Anda di halaman 1dari 4

DETIK-DETIK PERISTIWA PROKLAMASI

KEMERDEKAAN INDONESIA

SCENE 1 : KEKALAHAN JEPANG

Pada tanggal 6 dan 9 Agustus 1945, kota Hiroshima dan Nagasaki dijatuhi bom atom oleh
pesawat Amerika Serikat. Akibatnya, ratusan ribu rakyat Jepang mati terbunuh.

Kaisar Hirohito menyatakan menyerah terhadap sekutu dalam Perang Dunia II dan berita
tentang kekalahan Jepang sangat dirahasiakan oleh Jepang bahkan semua stasiun radio
disegel oleh Jepang, tetapi salah satu tokoh golongan muda, yakni Sutan Syahrir
mendengar kabar ini melalui radio BBC. Syahrir yang sedang bingung memikirkan
bagaimana cara memerdekakan Indonesia, tiba-tiba terkejut mendengar berita tersebut.

Penyiar : "Yaa pendengar setia, kita kembali lagi dalam Kabar Anda. Berita utama,
Jepang telah menyerah tanpa syarat kepada sekutu..."
Syahrir : (terkejut ) "Apa benar yang kudengar barusan, aku harus memberitahu Bung
Karno dan Bung Hatta!" (berdiri meninggalkan ruangan)

Pada tanggal 14 agustus 1945, sekitar pukul 14.00 sore, setelah mendengar berita
kekalahan Jepang, Sutan Syahrir segera pergi ke rumah Moh. Hatta untuk
memberitahukan berita ini.

Moh. Hatta : "Syahrir ada apa ?"


Syahrir : "Ada yang ingin saya sampaikan Bung, ini sangat penting. Saya mendengar
berita bahwa Jepang telah menyerah kepada sekutu. Bagaimana jika kemerdekaan Indonesia
secepatnya kita laksanakan. Tapi, kemerdekaan Indonesia jangan lagi melalui PPKI seperti
yang direncanakan oleh jepang, supaya kemerdekaan kita tidak di cap sebagai buatan jepang."
Moh Hatta : "Apa benar itu Syahrir ? Ya, kita harus memanfaatkan kesempatan ini. Tapi,
siapa yang akan memproklamasikannya ?"
Syahrir : "Saya pikir Bung Karno yang pantas melakukan itu."
Moh. Hatta : "Tapi, apakah Bung Karno menyetujuinya? karena, secara pribadi
beliau adalah ketua PPKI."
Syahrir : "Kalau begitu, sekarang kita harus menemui beliau."
Moh. Hatta : "Ya baiklah."

Akhirnya, Bung Hatta dan Syahrir pun menemui Bung Karno.


Soekarno : "Silahkan masuk." (bung Karno mempersilahkan masuk dan duduk di ruang
tamu )
Soekarno : "Ada maksud apa saudara-saudara datang kemari."
Syahrir : "Begini bung Karno, Jepang telah menyerah bung, dan kami minta bung
Karno segera memproklamasikan kemerdekaan."
Soekarno : "Kita jangan dulu percaya dengan berita itu, kita harus benar-benar
memastikan tentang berita itu, jangan sampai kita gegabah dalam mengambil keputusan."
Syahrir : "Tapi, saya pastikan bahwa berita itu benar, Bung !"
Soekarno : "Saya tentu senang jika berita itu benar adanya."
Moh. Hatta : "Benar apa yang dikatakan Bung Karno, kita tetap harus waspada karena,
ini menyangkut masa depan rakyat."
Soekarno : "Itulah yang aku pikirkan, kita harus benar-benar memikirkan semua ini,
sebelum kita mengambil keputusan."
Syahrir : "Baiklah. . .mungkin Bung Karno lebih tau apa yang terbaik untuk masa
depan rakyat."

Dengan berat hati mendengar keputusan tersebut, para pemuda pun meninggalkan
kediaman Soekarno. Tetapi mereka tidak putus asa. Mereka pun menyusun strategi
bagaimana membujuk Soekarno dan Moh. Hatta untuk memproklamasikan kemerdekaan
sesegera mungkin. Akhirnya mereka memutuskan untuk mengasingkan kedua tokoh itu
ke Rengasdengklok agar terhindar dari desakan pemuda dan pengaruh Jepang di
Jakarta.

Tanggal 16 Agustus 1945 Pukul 04.00 WIB, kediaman Soekarno

Chaerul Saleh : (mengetuk pintu)


Moh. Hatta : (membuka pintu) "Ada apa Saudara datang sepagi ini?"
Chaerul Saleh : "kami akan membawa kalian untuk diasingkan agar terhindar dari ancaman
bentrok antara rakyat dan Jepang."
Darwis : "Dan Sebaiknya Ibu Fatmawati dan anak Anda turut serta, Bung. Untuk
menjamin keselamatan mereka."
Soekarno : "Baiklah, saya akan mengajak mereka."

Hilangnya Soekarno dan Moh. Hatta secara misterius pagi itu,menimbulkan kepanikan di
kalangan para pemimpin di Jakarta. Peristiwa ini baru diketahui oleh Mr. Ahmad
Soebardjo pukul 08.00 pagi.
Mr. Soebardjo. : "Apakah Saudara tahu keberadaan Soekarno dan Bung Hatta ?"
Wikana : "Maaf, saya tidak tahu, Bung."
Mr. Soebardjo : "Katakanlah kepadaku dimana mereka sekarang, aku akan menjamin
keselamatan mereka ketika kembali ke Jakarta, dan aku akan menjamin kemerdekaan untuk
kalian esok harinya."
Wikana : "Akankah Anda bersumpah untuk itu?"
Mr. Soebardjo : "Kau bisa percaya padaku, Nak."
Wikana : "Baiklah, Soekarno dan Hatta kami sembunyikan di rengasdengklok. Kami
akan menunjukkan tempatnya."

Pada pukul 17.30 WIB, rombongan dari Jakarta tiba di Rengasdengklok untuk menjemput
Soekarno dan Moh. Hatta.
Mr. Soebardjo : "Syukurlah kalian semua baik-baik saja. Jadi bagaimana keputusannya."
Moh. Hatta : "Kami setuju, kemerdekaan akan dilaksanakan tanpa campur tangan
Jepang."
Mr. Soebardjo : "Lalu, Kapan kita akan melaksanakannya? Menurut saya, bagaimana jika
besok? Pasukan pemuda di Jakarta sudah bersiap."
Soekarno : "Jika mungkin, ya kita akan melaksanakannya esok pagi."

Perundingan yang dilakukan di Rengasdengklok telah selesai. Semua anggota golongan


tua maupun muda kembali ke Jakarta untuk membahas lanjut rencana proklamasi
kemerdekaan Indonesia.
Pada tanggal 16 Agustus 1945 pukul 23.00 WIB, rombongan tiba di Jakarta.
Chaerul Saleh : "Dimana ini, kita membutuhkan tempat untuk membahasnya."
Mr. Soebardjo : "Kita meminjam rumah perwira Jepang."
Chaerul Saleh : "Siapa dia Bung?"
Mr. Soebardjo : "Laksamana Maeda"
Rombongan kemudian berangkat ke rumah Laksamana Maeda yang berada di Jl. Imam
Bonjol No 1.
Laksamana Maeda : "Silahkan pakai rumahku saja bung Karno, keamanan akan saya jamin."
Soekarno : "Baik, Terima kasih."
Sebagai tuan rumah, Laksamana maeda memberikan akses untuk soekarno dan
golongan muda, kemudian. Soekarno, Hatta dan Ahmad Soebardjo merumuskan naskah
proklamasi di ruang makan.
Teks Proklamasi telah selesai dirumuskan, semua hadirin yang berada di kediaman
Laksamana Maeda menyetujui isi teks tersebut. Namun, kemudian timbullah persoalan
tentang siapa saja yang akan menandatangani naskah proklamasi.

Soekarno : "Rancangan teks telah siap dibacakan di hadapan saudara-saudara dan


saya harapkan benar bahwa saudara-saudara sekalian dapat menyetujuinya sehingga kita
dapat berjalan terus dan menyelesaikan pekerjaan kita sebelum fajar menyingsing. Kepada
siapa saja yang hadir di dalam rapat ini agar dapat menandatanganinya secara bersama."
Soekarni : "Saya kurang setuju dengan itu Bung. Sebaiknya, yang menandatangani
teks cukup dua orang saja yaitu Anda dan Bung Hatta sebagai wakil dari bangsa Indonesia.
Bagaimana?"
Soekarno : "Usul yang bagus. Bagaimana hadirin?"
Hadirin (semua) : "Kami setuju!!!"
kemudian Soekarno memerintahkan Sayuti Melik dan Fatmawati.
Soekarno : "Tolong ketikkan Sayuti!, dan juga nimas tolong jahitkan sang merah putih"
Sayuti Melik : "Baik Bung." (Sayuti Melik kemudian mengetiknya)
Fatmawati : "Baik Kangmas, akan saya jahitkan."
Naskah proklamasi telah diketik oleh Sayuti Melik dan Sang Saka Merah Putih telah
selesai dijahit oleh Fatmawati, kemudian Sukarno dan Hatta menandatangani naskah
tersebut secara bergantian.
Adegan : (Sukarno dan Hatta menandatangani naskah tersebut secara bergantian)

PUISI
kemudian pembacaan teks proklamasi di tempat kediaman Ir. Soekarno di jalan
pegangsaan timur no. 56 jakarta.
Ir.Soekarno :
PROKLAMASI
Kami bangsa Indonesia dengan ini menyatakan kemerdekaan Indonesia.
Hal-hal yang mengenai pemindahan kekuasaan dan lain-lain diselenggarakan dengan
cara seksama dan dalam tempo yang sesingkat-singkatnya.
Jakarta hari 17 boelan 08 tahoen 05

Atas nama bangsa Indonesia


Soekarno-Hatta
Demikianlah saudara-saudara ! Kita sekarang telah merdeka ! Tidak ada satu ikatan lagi
yang mengikat tanah air kita dan bangsa kita. Mulai saat ini kita menyusun Negara kita.
Negara merdeka, Negara Republik Indonesia MERDEKA. Kekal, dan abadi.

Peristiwa Proklamasi ini memang hanya berlangsung sebentar. Namun, Peristiwa itu
telah mengubah segala sendi kehidupan bangsa Indonesia. Peristiwa Proklamasi
Kemerdekaan telah menjadi momentum puncak perjuangan Bangsa Indonesia. Oleh
karena itu, kita sebagai generasi penerus bangsa harus berprestasi dalam rangka
mengisi kemerdekaan tersebut, bukan malah menodainya. Kita harus bisa membalas
budi para pejuang tanah air di zaman dahulu dengan cara mempertahankan
kemerdekaan ini!

Anda mungkin juga menyukai