Anda di halaman 1dari 3

Massa kemerdekaan

Menjelang akhir tahun 1944, Jepang dalam Perang Asia Pasifik semakin terdesak. Untuk menghadapi
sekutu, jepang mencari dukungan kepada bangsa-bangsa yang diduduki dengan memberi janji
kemerdekaan. Pada tanggal 7 september 1944 Jendral Kuniaki Kosio menjanjikan kemerdekaan
Indonesia.
“Saya Jendral Kuniaki Kosio menjajikan kemerdekaan Indonesia.” Ucap Kuniaki. Rakyat
mendengar ucapan Jendral Kuniaki Kosio pun senang, padahal itu hanya membuat simpati pada
rakyat Indonesia. Untuk pembuktian, ia mengizinkan pengibaran bendera merah putih di kantor-
kantor, tetapi harus berdampingan dengan bendera jepang. (foto)
Pada 1 Marret 1945, diumumkan pembentukan BPUPKI. BPUPKI mengadakan sidang pertama
dilaksanakan 29 Mei-1 Juli.
29 Mei 1945 berpidato Mr. Mohammad Yamin.
“Kita tidak berniat,lalu akan meniru sesuatu susunan tata Negara negeri haram. Kita bangsa Indonesia
yang beradab dan kebudayaan kita beribu-beribu tahun umurnya.”
Dan Mr. Mohammad Yamin memberi usulannya.
“Usulan dari saya adalah peri kebangsaan, peri kemanusiaan, peri ketuhanan, peri kerakyatan, dan
peri kesejahteraan sosial. Sekian terimakasih pidato dari saya.” Ucap Mohammad Yamin.
31 Juni 1945 Mr. Soepomo
“Negara nasional Indonesia adalah negara kesatuan yang memelihara budi pekerti, kemanusiaan yang
luhur serta memegang teguh cita-cita moral dan saya rasa rakyat Indonesia harus memiliki rasa
persatuan, kekeluargaan, keseimbangan, musyawarah, dan keadilan rakyat.” Ucap Mr. Soepmo.
1 Juni 1945 Ir. Soekarno
“Saya Soekarno mengusulkan rumusan dasar negara, yaitu ; kebangsaan Indonesia, peri kemanusiaan,
demokrasi, dan kesejahteraan sosial, serta ke tuhanan yang maha esa.” Ucap Ir. Soekarno.
Sampai akhir masa sidang pertama, belum ditemukan kespakatan rumusan dasar NKRI yang tepat.
Karena itulaj dibentuk panitia Sembilan yang diketuai Soekarno. Panitia Sembilan menghasilkan
rumusan piagam Jakarta.
Pada sidang kedua BPUPKI. Panitia perancang UUD membentuk panitia yang lebih kecil yang
beranggotakan 7 orang. Pada tanggal 14 Juli 1945.
“Baik dari hasil sidang ini kita sudah menghasilkan adanya pernyataan Indonesia Merdeka,
Pembukaan Undang-undang dasar, dan batang tubuh. Cukup sudah, sidang saya tutup.” Ucap
Soekarno. Pada tanggal 16 Juli 1945, BPUPKI menerima dengan bulat naskah undang-undang dasar.

Pada tanggal 7 Agustus 1945 BPUPKI dibubarkan oleh pemerintah pendudukam jepang.
“Karena tugas kalian sudah selesai, dengan ini saya akan membubarkan BPUPKI dan selanjutnya
akan dibentuk Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia.” Ucap pemerintahan jepang.
Pada tanggal 9 Agustus Jendral Terauchi memanggil Ir. Soekrno, Drs. Mohammad, dan Dr. Radjiman
Wiedyoningrat dipanggil ke Sagion, Vietnam.
“Kalian harus pergi ke Sagion, Vietnam.’’ Ucap Jendral Terauchi.
“Kami ke Vietnam untuk apa Jendral?” Ucap Soekarno.
“Kalian kesana saya tugaskan untuk menerima informasi tentang kemerdekaan negara ini.”
Pada tanggal 14 Agustus 1945 berita tentang menyerahnya jepang pada sekutu yang diketuai
beberapa tokoh, terutama Sutan Syahrir.
“Bapak saya ingin bapak secepatnya memproklamasikan tanpa melibatkan PPKI karena sekutu akan
menanggap kemerdekaan Indonesia sebagai hasil pemberian Jepang.” Ucap Sutan Syahrir.
“Maaf usulanmu tidak saya terima karena pelaksanaan proklamasi harus melalui PPKI sesuai dengan
aklumat Jepang.” Ucap Soekarno.
Pada pukul 24.00 menjelang 16 Agustus 1945 para pemuda mengadakan rapat yang dihadiri oleh
Sukarni, Chareul Saleh, Yusuf Kanto, dr. Muwardi, Syudanco Singgih, dan dr. Sucipto.
Chaerul Saleh :”baiklah kita buka pertemuan pada tengah malam hari ini dengan membaca
basmallah.”
Seluruh peserta :”Bismillah hirrokhmaanirrokhiim.”
Chaerul Saleh : “oke, agenda malam hari ini adalah bagaimana cara kita agar dapat menyakinkan
para golongan tua agar segera memplokamasikan kemerdekaan.”
Dr Murwadi : “bagaimana kalau kita asingkan saja Pak Karno dan Bung Hatta.”
Chaerul saleh : “Apa alasannya?”
Dr. Murwadi : “Alasannya agar mereka tidak diperalat oleh Jepang.”
Sukarni : “Tapi kita asingkan kemana?”
Singgih : “ Menurut saya kita asingkan saja mereka ke rengasdengklok.”
Sukarni : “Ya. Saya setuju dengan pendapat anda.”
Dr. Murwadi : “ Saya juga setuju.”
Y Kunto : “ Saya juga setuju.”
C Saleh : “Baiklah, kalau begitu keputusan sudah bulat, yaitu mengasingkan Bung Karno
dan Bung Hatta ke rengasdengklok.”
Peserta : “ Oke.”
C Saleh : “Baiklah. Rapat kali ini saya rasa sudah cukup dan kita tutup dengan membaca
Hamdallah bersama-sama.”
Peserta : “Alhamdulillahirabbil aalamiin.”

Setelah mengetahui bahwa Bung Karno dan Bung Hatta telah diasingkan ke Rengasdengklok oleh
golongan muda, Pada tanggal 16 Agustus 1945, A Soebardjo langsung menyusul ke Rengasdengklok
untuk menjemput Soekarno-Hatta dan didampingi loleh Sudiro. Sesampainya di pengasingan.
Sukarni : “untuk apa bapak datang kemari?”
A Sebardjo : “Saya kesini untuk menjemput Pak Karno dan Pak Hatta. Apa diperbolehkan Mas
Karni?”
Sukarni : “ boleh sih boleh, tapi bersyarat.!”
A Soebardjo : “Apa syaratnya ?”
Sukarni : “Syaratnya adalah agar segera Memproklamasikan Kemerdekaan secepatnya.”
A Soebardjo : “baiklah. Saya jamin besok tanggal 17 Agustus sudah di Proklamasikan
kemerdekaan Indonesia.”

Akhirnya Soekarno-Hatta berhasil di bawa ke Jakarta. Pada malam harinya para golongan tua, anggota
PPKI, dan Golongan muda melakukan rapat pembahasan teks proklamasi di rumah Laksamana muda
Maeda.
Ir Soekarno : “ Alhamdulillah yah, teks nya sudakselesai.”
A Soebardjo : “Bagaimana kita menandatangani teks proklamasi ini?”
Hatta : “ menurut saya teks ini ditandatangani oleh seluruh peserta yang hadir
sebagai wakil rakyat Indonesia.”
C Saleh : “Saya tidak setuju. Karena ada anggota PPKI yang merupakan badan bentukan
Jepang dan anggotanya di angkat oleh jepang.”
Sukarni : “Bagaimana kalau teks ini hanya ditandatangani oleh Bung Karno dan Bung
Hatta saja, tapi atas nama bangsa Indonesia.”
Semua Peserta : “Setujuuu.”

Sukarni : “Pak menurut saya bapak juga membaca teks proklamasi.”

Ir. Soekarno pun menyetujui usulan Sukarni dan ia meminta kepada Sayuti Melik untuk mengetik
naskah proklamai. (video pembacaan teks proklamasi Ir. Soekarno)

Anda mungkin juga menyukai