berada di kediaman Soekarno langsung
membicarakan permasalahan tersebut.

Moh. Hatta: Bagaimana ini ? Para pemuda menuntut untuk segera memproklamasikan
kemerdekaan.

Soekarno: Tapi kita tidak boleh gegabah, Bung. Kita butuh waktu untuk mempersiapkan
semuanya dengan matang agar tidak terjadi sesuatu yang tidak diinginkan.
Mr. Soebardjo: Saya setuju. Menurut saya, yang terpenting sekarang adalah menghadapi
Sekutu yang hendak berniat kembali berkuasa di negeri ini. Selain itu, masalah kemerdekaan
sebaiknya dibicarakan lagi dalam sidang PPKI 18 Agustus mendatang.

Iwa Kusumasumantri: Lalu bagaimana dengan pendapat golongan muda ? Apa kita abaikan
saja ?

Sudiro : Ya, lagipula mereka masih muda, pemikiran mereka terlalu pendek. Kita harus
melihat ke depan, mempersiapkannya dengan matang. Kalau tidak bagaimana nanti jika
semuanya berantakan?

Iwa Kusumasumantri: Baiklah , Bung. Berarti kita semua sudah sepakat.

Dengan demikian usaha para pemuda dengan juru bicara Sutan Syahrir untuk
membujuk Ir. Soekarno agar segera memproklamasikan kemerdekaan mengalami
kegagalan.

Tanggal 16 Agustus 1945 pada pukul 24.00 golongan muda melakukan rapat di Asrama
Baperpi, Jalan Cikini 71. Dalam rapat itu diputuskan untuk mengungsikan Sukarno
dan Hatta ke Rengasdengklok. Tujuannya adalah agar Ir. Soekarno dan Drs. Moh.
Hatta tidak terpengaruh oleh Jepang.Pada pukul 04.00 tanggal 16 Agustus 1945 Ir.
Soekarno dan Moh. Hatta dibawa oleh sekelompok pemuda menuju Rengasdengklok.
Rombongan ini berangkat dari kediaman Soekarno yang dikawal oleh pasukan PETA
di bawah pimpinan Sudanco Singgih.

Chairul Shaleh: Assalamualaikum ..

Moh. Hatta: Waalaikumsalam. Ada apa Saudara datang sepagi ini ?

Darwis: Kami bermaksud membawa Anda dan Soekarno untuk ikut kami menuju tempat
pengasingan.

Soekarno: Tempat pengasingan ? Apa yang Saudara maksudkan ?

Chairul Shaleh: Ya, kami akan membawa kalian untuk diasingkan agar terhindar dari
pengaruh dan ancaman bentrok antara rakyat dan Jepang.

Moh. Hatta: Baiklah, kami akan ikut.


Darwis: Sebaiknya Ibu Fatmawati dan anak Anda turut serta, Bung. Untuk menjamin
keselamatan mereka.

Soekarno: Baiklah, saya akan mengajak mereka.


Hilangnya Soekarno dan Moh. Hatta secara misterius pagi itu,menimbulkan kepanikan di
kalangan para pemimpin di Jakarta. Peristiwa ini baru diketahui oleh Mr. Ahmad Soebardjo
pukul 08.00 pagi.

Mr. Soebardjo: Apakah Saudara tahu keberadaan Soekarno dan Bung Hatta ?

Wikana: Maaf, saya tidak tahu, Bung.


Mr. Soebardjo: Katakanlah kepadaku dimana mereka sekarang, dan aku akan menjamin
keselamatan mereka ketika kembali ke Jakarta, aku juga akan memberikan jaminan, bahwa
Proklamasi Kemerdekaan akan diumumkan pada tanggal 17 Agustus 1945, selambat-
lambatnya pukul 12.00.

Wikana: Baiklah, kami akan menunjukkan tempatnya, di Rengasdengklok.

Setelah mendapat beberapa kesepakatan. Diutuslah Yusuf Kunto untuk mengantar


Ahmad Soebardjo dan Sudiro ke Rengas Dengklok.Setelah sampai disana Mr. Ahmad
Soebardjo, akhirnya menjemput Ir. Soekarno dan kawan-kawan. Selain itu Mr. Ahmad
Soebardjo berhasil menyakinkan para pemuda untuk tidak berburu- buru
memproklamasikan kemerdekaan.
Sekitar pukul 23.00 romobongan Ir. Soekarno sampai di Jakarta untuk sesaat pulang
ke tempat masing-masing, lalu langsung menuju rumah Laksamana Maeda untuk
merumuskan naskah proklamasi.
Tanggal 16 Agustus 1945 pukul 23.00 WIB, rombongan tiba di Jakarta.

Mr. Soebardjo: Bagaimana kita membicarakan naskah proklamasi untuk mendeklarasikan


kemerdekaan kita ?

Chairul Shaleh: Kita butuh tempat untuk membahasnya, Bung. Tapi hari sudah malam dan
pihak Jepang tak mungkin mengizinkan kita melakukan kegiatan sekarang, apalagi jika
mereka tahu bahwa kita hendak membicarakan rencana proklamasi.

Mr. Soebardjo: Saya punya ide. Kita akan meminjam rumah perwira Jepang, Laksamana
Maeda.

Ketika Ir. Soekarno dan Moh. Hatta datang ke rumah Laksamana Maeda,di sana
sudah menanti B.M Diah dan surat kabar Asia Raya, Semaun Bakri dari Jawa
Kokokai, Sayuti Melik, Iwa Kusumasumantri dan para anggota PPKI.

Sementara itu, Ahmad Subardjo dan Iwa Kusuma sumantri mendatangi kediaman
para pemuda untuk mengajak mereka ke rumah Laksamana Maeda.

Laksamana Meda : “Silahkan masuk, Bapak-bapak!”

Dr. Moch. Hatta: “Tunggu dulu, Bagaimana mungkin kita akan merumuskan suatu teks
proklamasi di rumah seorang Laksamana Jepang”

Laksamana Maeda: “Tenanglah, silahkan masuk semua, saya menjamin selama berada di
rumah saya, anda sekalian akan terjamin keselamatannya"

Ir. Soekarno: “Baiklah, diruangan mana kita dapat merumuskannya”

Laksamana Maeda: “Silahkan anda berdiskusi di ruang makan.Saya akan pergi istirahat
dulu."

Chairul Shaleh : Terimakasih, Pak Perwira.


Ir. Soekarno : “ Kita mulai sekarang saja, bagaimana usulan kalian tentang naskah proklamasi
yang akan kita bahas?”

Hening sejenak …

Ir. Soekarno : “ Untuk mempersingkat waktu, saya sudah memiliki konsep teks proklamasi.”

A. Soebarjo : “ Oh, kalau begitu, bersediakah anda membacakannya?”

Ir. Soekarno : “ Baiklah, dengan senang hati.” (membacakan konsep teks proklamasi)“

A.Soebarjo : (mengacungkan jari tangan) “ Bagaimana jika kalimat pertama dalam teks
Proklamasi diambil dari rumusan BPUPKI”

Ir. Soekarno : “Ya, baiklah. Lalu, rumusan apa yang akan diambil?”

A.Soebarjo : “ Bagian yang merupakan pernyataan bangsa Indonesia untuk menentukan


Nasibnya sendiri.”

Ir. Soekarno : “Baiklah, ide yang bagus.” (menulis usulan A. Soebarjo) “Ada usulan lain?”

Moh. Hatta : (mengacungkan jari tangan) “Bagaimana jika kalimat kedua diubah menjadi
pengalihan kekuasaan?”

Ir.Soekarno : “ Ya, itu lebih baik dan saya juga setuju.”

Moh. Hatta : “ Lalu atas nama siapa proklamasi ini? “

Ir. Soekarno : “ Karena ini semua berkat jasa-jasa Indonesia berarti “Atas nama bangsa
Indonesia”

Moh.Hatta : “ Ide yang bagus, bung.”


Ir.Soekarno : “ Bagaimana menurut kalian?”

Peserta rapat : “ Ya, kami setuju.”

Soekarno : “ Lalu siapa yang akan menandatangani teks proklamasi ini?”

Moh.Hatta : “Bagaimana jika dibuat seperti Declaration of Independence America.”

B.M.Diah : “Bagaimana maksudnya?”

Moh.Hatta : “Maksud saya teks tersebut ditandatangani oleh semua yang hadir malam ini.”

Chaerul S. : “Saya tidak setuju jika teks tersebut ditandatangani oleh anggota PPKI”

Soekarno : “Kenapa Anda tidak setuju?”

Chaerul S. : “Menurut saya PPKI dibentuk oleh Jepang dan anggotanya diangkat olehJepang
padahal kemerdekaan ini kita dapatkan atas usaha bangsa kita sendiri.”
Soebardjo : “Ya, saya sependapat dengan anda.”

Soekarno : “ Lalu siapa yang akan menandatangani teks tersebut?”

Sukarni : “Bagaimana jika teks proklamasi ditandatangani oleh Ir.Soekarno


danDrs.Moh.Hatta sebagai wakil bangsa Indonesia.”

Chaerul S : “Ya, saya setuju dengan pendapat Sukarni.”

Soekarno : “ Baiklah, saya bersedia. Lalu, bagaimana dengan bung Hatta? ”

Moh.Hatta : “ Ya, dengan senang hati.”

Soekarno : “ Baiklah jika Bung Hatta setuju.

Naskah tersebut diserahkan kepada Sayuti Melik untuk diketik, dan penandatanganan
akan dilakukan setelah naskah selesai diketik.

Ir.Soekarno : “ Bung, tolong ketikkan naskah ini"

Sayuti Melik : “ Baik bung, dengan senang hati"

Sesudah naskah teks proklamasi diterima oleh Sayuti Melik, Beliau mengubah
beberapa kata yang ejaannya dianggap kurang tepat.Beberapa kata yang diubah yaitu,
kata tempoh menjadi tempo, dan kata Djakarta 17-8-45 menjadi Djakarta hari 17
bulan 8 tahun 05.

Setelah selesai diketik, hari itu juga tepatnya hari Jum’at tanggal 17 Agustus 1945
pembacaan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia akan dilaksanakan di lapangan
ikada,namun karena alasan keamanan maka dipindah di kediaman Ir. Soekarno Jl.
Pegangsaan Timur No. 56, pukul 10.00. Para undangan dan warga Jakarta pun
berbondong-bondong menuju kediaman Bung Karno tersebut.

Pada saat yang sama, Soekarno dan Ibu Fatmawati sampai di kediaman mereka dan
berbincang sejenak.

Soekarno: Alhamdulillah akhirnya semua berjalan dengan lancar. Terimakasih ibu telah
menemani saya di saat-saat yang cukup menguras pikiran ini.

Ibu Fatmawati: Iya, terimakasih Gusti Allah yang telah memberikan jalan pada bangsa kita
untuk memproklamasikan kemerdekaan. Oh iya pak, apakah kalian sudah merencanakan
bagaimana proklamasi besok akan berlangsung ?

Soekarno: Sudah, kita akan melaksanakan upacara bendera, yang nanti akan di iringi lagu
Indonesia Raya karya Bung Supratman.

Ibu Fatmawati: Bukankah kita belum punya bendera ? lantas bagaimana ?

Soekarno: Ya ampun , Bapak sampai lupa, Bu. Kalau begitu bagaimana jika Ibu saja yang
menjahitkan bendera ?
Ibu Fatmawati: Tapi Ibu tidak punya kain, Pak. Kain yang ada hanya kain merah dan putih.
Apa tidak apa-apa?

Soekarno: Tentu saja. Buatlah bendera yang sederhana. Yang penting kita sudah berusaha
untuk menyediakannya.

Ibu Fatmawati: Baiklah, Pak. Dan, Ibu punya ide. Kita namakan saja bendera nya “Sang Saka
Merah Putih”. Bagaimana ?

Soekarno: Ide yang bagus. Ya, bendera pusaka “Sang Saka” dan warna nya merah putih ,
menjadi “Sang Saka Merah Putih” , Brilian !

Ibu Fatmawati: Ya sudah, sebaiknya Bapak bersiap sana. Menyusun pidato yang nantiakan
bapak bacakan.

Proklamasi KemerdekaanHari Jum’at pada tanggal 17 Agustus 1945 pukul 10.00 WIB
di Jl. Pegangsaan Timur No.56 , dilangsungkan proklamasi kemerdekaan
Indonesia.Sesaat sebelum upacara dimulai…

Soekarno: Trimurti, tolong Anda kibarkan bendera Merah Putih ini sebagai tanda awal
kejayaan bangsa ini. (sambil menyerahkan bendera)

Trimurti: Siap, Bung. Saya akan menyuruh anak didik saya untuk mengibarkannya.
(memanggil Suhud dan Latief) Hei, kalian ! Jaga baik-baik bendera ini. Kalian mendapat
kehormatan untuk mengibarkanbendera ini untuk pertama kalinya dalam sejarah Indonesia.

Latief dan Suhud: Siap, Komandan ! Kami tak akan mengecewakan Anda.

Suasana menjadi sangat hening. Soekarno dan Hatta dipersilahkan maju beberapa
langkah dari tempatnya semula. Soekarno mendekati mikrofon. Dengan suaranya yang
lantang dan mantap, Soekarno pun membacakan pidato pendahuluan sebelum beliau
membacakan teks proklamasi.

                PROKLAMASI
Kami bangsa Indonesia dengan ini menyatakan Kemerdekaan bangsa Indonesia.
Hal-hal yang mengenai pemindahan kekuasaan dan lain-lain, diselenggarakan dengan cara
saksama dan dalam tempo yang sesingkat-singkatnya

   Jakarta, hari 17 bulan 8 tahun 45“


       Atas nama bangsa Indonesia
                                                                                                                                                 
Soekarno-Hatta

Kemudian di kibarkanlah bendera Sang Saka Merah Putih diiringi lagu Indonesia
Raya. Hadirin turut menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia tersebut.
Teks 2 :

(NASKAH DRAMA) PERISTIWA RENGASDENGKLOK

PERISTIWA RENGASDENGKLOK
Pada 15 Agustus 1945, di Laboratorium Bakteriologi (Jakarta
Pusat) diadakan pertemuan beberapa pemuda dan mahasiswa.
Pemimpin pertemuan tersebut adalah Sukarni dan Chaerul Shaleh.

ADEGAN 1
Sukarni : “Apakah kalian sudah mendengar berita
terbarunya?”
Para pemuda : “Belum. Memangnya apa itu, Bung?”
Sukarni : “Barusan, Saya dan Sutan Syahrir mendengar berita
dari radio
BBC London di Bandung yang menginformasikan Jepang
menyerah kepada Sekutu.”
Chairul Shaleh : “Berarti, keadaan kita semua sedang penuh
kekuatan.”
Sukarni : “Benar. Demikian, Saya mengumpulkan kalian semua
disini untuk
membahas keadaan kali ini. Kita memanfaatkan keadaan ini,
untuk segera menyusun kemerdekaan.”
Darwis : “Maka dari itu, mari kita sepakat untuk menolak
segala bentuk
‘hadiah’ kemerdekaan dari Jepang karena kita akan menyusun
kemerdekaan sendiri.”
Wikana : “Bung Darwis benar, Kemerdakaan itu adalah hak
dan persoalan
rakyat yang harus segera diproklamasikan. Mari kita semua
meminta kepada Ir. Soekarno dan Bung Hatta untuk
memutuskan segala hubungan dengan Jepang.”
Sutan Syahrir : “Baiklah, Jika kalian semua setuju, bagaimana jika
saudara
Wikana dan Darwis menemui kedua tokoh
tersebut untuk membicarakan lebih lanjut dan menyampaikan
keputusan kita semua. Bagaimana kalau rapat siang ini, kita
tutup
sampai disini saja. Kalian semua, bisa pulang ke kediaman
masing-
masing dan menunggu Soekarno dan Bung Hatta angkat
suara.”
Wikana : “Baiklah kalau begitu, Bung. Sampai jumpa besok
pagi.
Kami pergi dulu. Terimakasih atas informasinya.”
(menjabat tangan Sukarni dan Chairul Shaleh)
Para Pemuda : (Berjabat tangan satu-satu dengan Sukarni dan
Chairul
Shaleh)
Wikana : “Assalamu’alaikum”
Sukarni : “Wa’alaikumsalam”

ADEGAN 2:
Wikana dan Darwis tiba di kediaman Soekarno di Jalan
Pegangsaan Timur No. 56. Jakarta, sekitar pukul 21.00. WIB.
Keduanya menyampaikan hasil-hasil keputusan rapat. Pada
pertemuan itu, datang beberapa tokoh nasionalis seperti Moh.
Hatta, Iwa Kusumasumantri, Samsi, Buntaran, Suidro dan Ahmad
Subardjo.

Wikana : “Assalamu’alaikum”
Ir. Soekarno : “Wa’alaikumsalam. Ada apa gerangan saudara
kemari?
Mari masuk.”
Wikana & Darwis: (duduk)
Darwis : “Begini, Bung. Tadi, Saudara Chairul Shaleh dan
Sukarni mendengar berita Jepang menyerah kepada
Sekutu di Radio BBC London di Bandung. Maka dari
itu tadi siang kami dari golongan para pemuda
berkumpul mengedakan rapat dan hasilnya adalah,
semua pemuda setuju agar Bung Soekarno dan Bung
Hatta segera menyusun kemerdekaan Indonesia.”
Moh. Hatta : “Apa yang dikatakan oleh Saudara Darwis benar.
Namun sebaiknya hal tersebut harus direncanakan dan
diputuskan dahulu oleh PPKI.”
Wikana : “Namun sebaiknya Bung Hatta dan Bung Soekarno
harus memutuskan hubungan apapun yang berkaitan
dengan Jepang. Sebab, kemerdekaan adalah hak kita,
Bung. Bukan hak Jepang. Maka dari itu kami kemari
dengan mendesak agar proklamasi kemerdekaan
dinyatakan langsung esok hari, tepat pada tanggal 16
Agustus tahun 1945.”
Ir. Soekarno : “Baiklah, Baiklah. Untuk sementara itu, Saudara
Darwis dan Wikana pulang dulu ke kediaman
masing-
masing. Saya akan merundingkannya kembali dengan yang
lainnya.”
Darwis : “Baiklah Terimakasih. Kami pergi dulu,
Assalamu’alaikum”
Ir. Soekarno : “Wa’alaikumsalam.”

Darwis dan Wikana pun pulang ke kediaman masing-masing.


Sementara itu, para Golongan Tua tetap berkumpul di kediaman Ir.
Soekarno untuk merundingkan hasil rapat Para Pemuda yang
telah dibicarakan oleh Wikana dan Darwis tadi.

Bung. Hatta : “Apa pendapat saudara sekalian mengenai hasil


rapat para pemuda
tadi?”
Ir. Soekarno : “Kemungkinan kita tak dapat memenuhi
permintaan para pemuda
tersebut, karena hal itu sangat mendadak dan terlalu terburu buru.”
Ahmad Subardjo : “Benar. Sebaiknya kita jangan gegabah dalam
mengambil
keputusan. Menurut saya, sebaiknya kita
mempertahankan PPKI
dahulu dan mengadakan sidang kembali.”
Ir. Soekarno : “Baiklah, pada tanggal 16 Agustus 1945
direncanakan akan
diadakan sidang PPKI untuk membicarakan
Proklamasi
Kemerdekaan Indonesia. Rapat kali ini selesai sampai disini.”

Sementara itu, menjelang 16 Agustus 1945, tepat pukul 24.00 WIB


di Asrama Baperpi, Cikini 71 Jakarta, para pemuda berkumpul
yang dihadiri oleh Sukarni, Jusuf Kunto, Dr. Muwardi, cudanco
Singgih, dan Chaerul Shaleh.

Chaerul Shaleh : “Begini, menurut laporan Wikana dan Darwis


setelah bertemu
Soekarno dan Bung. Hatta, nampaknya golongan
tua takkan
mensetujui kita walaupun sudah didesak seperti tadi. Kita harus
mempunyai jalan keluar dari semua ini.”
Sukarni : “Benar sekali. Ada saran?”
Cudanco Singgih : “Bagaimana kalau kita mengasingkan Ir.
Soekarno dan Bung.
Hatta keluar dari Jakrta dengan tujuan untuk menjauhkan
mereka
dari pengaruh Jepang? Bagaimana?”
Jusuf Kunto : “Dimana kita akan mengasingkan mereka, Bung?”
Cudanco Singgih : “Bagaimana jika Rengasdengklok, suatu kota
di Kawedanan di
Karawang? Karena tempat ini merupakan markas
PETA di bawah
cudanco Subeno, dan letaknya dibawah komando PETA
Purwakarta yang mempunyai hubungan erat dengan Daidan
PETA di Jakarta.”

Para permuda pun mensetujui ide cudanco Singgih tersebut. Tepat


pukul 04.00 WIB, Ir. Soekarno dan Moh. Hatta dibawa oleh
sekelompok pemuda menuju Rengasdengklok. Rombongan ini
berangkat dari kediaman Soekarno yang dikawal oleh pasukan
PETA di bawah pimpinan cudanco Singgih.

BRAKK! (Pintu di dobrak)


Chaerul Shaleh : (Membungkam mulut Soekarno, menyeret paksa
lalu
membawanya ke kapal)
Sukarni : (Membungkam mulut Bung. Hatta, menyeret paksa
lalu
membawanya ke kapal)

Rombongan Ir. Soekarno dan Moh. Hatta tiba di Rengasdengklok


dengan selamat pada pagi hari tanggal 16 Agustus 1945. Soekarno-
Hatta berada sehari penuh di Rengasdengklok.

Sukarni : “Begini, sebelumnya maaf kami membawa saudara


sekalian dengan
paksa kemari. Kami tak bisa menunggu lebih lama lagi untuk
kemerdekaan Indonesia. Jadi mohon pertimbangkan kembali.”
Soekarno : “Mohon bersabar, Bung Sukarni. Kami tahu para
golongan muda tak
sabar, namun semua butuh waktu.”
Moh. Hatta : “Benar sekali. Kami akan mengusahakan semuanya dan
secepatnya.
Saudara tidak usah khawatir dengan semuanya.”

Upaya pemuda untuk menekan Ir. Soekarno dan Moh. Hatta tidak
berhasil. Karena wibawa dan kharismatik keduanya, para pemuda
merasa segan untuk melakukan penekanan.

ADEGAN 3
Akhirnya Ir. Soekarno mengadakan pembicaraan dengan cudanco
Singgih mengenai segeranya proklamasi dilaksanakan.

Soekarno : “Begini, saya akan secepatnya melakukan proklamasi


kemerdekaan
Republik Indonesia dengan segera setelah kembali ke Jakarta.
Saya
berjanji.”
C. Singgih : “Baiklah, saya akan cepat kembali ke Jakarta dan menyampaikan
rencana proklamasi kepada rekan-rekan dan pemimpin yang ada di
Jakarta. Sebelumnya, Terimakasih banyak, Saudara Soekarno.”

Di Jakarta...

Ahmad Subardjo: “Bagaimana, saudara Wikana? Apakah saudara


setuju proklamasi
tersebut dilaksanakan di Jakarta?”
Wikana : “Baiklah, saya setuju. Setelah ini, Jusuf Kunto akan
mengantarkan
saudara dan sekretaris pribadi anda pergi ke Rengasdengklok untuk
menjemput Soekarno dan Hatta.”

Dan sepakatlah para Golongan Tua dan Para pemuda, Proklamasi


akan dilaksanakan di Jakarta. Semula Sukarni menolak
pelaksanaan Proklamasi tersebut di Jakarta, namun setelah Ahmad
Subardjo memberikan Jaminan, Sukarni menyatakan
kesetujuannya. Diputuskan pada malam itu juga agar semuanya
kembali ke Jakarta.

Sekitar oukul 23.00 WIB, rombongan dari Rengasdengklok tiba di


Jakarta. Ketika Ir. Soekarno dan Moh. Hatta datang ke rumah
Laksamana Maeda, di sana sudah menanti B.M Diah dan surat
kabar Asia Raya, Semaun Bakri dari Jawa Kokokai, Sayuti Melik,
Iwa Kusumasumantri dan para anggota PPKI.

ADEGAN 4

Sementara itu, Ahmad Subardjo dan Iwa Kusumasumantri


mendatangi kediaman para pemuda untuk mengajak mereka ke
rumah Laksamana Maeda.

Ahmad Subardjo: “Assalamu’alaikum”


Wikana : “Wa’alaikumsalam. Ada apa saudara Ahmad Subardjo dan Iwa
Kusumasumantri kemari?”
Iwa Kusumasumantri: “Kami datang kemari untuk mengajak saudara
sekalian ke
rumah Laksamana Maeda yang disana sudah datang Ir. Soekarno,
Moh. Hatta dan angota-anggota PPKI lainnya. Mohon datang.”
Sukarni : “Tidak, kami tak akan kesana. Bukankah tak ada
kesepakatan
sama sekali untuk ke kediaman Laksamana Maeda?”
Wikana : “Saudara Sukarni benar, kami tidak ada perjanjian
untuk memakai
rumah Laksamana Maeda terlebih dahulu.”
Ahmad Subardjo: “Bukan begitu, Saudara wikana. Hal ini dilakukan
untuk
mencegah gangguan dan halangan Kempetai Jepang. Jadi
kami
mohon dengan sangat, kalian datang dan ikut berunding.
Miniman
wakil dari kalian saja.”

Kemudian Para Pemuda sepakat bahwa yang akan datang


hanyalah Chaerul Shaleh dan Sukarni sebagai wakil para pemuda.
Sedangkan anggota PPKI banyak yang hadir dalam perumusan
teks proklamasi di rumah Laksamana Maeda tersebut.
***TAMAT***

Anda mungkin juga menyukai