Anda di halaman 1dari 5

DRAMA KOLOSAL

Scene 1
{ Detik detik proklamasi kemerdekaan }

Pada tanggal 14 Agustus rombongan dari Vietnam yang berisi Soekarno, Hatta, beserta
rombongannya sampai di Indonesia setelah 13 hari berada di Vietnam.
Setibanya di Indonesia mereka di hadang oleh kaum pemuda.

Sayuti Melik: "Soekarno, Jepang telah menyerah, kapan proklamasi kemerdekaan Indonesia di
adakan?"
Soekarno: "Jangan membicarakan hal itu di sini, bicara lah di tempat lain,"

~~~

Pada tanggal 17 Agustus 1945, Di jam 02.00 Wib. Soekarno, Moh. Hatta, Soebardjo
Merumuskan naskah teks proklamasi di ruang makan laksamana Maeda. Dengan saling
bertukar pikiran. Disitulah segala isi pemikiran diutarakan untuk mengisi naskah proklamasi.

Soekarno: "Baik, saudara-saudara bagaimanakah bunyi naskah proklamasi kita?"

Soekarno: "Prok - lamasi"

Hatta: "Di awali dengan kau bung"


Hatta: "Sebab diantara kami tata bahasamu lah yang paling baik"

Soebardjo: "Kami bangsa Indonesia dengan ini kemerdekaan Indonesia"


Soekarno: "Baik sudah saya tulis"
Hatta: "Lanjutannya bung"
Hatta: "Hal-hal yang mengenai pemindahan kekuasaan dan lain-lain. Diselenggarakan dengan
cara seksama dan dalam tempo yang sesingkat-singkatnya"
Soekarno: "Jakarta 17 Agustus 1945
Atas nama wakil wakil bangsa Indonesia"

Soekarno: "Yah naskah proklamasi telah selesai apakah saudara saudara setuju?" Tanya
Soekarno
Hatta & Soebardjo: "Setuju"

Setelah perumusan naskah dirasa cukup ketiganya menemui para hadirin yang ikut serta ke
rumah Laksamana Maeda.

Soekarno: "Proklamasi
Kami bangsa Indonesia menyatakan dengan ini kemerdekaan Indonesia
Hal hal yang mengenai pemindahan kekuasaan dan lain lain.
Diselenggarakan dengan cara seksama dan dalam tempo yang sesingkat-singkatnya
Jakarta 17 Agustus 1945
Atas nama wakil wakil bangsa Indonesia"
Setelah Soekarno selesai membacakan naskah proklamasi Moh. Hatta pun bertanya

B.M Diah: "Siapa yang akan menandatangani naskah ini?"


Sayuti Melik: "Begini saja setiap hadirin di jadikan kelompok lalu diwakilkan"
B.M Diah: "Bagaimana jika semua hadirin saja yang menandatangani naskah ini"
Soebardjo: "Saya rasa jangan, itu terlalu banyak menurut saya. Lebih baik jika bung Karno dan
bung Hatta saja yang menandatangani atas nama bangsa Indonesia"
Semua hadirin: "Ya, benar saya setuju dengan pendapat bung karni. Setuju"

Setelah setuju Soekarno pun meminta supaya naskah proklamasi diketik kepada sayuti melik
dan dengan di dampingi oleh B.M Diah. Beberapa kata di rubah oleh Sayuti. Sementara naskah
asli tulisan Soekarno di buangnya dan di remas remas. Kemudian B.M Diah mengambil dan
menyimpannya.

Soekarno: "Sayuti tolong ketikkan naskah ini"


Sayuti Melik: "Siap bung"
Hatta: "Kapan kita akan melaksanakan proklamasi bung?"
Soekarno: "Bagaimana kalau besok tanggal 17 Agustus"
Saksi 1: "Setuju, lebih cepat lebih baik tapi pukul berapa kita melaksanakannya?"
Hatta: "Pukul sepuluh tepat, Bagaimana?"
Semua hadirin: "Setuju"
Salah satu hadirin: "Dimana kita akan melaksanakannya bung?"

Sebab pada awalnya pembacaan proklamasi akan di bacakan di lapangan ikada namun karena
keadaan kurang kondusif maka di alihkan ke halaman rumah Soekarno.

Soebardjo: "Dikarenakan kondisi lapangan ikada yang kurang kondusif maka kita alihkan ke
halaman rumah bung karno untuk melakukan upacara proklamasi kemerdekaan bangsa
Indonesia" ku

(Adegan Sayuti Melik mengetik naskah proklamasi dengan di awasi B.M Diah)

Sayuti Melik: "Ini naskahnya bung, silahkan di tanda tangani"


Soekarno: "Baiklah terima kasih"

Setelah pukul 04.00. 17 Agustus 1945 naskah proklamasi sudah siap dan dengan disaksikan
oleh para hadirin dan segera ditandatangani oleh Soekarno, Hatta.

Jumat pagi pukul 10.00 semua orang telah berkumpul di halaman depan rumah Soekarno di
jalan Pegangsaan Timur nomor 56 untuk mendengarkan pelaksanaan proklamasi.

Bung Karno dan bung Hatta keluar ke serambi didepan rumah. Bung Karno mendekati microfon
sebelum membacakan proklamasi dan mengucapkan pidato pendahuluan.

Soekarno: "Saudara-saudara sekalian!

Saya telah minta saudara-saudara hadir di sini untuk menyaksikan satu peristiwa maha penting
dalam sejarah kita. Berpuluh-puluh tahun kita bangsa Indonesia telah berjuang untuk
kemerdekaan tanah air kita. Bahkan beratus-ratus tahun!

Gelombangnya aksi kita untuk mencapai kemerdekaan kita untuk ada naiknya dan turunnya,
tetapi jiwa kita tetap menuju cita-cita. Juga di zaman Jepang, usaha kita untuk mencapai
kemerdekaan nasional tidak berhenti-henti. Di dalam zaman Jepang ini, tampaknya saja kita
menyandarkan diri kita kepada mereka. Tetapi pada hakikatnya, tetap kita menyusun tenaga
kita sendiri, tetap kita percaya kepada kekuatan sendiri.

Sekarang tibalah saatnya kita benar-benar mengambil nasib bangsa dan nasib tanah air di
dalam tangan kita sendiri, akan dapat berdiri dengan kuatnya. Saudara-saudara! Dengan ini
kami nyatakan kebulatan tekad itu. Dengarkanlah proklamasi kami:

Proklamasi

Kami bangsa Indonesia dengan ini menyatakan kemerdekaan Indonesia.


Hal-hal mengenai pemeindahan kekuasaan dan lain-lain diselenggaraan dengan cara saksama
dan dalam tempo yang sesingkat-singkatnya.

Jakarta, 17 Agustus 1945.

Atas nama bangsa Indonesia

Soekarno-Hatta

Demikianlah saudara-saudara!
Kita sekarang telah merdeka!
Tidak ada suatu ikatan lagi yang mengikat tanah air kita dan bangsa kita.
Mulai saat ini kita menyusun negara kita!
Negara merdeka, negara republik Indonesia merdeka, kekal dan abadi.
Insyaa Allah Tuhan memberkati kemerdekaan kita itu"

Scene 2
{Detik detik perobekan bendera merah putih biru di hotel Yamato}

Setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia dan di keluarkan maklumat pemerintah Soekarno


tanggal 31 Agustus 1945 yang menetapkan bahwa mulai 1 September bendera nasional sang
merah putih dikibarkan di seluruh wilayah Indonesia.

Sekelompok orang Belanda di bawah pimpinan Mr. Victor W.C Ploegman pada malam hari
tanggal 19 September 1945, tepatnya pukul 21.00 mengibarkan bendera Belanda tanpa
persetujuan pemerintah RI Daerah Surabaya. Ditiang tertinggi hotel yamato, sisi sebelah utara.

Keesokan harinya para pemuda melihatnya dan menjadi marah menggap bahwa Belanda telah
menghina kedaulatan Indonesia, dan melecehkan pengibaran bendera merah putih, yang
berlangsung di Surabaya.

Surabaya, 19 September 1945 warga kota Surabaya melakukan aktivitas mereka seperti biasa.
Kembang desa: "Bu, pripun kabare"
Ibu momong: "Alhamdulillah apik apik wae nduk, kowe teko ngendi wae kok ra tau tumon?"
Pemuda 2: "Bu monggo"
Ibu nyapu: "Iyo le, kate neng ngendi kowe?"
Pemuda 1: "Bade ten sawah bu"
Ibu nampah: "Ati ati yo le"
pemuda 1: "Nggeh bu, monggo"

Bapak 1: "Iku kembang desa ta?kok wayu tenan ngunu"


Bapak 2: "Iyo iku kembang e desa, jeneng e kembang desa ya mesti wayu toh"
Pemuda 2: "Monggo pak"
Bapak 3: "Oh iyo le"
Bapak 2: "Kate neng ngendi kowe le?"
Pemuda 2: "Ten sawah pak"
Bapak 1: "Oala iya le tiati ya"
Pemuda 1: "Nggeh pak monggo"

Setelah menyapa para warga kedua pemuda tersebut melanjutkan perjalanan menuju sawah.

Pemuda 2: "Jok jok delok en talah iku ana gendera londo, Ayo lapor nang jendral Soedirman"
Mereka pun ke rumah jendral Soedirman untuk melaporkan bahwa ada bendera Belanda.

Pemuda 1: "Ono gendero londo"


Soedirman: "Neng ngendi?"
Pemuda: "Yamato"
Tentara Indonesia & Soedirman: "Ayo parani wae, ayo"

(5 orang Belanda sedang hormat di depan bendera Belanda)


Tentara Belanda: "Hormat"
(Soedirman dan kawan-kawan pun berjalan menuju hotel yamato dan melihat para tentara
Belanda yang sedang hormat di depan bendera belanda)

Tentara belanda 4: "You kenapa kesini?"


Tentara Indonesia 3: "Lapo gendero londo jek dikibarno! Indonesia wes merdeka!"
Tentara Belanda 1: "Apa itu indonesia? I tidak tau Indonesia"
Tentara Indonesia 5: "Loh Indonesia wes merdeka!"

Adegan baku hantam pun dimulai

Seorang pemuda mencoba untuk menyelamatkan diri dan naik ke atas hotel yamato dan
merobek warna biru dari bendera Belanda.

Pemuda 1: "Merdeka!"
Semua orang: "Merdeka!"

Anda mungkin juga menyukai