ini.
Ir. Soekarno : Betapa lucunya Guntur malam ini. Dia sangat
mirip denganmu.
Tiba-tiba terdengar suara ketukan pintu yang sangat keras.
Fatmawati
Ir. Soekarno : Tidak usah, Dek, biar Kang Mas yang membukanya.
Mungkin mereka mencari Kang Mas.
Fatmawati
dr. Muwardi : Tapi Pak, orang orang sudah tidak sabar lagi untuk
menyaksikan pembacaan proklamasi.
Ir. Soekarno : Saya tidak akan membacakan proklamasi kalau Hatta
tidak ada. Kalau Mas Muwardi tidak mau menunggu, silakan membaca
proklamasi itu sendiri!
dr. Muwardi : Tapi
(Serentak dari luar ruangan): Bung Hatta datang!
Saat terjadi perdebatan sengit, Drs. Moh. Hatta datang dengan
berpakaian putih putih. Hatta datang lima menit sebelum acara dimulai.
Bung Hatta langsung menemui Soekarno di kamarnya.
Ir. Soekarno : Hatta! Akhirnya kau datang juga!
Drs. Moh Hatta: Soekarno, maaf saya telah membuat kalian semua
menunggu. Ir.
Soekarno : Tidak apa apa. Kau datang lima menit sebelum acara
dimulai.
Drs. Moh. Hatta: Kalau begitu, mari kita mulai pembacaan
proklamasinya.
Ir. Soekarno : Mari.
Upacara proklamasi kemerdekaan berlangsung tanpa protokol.
Latief Hendraningrat memberi aba aba siap kepada seluruh barisan
pemuda. Semua yang hadir berdiri tegak dengan sikap sempurna.
Suasana menjadi sangat hening. Soekarno dan Hatta diperilakan maju
beberapa langkah dari tempatnya semula. Soekarno mendekati mikrofon.
Dengan suaranya yang mantap, Soekarno mengucapkan pidato
pendahuluan sebelum membacakan teks proklamasi.
Saudara saudara sekalian! Saya telah minta Saudara hadir di sini
untuk menyaksikan suatu peristiwa maha penting dalam sejarah kita.
Berpuluh puluh tahun kita bangsa Indonesia telah berjuang untuk
kemerdekaan tanah air kita. Bahkan telah beratus ratus tahun.
Gelombang aksi kita untuk mencapai kemedekaan itu ada naiknya ada
turunnya, tetapi kita tetap menuju ke arah cita cita. Juga di dalam jaman
Jepang, usaha kita untuk mencapai kemerdekaan nasional tidak berhenti.
Di dalam jaman Jepang ini tampaknya saja kita menyandarkan diri pada
mereka. Tetapi pada hakikatnya, tetap kita menyusun tenaga kita sendiri,
tetap kita percaya kepada kekuatan sendiri. Hanya bangsa yang berani
mengambil nasib dalam tangan sendiri, akan dapat berdiri dengan
kuatnya. Maka kami, tadi malam telah mengadakan musywarat dengan
pemuka pemuka rakyat Indonesia dari seluruh Indonesia,
permusyawaratan itu seia sekata berpendapat, bahwa sekaranglah
datang saatnya untuk menyatakan kemerdekaan kita. Saudara saudara!
Dengan ini kami menyatakan kebulatan tekad. Dengarlah proklamasi
kami. PROKLAMASI Kami bangsa Indonesia dengan ini menyatakan
kemerdekaan Indonesia. Hal hal yang mengenai pemindahan kekuasaan
dan lain lain, diselenggarakan dengan cara seksama dan dalam tempo
yang sesingkat singkatnya. Jakarta, hari 17 bulan 8 tahun 05 Atas nama
bangsa Indonesia Soekarno Hatta Demikianlah Saudara saudara! Kita
sekarang telah merdeka. Tidak ada satu ikatan lagi yang mengikat tanah
air kita dan bangsa kita! Mulai saat ini kita menyusun negara kita! Negara
merdeka, negara Republik Indonesia merdeka, kekal dan abadi. Insya
Acara
dilanjutkan dengan pengibarn sang saka Merah Putih. Soekarno Hatta
maju beberapa langkah menuruni anak tangga terakhir dari serambi
muka. Jarak antara kedua tokoh itu dengan tiang bendera sekitar dua
meter. Suhud segera mengambil bedera Merah Putih di atas baki yang
sudah disediakan. Ia mengikat bendera tersebut ke tali tiang bendera
dengan bantuan Syodanco Latief Hendraningrat. Secara perlahan lahan
mereka menaikkan bendera Merah Putih. Secara spontan hadirin
mengiringi penaikan bendera dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya
ciptaan Wage Rudolf Supratman. Hadirin kemudian mendengarkan pidato
dari Wakil Walikota Jakarta Suwiryo dan dr. Muwardi. Usai upacara, mereka
meninggalkan tempat bersejarah itu. Dengan demikian, selesailah
upacara singkat yang berlangsung selama sekitarsatu jam