Anda di halaman 1dari 6

Nama Kelompok:

1. Angelina Lyric
2. Arinda Maulidina
3. Cloudia Indah
4. Ivana Roulina
5. Miftahul Jannah
6. M. Fikri Riski
7. Nauval Daffa
8. Raffi Omar
9. Tiara Annisa
10. Yudistiro Prasetyo

DRAMA PERSITIWA RENGASDENGKLOK

Pada tanggal 14 Agustus 1945 Jepang menyerah tanpa syarat kepada sekutu.
Berita tentang kekalahan tersebut sangat dirahasiakan oleh Jepang bahkan semua
stasiun radio disegel oleh Jepang tetapi tokoh golongan muda yakni Sutan Sjahrir,
Sukarni, dan Darwis mendengar kabar ini melalui radio BBC.

Sutan syahrir : “Barusan, Saya mendengar berita dari radio BBC London di Bandung yang
menginformasikan Jepang menyerah kepada Sekutu, berarti di Indonesia terjadi
kekosongan kekuasaan.

Darwis : "Kalau begitu, kita harus mendesak golongan tua terutama bung Karno untuk
segera memproklamirkan kemerdekaan!”

Sukarni : "Benar itu, Jepang sudah tak ada wewenang lagi di negeri kita. Kita harus
memanfaatkan momen ini !"

Darwis : “Betul sekali kawan.”

Sutan Syahrir : “Tetapi jangan sampai Proklamasi kemerdekaan diproklamirkan oleh PPKI.”

Sukarni : “Kenapa kau berpendapat demikian?”

Sutan Syahrir :”Karena PPKI adalah badan bentukan Jepang! Kita tidak ingin ada campur
tangan Jepang dalam Proklamasi Kemerdekaan!”

Darwis : “Bung Syahrir benar, kemerdakaan itu adalah hak dan persoalan rakyat yang harus
segera diproklamasikan. Mari kita semua meminta kepada Bung Karno dan Bung Hatta
untuk memutuskan segala hubungan dengan Jepang.”

Sukarni : Tepat sekali. Kalau begitu, kita harus segera pergi ke kediaman Bung Karno untuk
menyampaikan kabar ini. Saya dan yang lainnya akan memerintahkan anggota pemuda
lainnya untuk merebut kekuasaan dari Jepang.

Tanggal 14 Agustus 1945 para golongan muda tiba di kediaman Soekarno di


Jalan Pegangsaan Timur No. 56. Jakarta, sekitar pukul 21.00 WIB. Pada pertemuan itu,
terdapat juga beberapa golongan tua, sepert Moh. Hatta, dan Ahmad Subardjo.
Tok! Tok! Tok!!

Soekarno : “Silahkan masuk, ada maksud apa saudara-saudara datang kemari?” (bung
Karno mempersilahkan masuk dan duduk di ruang tamu).

Syahrir : "Saya mendengar berita Jepang menyerah kepada Sekutu di Radio BBC London
di Bandung. Maka dari itu tadi siang kami dari golongan para pemuda berkumpul
mengadakan rapat dan hasilnya adalah,semua pemuda setuju agar Bung Soekarno dan
Bung Hatta segera menyusun kemerdekaan Indonesia.”

Soekarno : “Kita tidak bisa begitu saja memproklamasikan kemerdekaan. Kita harus
membicarakan dalam rapat PPKI.”

Syahrir : “Kita tidak mungkin membicarakannya dalam rapat PPKI, karena PPKI dibentuk
oleh Jepang dan kemerdekaan Indonesia haruslah dari usaha rakyat Indonesia bukan
pemberian bangsa lain.”

Moh. Hatta : “Bukan begitu, kita memang seharusnya membicarakannya dalam rapat PPKI.
Karena PPKI adalah badan yang bertugas mempersiapkan kemerdekaan.”

Sukarni : “Apakah kita harus menunggu janji Jepang untuk memerdekakan bangsa ini? Kita
bisa, Bung . Kita harus bangkit dan memproklamirkan kemerdekaan sendiri. Mengapa harus
menunggu janji manis itu? Jepang sendiri bahkan telah kalah dalam “Perang Suci” nya!

Soekarno : “Kekuatan segelintir ini takkan mampu mengalahkan armada perang milik
Jepang! Coba kau perlihatkan padaku, mana bukti kekuatan yang diperhitungkan itu ? Apa
tindakanmu untuk menyelamatkan wanita dan anak-anak jika ternyata terjadi pertumpahan
darah? Bagaimana cara kita nanti untuk mempertahankan kemerdekaan? Coba bayangkan,
bagaimana kita akan tegak di atas kekuatan sendiri.

Darwis : “Tapi semakin cepat kita memproklamasikan kemerdekaan akan semakin cepat
pula kita mengakhiri penderitaan rakyat yang sudah ditanggung selama ini. Inilah yang
sudah ditunggu-tunggu bangsa kita, Bung.

Moh. Hatta : “Baiklah. Tapi berikan kami waktu untuk berunding sebentar.”

Syahrir : “Baik kalau begitu, kami mohon diri”

Akhirnya karena masing-masing mempertahankan pendapatnya para golongan


muda tersebut berpamitan dari rumang Soekarno. Kemudian para anggota golongan
tua yang berada di kediaman Soekarno langsung membicarakan permasalahan
tersebut.

Moh. Hatta : “Bagaimana ini? Para pemuda menuntut untuk segera memproklamasikan
kemerdekaan.”

Soekarno : “Tapi kita tidak boleh gegabah, Bung. Kita butuh waktu untuk mempersiapkan
semuanya dengan matang agar tidak terjadi sesuatu yang tidak diinginkan.”

Soebardjo : “Saya setuju. Menurut saya, yang terpenting sekarang adalah menghadapi
Sekutu yang hendak berniat kembali berkuasa di negeri ini. Selain itu, masalah
kemerdekaan sebaiknya dibicarakan lagi dalam sidang PPKI 18 Agustus mendatang.”
Moh. Hatta : “Lalu bagaimana dengan pendapat golongan muda? Apa kita abaikan saja?”

Soebarjo : “Ya, lagipula mereka masih muda, pemikiran mereka terlalu pendek. Kita harus
melihat ke depan, mempersiapkannya dengan matang. Kalau tidak bagaimana nanti jika
semuanya berantakan?

Soekarno : “Baiklah , Bung. Berarti kita semua sudah sepakat.”

Dengan demikian usaha para pemuda untuk membujuk Ir. Soekarno agar
segera memproklamasikan kemerdekaan mengalami kegagalan.

Tanggal 16 Agustus 1945 pada pukul 24.00 golongan muda melakukan rapat di
Asrama Baperpi, Jalan Cikini 71. Dalam rapat itu diputuskan untuk mengungsikan
Sukarno dan Hatta ke Rengasdengklok. Tujuannya adalah agar Ir. Soekarno dan Drs.
Moh. Hatta tidak terpengaruh oleh Jepang.Pada pukul 04.00 tanggal 16 Agustus 1945
Ir. Soekarno dan Moh. Hatta dibawa oleh sekelompok pemuda menuju
Rengasdengklok. Rombongan ini berangkat dari kediaman Soekarno yang dikawal
oleh pasukan PETA di bawah pimpinan Sudanco Singgih.

Sukarni : “Assalamualaikum.”

Moh. Hatta : “Waalaikumsalam. Ada apa Saudara datang sepagi ini ?

Darwis : “Kami bermaksud membawa Anda dan Soekarno untuk ikut kami menuju tempat
pengasingan.”

Soekarno : “Tempat pengasingan? Apa yang Saudara maksudkan ?

Sukarni : “Ya, kami akan membawa kalian untuk diasingkan agar terhindar dari pengaruh
dan ancaman bentrok antara rakyat dan Jepang.

Moh. Hatta : “Baiklah, kami akan ikut.

Darwis : “Sebaiknya Ibu Fatmawati dan anak Anda turut serta, Bung. Untuk menjamin
keselamatan mereka.”

Soekarno : “Baiklah, saya akan mengajak mereka.”

Hilangnya Soekarno dan Moh. Hatta secara misterius pagi itu, menimbulkan
kepanikan di kalangan para pemimpin di Jakarta. Peristiwa ini baru diketahui oleh Mr.
Ahmad Soebardjo pukul 08.00 pagi.

Mr. Soebardjo : “Apakah Saudara tahu keberadaan Soekarno dan Bung Hatta?”

Darwis : “Maaf, saya tidak tahu, Bung.”

Soebardjo : “Katakanlah kepadaku dimana mereka sekarang, dan aku akan menjamin
keselamatan mereka ketika kembali ke Jakarta, aku juga akan memberikan jaminan, bahwa
Proklamasi Kemerdekaan akan diumumkan pada tanggal 17 Agustus 1945, selambat-
lambatnya pukul 12.00.
Darwis : “Baiklah, saya akan menunjukkan tempatnya, di Rengasdengklok.”

Setelah sampai disana, Ahmad Soebardjo akhirnya menjemput Ir. Soekarno


dan kawan-kawan. Selain itu Ahmad Soebardjo berhasil menyakinkan para pemuda
untuk tidak berburu-buru memproklamasikan kemerdekaan.

Sekitar pukul 23.00 romobongan Ir. Soekarno sampai di Jakarta untuk sesaat
pulang ke tempat masing-masing,

Moh. Hatta : “Subardjo cepat kamu kumpulkan semua para anggota PPKI yang ada di
Jakarta”.

Subardjo : “Akan di kumpulkan dimana mereka semua, Bung?”

Moh. Hatta : “Kumpulkan saja di Hotel Des Indes!”

Subardjo : “Baiklah!”

Setelah Subardjo menghubungi para anggota PPKI dia langsung pergi menuju
hotel. Namun, karena Hotel Des Indes tidak bersedia menyediakan tempat berapat
malam itu. Atas usaha Subardjo pertemuan itu di pindahkan ke rumah kediaman
Maeda di Nassau Boulevard.

Ketika Ir. Soekarno dan Moh. Hatta datang ke rumah Laksamana Maeda,di sana
sudah menanti B.M Diah dan surat kabar Asia Raya, Semaun Bakri dari Jawa Hokokai,
Sayuti Melik, Iwa Kusumasumantri dan para anggota PPKI.

Sementara itu, Ahmad Subardjo dan Iwa Kusuma Sumantri mendatangi


kediaman para pemuda untuk mengajak mereka ke rumah Laksamana Maeda.

Laksamana Maeda : “Silahkan masuk, Bapak-bapak!”

Moh. Hatta : “Tunggu dulu, Bagaimana mungkin kita akan merumuskan suatu teks
proklamasi di rumah seorang Laksamana Jepang?”

Laksamana Maeda : “Tenanglah, silahkan masuk semua, saya menjamin selama berada di
rumah saya, anda sekalian akan terjamin keselamatannya"

Soekarno : “Baiklah, di ruangan mana kita dapat merumuskannya?”

Laksamana Maeda : “Silahkan anda berdiskusi di ruang makan. Saya akan pergi istirahat
dulu."

Sayuti Melik : Terimakasih, Pak Perwira.

Soekarno : “Kita mulai sekarang saja, bagaimana usulan kalian tentang naskah proklamasi
yang akan kita bahas?”

Hening sejenak …

Soekarno : “Untuk mempersingkat waktu, saya sudah memiliki konsep teks proklamasi.”
Soebarjo : “Oh, kalau begitu, bersediakah anda membacakannya?”

Soekarno : “Baiklah, dengan senang hati.” (membacakan konsep teks proklamasi)“

Soebarjo : (mengacungkan tangan) “Bagaimana bila kalimat pertama adalah kami bangsa
Indonesia dengan ini menyatakan kemerdekaan Indonesia”

Soekarno : “Baiklah, ide yang bagus.” (menulis usulan A. Soebarjo) “Ada usulan lain?”

Moh. Hatta : (mengacungkan tangan) “Bagaimana jika kalimat kedua diubah menjadi
pengalihan kekuasaan?”

Soekarno : “Ya, itu lebih baik dan saya juga setuju.”

Lalu Soekarno membacakan hasil perumusan teks proklamasi tersebut yang


kemudian secara bulat di setuju oleh para tokoh pergerakan Nasional yang hadir.
Kemudian Ir.Soekarno meminta Sayuti Melik untuk mengetik ulang naskah proklamasi
tersebut dengan beberapa perubahan yang telah di setujui.

Soekarno : “Baiklah, setelah kita sepakati bersama-sama saya meminta Sayuti Melik
untuk mengetiknya”.

Sayuti Melik : “Baik, saya akan mengetiknya” (Sambil mengambil teks proklamasi
tersebut).”

Setelah teks proklamasi selesai di ketik, Ir.Soekarno mengusulkan agar teks


proklamasi tersebut di tandatangani oleh semua tokoh yang hadir. Usul tersebut juga
mendapat dukungan dari Hatta.

Soekarno : “Sebaiknya, teks proklamasi ini ditandatangani oleh semua yang hadir disini.”
(Sambil memegang teks proklamasi)

Moh. Hatta : “Iya, saya setuju.”

Tetapi para pemuda menolak usul tersebut.

Sukarni : “Tidak saya tidak setuju, saya memberi usul, sebaiknya teks proklamasi yang
telah di ketik ini ditandatangani oleh Soekarno hatta atas nama bangsa Indonesia karena
Soekarno dan hatta di kenal sebagai pemimpin bangsa dan sangat di segani oleh rakyat.
Setuju ?”

Semua yang hadir : “Setuju, merdeka indonesiaku.”

Moh. Hatta : “Lalu atas nama siapa proklamasi ini? “

Soekarno : “Karena ini semua berkat jasa-jasa Indonesia berarti “Atas nama bangsa
Indonesia”

Moh. Hatta : “Ide yang bagus, bung.”

Soekarno : “Bagaimana menurut kalian?”

Peserta rapat : “Ya, kami setuju.”


Setelah selesai diketik dan ditanda tangani oleh Ir. Soekarno dan Moh. Hatta,
hari itu juga tepatnya hari Jum’at tanggal 17 Agustus 1945 pembacaan Proklamasi
Kemerdekaan Indonesia akan dilaksanakan di lapangan ikada, namun karena alasan
keamanan maka dipindah di kediaman Ir. Soekarno Jl. Pegangsaan Timur No. 56,
pukul 10.00. Para undangan dan warga Jakarta pun berbondong-bondong menuju
kediaman Bung Karno tersebut.

Moh. Hatta : “Pak, semuannya telah siap mari kita segera membacakan tesk proklamasi!”
Soekarno : “Baiklah, Bismilahirohmanirrohim”

PROKLAMASI

Kami bangsa Indonesia dengan ini menyatakan Kemerdekaan bangsa Indonesia. Hal-hal
yang mengenai pemindahan kekuasaan dan lain-lain, diselenggarakan dengan cara
saksama dan dalam tempo yang sesingkat-singkatnya

Jakarta, hari 17 bulan 8 tahun 05


Atas nama bangsa Indonesia

Soekarno-Hatta

Kemudian di kibarkanlah bendera Sang Saka Merah Putih diiringi lagu Indonesia
Raya. Hadirin turut menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia tersebut.

Anda mungkin juga menyukai