PERISTIWA RENGASDENGKLOK
ADEGAN 1
Sukarni : Barusan, Saya dan Sutan Syahrir mendengar berita dari radio
BBC London di Bandung
yang menginformasikan Jepang menyerah kepada Sekutu.
Darwis : Maka dari itu, mari kita sepakat untuk menolak segala bentuk
hadiah kemerdekaan
dari Jepang karena kita akan menyusun kemerdekaan sendiri.
Wikana : Bung Darwis benar, Kemerdakaan itu adalah hak dan persoalan
rakyat yang harus
segera diproklamasikan. Mari kita semuameminta kepada Ir.
Soekarno dan Bung
Hatta untuk memutuskan segala hubungan dengan Jepang.
Sutan Syahrir : Baiklah, Jika kalian semua setuju, bagaimana jika saudara
Wikana dan Darwis
menemui kedua tokoh tersebut untuk membicarakan lebih
lanjut dan
menyampaikan keputusan kita semua. Bagaimana kalau
rapat siang ini, kita tutup
sampai disini saja. Kalian semua, bisa pulang ke kediaman
masing-masing dan
menunggu Soekarno dan Bung Hatta angkat suara.
Wikana : Baiklah kalau begitu, Bung. Sampai jumpa besok pagi. Kami
pergi dulu. Terimakasih
atas informasinya.
Para Pemuda : (Berjabat tangan satu-satu dengan Sukarni dan Chairul Shaleh)
Wikana : Assalamualaikum
Sukarni : Waalaikumsalam
ADEGAN 2:
Wikana dan Darwis tiba di kediaman Soekarno di Jalan Pegangsaan Timur No. 56.
Jakarta, sekitar pukul 21.00. WIB. Keduanya menyampaikan hasil-hasil keputusan
rapat. Pada pertemuan itu, datang beberapa tokoh nasionalis seperti Moh. Hatta,
Iwa Kusumasumantri, Samsi, Buntaran, Suidro dan Ahmad Subardjo.
Wikana : Assalamualaikum
Moh. Hatta : Apa yang dikatakan oleh Saudara Darwis benar. Namun
sebaiknya hal tersebut
harus direncanakan dan diputuskan dahulu oleh PPKI.
Wikana : Namun sebaiknya Bung Hatta dan Bung Soekarno harus
memutuskan hubungan
apapun yang berkaitan dengan Jepang. Sebab, kemerdekaan
adalah hak kita, Bung.
Bukan hak Jepang. Maka dari itu kami kemari dengan
mendesak agar proklamasi
kemerdekaan dinyatakan langsung esok hari, tepat pada
tanggal 16 Agustus tahun
1945.
Ir. Soekarno : Baiklah, Baiklah. Untuk sementara itu, Saudara Darwis dan
Wikana pulang dulu ke
kediaman masing-masing. Saya akan merundingkannya
kembali dengan
yang lainnya.
Darwis dan Wikana pun pulang ke kediaman masing-masing. Sementara itu, para
Golongan Tua tetap berkumpul di kediaman Ir. Soekarno untuk merundingkan hasil
rapat Para Pemuda yang telah dibicarakan oleh Wikana dan Darwis tadi.
Bung. Hatta : Apa pendapat saudara sekalian mengenai hasil rapat para
pemuda tadi?
Ir. Soekarno : Kemungkinan kita tak dapat memenuhi permintaan para pemuda
tersebut, karena
hal itu sangat mendadak dan terlalu terburu buru.
Chaerul Shaleh : Begini, menurut laporan Wikana dan Darwis setelah bertemu
Soekarno dan Bung.
Hatta, nampaknya golongan tua takkan kita walaupun sudah
didesak seperti tadi.
Kita harus mempunyai jalan keluar dari semua ini.
Cudanco Singgih : Bagaimana kalau kita mengasingkan Ir. Soekarno dan Bung.
Hatta keluar dari Jakrta
dengan tujuan untuk menjauhkan mereka dari pengaruh
Jepang? Bagaimana?
Para permuda pun mensetujui ide cudanco Singgih tersebut. Tepat pukul 04.00 WIB,
Ir. Soekarno dan Moh. Hatta dibawa oleh sekelompok pemuda menuju
Rengasdengklok. Rombongan ini berangkat dari kediaman Soekarno yang dikawal
oleh pasukan PETA di bawah pimpinan cudanco Singgih.
Soekarno : Mohon bersabar, Bung Sukarni. Kami tahu para golongan muda tak
sabar, namun semua
butuh waktu.
Moh. Hatta : Benar sekali. Kami akan mengusahakan semuanya dan secepatnya
Saudara tidak usah
khawatir dengan semuanya.
Upaya pemuda untuk menekan Ir. Soekarno dan Moh. Hatta tidak berhasil. Karena
wibawa dan kharismatik keduanya, para pemuda merasa segan untuk melakukan
penekanan.
ADEGAN 3
Wikana : Baiklah, saya setuju. Setelah ini, Jusuf Kunto akan mengantarkan
saudara dan sekretaris
pribadi anda pergi ke Rengasdengklok untuk menjemput Soekarno
dan Hatta.
Dan sepakatlah para Golongan Tua dan Para pemuda, Proklamasi akan dilaksanakan
di Jakarta. Semula Sukarni menolak pelaksanaan Proklamasi tersebut di Jakarta,
namun setelah Ahmad Subardjo memberikan Jaminan, Sukarni menyatakan
kesetujuannya. Diputuskan pada malam itu juga agar semuanya kembali ke Jakarta.
Sekitar oukul 23.00 WIB, rombongan dari Rengasdengklok tiba di Jakarta. Ketika Ir.
Soekarno dan Moh. Hatta datang ke rumah Laksamana Maeda, di sana sudah
menanti B.M Diah dan surat kabar Asia Raya, Semaun Bakri dari Jawa Kokokai,
Sayuti Melik, Iwa Kusumasumantri dan para anggota PPKI.
ADEGAN 4
Ahmad Subardjo: Bukan begitu, Saudara wikana. Hal ini dilakukan untuk mencegah
gangguan dan
halangan Kempetai Jepang. Jadi kami mohon dengan sangat,
kalian datang dan ikut
berunding. Miniman wakil dari kalian saja.
Kemudian Para Pemuda sepakat bahwa yang akan datang hanyalah Chaerul Shaleh
dan Sukarni sebagai wakil para pemuda. Sedangkan anggota PPKI banyak yang
hadir dalam perumusan teks proklamasi di rumah Laksamana Maeda tersebut.
***TAMAT***