Anda di halaman 1dari 7

Kelompok 3

Kelas XI IPA 6

Anggota :

 Alycia hiko sebagai M soebarjo,dan wikana


 Dian nur hikmah sebagai Chaerul shaleh dan sudiro
 Fitriyani sebagai Iwa kusuma sumantri,B.M Diah,Laksamana maeda dan sayuti melik
 Ichirima aura Q.T sebagai M.hatta,dan Latief
 Maylafasya ratna .Y sebagai Sukarni dan Trimuti
 M. Rafli G sebagai Ir.Soekarno dan Darwis
 Nur indah.K sebagai Sutan syarir,Fatmawati dan Suhud

Rengasdengklok
Pada tanggal 14 Agustus 1945 Jepang menyerah tanpa syarat kepada sekutu.Berita tentang
kekalahan tersebut sangat dirahasiakan oleh Jepang bahkan semua stasiun radio disegel oleh
Jepang tetapi tokoh golongan muda yakni Sutan Sjahrir, Wikana, Darwis, dan Chaerul Saleh
mendengar kabar ini melalui radio BBC.

Adegan            : (Sutan Syahrir, Wikana, Darwis dan Chaerul Saleh sedang mendengarkan radio)

Sutan syahrir : “Barusan, Saya mendengar berita dari radio BBC London di Bandung yang
menginformasikan Jepang menyerah kepada Sekutu, berarti di indonesia terjadi kekosongan
kekuasaan.

Chairul Shaleh : "Kalau begitu, kita harus mendesak golongan tua terutama bung Karno untuk segera
memproklamirkan kemerdekaan!”

Sukarni:" Benar itu, Jepang sudah tak ada wewenang lagi di negeri kita. Kita harus memanfaatkan
momen ini !"

Wikana :”Betul sekali kawan.”

Sutan Syahrir :”Tetapi jangan sampai Proklamasi kemerdekaan diproklamirkan oleh PPKI.”

Choirul Shaleh :”Kenapa kau berpendapat demikian sobat?”

Sutan Syahrir :”Karena PPKI adalah badan bentukan Jepang!.Kita tidak ingin ada campur tangan
Jepang dalam Proklamasi Kemerdekaan!”
Wikana : “Maka dari itu, mari kita sepakat untuk menolak segala bentuk " hadiah" kemerdekaan dari
Jepang karena kita akan menyusun kemerdekaan sendiri.”

Darwis : “Bung Syahrir benar, Kemerdakaan itu adalah hak dan persoalan rakyat yang harus segera
diproklamasikan. Mari kita semua meminta kepada Ir. Soekarno dan Bung Hatta untuk memutuskan
segala hubungan dengan Jepang.”

Sukarni: Tepat sekali . Kalau begitu, bung Wikana dan Chairul, kalian harus pergi ke kediaman
Soekarno untuk menyampaikan kabar ini.Saya dan yang lainnya akan memerintahkan anggota
pemuda lainnya untuk merebut kekuasaan dari Jepang.

Tanggal 14 Agustus 1945 Syahrir, chaerul shaleh dan Wikana tiba di kediaman Soekarno di
Jalan Pegangsaan Timur No. 56. Jakarta, sekitar pukul 21.00. WIB. Keduanya menyampaikan
hasil-hasil keputusan rapat. Pada pertemuan itu, datang beberapa tokoh nasionalis seperti
Moh. Hatta, Iwa Kusumasumantri, Sudiro dan Ahmad Subardjo.

Sukarno:”Silahkan masuk.Ada maksud apa saudara-saudara datang kemari.”(bung Karno


mempersilahkan masuk dan duduk di ruang tamu).

Syahrir: "Saya mendengar berita Jepang menyerah kepada Sekutu di Radio BBC London di Bandung.
Maka dari itu tadi siang kami dari golongan para pemuda berkumpul mengadakan rapat dan hasilnya
adalah,semua pemuda setuju agar Bung Soekarno dan Bung Hatta segera menyusun kemerdekaan
Indonesia.”

Ir. Soekarno       : “Kita tidak bisa begitu saja memproklamasikan kemerdekaan. Kita harus
membicarakan dalam rapat PPKI.”

Sultan Syahrir         : “Kita tidak mungkin membicarakannya dalam rapat PPKI, karena PPKI dibentuk
oleh Jepang dan kemerdekaan Indonesia haruslah dari usaha rakyat Indonesia bukan pemberian
bangsa lain.”

Moh.Hatta               : “Bukan begitu, kita memang seharusnya membicarakannya dalam rapat PPKI.
Karena PPKI adalah badan yang bertugas mempersiapkan kemerdekaan.

Chairul Shaleh: Apakah kita harus menunggu janji Jepang untuk memerdekakan bangsa ini ? Kita
bisa, Bung . Kita harus bangkit dan memproklamirkan kemerdekaan sendiri . Mengapa harus
menunggu janji manis itu? Jepang sendiri bahkan telah kalah dalam “Perang Suci” nya !

Soekarno: Kekuatan segelintir ini takkan mampu mengalahkan armada perang milik Jepang ! Coba
kau perlihatkan padaku, mana bukti kekuatan yang diperhitungkan itu ? Apa tindakanmu untuk
menyelamatkan wanita dan anak-anak jika ternyata terjadi pertumpahan darah ? Bagaimana cara kita
nanti untuk mempertahankan kemerdekaan ? Coba bayangkan, bagaimana kita akan tegak di atas
kekuatan sendiri.

Wikana: Tapi semakin cepat kita memproklamasikan kemerdekaan akan semakin cepat pula kita
mengakhiri penderitaan rakyat yang sudah ditanggungselama ini.. Inilah yang sudah ditunggu-tunggu
bangsa kita, Bung.

Moh. Hatta: Baiklah. Tapi berikan kami waktu untuk berunding sebentar.

Wikana            :”Baik kalau begitu, kami mohon diri”


Akhirnya karena masing-masing mempertahankan pendapatnya keempat orang golongan
muda tersebut berpamitan kepada bung Karno.Syahrir, wikana dan Saleh berpamitan dan
bergegas meninggalkan kediaman Bung Karno dengan wajah kesal.

Kemudian para anggota golongan tua yang berada di kediaman Soekarno langsung
membicarakan permasalahan tersebut.

Moh. Hatta: Bagaimana ini ? Para pemuda menuntut untuk segera memproklamasikan kemerdekaan.

Soekarno: Tapi kita tidak boleh gegabah, Bung. Kita butuh waktu untuk mempersiapkan semuanya
dengan matang agar tidak terjadi sesuatu yang tidak diinginkan.

Mr. Soebardjo: Saya setuju. Menurut saya, yang terpenting sekarang adalah menghadapi Sekutu yang
hendak berniat kembali berkuasa di negeri ini. Selain itu, masalah kemerdekaan sebaiknya
dibicarakan lagi dalam sidang PPKI 18 Agustus mendatang.

Iwa Kusumasumantri: Lalu bagaimana dengan pendapat golongan muda ? Apa kita abaikan saja ?

Sudiro : Ya, lagipula mereka masih muda, pemikiran mereka terlalu pendek. Kita harus melihat ke
depan, mempersiapkannya dengan matang. Kalau tidak bagaimana nanti jika semuanya berantakan?

Iwa Kusumasumantri: Baiklah , Bung. Berarti kita semua sudah sepakat.

Dengan demikian usaha para pemuda dengan juru bicara Sutan Syahrir untuk membujuk Ir.
Soekarno agar segera memproklamasikan kemerdekaan mengalami kegagalan.

Tanggal 16 Agustus 1945 pada pukul 24.00 golongan muda melakukan rapat di Asrama
Baperpi, Jalan Cikini 71. Dalam rapat itu diputuskan untuk mengungsikan Sukarno dan Hatta
ke Rengasdengklok. Tujuannya adalah agar Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta tidak
terpengaruh oleh Jepang.Pada pukul 04.00 tanggal 16 Agustus 1945 Ir. Soekarno dan Moh.
Hatta dibawa oleh sekelompok pemuda menuju Rengasdengklok. Rombongan ini berangkat
dari kediaman Soekarno yang dikawal oleh pasukan PETA di bawah pimpinan Sudanco
Singgih.

Chairul Shaleh: Assalamualaikum ..

Moh. Hatta: Waalaikumsalam. Ada apa Saudara datang sepagi ini ?

Darwis: Kami bermaksud membawa Anda dan Soekarno untuk ikut kami menuju tempat
pengasingan.

Soekarno: Tempat pengasingan ? Apa yang Saudara maksudkan ?

Chairul Shaleh: Ya, kami akan membawa kalian untuk diasingkan agar terhindar dari pengaruh dan
ancaman bentrok antara rakyat dan Jepang.

Moh. Hatta: Baiklah, kami akan ikut.


Darwis: Sebaiknya Ibu Fatmawati dan anak Anda turut serta, Bung. Untuk menjamin keselamatan
mereka.

Soekarno: Baiklah, saya akan mengajak mereka.


Hilangnya Soekarno dan Moh. Hatta secara misterius pagi itu,menimbulkan kepanikan di kalangan
para pemimpin di Jakarta. Peristiwa ini baru diketahui oleh Mr. Ahmad Soebardjo pukul 08.00 pagi.
Mr. Soebardjo: Apakah Saudara tahu keberadaan Soekarno dan Bung Hatta ?

Sukarni: Maaf, saya tidak tahu, Bung.

Mr. Soebardjo: Katakanlah kepadaku dimana mereka sekarang, dan aku akan menjamin keselamatan
mereka ketika kembali ke Jakarta, aku juga akan memberikan jaminan, bahwa Proklamasi
Kemerdekaan akan diumumkan pada tanggal 17 Agustus 1945, selambat-lambatnya pukul 12.00.

Sukarni: Baiklah, kami akan menunjukkan tempatnya, di Rengasdengklok.

Setelah mendapat beberapa kesepakatan. Diutuslah Yusuf Kunto untuk mengantar Ahmad
Soebardjo dan Sudiro ke Rengas Dengklok.Setelah sampai disana Mr. Ahmad Soebardjo,
akhirnya menjemput Ir. Soekarno dan kawan-kawan. Selain itu Mr. Ahmad Soebardjo berhasil
menyakinkan para pemuda untuk tidak berburu- buru memproklamasikan kemerdekaan.
Sekitar pukul 23.00 romobongan Ir. Soekarno sampai di Jakarta untuk sesaat pulang ke tempat
masing-masing, lalu langsung menuju rumah Laksamana Maeda untuk merumuskan naskah
proklamasi.
Tanggal 16 Agustus 1945 pukul 23.00 WIB, rombongan tiba di Jakarta.

Mr. Soebardjo: Bagaimana kita membicarakan naskah proklamasi untuk mendeklarasikan


kemerdekaan kita ?

Chairul Shaleh: Kita butuh tempat untuk membahasnya, Bung. Tapi hari sudah malam dan pihak
Jepang tak mungkin mengizinkan kita melakukan kegiatan sekarang, apalagi jika mereka tahu bahwa
kita hendak membicarakan rencana proklamasi.

Mr. Soebardjo: Saya punya ide. Kita akan meminjam rumah perwira Jepang, Laksamana Maeda.

Ketika Ir. Soekarno dan Moh. Hatta datang ke rumah Laksamana Maeda,di sana sudah menanti B.M
Diah dan surat kabar Asia Raya, Semaun Bakri dari Jawa Kokokai, Sayuti Melik, Iwa
Kusumasumantri dan para anggota PPKI.

Sementara itu, Ahmad Subardjo dan Iwa Kusuma sumantri mendatangi kediaman para
pemuda untuk mengajak mereka ke rumah Laksamana Maeda.

Laksamana Meda : “Silahkan masuk, Bapak-bapak!”

Dr. Moch. Hatta: “Tunggu dulu, Bagaimana mungkin kita akan merumuskan suatu teks proklamasi di
rumah seorang Laksamana Jepang”

Laksamana Maeda: “Tenanglah, silahkan masuk semua, saya menjamin selama berada di rumah saya,
anda sekalian akan terjamin keselamatannya"

Ir. Soekarno: “Baiklah, diruangan mana kita dapat merumuskannya”

Laksamana Maeda: “Silahkan anda berdiskusi di ruang makan.Saya akan pergi istirahat dulu."

Chairul Shaleh : Terimakasih, Pak Perwira.

Ir. Soekarno : “ Kita mulai sekarang saja, bagaimana usulan kalian tentang naskah proklamasi yang
akan kita bahas?”

Hening sejenak …
Ir. Soekarno : “ Untuk mempersingkat waktu, saya sudah memiliki konsep teks proklamasi.”

A. Soebarjo : “ Oh, kalau begitu, bersediakah anda membacakannya?”

Ir. Soekarno : “ Baiklah, dengan senang hati.” (membacakan konsep teks proklamasi)“

A.Soebarjo : (mengacungkan jari tangan) “ Bagaimana jika kalimat pertama dalam teks Proklamasi
diambil dari rumusan BPUPKI”

Ir. Soekarno : “Ya, baiklah. Lalu, rumusan apa yang akan diambil?”

A.Soebarjo : “ Bagian yang merupakan pernyataan bangsa Indonesia untuk menentukan Nasibnya
sendiri.”

Ir. Soekarno : “Baiklah, ide yang bagus.” (menulis usulan A. Soebarjo) “Ada usulan lain?”

Moh. Hatta : (mengacungkan jari tangan) “Bagaimana jika kalimat kedua diubah menjadi pengalihan
kekuasaan?”

Ir.Soekarno : “ Ya, itu lebih baik dan saya juga setuju.”

Moh. Hatta : “ Lalu atas nama siapa proklamasi ini? “

Ir. Soekarno : “ Karena ini semua berkat jasa-jasa Indonesia berarti “Atas nama bangsa Indonesia”

Moh.Hatta : “ Ide yang bagus, bung.”


Ir.Soekarno : “ Bagaimana menurut kalian?”

Peserta rapat : “ Ya, kami setuju.”

Soekarno : “ Lalu siapa yang akan menandatangani teks proklamasi ini?”

Moh.Hatta : “Bagaimana jika dibuat seperti Declaration of Independence America.”

B.M.Diah : “Bagaimana maksudnya?”

Moh.Hatta : “Maksud saya teks tersebut ditandatangani oleh semua yang hadir malam ini.”

Chaerul S. : “Saya tidak setuju jika teks tersebut ditandatangani oleh anggota PPKI”

Soekarno : “Kenapa Anda tidak setuju?”

Chaerul S. : “Menurut saya PPKI dibentuk oleh Jepang dan anggotanya diangkat olehJepang padahal
kemerdekaan ini kita dapatkan atas usaha bangsa kita sendiri.”

Soebardjo : “Ya, saya sependapat dengan anda.”

Soekarno : “ Lalu siapa yang akan menandatangani teks tersebut?”

Sukarni : “Bagaimana jika teks proklamasi ditandatangani oleh Ir.Soekarno danDrs.Moh.Hatta


sebagai wakil bangsa Indonesia.”

Chaerul S : “Ya, saya setuju dengan pendapat Sukarni.”

Soekarno : “ Baiklah, saya bersedia. Lalu, bagaimana dengan bung Hatta? ”


Moh.Hatta : “ Ya, dengan senang hati.”

Soekarno : “ Baiklah jika Bung Hatta setuju.

Naskah tersebut diserahkan kepada Sayuti Melik untuk diketik, dan penandatanganan akan
dilakukan setelah naskah selesai diketik.

Ir.Soekarno : “ Bung, tolong ketikkan naskah ini"

Sayuti Melik : “ Baik bung, dengan senang hati"

Sesudah naskah teks proklamasi diterima oleh Sayuti Melik, Beliau mengubah beberapa kata
yang ejaannya dianggap kurang tepat.Beberapa kata yang diubah yaitu, kata tempoh menjadi
tempo, dan kata Djakarta 17-8-45 menjadi Djakarta hari 17 bulan 8 tahun 05.

Setelah selesai diketik, hari itu juga tepatnya hari Jum’at tanggal 17 Agustus 1945 pembacaan
Proklamasi Kemerdekaan Indonesia akan dilaksanakan di lapangan ikada,namun karena
alasan keamanan maka dipindah di kediaman Ir. Soekarno Jl. Pegangsaan Timur No. 56, pukul
10.00. Para undangan dan warga Jakarta pun berbondong-bondong menuju kediaman Bung
Karno tersebut.

Pada saat yang sama, Soekarno dan Ibu Fatmawati sampai di kediaman mereka dan
berbincang sejenak.

Soekarno: Alhamdulillah akhirnya semua berjalan dengan lancar. Terimakasih ibu telah menemani
saya di saat-saat yang cukup menguras pikiran ini.

Ibu Fatmawati: Iya, terimakasih Gusti Allah yang telah memberikan jalan pada bangsa kita untuk
memproklamasikan kemerdekaan. Oh iya pak, apakah kalian sudah merencanakan bagaimana
proklamasi besok akan berlangsung ?

Soekarno: Sudah, kita akan melaksanakan upacara bendera, yang nanti akan di iringi lagu Indonesia
Raya karya Bung Supratman.

Ibu Fatmawati: Bukankah kita belum punya bendera ? lantas bagaimana ?

Soekarno: Ya ampun , Bapak sampai lupa, Bu. Kalau begitu bagaimana jika Ibu saja yang
menjahitkan bendera ?

Ibu Fatmawati: Tapi Ibu tidak punya kain, Pak. Kain yang ada hanya kain merah dan putih. Apa tidak
apa-apa?

Soekarno: Tentu saja. Buatlah bendera yang sederhana. Yang penting kita sudah berusaha untuk
menyediakannya.

Ibu Fatmawati: Baiklah, Pak. Dan, Ibu punya ide. Kita namakan saja bendera nya “Sang Saka Merah
Putih”. Bagaimana ?

Soekarno: Ide yang bagus. Ya, bendera pusaka “Sang Saka” dan warna nya merah putih , menjadi
“Sang Saka Merah Putih” , Brilian !

Ibu Fatmawati: Ya sudah, sebaiknya Bapak bersiap sana. Menyusun pidato yang nantiakan bapak
bacakan.
Proklamasi KemerdekaanHari Jum’at pada tanggal 17 Agustus 1945 pukul 10.00 WIB di Jl.
Pegangsaan Timur No.56 , dilangsungkan proklamasi kemerdekaan Indonesia.Sesaat sebelum
upacara dimulai…

Soekarno: Trimurti, tolong Anda kibarkan bendera Merah Putih ini sebagai tanda awal kejayaan
bangsa ini. (sambil menyerahkan bendera)

Trimurti: Siap, Bung. Saya akan menyuruh anak didik saya untuk mengibarkannya.(memanggil
Suhud dan Latief) Hei, kalian ! Jaga baik-baik bendera ini. Kalian mendapat kehormatan untuk
mengibarkanbendera ini untuk pertama kalinya dalam sejarah Indonesia.

Latief dan Suhud: Siap, Komandan ! Kami tak akan mengecewakan Anda.

Suasana menjadi sangat hening. Soekarno dan Hatta dipersilahkan maju beberapa langkah
dari tempatnya semula. Soekarno mendekati mikrofon. Dengan suaranya yang lantang dan
mantap, Soekarno pun membacakan pidato pendahuluan sebelum beliau membacakan teks
proklamasi.

                PROKLAMASI
Kami bangsa Indonesia dengan ini menyatakan Kemerdekaan bangsa Indonesia.
Hal-hal yang mengenai pemindahan kekuasaan dan lain-lain, diselenggarakan dengan cara saksama
dan dalam tempo yang sesingkat-singkatnya

   Jakarta, hari 17 bulan 8 tahun 45“


       Atas nama bangsa Indonesia
                                                                                                                                                  Soekarno-
Hatta

Kemudian di kibarkanlah bendera Sang Saka Merah Putih diiringi lagu Indonesia Raya.
Hadirin turut menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia tersebut.

Anda mungkin juga menyukai